Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA DALAM

MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI

Muhammad Sulhan
Universitas Indraprasta PGRI
email : m.sulhan20@yahoo.com

Abstrak
Keberhasilan suatu bangsa diukur dengan keberhasilan generasi mudanya di masa kini dan
masa yang akan datang. Karenanya usaha dibidang pendidikan merupakan faktor utama untuk
membentuk generasi muda yang berkarakter . Dimana kualitas dan kompentensi menjadi faktor
penentu keberhasilan. Globalisasi adalah di mana dunia sudah tidak mengenal batas, dan ini
adalah realita yang harus dihadapi masyarakat dunia. Bagaimana merespon globalisasi dan
modernisasi dengan tetap mempertahankan nilai nilai budaya yang menjadi ciri suatu
masyarakat dalam suatu egara.Pendidikan karakter berbasis kebudayaan adalah pendekatan
yang harus dilakukan agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan nilai nilai kearifan lokal
yang berkualitas dan sesuai dengan lingkungannya.

Kata Kunci: Character Education, Local wisdom and Globalism

Abstract
The success of a nation is measured by the success of its young generation in the present and
the future. Therefore the business in education is the main factor to form a young generation
of character. Where quality and competence are the critical success factors. Globalization is
where the world has no boundaries, and this is the reality that the world community must face.
How to respond to globalization and modernization while maintaining the value of cultural
values that characterize a society in a culture. Cultural character education is an approach
that must be done so that development can run in accordance with the value of local wisdom
value of quality and in accordance with the environment.

Keywords: Character Education, Local wisdom and Globalism

PENDAHULUAN Nilai Relijius, Nilai Mandiri, Nilai


Saat ini isu pendidikan karakter dan Integritas, dan Nilai Gotong Royong. .
globalisasi pendidikan menjadi hal yang melihat pentingnya pemahaman terhadap
demikian penting untuk dibicarakan. nilai nilai utama tersebut maka pemerintah
Pendidikan karakter merupakan suatu dasar menetapkan bahwa Pendidikan karakter
dalam pendidikan di Indonesia yang masuk adalah merupakan bagian dari Sistem
pada era melinium. Pendidikan karakter Pendidikan Nasional di Negara Indonesia.
adalah pondasi utama menuju arah Menurut Tilaar , salah satu ekses dari
perbaikan yang lebih baik dalam Pendidikan kondisi Indonesia saat ini yang berada pada
Nasional. Pendidikan Karakter terdapat lima era transformasi sosial menghadapi era
nilai penting yang diharapkan oleh modern dan globalisasi. Pendidikan karakter
pemerintahan Presiden Jokowi-Jk, yaitu sangat penting untuk menjaga stabilitas

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 159


bangsa terutama moralitas generasi muda globalisasi ini. Dimana adat ketimuran dan
Indonesia. Saat ini kita melihat telah terjadi budaya nilai nilai luhur dan tradisi masih
dekadensi moral di kalangan remaja di dijalankan oleh masyarakatnya. Pendidikan
segala kelas. Kita melihat bahwa generasi memeiliki dua fungsi utama yaitu, transfer
muda klas menengah yang dapat kita sebut of values dan transfer of knowledge1. Proses
sebagai kaum terpelajar, saat ini dapat pendidikan merupakan suatu jalan panjang
dikatakan dalam kondisi yang mewariskan nilai nilau luhur dalam budaya
memprihatinkan. Tindakan bullying, bangsa Indonesia yang mem[unyai tujuan
korupsi, kekerasan, anarki dan radikalisme melahirkan dan membimbing generasi muda
hampir dapat dijumpai setiap hari. Dan ini calon pemimpin masa depan.
terjadi hampir di seluruh kota di Indonesia. Namun kenyataannya pendidikan
Pendidikan tidak hanya melahirkan saat ini mengalami suatu kondisi dimana
kecerdasan, tetapi juga harus diimbangi proses transfer nilai luhur budaya bangsa
dengan budi pekerti dan nilai nilai karakter menghadapi tantangan yang sangat keras
yang baik. Robertson dalam Globalization dalam situasi Global. Dimana suatu kondisi
mengatakan bahwa Social theory and (pendidikan) yang tercabik dari
Global Culture, menyatakan bahwa era keberadaannya sebagai bagian yang
globalisasi akan melahirkan global culture terintegrasi dengan kebudayaan. Menurut
(which) is encompassing the word at the Tilaar . Pemisahan antara pendidikan dan
International level. Dengan menghadapi kebudayaan terlihat saat ini, gejala gejala
globalisasi maka masalah akan menjadi sebagai berikut :
semakin kompleks. Globalisasi mau tidak a) Kebudayaan telah dibatasi pada hal-hal
mau harus dihadapi sesuai dengan yang berkenaan dengan kesenan, tarian
perkembangan teknologi yang tidak dapat tradional, kepurbakalaan termasuk
dibendung lagi. Kemajan dan kecanggihan urusan candi-candi dan bangunan kuno,
sarana informasi dan teknologi akan makam-makam dan sastra tradisional.
membawa dampak positif dan negative. b) Nilai-nilai kebudayaan yang terdapat
Inilah resiko tantangan yang haus dihadapi dalam pendidikan telah dibatasi oleh
bagi Negara dan bangsa Indonesia. nilai-nilai intelektual.
Kebudayaan yang masuk baik dari c) Nilai-nilai agama bukanlah urusan
Negara barat maupun dari negara maju di pendidikan tetapi lebih merupakan
kawasan asia akan mempengaruhi gaya urusan lembaga atau institusi agama.
hidup dan lingkungan. Indonesia termasuk Dengan demikian dapat kita lihat
Negara yang mengalami dampak dari bahwa pentingnya pendidikan karakter

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 160


manusia Indonesia (Character building) tentunya memiliki ciri khas daerah masing
yang bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan masing.
yang kita miliki sendiri. Ki Hajar Dewantoro Perbedaan tersebut merupakan
mengatakan bahwa “Pendidikan tidak dapat hal yang sangat wajar apabila kita melihat
dipisahkan dari kebudayaan, kebudayaan sejarah peradaban masa lalu atau sejarah
merupakan alas atau dasar pendidikan”. daerah yang berbeda. Pebedaan kultur
Dengan demikian maka Koentjaraningrat budaya yang beragam namun tetap menjaga
menyarankan pentingnya untuk nilai budaya daerahnya adalah menjadi nilai
merumuskan kembali tujuh unsur universal positif bagi generasi muda agar mempunyai
dari kebudayaan yaitu; karakter yang kuat sebagai ciri bangsa
1. Bahasa Indonesia. Dengan tetap menerapkan
2. Sistem Pengetahuan nilai-nilai nasionalis relijius,
3. Sistem dan organisasi kemasyarakatan. semangan kebangsaan, gotong royong,
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. toleransi, peduli alam
5. Sistem mata pencaharian hidup. ekitar/lingkungan, bertanggung jawab dan
6. Sistem Religi dan upara keagamaan cinta tanah air maka pendidikan karakter
7. Kesenian. merupakan jawaban yang harus diwujudkan.
Kebudayaan yang dimaksud adalah Pada bulan September yang lau Pemerintah
kebudayaan yang nyata, yaitu budaya yang telah mengeluarkan Peraturan Presiden
hidup di tengah-tengah masyarakat (Perpres) No. 87 Tahun 2017 tentang
kebangsaan Indonesia. Sedangkan Penguatan Pendidikan Karakter.
pendidikan mempunyai arah untuk Peraturan Presiden ini memberikan
mewujudkan keperluan perikehidupan dari arahan bahwa pentingya penguatan pada
seluruh aspek kehidupan manusia dan tujuan pendidikan Karakter adalah gerakan
pendidikan untuk mengangkat derajat dan pendidikan yang merupakan tanggung
harkat manusia. jawab pada tingkat satuan pendidikan
Salah satu cara untuk mewujudkan dengan memperkuat karakter peserta didik
masyarakat Indonesia yang berkarakter melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
adalah dengan menerapkan pendidikan olah pikir dan olah raga dengan melibatkan
berbasis budaya lokal yang diintegrasikan dan bekerja sama antara keluarga, satuan
dengan pendidikan multikultural. Kita pendidikan dan masyarakat sebagai
ketahui bersama bahwa Indonesia memiliki bagian dari Gerakan Revolusi Mental.
berbagai ragam suku dan budaya. Yang Gerakan Revolusi mental pada
pemerintahan Jokowi kemudian telah

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 161


merancang Sembilan agenda prioritas dalam 4. Menolak negara lemah dengan
pembangunan, Sembilan agenda tersebut melakukan reformasi sistem dan
dikenal dengan nama Nawa Cita. Perubahan penegakan hukum yang bebas korupsi,
yang dibuat untuk membangun Indonesia bermartabat, dan terpercaya.
yang berdaulat secara politik dan mandiri 5. Program "Indonesia Pintar" untuk
dalam ekonomi tetapi tetap mempunyai peningkatan kualitas hidup manusia
kepribadian dalam bingkai Bhineka Tunggal Indonesia pada bidang pendidikan;
Ika. Sembilan program yang diagendakan “Program "Indonesia Kerja" untuk
yang disarikan dari situs www.kpu.go.id peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebagai berikut : dan program "Indonesia Sejahtera"
1. Menghadirkan kembali negara untuk dengan mendorong land reform untuk
melindungi segenap bangsa dan mempersempit jurang kemiskinan dan
memberikan rasa aman pada seluruh meningkatkan kesejahteraan
warga negara, melalui politik luar masyarakat melalui program
negeri bebas aktif, keamanan nasional kepemilikan tanah seluas 9 hektar,
yang terpercaya dan pembangunan program rumah kampung deret atau
pertahanan negara Tri Matra yang rumah susun murah yang disubsidi serta
terpadu dengan dilandasi kepentingan jaminan sosial untuk rakyat di tahun
nasional untuk memperkuat jati diri 2019.
sebagai negara maritim. 6. Secara terus menerus meningkatkan
2. Membuat pemerintah tidak absen produktivitas rakyat Indonesia secara
dengan membangun tata kelola aktif dan merata serta
pemerintahan yang bersih, efektif, berkesinambungan agar mempunyai
demokratis, dan terpercaya, dengan daya saing di pasar internasional
memberikan prioritas pada upaya sehingga bangsa Indonesia bisa maju
memulihkan kepercayaan publik pada dan bangkit bersama bangsa-bangsa
institusi-institusi demokrasi dengan Asia lainnya.
melanjutkan konsolidasi demokrasi 7. Mewujudkan kemandirian yang
melalui reformasi sistem kepartaian, berkelanjutan dalam bidang ekonomi
pemilu, dan lembaga perwakilan. dengan menggerakkan pada sektor-
3. Membangun Indonesia dari pinggiran sektor strategis ekonomi domestik.
dengan memperkuat daerah-daerah dan 8. Melakukan revolusi karakter bangsa
desa dalam kerangka negara kesatuan. Indonesia melalui penataan kebijakan
kurikulum pendidikan nasional.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 162


Mengedepankan pentingnya aspek mempertahankan perlu kecderdasan dalam
pendidikan kewarganegaraan dengan memaknai seuatu dampak kebudayaan.
menempatkan secara proporsional Kebudayaan memiliki makna inivasi dan
aspek pendidikan,pengajaran sejarah perubahan dan kebudayaan adalah sumber
pembentukan bangsa, budi pekertim dari perubahan itu sendiri.
nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Hubungan fungsional antara
Air, semangat bela negara pada pendidikan dan kebudayaan mengandung
kurikulum pendidikan Indonesia. makna antara lain; Pertama bersifat
9. Memperteguh dan memperjelas konsep Reflektif, yaitu gambaran kebudayaan yang
Bhineka Tunggal Ika dan memperkuat berlangsung saat ini, dan Kedua besifat
restorasi sosial bangsa Indonesia Progresif, yaitu pendidikan bergerak
melalui kebijakan memperkuat melakukan pembaharuan, membawa
pendidikan kebhinnekaan dan kebudayaan kearah kemajuan peradaban
menciptakan ruang ruang dialog antar kemajuan. Kedua hal ini adalah makna dari
warga. pendidikan karakter, yaitu dimana proses
Apabila kita cermati program pendidikan merupakan usaha individu
pendidikan karakter ini sejalan dengan sekaligus upaya inovativ dan dinamis dalam
agenda rencana pemerintah yaitu Nawacita rangka menghadapi perubahan jaman ke
no 8, yaitu berupa penguatan revolusi arah yang lebih baik lagi.
karakter melalui budi pekerti dan Dapat dikatakan pendidikan karakter
pembangunan karakter peserta didik di adalah salah satu tujuan akhir dari proses
seluruh Indonesia. Program pendidikan ini pendiikan. Karakter adalah hasil dari budi .
dalam rangka mewujudkan generasi yang Budi dan nurani bersumber pada moralitas.
mempunyai kepribadian dalam kebudayaan Sedangkan moralitas bersumber pada suatu
Indonesia. kesadaran diri manusia , dan kesadaran
manusia berpusat pada alam pikir manusia.
PEMBAHASAN Dalam kehidupan manusia kedaran akan
Pendidikan Karakter Berbasis Budaya jiwa nurani dan alam pikiran harus
Pendidikan karakter berbasis budaya seimbang. Dengan kesimbangan itu
memaknai budaya sebagai suatu hal yang moralitas akan terjaga dan dapat dilakukan.
harus dipelajari dan ditransformasikan ke Moralitas ini berpengaruh pada tanggung
generasi selanjutnya. Kebudayaan suatu jawab nilai , hukum dan moral yang
bangsa adalah jatidir yang harus dipelajari dilakukan oleh manusia.
secara utuh dan dinamis. Karena itu untuk

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 163


Karakter menurut Lickona terbagi tuhan; (b). Kepatuhan kepada agama;
atas beberapa bagian yang tercakup di (c). Niat baik dan keikhlasan; (d).
dalamnya. Sebagaimana yang dikemukakan Perbuatan baik; (e). Pembalasan atas
oleh Lickona di bawah ini: perbuatan baik dan buruk.
Character so conceived has three 2. Kemandirian; terdiri dari nilai-nilai (a).
interrelated parts: moral knowing, moral Harga diri; (b). Disiplin; (c). Etos kerja;
feeling, and moral behavior. Good (d). Rasa tanggung jawab; (e).
character consists of knowing the good, Keberanian dan semangat; (f).
desiring the good, and doing the good, Keterbukaan; (g). Pengendalian diri.
habits of the mind, habits of the heart, and 3. Kesusilaan terdiri dari nilai-nilai (a).
habits of action. All three are necessary for Cinta dan kasih sayang; (b).
leading a moral life, all three make up moral kebersamaan; (c). kesetiakawanan; (d).
maturity. When we think about the kind of Tolong-menolong; (e). Tenggang rasa;
character we want for our children, it's clear (f). Hormat menghormati; (g).
that we want them to be able to judge what Kelayakan/ kepatuhan; (h). Rasa malu;
is right, care deeply about what is right, and (i). Kejujuran; (j). Pernyataan terima
then do what they believe to be right, even in kasih dan permintaan maaf (rasa tahu
the face of pressure from without and diri).
temptation from withiz. Dari penjelasan diatas Lickona
Russel Willan menggambarkan memberikan 3 bagian penting untuk
Pendidikan karakter adalah otot/urat dimana menjelaskan kerangka bangun pendidikan
pendidikan karakter akan menjadi lemah karakter, yaitu
apabila tidak dilatih secara rutin dan tidak a. Moral knowing (pengetahuan tentang
digunakan. Pendidikan karakter ibarat suatu moral)
potensi yang ada di dalam diri setiap b. Moral feeling (perasaan tentang moral)
manusia dan harus diaktualisasikan agar c. Moral action (Perbuatan moral)
membentuk otot yang sesuai dengan Tiga hal diatas dapat dijadikan
kehendak melalui proses pendidikan. rujukan dalam mengimplementasikan
Banyaknya nilai nilai yang harus proses pendidikan karakter.
dikembangkan dalam proses pendidikan Target selanjutnya adalah sasaran
karakter, maka pendidikan karakter kita bagi yang menjadi tujuan akhir dari pendidikan
menjadi tiga bagian utama, yaitu; karakter. Pertama adalah Kognitif, kedua
1. Keberagamaan; terdiri dari nilai-nilai adalah afektif dan yang Ketiga adalah
(a). Kekhususan hubungan dengan Psikomotorik. Kognitif adalah megisi dan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 164


mengajari dari tidak tahu menjadi tahu dan pendidikan karakter. Untuk lebih
kemudian menjadikan proses itu memahami tentang karakter maka harus
berkelanjutan atau menjadi budaya sehingga dipahami konsep moral.
pikiran dapat mempungsikan akalnya Menurut pendapat Hersh (1980)
menjadi suatu kecerdasan manusia. Afektif, diantara berbagai teori yang berkembang
adalah mengenai perasaan, emosional, ada enam macam pendekatan teori yang
pembentukan sikap dan sebagainya. Dan biasa digunakan, yaitu;
yang terakhir adalah psikomotorik, ini a. Pendekatan pengembangan rasional
berkaitan dengan perbuatan, perilaku dan b. Pendekatan pertimbangan
sebagainya c. Pendekatan klarifikasi nilai
Pendidikan karakter adalah d. Pendekatan moral kognitif dan
bagaimana seseorang mengetahui tentang e. Pendekatan perilaku sosial
baik dan buruk, bertindak dan berperilaku Berbeda dengan pendekatan di atas,
yang sesuai dengan nilai nilai kebaikan Elias (1980) mengklasifikasikan berbgai
sehingga muncul karakter dan kepribadian teori dalam tiga pendekatan, yaitu;
yang mulia. a. Pendekatan kognitif
Pendidikan karakter menurut Ki b. Pendekatan afektif
Hajar Dewantara adalah: “ ngerti, ngerasa, c. Pendekatan perilaku
ngelakoni” yang artinya adalah menyadari, Kemudian menurut Rest (1992) yang
menginsyafi dan selanjutnya adalah dilakukan didasarkan pada tiga unsur
melakukan. Ki Hajar Dewantara moralitas, yaitu perilaku, kognisi dan afeksi.
mengharapkan adanya suatu bentuk Setidaknya terdapat lima pendekatan
pendidikan dan pengajaran yang fokus atau nilai yang dilakukan, yaitu : (1). Pendekatan
menitik beratkan pada perilaku siswa dalam penanaman nilai (inculcation approach), (2)
mengapresiasi dan implementasi pada nilai Pendekatan perkembangan moral kognitif
nilai karakter dalam kehidupan sehari hari. (cognitive moral development approach),
Target dari pendidikan karakter adalah (3) Pendekatan analisis nilai (values
terwujudnya peserta didik yang memiliki analysis approach), (4) Pendekatan
intregitas moral yang kemudian klarifikasi nilai (values clarification
diimplementasikan pada lingkungan dan approach), dan (5). Pendekatan
kehidupan sehari hari. pembelajaran berbuat (action learning
Untuk memahami pendidikan approach).
karakter maka perlu adanya pendekatan, a. Pendekatan Penanaman Nilai
pendekatan moral dapat digunkan dalam

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 165


Inculcation approach atau pendekatan tidak dapat dihindari. Proses perubahan
penanaman nilai adalah suatu pendekatan dibutuhkan nilai yang baik dan harus sesuai
dengan penekanan pada nilai-nilai sosial dengan jamannya.
dalam diri siswa. Pendekatan ini adalah b. Pendekatan Perkembangan Kognitif
pendekatan tradisional. Pendekatan perkembangan kognitif
Tujuan pendidikan nilai adalah: adalah pendekatan perkembangan karena
- Diterimanya nilai-nilai sosial tertentu karakteristinya memerikan penekanan pada
oleh siswa aspek kognitif dan perkembangannya. Pada
- Berubahnya nilai-nilai siswa yangtidak perndekatan ini siswa diajak untuk berpikir
sesuai dengan nilai-nilai sosial yang aktif tentang masalah moral dalam membuat
diinginkan. keputusan.
Dalam proses ini metode yang digunakan Pendekatan ini melihat bahwa
antara lain adalah; keteladanan, penguatan Perkembangan moral sebagai
positif dan negative, simulasi, permainan perkembangan tingkat berpikir dalam
dan sebagainya. membuat pertimbangan moral, dari suatu
Banyak kritik dalam berbagai tingkat yang lebih rendah menuju suatu
literatur barat yang ditujukan kepada tingkat yang lebih tinggi (Elias, 1989).
pendekatan ini. Pendekatan ini dipandang Pada pendekatan ini memiliki dua
indoktrinatif, tidak sesuai dengan tujuan utama yaitu ; Pertama, membantu
perkembangan kehidupan demokrasi siswa dalam membuat suatu pertimbangan
(Banks, 1985; Windmiller, 1976). moral yang lebih kompleks berdasarkan
Pendekatan ini beranggapan mengabaikan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, dalam
hak untuk memilih nilai sendiri secara menghadapi masalah moral siswa didorong
bebas. . Menurut Raths et al. (1978) untuk mendiskusikan alasan-alasannya
kehidupan manusia berbeda karena ketika memilih nilai dan posisinya (Superka,
perbedaan waktu dan tempat. Kita tidak et. al., 1976; Banks, 1985). Maka proses
dapat memprediksi nilai apa yang sesuai pengajaran nilai pada pendekatan ini
dengan kehidupan generasi yang akan didasarkan pada dilema moral dengan
datang, menurut pendapat diatas bahwa menggunakan metode diskusi kelompok.
setiap generasi mempunyai hak untuk Pendekatan perkembangan kognitif pertama
menentukan sendiri nilai yang sesuai dengan kali dikemukakan oleh Dewey (Kohlberg
hidupnya. Oleh karena itu yang sangat 1971, 1977). Selanjutkan dikembangkan
penting adalah proses dan bukan nilai. lagi oleh Peaget dan Kohlberg (Freankel,
Proses merupakan suatu perubahan yang 1977; Hersh, et. al. 1980). Dewey membagi

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 166


perkembangan moral anak menjadi tiga Teori ini dinilai paling relevan dan
tahap (level) sebagai berikut: mudah digunakan dalam proses pendidikan
a. Tahap "preconventional" atau tahap di kelas. Karena pendekatan ii memberikan
premoral . yaitu dimana tingkah laku focus tekana pada aspek pengembangan
seseorang didorong atau dipengaruhi kemampuan berpikir. Pemikiran Kohlberg
oleh sesuatu yang bersifat fisikal atau dinilai konsisten dengan teori dan peka
sosial; untuk membedakan kemampuan dalam
b. Tahap "conventional", dalam tahap ini membuat suatu pertimbangan, mendukung
perilaku seseorang mulai menerima perkembangan moral dan dapat melebihi
nilai dengan sedikit kritis, hal ini berbagai teori lainnya yang berdasarkan
didadarkan pada kriteria kelompoknya. hasil penelitian empiris.
c. Tahap "autonomous". Dalam tahap ini c. Pendekatan Analisis Nilai
perilaku seseorang dalam bertingkah Value analysis approach, pada
laku atau berbuat sesuai dengan pendekatan ini analisis nilai memberikan
pertimbangan dan akalnya sendiri dan focus pada kemempuan perkembangan
sepenuhnya tidak menerima criteria siswa. Siswa didorong untuk berpikir logis
kelompoknya. dengan menggunakan metode analis yang
Selanjutnya Piaget mendefinisikan berhubungan dengan nilai sosial.
pada tingkat perkembangan moral pada Selanjutnya ada enam langkah
anak-anak yang dilakukan dengan analisis nilai yang penting dalam suatu
pengamatan dan wawancara (Windmiller, proses pendidikan (Hersh, et. al., 1980;
1976). Dari hasil pengamatan yang Elias, 1989), sebagai berikut:
dilakukan kepada anak-anak saat mereka Langkah Analisis Nilai Tugas Penyelesaian
bermain, dan jawaban anak anak terhadap Masalah
pertanyaan kenapa mereka patuh kepada 1) Mengidentifikasi dan menjelaskan nilai
peraturan, yang kemudian pada satu yang terkait
kesimpulan yaitu perkembangan 2) Mengurangi perbedaan penafsiran
kemampuan kognitif pada anak-anak tentang nilai yang terkait
mempengaruhi pertimbangan moral mereka. 3) Mengumpulkan fakta yang
Selanjutnya menurut Kohlberg (1977) juga berhubungan
mengembangkan teorinya berdasarkan 4) Mengurangi perbedaan dalam fakta
kepada asumsi-asumsi umum tentang teori yang berhubungan
perkembangan kognitif dari Dewey dan 5) Menguji kebenaran fakta yang
Piaget di atas. berkaitan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 167


6) Mengurangi perbedaan kebenaran dengan orang lain yang berhubungan
tentang fakta yang berkaitan dengan nilai nilainya sendiri. Dan tujuan
7) Menjelaskan kaitan antara fakta yang Ketiga adalah agar supaya siswa dapat
bersangkutan berpikir secara rasional dan kesadaran
8) Mengurangi perbedaan tentang kaitan emosional untuk memahami nilai dan pola
antara fakta yang bersangkutan mereka sendiri. (Superka, 1976).
9) Merumuskan keputusan moral Pada pendekatan ini penekanan pada
sementara nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh
10) Mengurangi perbedaan dalam rumusan seseorang. Penganut pada pendekatan
keputusan sementara klarifikasi nilai adlah bersifat subyektif
11) Menguji prinsip moral yang digunakan dimana ditentukan oleh seseorang
dalam pengambilan keputusan berdasarkan kepada latar belakang
12) Mengurangi perbedaan dalam pengalamannya yang berbeda, selanjutnya
pengujian prinsip moral yang diterima titak ditentukan oleh faktor luar seperti
Pada analisis ini pendekatan kognitif kepercayaan kepada supranatural, agama
menekankan pada pembahsan masalah yang dan lainnya.
memuat nilai nilai sosial pada lingkungan. Hal yang sangat penting dalam
Perkembangan kognitif memberikan program pendidikan aadalah
penekanan pada dilemma moral yang mengembangkan ketrampilan /skill pada
bersifat perseorangan (Superka, 1976). proses menilai. Terdapat tiga proses
d. Pendekatan Klarifikasi Nilai klarifikasi nilai dalam pendekatan ini. Yaitu;
Pendekatan selanjutnya adalah Pertama : Memilih
pendekatan klarifikasi nilai (values 1. Dengan bebas
clarification approach). Pada fokus ini 2. Dari berbagai alternatif
usaha membantu siswa dalam mengkaji 3. Setelah mengadakan pertimbangan
perasaan dan perbuatan untuk meningkatkan tentang berbagai akibatnya
kesadaran siswa tentang nilai yang telah Kedua : Menghargai
dilakukan. 1. Merasa bahagia atau gembira dengan
Terdapat tiga tujuan dalam pilihannya
pendidikan ini,. Pertama adalah membantu 2. Mau mengakui pilihannya itu di depan
siswa menyadari dan selanjutnya umum
mengidentifikasi nilai mereka sendiri dan Ketiga : Bertindak
nilai orang lain. Tujuan Kedua adalah agar 1. Berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya
siswa dapat berkomunikasi secara terbuka

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 168


2. Diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah mempengaruhi kebijakan umum sebagai
laku dalam hidup (Raths, et. Al., 1978) warga dalam suatu masyarakat yang
demokratis.
Pendekatan Pembelajaran Berbuat
Selanjutnya pendekatan Pendidikan dan Globalisasi Modern
pembelajaran berbuat (action learning Globalisasi akan sangat berpengaruh
approach) yaitu pendekatan yang diberikan pada suatu kehidupan masyarakat dalam
kepada siswa untuk berbuat atau melakukan suatu Negara. Tidak hanya satu individu saja
pada diri pribadi maupun kelompok. melainkan sejarah keseluruhan gerak hidup
Pada pendekatan pembelajaran dalam masyarakat ; bidang politik, ekonomi
berbuat (action learning approach) , pendidikan agama dan kepercayaan, sosial
memberikan focus penekanan pada , dll. Pengaruh globalisasi dapat dikatakan
kesempatan siswa untuk melakukan sangat kompleks dan menyeluruh dan
perbuatan moral. Baik secara perseorangan intensif. Menembus seluruh sekat dan ruang
maupun kelompok. dan saling berkaitan.
Masnur Muslich (2010) menyatakan Menurut Edison A. Jamli (2005) ,
bahwa pendekatan pembelajaran berbuat globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu
(action learning approach) menekankan tampak sebagai berkah di satu sisi tetapi di
pada usaha memberikan kesempatan kepada sisi lain sekaligus menjadi kutukan. Tampak
siswa untuk melakukan perbuatan- sebagai kegembiraan pada satu pihak
perbuatan moral, baik secara perseorangan sekaligus menjadi kepedihan di pihak
maupun cara bersama-sama dalam suatu lainnya.
kelompok. Kenyataan saat ini globalisasi
Menurut Masnur Muslich (Elias, pendidikan di Indonesia ditandai dengan
1989). Pendekatan pembelajaran berbuat ambivalensi yaitu mengalami pencarian jati
yang diprakarsai Newman, dengan diri karena keinginan untuk mengejar
memberikan perhatian fokus pada usaha ketertiggalan dalam kualitas dalam
melibatkan siswa dalam melakukan pendidikan Internasional. Dua sisi inilah
perubahan sosial. Pendekatan ini berusaha yang menjadi dilema yang dialami oleh
juga untuk meningkatkan ketrampilan pemerintah terutama masalah kesiapan
“moral reasongi” dan dimensi efektif, Sumber daya dan infrastruktur yang harus
namun tujuan yang paling penting adalah dipenuhi oleh daerah, terutama daerah
memberikan pengajaran kepada siswa pelosak dan tertinggal yang masuh cukup
supaya mereka berkemampuan untuk banyak di Negara kita Indonesia.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 169


Pendidikan karakter yang 1. Penguatan pelaku pendidikan yang
dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan berdaya.
dan Kebudayaan Republik Indonesia dirasa 2. Penguatan kompetensi,
sebagai suatu gebrakan yang baik. 3. Penguatan kinerja dan apresiasi
Berangkat dari semakin menurunnya etika terhadap pendidik dan tenaga kependidikan,
dan moral para pelajar ataupun lulusan 4. Kemitraan
pendidikan formal menjadi dasar untuk 5. Penguatan peran orangtua,
diberlakukannya pendidikan karakter. 6. Pelibatan masyarakat dalam
Memang saat ini apabila kita melihat kondisi aktivitas pendidikan.
para pelajar di Indonesia mayoritas kurang Target tersebut untuk mewujudkan
memiliki karakter sebagai bangsa Indonesia. Nawacita dalam revolusi karakter bangsa,
Indonesia memiliki ratusan suku, adat, ras, kami (pemerintah ) akan meningkatkan
seni, bahasa, dan budaya. pendidikan kewarganegaraan dan karakter
Dengan berstatus sebagai negara bangsa.
kepulauan, memiliki wilayah yang luas dan
memiliki penduduk yang berjumlah besar KESIMPULAN
memang dirasa sulit untuk mewujudkan Tujuan dari pendidikan karakter
insan-insan bangsa Indonesia yang berbasis budaya adalah penanaman nilai
berkarakter. Akan tetapi, apabila kita nilai khusus pada diri siswa sesuai dengan
mampu melihat situasi dengan baik dengan karakter bangsa Indonesia yaitu Pancasila
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh dan nilai luhur budaya bangsa. Metoda yang
masyarakat, kita sebenarnya mampu digunakan antara lain dengan keteladanan,
membangun insan pendidikan Indonesia penguatan positif dan negatif, simulasi,
yang cerdas dan berkarakter. Kebijakan dongeng, permainan peranan, dan lain-lain.
pemerintah pada pembangunan pendidikan Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87
tahun 2017, yaitu memenuhi pembiayaan tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
kegiatan prioritas nasional dalam Rencana Karakter. perpres memberikan arahan
Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017 penguatan pendidikan karakter yang
swesuai dengan pencapaian Nawacita. merupakan bagian dari Gerakan Nasional
Sesuai dengan arah kebijakan maka target Revolusi Mental untuk memperkuat
dan sasaran pendidikan dapat ditentukan. karakter peserta didik melalui harmonisasi
Terdapat target dan sasaran pendidikan dan olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga
kebudayaan yakni : dengan pelibatan dan kerja sama antara

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 170


satuan pendidikan, keluarga, dan Para siwa yang hari ini duduk di bangku
masyarakat. sekolah ialah generasi yang menggantikan
kompetensi yang diharapkan pada generasi masa kini. Sebagian dari mereka
siswa dalam menerapkan nilai Pancasila akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia
yang meliputi nilai religius, jujur, toleran, yang mengantarkan bangsa ini menjadi
disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, bangsa yang kompetitif dengan tetap
demokratis, rasa ingin tahu, semangat mempertahankan ideologi Pancasila sebagai
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai pegangan hidup bangsa Indonesia.
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar Globalisasi akan menjadi suatu
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, keniscayaan. Penguatan karakter berbasis
dan bertanggung jawab. Berbagai kebudayaan kepada siswa yang sudah mulai
pendekatan pendidikan nilai yang dibina sejak dini akan menjadi landasan
berkembang mempunyai aspek penekanan yang kuat untuk jati diri karakter bangsa
yang berbeda, serta mempunyai kekuatan Indonesia di masa depan.
dan kelemahan yang relatif berbeda pula.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 171


DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim. 2011. Pendidikan Karakter; Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan
Kepribadian Bangsa. Bandung: Widaya Aksara Press.

Darmanto J.T dan Sudharsono PH., Mencari Jonsep Manusia Indonesia, 1986

Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara

Elmubarok, Z. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Fraenkel, J.R. 1977. How to teach about values: an analytic approach.New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.

Hersh, R.H., Miller, J.P. & Fielding, G.D. 1980. Model of moraleducation: an appraisal. New
York: Longman, Inc.

Kohlberg, L. 1971. Stages of moral development as a basis of moraleducation. Dlm.


Beck,C.M., Crittenden, B.S. & Sullivan, E.V.(pnyt.).Moral education:
interdisciplinary approaches: 23-92. New York: NewmanPress.

Lickona, T. 1987. Character development in the family. Dlm. Ryan, K. &McLean,


G.F.Character development in schools and beyond: 253-273. NewYork: Praeger.

Megawangi, Ratna. 2007. Character Parenting Space. Publishing House Bandung: Mizan.

Superka, D.P. 1973. A typology of valuing theories and valueseducation approaches. Doctor
of Education Dissertation. University ofCalifornia, Berkeley.

Tilaar, H.A.R., 1999, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional, Remaja Rosdakarya, Bandung.

H.A.R, Tilaar, 2004, Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam


Transformasi Pendidikan Nasional, Grasindo, Jakarta, hlm. 184.

(http://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-87-tahun-2017-tentang-penguatan-
pendidikan-karakter/ diakses tagl 7 Nov
2017)(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/09/target-kemendikbud-dalam-
pengembangan-pendidikan-dan-kebudayaan-tahun-2017 diakses tgl 7 nov
2017)

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 172


NAMA : FERDY NUR ADHIANSYAH
NIM : 220641087
KELAS : SD22D
MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN

REVIEW JURNAL

Judul Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Dalam Menghadapi


Tantangan Globalisasi
Nama Jurnal Jurnal Visipena
Volume dan Halaman Volume 9, Nomor 1, Halaman 1159-1172
Tahun 2018
Penulis Muhammad Sulhan
Reviewer Ferdy Nur Adhiansyah
Tanggal Reviewer 20 Januari 2023
Latar Belakang Saat ini isu pendidikan karakter dan globalisasi pendidikan menjadi
hal yang demikian penting untuk dibicarakan. Pendidikan karakter
merupakan suatu dasar dalam pendidikan di Indonesia yang masuk
pada era melinium. Pendidikan karakter adalah pondasi utama
menuju arah perbaikan yang lebih baik dalam Pendidikan Nasional
Tujuan Penulisan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkarakter adalah
dengan menerapkan pendidikan berbasis budaya lokal yang
diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Kita ketahui
bersama bahwa Indonesia memiliki berbagai ragam suku dan
budaya. Yang merancang Sembilan agenda prioritas dalam
pembangunan, Sembilan agenda tersebut dikenal dengan nama
Nawa Cita. Perubahan yang dibuat untuk membangun Indonesia
yang berdaulat secara politik dan mandiri dalam ekonomi tetapi
tetap mempunyai kepribadian dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Permasalahan Globalisasi mau tidak mau harus dihadapi sesuai dengan
perkembangan teknologi yang tidak dapat dibendung lagi.
Kemajuan dan kecanggihan sarana informasi dan teknologi akan
membawa dampak positif dan negative. Inilah resiko tantangan yang
haus dihadapi bagi Negara dan bangsa Indonesia., anarki dan
radikalisme hampir dapat dijumpai setiap hari. Dan ini terjadi
hampir di seluruh kota di Indonesia.
Metodologi Penelitian Fenomenologi metode penelitian yang digunakan untuk membahas
dan menganalisis suatu fenomena tertentu. Oleh karena itu, sumber
data yang digunakan pada jenis metodologi penelitian ini
Hasil Penelitian Para siwa yang hari ini duduk di bangku sekolah ialah generasi yang
menggantikan generasi masa kini. Sebagian dari mereka akan
menjadi pemimpin bangsa Indonesia yang mengantarkan bangsa ini
menjadi bangsa yang kompetitif dengan tetap mempertahankan
ideologi Pancasila sebagai pegangan hidup bangsa Indonesia.
Globalisasi akan menjadi suatu keniscayaan. Penguatan karakter
berbasis kebudayaan kepada siswa yang sudah mulai dibina sejak
dini akan menjadi landasan yang kuat untuk jati diri karakter bangsa
Indonesia di masa depan
Kelebihan memuat komponen abstrak dan kesimpulan. Pada halaman pertama,
Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 173
ada abstrak yang berisi ringkasan singkat dari penelitian tersebut.
Kekurangan tidak mendorong adanya penelitian lebih lanjut.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 174

Anda mungkin juga menyukai