Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

MODUL 8
PEMBELAJARAN PKn di SD

HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL DAN


NORMA DENGAN TUNTUTAN PERILAKU
WARGA NEGARA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 (EMPAT)

1. LISMIDI HARYANTI
2. NANA RUSIANA
3. ENY PURBO ASTUTY
4. SRI MINUK ISWATI

Jepara, 2018
Kegiatan Belajar I

KONSEP, NILAI, MORAL, dan NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN WARGA


NEGARA DENGAN NEGARA

Kaitan konsep, nilai, moral dan norma (KNMN) dalam hubungan antara warga negara
dengan negara sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik. Untuk dapat menguasai
materi dengan baik, maka kita harus :
1. Memahami dengan baik pengertian Konsep, Nilai, Moral dan Norma, yaitu :
 Konsep : pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu, dapat dinyatakan dalam
bentuk kata-kata, nama atau pernyataan
 Nilai : sesuatu yang merujuk kepada tuntunan perilaku yang membedakan perbuatan
baik dan buruk. Kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu
 Moral : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai
 Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral
serta perilaku yang dilakukan
2. Melakukan kajian nilai, moral, dan norma dalam kurikulum PKn 2006, termasuk
mencermati SK & KD serta menentukan materi atau indikator yang dapat meletakkan
dari ketiga unsur tersebut
3. Mengaitkan dengan perilaku yang diharapkan dari rumusan nilai atau kompetensi dasar
dan indikator tersebut.

Mengubah sikap seseorang tidak semudah memindahkan barang, tetapi memerlukan


proses dan kebiasaan-kebiasaan yag mendukung ke arah itu pula. Ada beberapa pendekatan :
1. Pendekatan emosional : bertujuan menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
memahami, menghayati dan meyakini nilai yang akan ditanamkan
2. Pendekatan rasional : bertujuan memberikan peranan kepada akal dalam memahami
dan menerima kebenaran tersebut

Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Keikutsertaan rakyat dalam kebidupan bernegara merupaka hal yang mutlak, dalam
Pemerintahan Demokrasi Pancasila terutama dalam Pembangunan. Partisipasi yang
diberikan pada negara haruslah partisipasi yang tumbuh karena kesadarannya sendiri.
Pembangunan mengandung arti bahwa warga negara adalah objek dan subjek pembangunan.
Keberhasilan pembangunan ditentukan juga oleh partisipasi unsur masyarakat.

Kegiatan Belajar 2

KOSEP, NILAI, MORAL, dan NORMA (KNMN) dalam HUBUNGANNYA dengan


SESAMA WARGA NEGARA

Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Untuk itu manusia membangun suatu wadah tempat mereka berlindung, yang dinamakan
Negara. Keanggotaan manusia dalam organisasi negara disebut Warga Negara. Warga
Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara.
Mereka yang tidak termasuk Warga Negara disebut orang asing (bukan warga negara)
(Rustandi, 1988:60). Menurut pasal 26 ayat (1) UUD 1945, : yang menjadi Warga Negara
Idonesia ialah orang –orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan Undang-undang sebagai Warga Negara. Ayat (2) menyatakan : syarat-
syarat yang mengenai kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan Undang-undang.
Orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang-orang yang dilahirkan oleh orangtua
yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Orang-orang bangsa lain adalah orang-orang
peranakan (Belanda, Tionghoa, Arab) yang bertempat kedudukan di Indonesia, mengakui
Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia.
Tanpa kesadaran yang tinggi sesama Warga Negara, sulit sekali untuk menggalang dan
mempertahankan persatuan dan kesatuan berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sangat perlu dari usia dini dalam ragka pembinaan dan pembentukan
pribadi warga negara. Mengapa hal tersebut penting ? Karena kecerdasan yang tinggi tanpa
dibarengi moralitas yang baik akan berbahaya bagi diri sendiri dan umat manusia (Djahiri,
1985:11).
Pada diri manusia harus selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerja sama
akal, rasa, dan kehendak dalam satu kesatuan. Jika hal tersebut telah mendarah daging,
makan akan lahir watak. Untuk menyajikan konsep tersebut, hendaknya dilakukan dengan
metode VCT (Value Clarificatio Technique) atau metode mengklarifikasi nilai atau lebih
diarahkan pada keterlibatan siswa di dalam pemahaman konsep tersebut.

Kegiatan Belajar 3

KONSEP, NILAI, MORAL, dan NORMA (KNMN) dalam PEGEMBANGAN


KOMITMEN BELA NEGARA

Bela negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan tindakan
warga negaranya yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan didasarkan oleh :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Pancasila sebagai Ideologi Negara; kerelaan berkorban
Wawasan Nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkunganya berdasarkan ide nasionalnya, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat di tengah-tengah
lingkungannya, dan yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya, dalam mencapai
tujuan persoalan nasional (GBHN 1978).
Indonesia adalah negara kepulauan (NUSA) yang terletak diantara 2 benua dan 2
samudera atau disingkat NUSANTARA. Kepulauan Indonesia dengan semua perairannya
dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisah-pisah satu pulau dengan pulau
lainnya, dinamakan TANAH AIR.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia merupakan satu kesatuan
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya serta Pertahanan & Keamanan (Poleksosbud Hankam).
Perlu juga dipahami 3 aspek alamiah (Tri Gatra), yaitu :
1. Letak geografis pada posisi silang
2. Keadaan dan kekayaan alam
3. Keadaan dan kemampuan penduduk
Cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah mewujudkan Negara Kesatua Republik
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 (alinea 2 pembukaan UUD 1945). Untuk mengikutsertakan warga negara dalam
meraih cita-cita tersebut perlu persiapan melalui pendidikan pendahuluan bela negara. Hak,
kewajiban dan kehormatan untuk ikut serta dalam usaha Pembelaan Negara bagi setiap warga
negara harus dapat dilaksanakan.

Modul 9
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS
DI KELAS I, II, DAN III SD/MI

Kegiatan Belajar 1
Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI

A.     LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI


1.      Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang
harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Untuk kelas-kelas
rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.

Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian  pembelajaran


terpadu. Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau
menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata
pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk keterkaitan materi
dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa mata pelajaran dengan
kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu,
yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
(Poerwadarminta, 1983)
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.
Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran tematik sangat
cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a.       Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan utuh.
b.      Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu
setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c.       Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.
d.      Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema (Alunan, dkk.,
2004)
Kekuatan/keunggulan pembelajaran tematik:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
siswa.
b.      Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c.       Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d.      Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahannya yang dihadapi.
e.       Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.

2.    Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik


Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sbb:
a.       Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata
pelajaran.
b.      Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk
setiap kelas dan semester.
c.       Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik.
d.      Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema.
e.       Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik.
f.       Menyusun rencana pembelajaran tematik.

6 langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:


a.       Membuat/memilih tema.
b.      Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema
dan membagi alokasi waktu.
c.       Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah
dibuat).
d.      Membuat pengelompokan jaringan indikator.
e.       Melakukan penyusunan silabus.

f.       Menyusun rencana pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai