PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dan bidang studi dalam tatanan
Undang-undang Sistem Pendidikan No. 20 tahun 2003 , yang memiliki fungsi dan peranan antara lain
adalah sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaan sendiri.
Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri sebagaimana telah diketahui sejak diberlakukannya melalui
kurikulum sekolah tahun 1975 adalah Mata Pelajaran yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya alah
membentuk warga Negara yang baik.
Mata Pelajaran pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka secara otomatis pola pikir
masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Hal ini sangat berbengaruh besar terutama dalam dunia
pendidikan yang menuntut adanya inovasi baru dalam pendidikan kewarganegaraan serta keterkaitan
dan aplikasi menjadi pembelajaran yang kreatif, produktif dan kolaboratif.
Perubahan yang terjadi pada kurikulum ini diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
lebih baik lagi. Kurikulum yang diberlakukan sekarang yaitu kurikulum 2006 (KTSP), diharapkan dapat
berjalan secara operasional, sehingga dapat memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik
untuk mengembangkan dirinya, namun tidak menyimpang dari peraturan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
a. TUJUAN MAKALAH
b. MANFAAT MAKALAH
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat memperoleh informasi mengenai
Kurikulum PKn di SD dengan demikian semoga mahasiswa akan dapat memahami lebih jauh akan
pentingnya krikulum terhadap mata pelajaran kewarganegaraan (PKn).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KURIKULUM PKN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Purwodarminto), kurikulum diartikan sebagai susunan
matapelajaran. Kurikulum mengandung 4 dimensi yang saling berhubungan (Fathurrohman dan Wuri
Wuryandani, 2011), yakni:
Kurikulum sebagai kegiatan merupakan hasil terjemahan Guru di lapangan berdasarkan kurikulum
sebagai ide atau sebagai rencana tertulis. Jadi faktor kemampuan, pengalaman, kemauan dan sarana
sekolah menentukan hasilnya apakah sama dengan ide dan rencana tertulis atau dapat juga jauh
berbeda hasilnya.
Kurikulum PKn adalah acuan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan Kewarganegeraan
yang merangsang siswa untuk memiliki kecakapan berfikir secara kritis, rasional dan Kreatif di samping
itu untuk meningkatkan partisipasi aktif dan rasa bertanggung jawab serta membiasakan bertindak
cerdas dalam kegiatan masyarakat dalam menanggapi isu-isu kewarganegaraan.
Sementara itu ditetapkan pula bahwa ”Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada
setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.”
Pendidikan terjadi ketika ada interaksi antara pendidik dan perserta didik. Dalam lingkungan keluarga
interaksi antara ayah dan anak merupakan proses dalam pendidikan. Interaksi pendidikan antara orang
tua dengan anaknya sering tidak disadari. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi
setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog dan bergaul dengan anak-anaknya. Yang menjadi
pendidik di lingkungan keluarga adalah Orang tua, karena statusnya sebagai ayah dan ibu. Sehingga
pendidikan dalam keluarga lebih di kenal denghan pendidikan informal.
Sedangkan Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Proses dalam pendidikan sekolah
melalui perencanaan yang tersusun secara sistematis. Guru sebagai pendidik merancang sedemikian
rupa kompetensi yang dihasilkan oleh siswa. Setiap praktik pendidikan diarahkan kepada pencapaian
tujuan tertentu, apakah berkaiatan dengan penguasaaan pengetahuan, pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, atauapun kemampuan bekerja.
Kurikulum menurut pandangan lama mempunyai makna kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau di pelajari oleh siswa. Pengertian ini sudah ada sejak zaman yunani dan masih
ada sebagian yang berpandangan seperti ini sampai sekarang.
Pendapat yang muncul selanjutnya adalah kurikulum tidak hanya berdasarkan isi, tapi lebih menekankan
kepada pengalaman belajar. Menurut Ronald C.Doll (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 4),
kurikulum tidak hanya berupa penekanan dari isi kepada proses, tetapi menunjukkan adanya
paerubahan lingkup, dari konsep yang sangat sempit kepada konsep yang lebih luas. Sehingga
pengalaman siswa merupakan konsep yang lebih luas. Pengalaman dapat berlangsung di sekolahan,
rumah atapun di masyarakat, baik bersama guru ataupun tanpa guru.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
· Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
· Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
· Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
· Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam BSNP, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,
Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah,
Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat,
Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,
Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama,
Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-
konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan
otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Prinsip penyajian dalam PKn menurut Abdul Aziz Wahab (2002: 28) ada empat yaitu sebagai berikut:
Prinsip ini digunakan dalam pengajaran khususnya dalam pendidikan nilai, moral, dan teori-teori
pendidikan. Untuk memahami hal-hal yang bersifat sukar dimulai dari yang bersifat mudah. Apabila di
lihat dari prinsip perkembangan anak, prinsip ini memang sangat tepat untuk siswa SD.
Prinsip ini pada dasarnya adalah konsep atau nilai dan moral yang berkenaan dengan pengamalan nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-haari. Jadi konsep atau nilai dan moral temasuk dalam hal
ketrampilan (skill) mulai dari yang sederhana ke yang rumit.
Melalui pembiasaan, latihan atau keteladanan yang di mulai sejak kecil, akan terbiasa dengan hal-hal
yang baik yang sifatnya masih sederhana, kemudian ditingkatkan secara bertahap ke hal-hal yang
sifatnya lebih sukar. Kematangan usia juga sangat memiliki peran dalam kaitannya dengan fase-fase
perkembangan. Siswa SD mudah menangkap dari hasil pengamatan.
Siswa SD pada prinsipnya lebih mudah menaangkap hal-hal yang sifatnya kongkrit dari pada yang
sifatnya abstrak. Guru dapat memberikan contoh-contoh sederhana yang dapat di tiru oleh siswa. Media
sangat di perlukan untuk mengkongkritkan sesuatu hal yang di rasa sangat di perlukan guna
mempermudah pemahaman siswa.
Lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah lingkunga keluarga. Dalam keluarga
anak lebih banyak melakukan interaksi. Namun apakah lingkungan keluarga menjadi lingkungan
pertama dan utama dalam memperoleh pendidikan.
Anak dibesarkan dalam keluarga yang pada dasarnya dilakukan oleh orang tua sebagai wujud
tanggungjawab. Hal itu sebagai wujud alamiah yang didasari oleh rasa kasih sayang orang tua kepada
anaknya. Sehingga apabila orang tua melakukan dengan tanggung jawab, maka hal itu sebagai suri
tauladan bagi anaknya. Demikian juga sebaliknya apabila orang tua tidak mempedulikan anaknya
dengan tidak memberikan kasih sayang maka yang terjadi adalah sikap tidak tanggung jawab. Proses ini
akan memberikan gambaran kepada anaka bahwasannya ada aturan-aturan atau norma-norma yang
harus dipatuhi dalam bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang
kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
Pengembangan kurikulum dilakukan oleh sekolah dan komite sekolah didasarkan pada prinsip-prinsip
sesuai dengan Permendiknas No 22 Tahun 2006 yaitu:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pengembangan kompetensi disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum melibatkan seluruh stake holder
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan
social, ketrampilan akademik dan ketrampilan vokasional merupakan suatu keniscayaan.
Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus,
guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap
Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung
berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi
Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,
Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar,
dan Penilaian.
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar
kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan
Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam
rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam
Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar.
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/ dicapai dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan
tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat
terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.
Kelas I, Semester 1
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1.2 Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
Kelas I, Semester 2
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
4.1. Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
4.2. Melaksanakan perilaku jujur, disiplin dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.2 Memberi contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri dan lain lain.
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan
2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK dan BPK dll.
3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para
Menteri
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
Kelas V, Semester 1
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti
korupsi, lalu lintas, larangan merokok
Kelas V, Semester 2
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1.2 Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara
4.1 Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif
4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri Indonesia dalam percaturan internasional
Agus Chandra. 2011. Perangkat Pembelajaran Silabus RPP KKM & Promes. www. Aguschandra.com
Fathurrohman dan Wyei Wuryandari. 2010. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Nuha Litera.
Yogyakarta.
Syarifuddin. 2011. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Program Studi PGSD. UMC. Cirebon.