Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA ( KNMN ) DALAM HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN
NEGARA

Maksud konsep, nilai, moral, dan norma

Konsep adalah pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu, pengertian tersebut dapat
dinhyatakan dalam bentuk kata-kata, nama atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat dinyatakan
dengan kata maka ada ahli yang mendefinisikan konsep sebagai kata yang menunjuk kepada
sesuatu. Kesimpulannya konsep adalah pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.

Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan yang baik
dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu

Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai

Norma adalah sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta
perilaku yang dilakukan .

Kaitan konsep nilai, moral, dan norma ( KNMN ) dalam hubungan antara warga negara dengan
negara sangatlah erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.

Tiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap negara, terutama peran serta
dalam pembangunan. Pembentukan perilaku seseorang memerlukan proses, kebiasaan dan
keteladanan. Mengubah sikap seseorang tidaklah mudah, memerlukan proses dan kebiasaan-
kebiasaan yang mendukung . berikut beberapa pendekatan yang kita kenal yaitu

1. Pendekatan emosional bertujuan menggugah perasaan dan emosi siswa dalam memahami,
menghayati dan meyakini nilai yang akan ditanamkan
2. Pendekatan rasional bertujuan memberikan peranan kepada akal dalam memahami dan
menerima kebenaran nilai tersebut

Kita sebagai warga negara memilki kewajiban dan tanggung jawab secara moral terhadap negara.
Dalam GBHN 1993 tentang Pendidikan dijelaskan bahwa Pendidikan dasar sebgai awal dari
Pendidikan di sekolah. Tujuan Pendidikan nasional pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan tersebut diperjelas lagi dalam Pasal 36 ayat ( 3 ) Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang system Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang kurikulum. Dinyatakan bahwa
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang Pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan :

1. Peningkatan iman dan takwa


2. Peningkatan ahklak mulia
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan
5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6. Tuntutan dunia kerja
7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
8. Agama
9. Dinamika perkembangan global
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Esensi dari rumusan tujuan Pendidikan Nasional meliputi :

1. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa


2. Mengembangkan potensi peserta didik
3. Berakhlak mulia
4. Sehat
5. Berilmu
6. Cakap
7. Kreatif
8. Mandiri
9. Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Kesemua itu, apabila kita cermati, meliputi dimensi Spiritual, Intelektual, Personal, dan Sosial

Dimensi Spiritual : Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa

Dimensi : memiliki kecakapan, kreatif, dan berilmu intelektual

Dimensi personal : berakhlak mulia, sehat, dan mandiri

Dimensi Sosial : demokratis dan bertanggung jawab

Rumusan tujuan Pendidikan Nasional menekankan perilaku yang memancarkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdir dari berbagai golongan agama.
Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab. Perilaku yang mendukung persatuan
bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kepentingan. Perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran dan
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Kelompok perilaku warga negara meliputi hal-hal yang mencakup kehidupan berbangsa dan
bernegara, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Pendidkan politik
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar rakyat makin sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara sehingga makin mampu ikut berperan aktif dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk memperkokoh persatuan dan
kestatuan bangsa.

Di bidang ekonomi berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945 bahwa cara pandang Integralistik
Indonesia di bidang perekonomian ini menurut beberap aunsir diantaranya ;

1. Perekonomian disusun sebagai usaha Bersama, maksudnya produksi dikerjakan oleh semua
untuk semua di bawah pimpinan anggota masyarakat.
2. Perekonomian disusun atas kekeluargaan , maksudnya kemakmuaran masyarakat yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang-orang. Oleh karena itu, cabang produksi yang
penting bagi negara dikuasai oleh negara.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini

1. Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan
pembangunan.
2. Pembanguna merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air
3. Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju

Demikian pula di bidang-bidang lainya ( sosial budaya dan perthanan keamanan ) peran aktif warga
negara sangat diperlukan.

KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA ( KNMN ) DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SESAMA WARGA
NEGARA

Menurut Rustandi ( 1988;60 ) warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum merupakan
anggota dari suatu negara. Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa yang menjadi Warga Negara
Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa Indonesia asli yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Menyadari bahwa Warga negara Indonesia yang beraneka ragam, dalam suku bangsa, agama dan
keyakian, budaya, adat istiadat, dan mereka tinggal dalam satu wilayah negara Republik Indonesia
yang mendiami di berbagai pulau-pulau. Melihat dari kenyataan itu maka jelas tanpa diresapkan
kesadaran yang cukup tinggi sesama warga negara, sulitlah kiranya untuk menggalang dan
mepertahankan persatuan dan kesatuan berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan pembentukan pribadi warga negara.
Pesatnya pengetahuan dan teknologi yang telah mengglobal akan membawa dampak dan pengaruh
sikap mental di kalangan pelajar.

Anda mungkin juga menyukai