Anda di halaman 1dari 13

MODUL 2

KARAKTERISTIK PKN
SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
KB 1 : Pendekatan Pkn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral di SD
HERMAN (1972) Mengemukakan suatu prinsip yang mendasar, yakni bahwa “value is neither taughtnot caught, it is learned”
Yang artinya bahwa substansi nilai tidaklah semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti
ditangkap, diinternalisasi, dan dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kulaitas pribadi seseorang melalui proses belajar.
Pengertian pendidikan
• Dalam pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
• Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
KB 1 : PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN
MORAL DI SD

Bagaimana PKn sebagai mata pelajaran yang memiliki misi adalah pendidikan nilai DAN
MORAL?
o PKn diberikan sebagai Pendidikan di Sekolah karna pendidikan Nilai memiliki dimensi pedagosis
praktis (berkenaan dengan cara benrtindak dalam suatupendidikan) yang jauh lebih kompleks daripada
dimensi teorotisnya karena terkait pada konteks sosial-kultural dimana pendidikan nilai itu diberikan.
o Piaget, Kohlberg, dan Lickona memiliki beberapa pandangan yang berbeda mengenai konsepsi
Pendidikan nilai moral, namun kesemua teori pendidikan tersebut dapat digunakan sebagai sumber
akademis dalam membangun desain pendidikan nilai di Indonesia dengan cara mengambil secara
adaptif sesuai dengan konteks sosial-kultural dan sosial-religius masyarakat Indonesia.
KB 2 : PENDIDKAN NILAI DAN MORAL DALAM STANDAR ISI PKN
DI SD

Secara umum PKn di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:


1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Partisipasi secara aktif dan brtanggung jawa, dan bertindak cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, bernegara, serta ani-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
KB 3 : HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI
DAN MORAL DALAM PKN DI SD

Pendidikan di dunia barat mempunyai keyakinan bahwa pendidikan nilai, etika, moral sangat penting
sebagai salah satu wahana sosiopedagogis dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat, bangsa, dan
negara, berdasarkan kutipan oleh Lickona dan Bill Honing.
Lebih jauh juga Lickona (1992:6-7) melihat bahwa para pemikir dan membangun demokrasi, sebagai
paradigma kehidupan di dunia barat, berpandangan bahwa pendidikan moral merupakan aspek yang
esensial bagi perkembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi. Hal ini sangatlah beralasan, karena
demokrasi pada dasarnya merupakan suatu sistem pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.
Berpijak pada pemikiran tersebut, sejak dini sekolah diharapkan mampu mengambil peran aktif
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan nilai moral yang bersumber dari kebajikan dan keadaban
demokrasi.
KB 3 : HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI
DAN MORAL DALAM PKN DI SD

Bagaimana Nilai Moral Berkembang dalam Diri Individu?

Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu mengikuti perkembangan usia dan konteks sosial. Piaget membagi
beberapa tahapan dalam dua domain yakni kesadaran mengenai aturan dan pelaksanaan aturan.

Pendidikan nilai berdasarkan teori Piaget adalah pendidikan nilai moral atau nilai etis yang dikembangkan berdasarkan pendekatan psikologi
perkembangan moral kognitif. Sedangkan menurut penelitian Kohlberg ada tiga tingkat yang terdiri atas enam tahap perkembangan moral yaitu:

Tingkat I : Prakonvensional

Tingkat II : Konvensional

Tingkat III : Poskonvensional

Dengan teori tersebut ditegaskan bahwa tugas guru adalah membelajarkan kebajikan itu melalui percontohan dan komunikasi langsung keyakinan serta
memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kebajikan itu dengan memberinya penguatan. Konsepsi dan pendekatan tradisional pendidikan nilai ini
dinilai tidak memberi prinsip yang memandu untuk mendefinisikan kebajikan mana yang sungguh berharga untuk diikuti.

Kedua teori perkembangan moral ini memiliki visi dan misi yang sama dan sampai dengan saat ini menjadi landasan dan kerangka berpikir pendidikan
nilai di dunia barat yang dengan jelas menitikberatkan pada peranan pikiran manusia dalam mengendalikan perilaku moralnya.
MODUL 3
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS DAN MATA
PELAJARAN LAIN

KB 1 : Gambaran Umum dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS dan Mata Pelajaran
Lainnya di SD
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
maha esa, yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara dan
antara warga Negara yang diatur oleh hukum serta pendidikan pengetahuan bela Negara agar menjadi warga Negara yang mengetahui
memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral Pancasila dalam kehidupan sebagai warga Negara dan warga masyarakat yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan Negara Indonesia.
Fungsi dan peran serta tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta undang-undang dasar 1945
2. Pendidikan politik
3. Pendidikan kewarganegaraan
4. Pendidikan hukum dan kemasyarakatan
KB 2 : KETERKAITAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS
Konsep Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu yaitu Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian center of interest yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang
studi lainnya.
Karakteristik pembelajaran terpadu :
1. Berpusat pada anak (Child Centered)
2. Memberi pengalaman langsung kepada anak
3. Pemisah antan antara bidang studi tidak begitu jelas menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses
pembelajaran.
4. Bersifat luwes
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.
KB 2 : KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DENGAN IPS

Pembelajaran Terpadu :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak
2. Kegiatan yang dipilih dan bertolak dari minat dan kebutuhan
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama
4. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
lingkungan anak
6. Menumbuhkembangkan keterampilan social anak, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek
terhadap gagasan orang lain.
KB 3 : HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan juga mengandung elemen - elemen untuk


dipadukan atau memiliki kemungkinan untuk disajikan secara terpadu dengan bidang studi
lainnya seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Ilmu
Pengetahuan Alam serta Kesenian. Dari berbagai model kurikulum terpadu itu, terdapat
beberapa model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran terpadu yaitu model connected,
model webbed, dan model integrated. Dari ketiga model pembelajaran tersebut, semuanya
dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut dalam
keterkaitannya dengan bidang studi lainnya.
KB 3 : HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Contoh hubungan infra bidang studi :

Keterkaitan antara Pendidikan kewarganegaraan dengan Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, IPA,
matematika, dan Bahasa Indonesia, jika yang dihubungkan dua atau lebih mata pelajaran maka dapat digunakan oleh Robin
Fogaty disebut sequenced, shared, webbed, threaded, dan integrated. Sebab diantara kelima model tersebut yang akan
digunakan adalah webbed, sebab yang dihubungkan adalah lima mata pelajaran yang pada dasarnya adalah capturing an
entire constellation of disciplines at one dengan mencari satu tema yang membuka berbagai kemungkinan untuk
menggabungkan berbagai mata pelajaran. Yang terpenting dalam menggunakan model ini adalah melibatkan sebanyak
mungkin konsep dari setiap disiplin untuk mengkaji secara tuntas dan komprehensif tema yang ditetapkan tentu saja
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD.
KB 3 : HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Jika divisualkan penjelasan tentang model “Jaring laba – laba” di atas maka akan
Nampak sebagai berikut :
KB 3 : HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Selain pendekatan “Jaring laba – laba”, pendekatan terpadu juga dapat digunakan dalam menyajikan konsep –
konsep atau pokok – pokok bahasan seperti contoh berikut :

Demikianlah penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dengan menekankan kepada tema untuk dapat
menunjukkan keterhubungan mata pelajaran dalam menjelaskan tema tersebut di atas.
TERIMA KASIH
ANGGOTA KELOMPOK :
o RENDY RUBIYANTO (858929517) o ABDUL HAMID (858930378)

o AJENG PUTRI AISYIYAH (858929524) o WAHYUNI SHOLIHAH (858930686)

Anda mungkin juga menyukai