Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK Universitas Terbuka

PEMBELAJARAN PKn di SD Medan

MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

ANGGOTA KELOMPOK :
1. ABDUL MAJID NIM 859895402
2. FAKHRUN NISA NIM 859887745
3. FADLI HAMDI RANGKUTI NIM 859888152

DOSEN PEMBIMBING : MINARTRINAWATI TOBING, S.Pd, M.Pd

TAHUN 2022
www.medan.ut.ac.id
PETA KONSEP
KETERAMPILAN MEMBUKAMODUL 8
DAN MENUTUP PELAJARAN
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN TUNTUTAN PERILAKUTERPADU
WARGA NEGARA

KB.1 KB. 2
KB. 3
KONSEP, NILAI, MORAL, KONSEP, NILAI, MORAL,
DAN NORMA (KNMN) DAN NORMA(KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DALAM HUBUNGAN DAN NORMA (KNMN)
DALAM HUBUNGANNYA DALAM PENGEMBANGAN
WARGA NEGARA DENGAN DENGAN KOMITMEN BELA NEGARA
NEGARA SESAMA WARGA NEGARA
KB. 1 KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM
HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA

Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya.


Kaitan konsep nilai, moral, dan norma dalam hubungan antara warga
Negara dengan Negara sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.

Konsep : pengertian yang menunjukkan pada sesuatu. Dan konsep nilai


adalah pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.
Nilai : sesuatu yang merujuk kepada tuntunan yang membedakan
perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan buruk
atau sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
Moral : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukkan konsep,
nilai, dan moral serta perilaku yang dilakukan.
.
Mengubah sikap seseorang tidaklah semudah seperti memindahkan barang
dari tempat satu ke tempat yang lain, tetapi memerlukan proses dan kebiasaan-
kebiasaan yang mendukung kea rah itu pula. Mengenai hal tersebut ada beberapa
pendekatan yang kita kenal :
1. Pendekatan emosional, bertujuan untuk menggugah perasaan dan emosi
siswa dalam pemahami, menghayati, dan meyakini nilai yang akan ditanamkan.
2. Pendekatan rasional, bertujuan memberikan peranan kepada akal dalam
memahami dan menerima kebenaran nilai tersebut.
Tujuan pendidikkan nasional terdapat pada pasal 3 UU RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikkan Nasional, yaitu “
Pendidikkan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesrta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab”.
Dilihat dari sisi perilaku baik pendidikan dasar maupun menengah
adalah untuk membentuk warga negara yang berbudi pekerti luhur,
beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan YME
Perlu kita pahami bahwa dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
tentunya sangatlah luas dan tidak lepas dari kehidupan yang meliputi berbagai satu
kesatuan di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hankam (GBHN 1993).
Oleh sebab itu keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara merupakan hal
yang mutlak, dalam Pemerintahan Demokrasi Pancasila terutama dalam
Pembangunan. Partisipasi yang diberikan pada negara tersebut haruslah partisipasi
yang tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya kesadaran-kesadaran tentang hak
dan kewajiban sebagai warga negara yang dilandasi oleh penghayatan nilai-nilai luhur
yang menjiwai sistem yang berlaku.
KB. 2. KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SESAMA WARGA NEGARA
Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahluk social ( Zoon
Politicon ).Ia akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, salah satu
upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah
membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Secara otomatis mereka- pun menjadi anggota dari organisasi keanggotaan
mereka dalam organisasi negara yang kita sebut dengan Warga Negara.
Menurut Rustandi ( 1988;60 ) “ Warga Negara ialah mereka yang berdasarkan
hukum merupakan anggota dari suatu negara. Yang tidak termasuk Warga
Negara disebut orang asing ( bukan warga negara )”. Untuk dapat dikatakan
sebagai Warga Negara seseorang harus dinyatakan secara legal ( sah ) menjadi
Warga Negara.
Pasal 26 ayat ( 1 ) menyatakan bahwa “ yang menjadi Warga
Negara Indonesia adalah orang – orang bangsa Indonesia asli dan
orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang _ Undang
sebagai Warga Negara “ ayat ( 2 ) menyatakan bahwa “ Syarat - syarat
yang mengenai kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan Undang
– undang”.
Orang – orang Indonesia asli adalah orang – orang yang
dilahirkan oleh orang tua yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Warga Negara Indonesia
yang beraneka ragam, dalam suku bangsa, agama dan keyakinan,
budaya adat istiadat
Penanaman dan pembiasaan sikap yang berlandaskan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah perlu dari usia
dini dalam rangka pembinaan dan Pembentukan Pribadi Warga
Negara.
Hal tersebut dikatakan perlu! Oleh karena lebih strategis atau
lebih baik lagi bila diawali dari Pendidikan Dasar. Nilai-nilai tersebut
seperti tenggang rasa, tanggung jawab, pengendalian diri, tolong
menolong, harga menghargai. Tentu saja penanaman sikap itu harus
diimbangi tingkat kecerdasan yang tinggi pula.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia-
manusia Indonesia secaraperibadi-peribadi, yang memiliki nilai-nilai
tersebut landasan utamanya adalah sebagai berikut:
1. Landasan Idiil Pancasila
Pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain
untuk menciptakan perdamaian dilandasi pertanggungjawaban
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada Pembukaan UUD 1945 pada
alinea IV menyebutkan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . 
Agar proses dan hasilnya tercapai secara efektif dan
efisien, terdapat 2 prinsip yaitu prinsip kebermakaan
dan prinsip kesinambungan.
a. Prinsip kebermaknaan
Dalam kegiatan pembelajaraan harus bermakna
atau sesuai dengan materi yang diajarkan dalam
kegiatan atau aktivitas dalam pembelajaran.
b. Prinip Kesinambungan
Dalam kegiatan ini hendaknya selalu menjaga
agar terjadi kesinambungan dan keutuhan dari suatu
keterampilan mengajar dengan keterampilan
mengajar lainnya.
2. Landasan Struktural
Bidang luar Negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai
berikut: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. 
3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam Pancasila,
Pembukaan UUD 1945 di atas untuk politik luar negeri Republik
Indonesia bebas aktif intinya agar bangsa Indoneasia berkawan baik
dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih. Selama ada
masalah- masalah kehidupan masyarakat dunia bangsa Indonesia tidak
boleh berpangku tangan, artinya harus ikut aktif mengatasinya .
Penegasan tercantum di dalam GBHN ( Ketetapan MPR No. 11 / MPR /
1983 )
KB. 3 KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM pengembangan
komitmen bela negara

Setiap warga negara memilki hak dan kewajiban dalam bela negara.
Bela negara dapat terwujud dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut
didasarkan oleh sasaran PPBN, yaitu :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara
4. Kerelaan berkorban.
 
WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia
tentang diri dan lingkungannya bedasarkan ide nasionalnya, yaitu
pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah lingkungannya,
dan yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya, dalam
mencapai tujuan persoalan nasional (GBHN 1978).
Wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional (TAP
MPR/Nomor II/MPR/1993 tanggal 11 Maret 1993 tentang BGHN Bab
II sub E) adalah wawasan Nusantara yang mencakup: satu kesatuan
politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial dan budaya serta
satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
CINTA TANAH AIR

Menganal dan mencintai wilayah Nasionalnya, sehingga


selalu waspada serta siap membaca tanah air Indoensia terhadap
segala bentuk: ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
(ATHG) yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa
dan negara oleh siapa pun dan dari manapun
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Selalu membina kerukunan, persatuan, kesatuan di lingkunan:


keluarga, pemukiman, pendidikan dan dan pekerjaan serta
mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan kepentingan
pribadi, keluarga dan golongan
RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA dan NEGARA

1. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta benda


untuk kepentingan umum

2. Siap mengorbankan jiwa raga bagi kehidupan Bangsa dan


Negara
YAKIN AKAN KESAKTIAN PANCASILA
1. Yakin akan kebenaran Pancasila: sebgai satu-satunya falsafah
dan ideologi bangsa dan negara

2.Terbuktinya kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan


berbangsa dan bernegara guna terciptanya Tujuan Nasional
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai