Disusun oleh
Tenny Sudjatnika
Abstrak
.
A. Pendahuluan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan karakter saat ini RI (Muhammad Nuh) pada Hari
menjadi urgen untuk diperhatikan. Pendidikan Nasional 2011 yang
Istilah pendidikan karakter yang menekankan pentingnnya pendidikan
dicetuskan oleh dua tokoh karakter sebagai upaya pembangunan
pendidikan Ratna Megawangi dan karakter bangsa.
Muhammad Nuh yang concern pada Pendidikan karakter yang
pendidikan telah membuka dimaksud adalah pendidikan karakter
pemikiran baru tentang pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
yang kemudian menguat ketika budaya luhur bangsa. Dalam hal ini
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
134
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
dan buruk (good and bad), benar dan tentang moral (moral feeling), (3)
salah (right and wrong), serta perbuatan bermoral (moral action).7
tentang cara dan tujuan (means and Cara yang digunakan untuk
ends). Aksiologi mencoba menjelaskan nilai adalah
merumuskan suatu teori yang memperbandingkan dengan fakta.
konsisten untuk perilaku etis, yaitu Berbicara tentang fakta yaitu
sesuatu yang memungkinkan berbicara sesuatu yang ada dan
seseorang berbicara tentang berlangsung begitu saja, dapat
moralitas, melalui kata-kata atau ditemui dalam teks deskripsi yang
konsep-konsep “seharusnya” atau pada prinsipnya dapat diterima oleh
“sepatutnya” (ought/should). Maka semua orang. Berbicara tentang nilai
aksiologi merupakan analisis tentang yaitu berbicara tentang sesuatu yang
kepercayaan, keputusan, dan konsep- berlaku, yang memikat berperan
konsep moral dalam rangka dalam suasana apresiasi atau
menciptakan atau menemukan suatu penilaian yang akibatnya sering akan
teori nilai. dinilai secara berbeda oleh berbagai
Oleh karena itu, etika, moral orang.8
dan akhlak selalu dikaitkan dengan Menurut Bertens, nilai
nilai. Jika dihubungkan dengan setidaknya memiliki tiga kategori
istilah pendidikan karakter, maka ada antara lain: (1) Nilai berkaitan
beberapa ciri dasar nilai dalam dengan subyek, (2) Nilai dalam suatu
pendidikan karakter antara lain: (1) konteks praktik, (3) Nilai
setiap tindakan diukur berdasarkan menyangkut sifat-sifat yang
hierarki nilai, sehingga nilai menjadi ditambah oleh subyek pada sifat-sifat
pedoman normatif setiap tindakan, yang dimiliki oleh objek, (4) nilai
(2) koherensi keberanian yang estetis meliputi indah, bagus,
memperteguh prinsip, (3) adanya menarik, (5) nilai dasar yaitu nilai
otonomi internalisasi aturan kepada yang merupakan syarat mewujudkan
nilai-nilai pribadi individu, (4) nilai lain seperti kesehatan,
membangun keteguhan dan kesetian pendapatan, makanan, lingkungan
terhadap komitmen yang dipilih.6 dsb.9
Adapun nilai-nilai yang perlu Dalam setiap masyarakat ada
diajarkan dalam pendidikan karakter banyak nilai yang berlaku. Sprange
menurut Lickona ada pada tiga menyebutkan ada enam nilai, antara
komponen karakter yang baik antara lain: (1) nilai ilmu pengetahuan, (2)
lain: (1) pengetahuan tentang moral nilai ekonomi, (3) nilai agama, (4)
(moral knowing), (2) perasaan
7 Lockona,
6 8 Bertens, K, Etika, Jakarta: PT Gramedia
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/pen Pustaka Utama, 2000, h. 140.
didikan/umum1.htm. 9 Ibid, h. 141-142.
136
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
nilai seni, (5) nilai sosial, (6) nilai bermasyarakat, yang dijadikan
politik.10 miliknya dengan belajar.12
Nilai erat kaitannya dengan Spranger memandang
sikap. Nilai merupakan disposisi kebudayaan adalah sistem nilai-nilai
yang lebih luas dan sifatnya lebih atau kumpulan nilai-nilai yang
mendasar, berakar lebih dalam disusun dan diatur menurut struktur
sehingga lebih stabil dibandungkan tertentu. Dalam hal ini Spranger
sikap. Nilai juga dianggap sebagai menggolongkan enam bidang nilai
bagian dari kepribadian individu kebudayaan (lebensformen), antara
yang dapat mewarnai kepribadian lain (1) bidang pengetahuan-ilmu
kelompok atau kepribadian bangsa. dan teori, (2) bidang ekonomi, (3)
Dalam konteksnya yang relevan, bidang kesenian, (4) bidang
nilai menjadi dasar pembentukan keagamaan, (5) bidang
sikap manusia terhadap suatu isyu kemasyarakatan, (6) bidang politik.
atau permasalahan sehingga dengan Empat bidang diatas diantaranya
nilai cenderung menghindari termasuk pada bidang nilai yang
11
konflik. berhubungan dengan manusia
2. Nilai Kebudayaan dan sebagai individu, sedangkan dua
Manusia bidang terakahir merupakan bidang
Jiwa pada individu manusia nilai yang berhubungan dengan
adalah ruh subyektif yang mansuia sebagai anggota
13
menciptakan dan mendukung nilai- masyarakat.
nilai. Nilai-nilai ruh subyektif Dari ke-enam nilai
manusia kemudian diterima oleh kebudayaan di atas, realitasnya
umum (masyarakat luas) membentuk sering hanya salah satu saja yang
sistem nilai-nilai umum yang dominan, dan nilai yang dominan
kemudian disebut nilai-nilai inilah yang memberi corak atau
kebudayaan. Sistem nilai ini bentuk kepribadian. Nilai
berfungsi sebagai pedoman dan kebudayaan yang dominan ini
norma hidup manusia baik sebagai dipandang sebagai nilai yang
individu atau kelompok misalnya tertinggi, yang paling berharga
dalam keluarga, organisasi, partai sehingga nilai-nilai lain diwarnai
politik, masyarakat atau bangsa. oleh nilai-nilai yang dominan yang
Kebudayaan itu sendiri diartikan melahirkan beberapa tipe watak
sebagai seluruh sistem gagasan dan manusia antara lain; (1) watak
rasa, tindakan, serta karya yang manusia teori atau ilmu, (2) manusia
dihasilkan manusia dalam kehidupan ekonomi, (3) manusia seni, (4)
138
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
140
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h. 109. Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan,
20 Muhammad Noor Syam, Filsafat Yogyakarta: Rake Sarasin, IV/1987, h. 144,
Pendidikan dan dasar Filsafat Pendidikan dikutip Muhaimin dkk, Pemikiran Pendidikan
Pancasila, Surabaya: Usaha nasional, 1986, h. Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h. 111-
133. 112.
141
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
sebagai sumber tata nilai yang formal yaitu nilai yang tidak ada
membangun peradaban dengan nilai- wujudnya melainkan berbentuk
nilai tradisi yang baku dan mengikat lambing atau simbol-simbol yang
sehingga merugikan peradaban. bisa karena terbentuk dari nilai
Fenomena di atas pada sendiri misalnya Pa Dosen bagi
perkembangannya, peradaban seseorang yang memangku pekerjaan
mengarah pada sikap meninggalkan sebagai dosen, ada pula terbentuk
bentuk kepercayaan dan tata nilai karena turunan misalnya ibu Rektor
tradisional dan menganut karena istrinya pa Rektor. (2) Nilai
kepercayaan dan nilai-nilai yang material yaitu nilai yang berwujud
dianggap suatu kebenaran.23 dalam kenyataan pengalaman bisa
Sikap religious khususnya karena pengalaman rohani bisa juga
Islam dalam menghadapi tata nilai karena pengalaman jasmani sehingga
masyarakat dapat menggunakan lima dapat dirasakan secra lahirvdan
klasifikasi antara lain: (1) batin, pancaindra maupun rasio,
memelihara unsur-unsur nilai dan misalnya nilai hidup (bebas,
norma yang sudah mapan dan positif, menindas, berjuang), nilai nikmat
(2) menghilangkan unsur-unsur nilai (puas, nyaman, aman), nilai guna
dan norma yang negatif, (3) (butuh, menunjang, peranan), nilai
menumbuhkan unsur-unsur nilai dan logika (cerita, membuktikan,
norma baru yang belum ada dan paham), nilai estetika (music,
dianggap positif, (4) bersikap berpakaian, anggun), nilai etika
receptive, selective, digestivse, (ramah, serakah, sedekah), nilai
assimilative, dan transmissive, (5) religi (sangsi, menyangkal, syirik).25
menyelenggarakan penyucian nilai
dan norma yang sejalan dengan 6. Nilai-nilai Islam yang
nilai-nilai dan norma-norma Islam membangun Peradaban
(Islamisasi nilai dan norma).24 Awal mula yang
Bentuk-bentuk nilai menggolongkan nilai-nilai akhlak
berdasarkan bidang yang dinilai dalam Islam yang membangun
misalnya nilai hukum, nilai estetika, peradaban dalam kalangan umat
nilai etika dan sebagainya, menurut Islam adalah Imam al Ghazali.
para ahli dikelompokkan menjadi Dilanjutkan kemudian oleh Abdullah
dua bagian, antara lain: (1) Nilai Darraz mengklasifikasikan niali-nilai
akhlak berdasarkan al Qur’an pada
23 HMI Cab. Bogor, Nilai-nilai Identitas Kader beberapa jenis antara lain:26
NIK, Buku Pedoman HMI Cab. Bogor, 1989 h. 79 (1) Nilai-nilai akhlak
dalam bukunya Muhaimin dkk, Pemikiran
Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,
perseorangan (al Akhlak al-
1993, h. 112.
24 Endang Saifuddin a, Agama dan
Kebudayaan, Surabaya: Bina Ilmu, II/1982, h. 73, 25 Muhaimin dkk, Pemikiran Pendidikan
dikutip oleh Muhaimin dkk, Pemikiran Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h. 115-
Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya, 116.
1993, h. 112. 26 Ibid, h. 360-365.
142
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
144
Nilai-nilai Karakter
yang Membangun Peradaban Manusia
145
DAFTAR PUSTAKA
Ulil Amri Syafri, 2014, Pendidikan Karakter berbasis al-Qur’an, Jakarta: Raja
Grafindi Persada..
Ibnu Mustafa, 1993, Keluarga Islam mengongsong Abad 21, Bandung: Al-Bayan.
Bertens, K, 2000, Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Hans Jonas, 1992, The Burdenand Blessing of Mortality, Hastings Center Report,
vo. 22, nr.1.
Bagus Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/pendidikan/umum1.htm.
Lockona,
Bertens, K, 2000, Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ali, t.t, Kamus Populer, Surabaya: QAlfa.
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisii ke-2 ,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koencaraningrat, 2003, ………
Ki Fudyartanta, 2012, Psikologi Kepribadian Paradigma Filosofis, Tipologis,
Psikodinamik dan Organismik-Holistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Oman Sukmana, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Manusia dan Peradaban)
Diktat Kuliah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Nursyid Sumaatmaja, 2002, Pendidikan Pemanusiaan, Manusia dan Manusiawi,
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suratman, 2009, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Manusia dan Peradaban), Hand
Out, Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang (Unisma).
Soerjono Soekanto, 2009, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga Remaja
dan Anak, Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, 1993, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi
Aksara.
Muhammad Noor Syam, 1986, Filsafat Pendidikan dan dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, Surabaya: Usaha nasional, 1986.
Noeng Muhadjir, 1987, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori
Pendidikan, Yogyakarta: Rake Sarasin, IV/
HMI Cab. Bogor, 1989, Nilai-nilai Identitas Kader NIK, Buku Pedoman HMI
Cab. Bogor
Endang Saifuddin, 1982, Agama dan Kebudayaan, Surabaya: Bina Ilmu, II/
Muhaimin dkk, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,
1993.