PEMBELAJARAN PKn DI SD
RESUME PETA KOMPETENSI MODUL 1, 2 DAN 3
Dikerjakan Oleh :
Nama : Diah Pratiwi
NIM : 856030105
Kelas :1A
MODUL 1
Hakikat, Fungsi, Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat, Fungsi, Dan Tujuan PKn Di SD
KEGIATAN BELAJAR 2
Ruang Lingkup PKn di SD
PKn merupakan pembentukan warga Negara untuk menjadi warga Negara yang
cerdas, terampil dan berkarakter dengan tujuan :
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif
2. Berpatisipasi secara altif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas
3. Berkembang secara positif dan demokratis
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung
KEGIATAN BELAJAR 3
Tuntutan pedagosis Pkn di SD
Pedagosis dalam bahasa latin terbagi menjadi paes dan ago yang berarti membimbing.
Dalam modul ini diartikan dalam pengalaman belajar dalam pengertian ketuntasan penguasaan
kompetensi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat. PKn menuntut terwujudkannya
pengalaman belajar Sdan bersifat utuh memuat belajar kognitif, nilai dan sikap, dan belajar
perilaku. Guru seyogianya siap memberi contoh dan menjadi contoh. PKn mengusung misi
pendidikan nilai dan moral. Alasannya :
1. Konsep-konsep nilai pancasila dan UUD 45
2. Perwujudan nilai-nilai dalam perilaku nyata
3. Terlibatnya emosional, intelektual, dan social dari siswa dan guru sehingga nilai-nilai itu
bukan hanya dipahami tetapi dihayati dan dilaksanakan
Materi PKn pada dasarnya harus memiliki konsep moral, sikap moral dan perilaku moral.
Contohnya untuk butir tenggang rasa :
1. Konsep Moral
a. Kesadaran
b. Pemahaman
c. Manfaatnya di masa depan
d. Bagaimana memilih cara menenggang rasa
e. Penilaian diri sendiri
2. Sikap Moral
a. Kata hati kita tentang orang lain
b. Rasa percaya diri kita dalam berhadapan dengan orang lain
c. Empati kita mengenai orang lain
d. Cinta kita terhadap tenggang rasa
e. Pengendalian diri kita untuk orang lain
f. Rasa hormat kita
3. Perilaku Moral
a. Kemampuan menenggang rasa orang lain
b. Kemauan menenggang rasa orang lain
c. Kebiasaan menggang rasa orang lain
Dengan demikian PKn merupakan suatu bentuk mata pelajaran yang mencerminkan
konsep strategi dan nuansa complement education. Pendidikan yang memusatkan mperhatian
pada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya,.
MODUL 2
Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral
Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral merupakan mata kuliah
Pembelajaran PKn di SD yang diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral
2. Menjelaskan pendidikan nilai dan moral dalam standar isi PKn SD
3. Menjelaskan hubungan interaktif nilai moral dalam PKn SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD
Secara teoritik, Herman (1972) mengemukakan “Value is neither taught nor cought,
it is learned” yang artinya nilai tidak semata mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh.
Dalam konteks pendidikan IPS dan PKn merupakan mata pelajaran yang mempelajari nilai
social, nilai patriotism, seperti cinta tanah air, hormat pada pahlawan untuk melahirkan individu
yang baik dan cerdas dengan tujuan mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas
(smart) dan baik (good). Lebih lanjut dalam pasa 3 dikemukakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang bertanggung jawab. Dalam
konteks konsep cerdas dan baik seyogiyanya diartikan cerdas rasional, emosional, social dan
spiritual.
Bagaimana PKn Mata Pelajaran yang Memiliki Misi adalah Pendidikan Nilai dan Moral ?
Secara substansif dan pedagosis mempunyai misi mengembangkan peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Jika dianalisis,
pendiidkan niai memiliki dimensi pedagosi praktis yang jauh lebih kompleks daripada dimensi
teoritisnya karena terkait pada konteks social-kultural dimana nilai pendidikan itu dilaksanakan.
Dilihat dari substansi dan prosesnya menururut lickona (1992: 53-63) pendidikan nilai adalah
nilai karakter yang baik yang didalamnya mengandung tiga dimensi nilai moral sebagai berikut:
1. Dimensi Wawasan Moral
2. Dimensi Perasaan Moral
3. Dimensi Perilaku Moral
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan Nilai dan Moral dalam standar isi PKn di SD
Dilihat dari rumusan tujuan bahwa PKn merupakan Pendidikan Niai Moral. Namun dikaji
secara cermat dan mendasar pada setiap rumusan kualitas perlaku yang ingin dikembangkan
melekat sejumlah nilai dan moral. Mari kita cermati satu per satu,yakni: Berpikir secara kritis
adalah memberikan penilaian terhadap suatu objek atau fenomena dengan informasi yang akurat,
rasional adalah proses untuk memahami seusatu objek dengan logika, kreatif adalah proses
psikologis untu menghasilkan suatu cara yang lebih berkualitas atas dasar pemikiran terbaik,
partisipasi aktif dan bertanggung jawab adalah proses perlibatan proses cultural seseorang atas
dasar inisiatif sendiri dengan penuh perhatian dan menanggung resiko, cerdas adalah aktivitas
nyata utk melakukan suatu dengan pertimbangan yang matang. dan hidup bersama dengan bangsa
lain serta menggunakan ICT untk berinteraksi dengan prinsip saling menghormati dan hidup
berdampingan secara damai.
Standar kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi
pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar
nasional.
KEGIATAN BELAJAR 3
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn SD
Di kegiatan belajar ini dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan
operasional selain bertujuan untuk mengembangkan diri ( Lickona,1992) atau untuk
mengembangkan nilai dan sikap (Bloom). Theodore Rooselvet dan Bill Honing member landasan
pendidikan nilai di Amerika Rooselvet mengatakan “Mendidik orang, hanya tertuju pada
pikirannya dan bukan moralnya, sama dengan mendidik keburukan kepada masyarakat”.
Sedangkan Bill Honing mengatakan “ Bandul telah berayun kembali dari ide romantika yang
memandang bahwa semua nilai kemasyarakatan adalah ancaman. Dari kedua kutipan tersebut
menyatakan bahwa pendidikan nasional sangatlah penting dalam menjamin kelangsungan hidup
masyarakat,bangsa dan Negara. Pendidikan moral didunia barat merupakan aspek yang esensial
bagi perkembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi. Dan diharakan Negara dapat mengerti
dan memiliki komitmen terhadap fondasi moral demokrasi yakni menghormati hak orang lain,
mematuhi hokum yang berlaku, partisipasi alam kehidupan masyarakat, dan peduli terhadap
perlunya kebaikan umum. Namun pendidikan nilai dalam dunia barat adalah pendidikan nilai
yang bertolak dari bermuara pada nilai-nilai social-kultural demokrasi, dimana urusan agama
bukan lah tanggung jawab Negara.
Jean piaget melakukan penelitian dengan tekun yang didasarkan pada sikap variable anak
yaitu heteronomi anak disebabkan oleh fator kematangan struktur kognitif yang ditandai sifata
egosentrisme dan hubungan interaktif denganorang dewasa dimana anak kurang berkuasa
dibanding orang dewasa sedangkan sifat autonomi ditandai oleh kemampuan mengkaji aturan
secara kritis dan menerapkannya secara selektif dari sifat resiprositas dan kerjasama.