Anda di halaman 1dari 37

MODUL 1

 HAKIKAT , FUNGSI, DAN TUJUAN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD

Diampu oleh Ibu Nani Yuniati, M.Pd

Asti Nurul Saeful


857101958
Kegiatan Belajar 1
Hakikat, Fungsi, dan Tujuan PKN di SD

Dalam kurikulum Pendidikan Dasar 94, terdapat mata


pelajaran “Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan”, yang disingkat PPKn. (Undang-
Undang No. 2/1998 tentang Sistem Pendidikan
Nasional)
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, istilah PPKn berubah
menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karena
itu, maka pelajaran tersebut di SD berubah menjadi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn).
HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Somantri (1967) istilah kewarganegara merupakan terjemahan dari “civics”


yang merupakan mata pelajaran social yang bertujuan membina dan
mengembangkan anak didik agar menjadi warga Negara yang baik (good citizen).

Warga negara yang baik adalah warga negara yang tahu, mau, dan mampu
berbuat baik” (Somantri 1970).

Di lain pihak , istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai


status formal warga negara dalam suatu Negara. Namun demikian, kedua konsep
tersebut kini digunakan untuk kedua-duanya dengan istilah kewarganegaraan yang
secara konseptual diadopsi dari konsep citizenship, yang secara umum diartikan
sebagai hal-hal yang terkait pada status hukum (legal standing) dan karakter warga
Negara.
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dalam konteks kehidupan berbangsa Pembukaan UUD 1945 dan Perubahannya ,
khususnya aliniea ke-4.
dan bernegara, sekolah sebagai
wahana pengembangan warga
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
Negara yang demokratis dan Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 3
dan pasal 4, Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38.
bertanggungjawab.
Jika diruntut secara Yuridis PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 6 ayat 1.
ada beberapa ketentuan
perundang-undangan Pasal 6 ayat 4
yang mengandung amanat
tersebut : Pasal 7 ayat 2
makna dari konsep
“learning democracy, in
democracy and for
Dengan cara itu, akan memungkinkan
siswa dapat belajar demokrasi dalam
democracy” belajar tentang
situasi yang demokratis dan untuk demokrasi, dalam situasi
tujuan melatih diri sebagai warga demokrasi, dan untuk
negara yang demokratis dan
membangun kehidupan yang lebih membangun kehidupan
demokratis. demokrasi dengan PKn
sebagai wahana kurikuler
yang utama.
Kegiatan Belajar 2
Ruang Lingkup PKn di SD
Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan Tujuan Pelajaran PKn
hak-hak dan kewajiban untuk menjadi
warga Negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang
diamankan oleh Pancasila dan UUD
1945

Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta antikorupsi.

Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

Permendiknas No. 23 Tahun 2006 karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran , muatan lokal dan pengembangan diri seperti pada tabel 1.1

Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu.

Pembelajaran pada kelas 1 s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

Minggu aktif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan
menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut

Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Norma, Hukum dan Peraturan

Hak Asasi Manusia

Kebutuhan Warga Negara

Konstitusi Negara

Kekuasaan dan Politik

Pancasila dan Globalisasi


Kegiatan Belajar 3
Tuntutan Pedagogis PKn di
SD

Istilah pedagogis diserap dari


bahasa Inggris paedagogical.
akar katanya, adalah paes
dan ago ( bahasa latin ),
artinya saya membimbing.
Kemudian, muncul istilah
paedagogy yang artinya ilmu
mendidik, atau ilmu
pendidikan (Purbakawatja
1956)
PKn merupakan mata
pelajaran dengan visi
utama sebagai pendidikan
demokrasi yang bersifat
multidimensional. Mengapa demikian?
PKn dinilai sebagai mata
pelajaran yang
mengusung misi
pendidikan nilai dan
moral.
• Materi PKn adalah konsep-konsep
Pancasila dan UUD 1945 beserta
dinamika perwujudan dalam kehidupan
masyarakat Negara Indonesia.
• Sasaran belajar akhir PKn adalah
perwujudan nilai-nilai tersebut dalam
Alasannya antara lain : perilaku nyata kehidupan sehari-hari.
• Proses pembelajarannya menuntut
terlibatnya emosional, intelektual, dan
social dari peserta didik dan guru
sehingga nilai-nilai itu bukan hanya
dipahami (bersifat kognitif) tetapi
dihayati (bersifat objektif) dan
dilaksanakan (bersifat perilaku)
Lickona mengartikan watak atau
karakter sesuai dengan pandangan
filosof Michael Novak (Lickona 1992 :
50-51), yakni compatible mix of all
those virtues identified by
religions traditions, literary
stories, the sages, and persons of
common sense down through
history, artinya suatu perpaduan
yang harmonis dari berbagai
kebajikan yang tertuang dalam
keagamaan, sastra, pandangan kaum
cerdik-pandai dan manusia pada
umumnya sepanjang zaman.
Konsep
Sikap Moral
MateriMoral
tenggang rasa pembelajaran PKn harus menyentuh ketiga
aspek seperti berikut

Perilaku
Moral
PKn merupakan suatu
bentuk mata pelajaran
yang mencerminkan
konsep, strategi, dan
nuansa compleement
education. Pendidikan
yang memusatkan
perhatian pada
pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya.
Terima Kasih
Modul 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN
NILAI DAN MORAL DI SD
Pendidikan nilai

Herman (1972) artinya bahwa substansi nilai


tidaklah semata-mata
ditangkap dan diajarkan tetapi
“ … value is neither thought lebih jauh, nilai dicerna dalam
arti ditangkap, diinternalisasi
nor cought, is learned”, dan dibakukan sebagai bagian
yang melekat dalam kualitas
pribadi seseorang melalui
belajar.”
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Secara umum Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003

Proses yang sengaja di rancang Usaha sadar dan terencana


& dilakukan untuk untuk mewujudkan suasana
belajar & proses pembelajaran
mengembangkan potensi
agar peserta didik secara aktif
individu dalam interaksi
mengembangkan potensi dirinya
dengan lingkungannya untuk memiliki kekuatan spiritual
sehingga dewasa & dapat keagamaan, pengendalian diri,
mengarungi hidup dengan kepribadian, kecerdasan, akhlak
baik, dalam arti selamat dunia mulis, serta keterampilan yang
akhirat . diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Prinsip pendidikan
Diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan

Sebagai satu kesatuan yang sistematik dgn sistem yang


terbuka & multimakna

Sebagai suatu proses pembudayaan & pemberdayaan


peserta didik sepanjang hayat

Memberi keteladanan, membangun kemauan &


mengembangkan kreativitas peserta didik

Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung

Memberdayakan semua komponen masyarakat


Proses pendidikan yang memusatkan perhatian
pada pengembangan nilai dan sikap di dunia
barat dikenal dengan “Value education, affective
education, moral education, character
education” (Winataputra: 2001)
Bagaimana PKn sebagai Mata Pelajaran yang Memiliki Misi
adalah Pendidikan Nilai dan Moral?
Secara konseptual pendidikan nilai merupakan bagian
tak terpisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan, karena pada dasarnya tujuan akhir dari
pendidikan, yaitu :
“untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab”. (UU RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (pasal 3)).
Dimensi Wawasan Nilai Dimensi Dimensi
Wawasan Moral Moral Perasaan Moral Perilaku Moral

Dilihat dari substansi dan Wawasan Moral


Perspective
taking
Perasaan moral
Perilaku moral
• Kompetensi
• Kemauan

prosesnya, menurut
• kebiasaan

Lickona (1992:53-63)
Kesadaran Moral Penalaran moral Kata hati/nuyrani

yang perlu dikembangkan Mengambil


keputusan
Harapan diri
sendiri

dalam rangka pendidikan Pemahaman


sendiri
Merasakan diri
orang lain

nilai adalah nilai karakter Cinta kebaikan

yang baik yang di


dalamnya terkandung 3
Kontrol diri

dimensi nilai moral, yaitu:


Merasakan diri
sendiri
Pend. Moral secara formal kurikuler di
Indonesia bersifat tidak sekuler
PKN
mencakup pendidikan sikap, keyakinan, perilaku dalam
hubungan manusia dengan negaranya, masyarakatnya dan
bangsanya.

Pend. Agama
mencakup sikap, keyakinan dan perilaku dalam hubungan
manusia dengan khaliq Tuhan YME, hubungan manusia dengan
manusia lain dan alam.

Bahasa & seni


mencakup pendidikan nilai yang menyangkut pemaknaan dan
penghargaan terhadap harmoni(keindahan, keserasian). dalam
hubungan antara manusia dan alam semesta.
Muatan Pendidikan Kewarganegaraan , secara
substantif dan pedagosis mempunyai misi
mengembangkan peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air.
Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Nilai Moral dalam Standar Isi
PKn
“Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara
Peraturan menteri yang memahami dan mampu
pendidikan melaksanakan hak-hak dan
nasional no. 22 kewajibannya untuk menjadi warga
tahun 2006 negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh pancasila dan
UUD 1945.”
TUJUAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi


dalam isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan
dunia serta langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Ruang Lingkup PKn
Permendiknas No. 22 Th. 2006

Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Norma, Hukum dan Peraturan
Hak Asasi Manusia
Kebutuhan Warga Negara
Konstitusi Negara
Kekuasaan dan Politik
Pancasila dan globalisasi
SK dan KD menjadi arah
dan landasan untuk
mengembangkan materi
pokok, kegiatan
pembelajaan, dan
indikator pencapaian
kompetensi untuk
penilaian.
Kegiatan Belajar 3
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan
Moral dalam PKn

Konsep “values eduation, • Theodore Roosevelt,


moral education, “mendidik orang, hanya
education for vitues” tertuju pada pikirannya
sebagai program dan dan bukan moralnya
proses pendidikan yang sama dengan
tujuannya selain mendidikkan keburukan
mengembangkan pikiran, kepada masyarakat.”
juga mengembangkan
nilai dan sikap.
pendidikan moral merupakan aspek yang esensial bagi
pekembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi”,
Yakni:

Menghormati hak orang lain

Mematuhi hukum yang belaku

Partisipasi dalam kehidupan masyarakat

Peduli terhadap perlunya kebaikan bagi umat

Lickona (1992:6-7)
Piaget membagi beberapa
tahapan dalam dua
domain, yakni kesadaran
mengenai aturan dan
pelaksanaan aturan.
Tahapan pada Domain Kesadaran Mengenai
Aturan
• pada usia ini aturan dirasakan
0-2 tahun sebagai hal yang tidak bersifat
memaksa.

• pada usia ini aturan disikapi


2-8 tahun sebagai hal yang bersifat sakral
dan diterima tanpa pemikiran.

8-12 • pada usia ini aturan diterima


sebagai hasil kesepakatan
tahun
Tahapan pada Domain Pelaksanaan Aturan
0-2 tahun

pada usia ini aturan dilakukan sebagai hal yang


hanya bersifat motorik saja.

2-6 tahun

pada usia ini aturan dilakukan sebagai perilaku


yang lebih berorientasi diri sendiri.

6-10 tahun

pada usia ini aturan diterima sebagi


perwujudan dari kesepakatan.

10-12 th

pada usia ini aturan diterima sebagi ketentuan


yan gsudah dihimpun.
Perumusan perkembangan moral
Kohlberg

TINGKAT I : TINGKAT II : TINGKAT III :


PRAKONVENSI- KONVENSIONAL POSKONVENSI-
ONAL • Tahap 3 : orientasi ONAL
• Tahap 1: orientasi kesepakatan timbal • Tahap 5 : orientsi
hukum dan kepatuhan balik kontrak sosial
• Tahap 2: orientasi • Tahap 4 : Oientasi legalistik
instrumental nisbi hukum dan ketertiban • Tahap 6 : Orientasi
prinsip etika universal
Kedua teori perkembangan moral memiliki visi
dan misi yang sama, dan menjadi landasan dan
kerangka berpikir pendidikan nilai di dunia barat,
yakni :
“menitik beratkan pada peranan pikiran
manusia dalam mengendalikan perilaku
moralnya.”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai