Anda di halaman 1dari 4

SHARE THE JOURNEY OF LIFE

“Penguatan Karakter Bangsa di Abad 21”

Studium Generale Universitas Airlangga

Disusun oleh :

Steven Andrew Santoso

123221021

PDB A43/AGP101 (Agama Protestan I)


Di jaman perkembangan IPTEK yang pesat ini, hidup manusia telah dimudahkan
dalam segala aspek kehidupan, dan hal itu masih terus berlanjut dan berkembang
sepanjang peradaban manusia. Hal ini akan menjadi suatu hal yang buruk dan fatal
apabila tidak diimbangi dengan moral yang baik dan hati nurani, karena itulah
penanaman karakter sebagai pondasi kehidupan harus dilakukan. Karakter-karakter
yang ditanamkan adalah karakter moral yang luhur, santun, bijaksana, dan
sejenisnya yang membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang bermoral.

Menurut yang dikatakan Prof. Djoko Santoso 5 unsur karakter bangsa yang baik
dan harus diterapkan adalah yang sehat secara spiritual, emosional, sosial, fisik, dan
Intelektual. Kita generasi muda saat ini adalah generasi harapan bangsa yang akan
merupakan pioneer bangsa Indonesia. Universitas Airlangga berambisi untuk
mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya pintar secara akademik, namun
juga berhati luhur, karena itulah fungsi Pendidikan. Pendidikan tidak hanya sekedar
mengasah soal intelektual saja, kepintaran yang kita miliki harus memberikan
dampak nyata pada masyarakat dan bangsa.

6 hal yang harus diperhatikan untuk membangun karakter bangsa, terutama kita
sebagai sivitas akademika Universitas Airlangga adalah yakni : Menjadi pelayan
excellent berhati emas dimanapun kita berada, menguasai ilmu yang ditekuni saat
ini. Bersikap inklusif, yakni sikap keterbukaan kelompok masyarakat untuk
toleransi dan menghargai budaya. Selanjutnya, selalu menghitung berdasar data
kehidupan dan pengalaman, pandanglah kehidupan sebagai sebuah perjalanan dan
bukan destinasi. Tanamkan juga sikap profesionalitas, memahami regulasi dan etika
yang berlaku di tempat Anda berada.

Sebagai generasi bangsa saat ini, wawasan kewarganegaraan tidak boleh dilepas
dan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda yang
merupakan calon pelopor bangsa harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.
Pendidikan kewarganegaraan inilah yang memperkuat rasa nasionalisme generasi
muda, hal ini berfungsi untuk meningkatkan budi pekerti luhur dari banyak aspek,
untuk mempersiapkan agar dapat berperan aktif dan memberi kontribusi langsung
dalam masyarakat.
Kita juga tidak boleh melupakan Pancasila sebagai dasar ideologi negara kita,
Indonesia. Ideologi yang mencakup pedoman hidup konkrit dan akan membantu
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari sila pertama sampai sila
terakhir, di dalamnya terkandung nilai-nilai moral yang harus dijadikan pedoman
dalam penguatan karakter bangsa di abad 21. Ideologi yang ada dalam Pancasila
tidak boleh ditinggalkan dan akan tetap relevan walau jaman telah berubah dan
berkembang dengan sangat cepat.

Dalam aspek spiritual, seperti yang tertulis dalam sila pertama yakni “Ketuhanan
yang maha esa.” Hal ini menjadi hal yang digarisbawahi, bahkan merupakan isi sila
pertama di Indonesia karena selain terdapat dalam dasar negara, Negara kita
berlatar belakang ketuhanan dalam pembentukannya. Karakter bangsa yang kuat
akan memperkuat bangsa itu sendiri. Jadilah generasi muda yang berbudi pekerti
luhur dan tetap menjaga intelektual, moral, dan spiritual.
Daftar Pustaka

Hanum, F. F. (2019). Pendidikan Pancasila Bagi Generasi Milenial. Dalam A.


Wahyudi, R. Nababan, & F. Rachman (Editor), Prosiding Seminar Nasional:
Reaktualisasi Konsep Kewarganegaraan Indonesia; Digital Library, 15 Oktober
2019 (hlm. 72-81). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Asyari, Daniar, dan Dinie Anggraeni Dewi. (2021).Peran Pendidikan


Kewarganegaraan bagi Generasi Milenial dalam Menanamkan jiwa Nasionalisme
Di Era Globalisasi, Vol. 3, No. 2. 30-41.

Anda mungkin juga menyukai