Anda di halaman 1dari 8

MEMPERKUAT INTEGRASI NASIONAL MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI

GENERASI MILENIAL DALAM REVITALISASI MENANAMKAN JIWA NASIONALISME DI ERA


GLOBALISASI

Ba’diatul Husna1, Supriyadi2

Politeknik Pertahanan Universitas Pertahanan Republik Indonesia Program Studi Perikanan Tangkap
*Coresponding author Email: husnabadiatul24@gmail.com

Abstrak
Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan generasi muda
guna mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran
pendidikan termasuk di dalamnya sekolah, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga
negara tersebut. Generasi milenial sebagai bagian dari anak bangsa Indonesia diharapkan dapat
memahami pendidikan kewarganegaraan dan menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang
kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebuah
integrasi sudah berjalan sejak dulu kala hingga sekarang, kesinambungan dan terjadinya
perkembangan pesat terhadap sesuatu menjadi sebuah hal yang benar-benar penting dan memiliki
makna yang mengandung sebuah arti yang bukan hanya berkesan tapi juga berpengaruh kepada
manusia yang lainnya. Tujuan dibuatnya karya tulis ini untuk memperkuat rasa nasionalisme yang
masih melekat pada diri generasi bangsa. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data
dari jurnal-jurnal yang relevan.
Kata kunci: Generasi Bangsa, NKRI, Mempertahankan.

PENDAHULUAN
Kata kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut Civicus. Selanjutnya, kata Civicus diserap
ke dalam bahasa Inggris menjadi kata Civic yang artinya mengenai warga negara atau
kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civic yaitu ilmu kewarganegaraan, dan Civic Education,
yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Pelajaran Civics atau kewarganegaraan telah dikenal di Indonesia
sejak zaman kolonial Belanda dengan nama Burgerkunde.
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau kecil yang
memiliki keberagaman baik dalam adat istiadat, kebiasaan, agama dan etnis. Namun, keberagam di
Indonesia dilanda krisis kebiasaan buruk setiap daerah. Banyak keberagaman bangsa yang bertambah
tetapi tercampur oleh kebiasaan asing justru tidak banyak tersaring menjadi sebuah adaptasi.
Banyaknya resiko yang terjadi pada saat ini identitas diri generasi bangsa yang terkikis. Indonesia juga
negara yang sangat mudah rentan akan terjadinya beberapa perpecahan juga konflik. Pada dasarnya
keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa yang kuat,
ditambah dengan semboyan yang sangat kental dengan sebuah makna kebersamaan yang
menciptakan pilar yang kokoh. Untuk menyatukan beragam masyarakat yang berasal dari setiap
daerah, diperlukannya jiwa saling menghargai yang tinggi antarkebudayaan. Ini menjadi sebuah PR
penting bagi anak-anak penerus bangsa untuk memikirkan strategi dalam menumbuhkan rasa
kepeduliaan dan persatuan.
Globalisasi yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
baik dibidang informasi, komunikasi dan transportasi telah menjadikan dunia semakin transparan,
seolah-olah dunia telah menjadi struktur baru, yaitu struktur global. Hal ini tentunya sangat
berdampak bagi Indonesia pada struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua
ini akan sangat mempengaruhi pemikiran, mental, dan sikap generasi muda yang menjadi harapan
generasi penerus bangsa. Terkait dengan hal tersebut, seluruh warga negara Indonesia, khususnya
generasi muda Indonesia, perlu dibekali pendidikan kewarganegaraan dengan pemahaman kesadaran
berbangsa dan bernegara secara baik dan dinamis, guna menumbuhkan sikap rela berkorban demi
bangsa dan negaranya, serta menumbuhkan jiwa patriotisme yang luhur terhadap bangsa dan negara
Indonesia. UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam proses pembinaan dan
pembentukan karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat. Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dalam membangun bangsa, adalah:
a) Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang
luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”. Mampu Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma Pancasila
sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup Negara kesatuan republik Indonesia
(NKRI). Memahami secara langsung apa itu konstitusi (UUD RI 1945) dan hukum yang berlaku
dalam Negara RI. Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat dalam butir
diatas. Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap perilaku diri dan
kehidupannya dengan penuh keyakinan dan nalar.
b) Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh
rakyat Indonesia.
c) Pendidikan Kewarganegaraan adalah : Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam
kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar
demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh
tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan
intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung
jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak
tertentu yang meningkatkan kemampuan individu yang berperan serta dalam proses politik
dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
d) Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang
baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap
bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati” Secara umum, tujuan negara
mengembangkan Pendiddikan Kewarganegaraan agar setiap warga negara menjadi warga
negara yang baik (to be good citizens), yakni warga negara yang memiliki kecerdasan (civics
inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan
tanggung jawab (civics responsibility); dan mampu berpartisipasi.
Gejolak, tantangan, dan juga isu-isu yang menerpa tentang Integrasi Nasional akan terus
mengiringi langkahnya dalam menapaki usia Indonesia bahkan lebih dari umur bangsa melalui
perkembangan dan kemajuan kehidupan bangsa Indonesia. Peran generasi bangsa nusantara dalam
merumuskan, mentashih, meyakini serta memperjuangkan Pancasila harus kita teladani, Hal ini
menyiratkan bahwa tumbuh kembangnya ego dan chauvinisme yang justru akan dapat menafikan
keragaman yang mejadi baik buruknya suatu perbedaan dalam negara dan persoalan tentang
persatuan yang ada. Pahlawan Nasional Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan negara dari
para tangan penjajah. Upaya Pendidikan Kewarganegaraan harus diberi kekuatan untuk berkreasi bagi
generasi milenial dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut untuk meningkatkan budi pekerti, dari
segi budaya sopan dan santun, menghargai proses, dan daya juang yang harus dibiasakan dan dibina.
Hal ini bertujuan untuk memberikan landasan bagi bangsa dan negara untuk membina generasi muda
yang cerdas dan baik, sehingga dapat berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam kemerdekaan untuk
masa depan yang lebih baik. Sehingga tercipta generasi muda yang berkualitas dan berkarakter, serta
menjadikan Indonesia yang lebih baik. Adapun fungsi Pendidikan Kewarganegaraan antara lain :
1. Membantu generasi milenial memahami cita-cita nasional sebagai tujuan bangsa.
2. Generasi milenial dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah pribadi, komunitas, dan nasional.
3. Dapat menghargai cita-cita bangsa dan dapat mengambil keputusan yang bijak.
4. Dengan membina kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan tugas pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membentuk warga negara
yang cerdas, terampil dan khas serta setia pada bangsa dan negara Indonesia.

METODE PENELITIAN
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data, melalui studi kepustakaan. Studi
kepustakaan yang di lakukan yaitu dengan cara mengumpulkan data dengan membaca dan menelaah
literatur yang telah dikemukakan oleh peneliti lain yang berhubungan dengan topik dan masalah yang
berhubungan dengan permasalahan yang dikemukakan. Literatur yang dipakai yaitu dari pemikiran
dari Soemantri (2001) dan buku Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi karya Winarno (2020).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pentingnya Integrasi
Menurut Yron Weiner, integrasi adalah sebuah proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua akses kehidupannya, seperti aspek sosial, aspek politik, aspek ekonomi, dan aspek
budaya. Cara menumbuhkan integrasi nasional pada masyarakat yaitu sebagimana yang di cantumkan
pernyataan diatas seperti gotong royong, jika terdapat tentangga dilingkungan sekitar dengan
membantunya. Dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang dapat menumbuhkan dalam diri setiap
orang rasa empati dan simpati terhadap mahluk tuhan yang maha esa. Tidak lupa juga dengan adanya
lagu wajib Nasional “Indonesia Raya” ini dapat menumbuhkan rasa nasional maupun rasa pemersatu
kepeduliaan terhadap sesama. Lagu wajib nasional merupakan hasil karya masyarakat Indonesia di
bidang musik yang telah menyatu dengan budaya-budaya dan sikap masyarakatnya. Sekilas berbicara
tentang lagu Indoensia Raya merupakan satu symbol dari negara Indonesia yaitu lagu resmi, bahkan
lagu ini disebut juga lagu fungsional yaitu lagu yang diciptakan untuk tujuan nasional yang perlu
diperjuangkan.
Untuk mewujudkan Integrasi harus diciptakan harmoni, ini dapat berhubungan dengan social-
budaya dan politik, beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yang pertama, integrasi sebagai
masalah yang erat kaitannya dengan kebudayaan, kedua, persatuan yang menyangkut sebagai
masalah pandangan terutama yang mengatur tentang posisi atau suku bangsa. Integrasi juga
mengandung aspek psikologis yaitu kepuasan pada suatu suku atau kelompok tertentu yang ada pada
suatu negara (Suharyanto, 2017a; Suharyanto, 2017b; Suharyanto, 2015; Suharyanto, 2013). Kita
sebagai warga negara Indonesia dapat menjadi warga yang baik dengan kita mengaplikasikan
persatuan dan kesatuan dengan sembohyan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda beda
tetapi tetap satu tujuan, ini dapat berdampak positif , baik itu menghargai terhadap perbedaan yang
ada seperti perbedaan keyakinan dan yang paling dominan di Indonesia yaitu perbedaan bahasa, ras
dan suku bangsa yang saling melengkapi dan saling menyempurnakan terhadap kekurangan yang ada
pada negara Indonesia. Maka dari itu pentingnya menumbuhkan rasa persatuan pada setiap generasi
bangsa sejak dini.
Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Generasi Milenial
Revitalisasi atau mengembalikan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi generasi
milenial merupakan usaha para pakar pendidikan dalam upaya menghadirkan kembali generasi yang
kuat, kokoh dan konsisten dengan Pancasila dan UUD 1945. Pemilihan Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan bukan sesuatu yang kebetulan, melainkan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan generasi milenial memiliki kemampuan
untuk berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan juga dapat
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta memahami pendidikan anti-korupsi. Selain itu
diharapkan tumbuh dan berkembang secara positif dan demokratis pembentukan diri mereka
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya, dan yang terpenting lagi adalah mereka dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. 3 Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat
mendukung pembentukan generasi milenial yang kuat, tangguh dan konsisten.
Pendidikan kewarganegaraan idealnya harus diketahui dan dipelajari oleh seluruh bangsa dan
rakyat Indonesia terutama bagi generasi milenial. Pendidikan Kewarganegaraan ini sangat penting
bagi generasi milenial, dikarenakan:

• Menjadi pribadi yang mengetahui akan hak serta kewajibannya sebagai warga Negara
Indonesia. Dengan demikian generasi milenial dapat menjadi pelopor kehidupan berbangsa
dan bernegara yang berkeadilan, berkemanusiaan, dan berdemokrasi.
• Berpikir kritis mengenai isu nasional dan internasional. Diharapkan, generasi milenial menjadi
agent of change atau agen pembaharu yang mendorong perubahan pendidikan,sosial, budaya
dan ekonomi secara berkelanjutan.
• Menjadi pribadi yang mempunyai toleransi tinggi dengan cara memahami budaya dan adat
dari segala suku,bahasa,bangsa di Indonesia. Dengan begitu, generasi milenial bisa menjadi
generasi penerus bangsa yang memiliki toleransi tinggi terhadap adat,suku,bahasa dan
budaya yang plural dan majemuk.
• Menjadi pribadi yang cinta damai.Dengan belajar bagaimana berdemokrasi yang baik dan
benar diharapkan generasi milenial bisa menjadi sosok penerus bangsa yang demokratis dan
cinta damai, sehingga tujuan demokrasi pancasila di Indonesia bisa tercapai.
• Menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam memberi makna dalam kehidupan.
Pengaruh Era Globalisasi terhadap Jiwa Nasionalisme Generasi Milenial
Di Era Globalisasi dengan ciri-ciri keterbukaan dan ketergantungan antar negara membuat
negara tidak mengenal batas-batasnya. Akibat saling keterbukaan dan ketergantungan dengan arus
informasi dan telekomunikasi dalam waktu dekat persaingan internasional akan semakin ketat,
terutama pada bidang ekonomi. Khusus untuk Indonesia, globalisasi semacam ini tidak hanya
ditujukan untuk kepentingan dalam negeri, tapi juga untuk kepentingan global. Selain itu, dari segi
keuntungan domestik, pengaruh globalisasi ini dapat memberikan pola pikir global dan perilaku
kompetitif kepada masyarakat,suka bekerja keras, memiliki etos kerja, berkreasi serta mau belajar dan
berkembang untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja kerja. Pengaruh globalisasi terhadap jiwa
nasionalisme generasi milenial merupakan tatanan masyarakat global yang tiada habisnya. Globalisasi
merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak positif dan negatif bagi perkembangan generasi
milenial Indonesia.
Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
memegang peranan penting. Arus globalisasi yang dengan cepat memasuki masyarakat Indonesia,
tentu sangat berpengaruh di kalangan generasi milenial. Sebagai proses globalisasi terjadi dalam dua
dimensi interaksi antar negara, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang semakin berkurang, waktu
semakin dipersingkat dalan interaksi dan komunikasi skala dunia. Selain perkembangan yang positif,
globalisasi juga dapat berdampak negatif, bahkan berdampak pada keutuhan suatu bangsa dan
negara. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1) Globalisasi dapat membuat masyarakat Indonesia percaya bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran, hal ini jika dibiarkan akan berdampak pada
pemahaman generasi milenial terhadap ideologi bangsa, dan akan meyebabkan kurangnya
rasa nasionalisme dikalangan generasi milenial Indonesia.
2) Di bidang ekonomi, pengaruh globalisasi bagi bangsa Indonesia, khususnya generasi milenial
adalah berkurangnya rasa cinta pada produk dalam negeri sendiri, mereka lebih bangga
menggunakan atau membeli produk dari negara lain dari pada produk negaranya sendiri.
3) Globalisasi juga mempengaruhi kesenjangan sosial antar masyarakat, yang kaya akan semakin
kaya dan yang miskin akan semakin terpuruk.
4) Generasi milenial bangsa Indonesia banyak meniru gaya kebarat-baratan, dan melupakan jati
dirinya sebagai bangsa Indonesia. Sikap individualisme yang tinggi di kalangan masyarakat
Indonesia, terutama generasi milenial, seperti ketidakpedulian terhadap orang lain. Jika
semua ini dibiarkan, menyebabkan krisis moral bagi generasi milenial, bahkan dapat
menimbulkan perilaku anarkis di kalangan warga negara Indonesia, untuk meningkatkan jiwa
nasionalisme generasi milenial maka perlu dilaksanakan pendidikan karakter melalui
pengajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah sejak dini dan perguruan tinggi.
Dengan menanamkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, dan menanamkan jiwa nasionalisme
dikalangan generasi milenial harapan bangsa dan negara, menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dan
makna Undang-Undang Dasar 1945, dan menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, meningkatkan
jiwa nasionalisme yang tinggi dan mencintai produk Indonesia. Pada saat ini, dalam rangka
meningkatkan moralitas generasi milenial harapan bangsa untuk meningkatkan semangat
nasionalisme, maka permasalahan yang harus diselesaikan adalah membentuk mentalitas generasi
milenial yang mencintai negerinya dan rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Krisis multidimensi
yang dihadapi negara Indonesia saat ini, ditambah dengan krisis ekonomi, dapat dengan mudah
menimbulkan konflik antarnegara. Hal ini terjadi karena faktor keterpurukan dan kegoncangan
psikologis masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditanamkan kecintaan pada tanah air dan
bangsa pada generasi milenial warga negara Indonesia, melalui Pendidikan Kewarganegaraan
dilingkungan sekolah dan Perguruan Tinggi.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan semacam rasa nasionalisme dan
nilai-nilai moral kebangsaan bagi para generasi muda. Pendidikan ini menjadi tolak ukur dalam
menjalankan kewajiban dan memperoleh hak warga negara, guna menjaga kejayaan dan kemuliaan
bangsa. Diharapkan melalui Pendidikan kewarganegraan ini, generasi milenial memiliki pemahaman
yang utuh tentang demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Dengan pemahaman tersebut, mereka
dengan damai dan bijaksana akan memberikan kontribusi yang berarti untuk mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi negara, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi di Indonesia dengan cara-
cara yang damai dan cerdas.
Membina generasi milenial yang bertanggung jawab atas keamanan dan kejayaan nasional.
Rasa tanggung jawab ini akan tercermin dari partisipasi aktif generasi milenial dalam pembangunan.
Generasi milenial bertanggung jawab akan menyaring pengaruh luar, mengambil sisi positif dan
menolak hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur dan moral bangsa. Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan warga negara bagaimana untuk tidak hanya tunduk dan patuh pada
negara, tetapi juga mengajari warga negara yang harus toleran dan mandiri. Pendidikan seperti ini
memberikan pengetahuan bagi generasi masa depan, pengembangan keahlian, dan pengembangan
karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas dalam pendidikan
kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa belajar tanpa menempuh pendidikan
kewarganegaraan, namun akan lebih baik jika pendidikan dimanfaatkan seluas mungkin untuk
pengembangan diri. Rasa kewarganegaraan yang tinggi akan membuat kita tidak mudah tertarik
dengan kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu, kita tidak akan mudah terpengaruh secara
langsung budaya yang bukan dari Indonesia dan menghormati semua budaya dan nilai-nilai yang
berlaku di negara.
Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk pendidikan
untuk generasi penerus, yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang memiliki pemikiran
yang tajam dan sadar akan arus dan kewajiban kehidupannya bermasyarakat dan berbangsa, serta
untuk membangun ketahanan seluruh warga negara menjadi warga dunia (global society).
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dicapai melalui perencanaan dan
pelaksanaan yang baik, pembelajaran berdasarkan tujuan pendidikan dan pemantauan pembelajaran
melalui evaluasi, sehingga tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat tercapai
dengan tepat, dan dapat membentuk warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merdeka, hal ini tidak akan membebani
siapapun , yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar, memahami sejarah, cita-cita dan tujuan negara
dan mengedepankan kemajuan dalam ketertiban, keamanan, perekonomian, dan kesejahteraan
umum. Dengan demikian, kualitas pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan akan semakin baik
meningkatkan kesadaran mahasiswa sebagai bagian dari warga negara Indonesia generasi milenial
penerus bangsa.

SIMPULAN
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat memiliki rasa kebangsaan dan cinta tabah air
dengan memakai produk negaranya sendiri dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan. Pendidikan
Kewarganegaran bagi generasi milenial sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun
karakter dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara yang
baik (good citizen), warga negara yang cerdas (smart citizen) dalam menghadapi perkembangan dunia
di era kompetitif. Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan warga negara bagaimana untuk tidak
hanya tunduk dan patuh pada negara, tetapi juga mengajari warga negara yang harus toleran dan
mandiri. Pendidikan seperti ini memberikan pengetahuan bagi generasi masa depan, pengembangan
keahlian, dan pengembangan karakter publik. Cara mengatasi pengaruh globalisasi terhadap jiwa
nasionalisme adalah dengan membekali pemahaman dan pengetahuan tentang nasionalisme pada
generasi milenial, sehingga mampu membentuk mentalitas dikalangan generasi milenial, agar menjadi
generasi milenial yang memiliki kepribadian, memiliki rasa cinta tanah air bangsa dan negara, dan rela
berkorban bagi bangsa dan negara Indonesia.
Oleh sebab itu, pendidikan kewarganegaraan memberi bekal kepada warga negara terutama
bagi generasi milenial baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual.
Kecerdasan yang dimiliki seorang warga negara diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berpikir dalam
menganalisis dalam berbagai masalah. Pendidikan Kewarganegaraan masih relevan dalam
membentuk generasi milenial agar mampu mengembangkan potensi dan kompetensi dalam
memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
DAFTAR PUSTAKA

Soemantri, (2010). Internalisasi PKn dalam Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: PT.Alva Media.

Suharyanto, A. (2015). Pendidikan dan Proses Pembudayaan dalam Keluarga, JUPIIS: Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7 (2) (2015): 162-165.

Suharyanto, A. (2017a). Pemahaman Siswa Tentang Konsep Demokrasi Dalam Pendidikan


Kewarganegaraan, dalam Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 530-534.

Suharyanto, A. (2017b). Dilema Multikulturalisme Pada Masyarakat Multikultur Di Medan. Jurnal


Kewarganegaraan 25 (PPKn, FIS, Universitas Negeri Medan), 118-127.

Suharyanto, A., (2013). Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap Toleransi Antar
Siswa, JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance
And Political UMA), 2 (1): 192-203.

Winarno, Dwi. (2006). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Bumi Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai