Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitriyah Dwi Putri

Nim : 858896171
Kode / MK : PDGK4201 / Pembelajaran PKn di SD
Prodi : PGSD

Soal TT1.
1. Jelaskan substansi dari kurikulum PKn tahun 1994 dan kurikulum 2003!

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional
yang menggariskan adanya muatan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan, sebagai bahan kajian wajib kurikulum semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
(Pasal 39), Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 1994
mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, Kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar
rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber
resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau spiral of concept
development (Taba,1967). Pendekatan ini mengartikulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran
nilainya untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas serta catur wulan dalam setiap kelas. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini karakteristiknya didominasi oleh
proses value incucation dan knowledge dissemination. Hal tersebut dapat lihat dari materi
pembelajarannya yang dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila Pancasila. Tujuan
pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku yang beradasarkan nilai-
nilai Pancasila serta untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami,
menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari
(Winataputra dan Budimansyah, 2007:97). Dengan dberlakukannya Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama
Kurikulum berbasis Kompetensi tahun 2004 dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama
menjadi Kewarganegaraan. Tahun 2006 namanya berubah kembali menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan, dimana secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya
kewenangan pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan,
maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimplementasian PKn sebagaimana diuraikan diatas
menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka berpikir, yang sekaligus
mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak pada terjadinya krisis
operasional kurikuler. Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum
sebagai berikut:
(a) Kewarganegaraan (1956)
(b) Civics (1959)
(c) Kewarganegaraan (1962)
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975)
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
Dari penggunaan istilah tersebut sangat terlihat jelas ketidakajegannya dalam mengorganisir
pendidikan kewarganegaraan, yang berakibat pada krisis operasional, dimana terjadinya perubahan
konteks dan format pendidikannya. Menurut Kuhn (1970) krisis yang bersifat konseptual tersebut
tercermin dalam ketidakajekan konsep atau istilah yang digunakan untuk pelajaran PKn. Krisis
operasional tercermin terjadinya perubahan isi dan format buku pelajaran, penataran yang tidak
artikulatif, dan fenomena kelas yang belum banyak dari penekanan pada proses kognitif memorisasi
fakta dan konsep. Kedua jenis krisis tersebut terjadi karena memang sekolah masih tetap
diperlakukan sebagai socio-political institution, dan masih belum efektifnya pelaksanaan metode
pembelajaran secara konseptual, karena belum adanya suatu paradigma pendidikan
kewarganegaraan yang secara ajeg diterima dan dipakai secara nasional sebagai rujukan konseptual
dan operasional.

2. Jelaskan substansi PKn berdasarkan permendikbud No 22 Tahun 2006!

Menurut peraturan menteri pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan undang-
undang dasar 1945. Secara umum PKN di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:
1) Berpikiran secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara anti korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Struktur kurikulum sd/mi meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam 1 jenjang
pendidikan selama 6 tahun mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 struktur kurikulum Sd/Mi disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
3. Jelaskan sifat perkembangan moral pada anak usia 6-12 tahun berdasarkan teori Jean Piaget!

Jean piaget mengidentifikasi bahwa ada 2 tingkatan perkembangan moral pada anak usia antara 6-
12 tahun yakni heteronomi dan autonomi. Pada tingkat heteronomi segala aturan oleh anak
dipandang sebagai hal yang datang dari luar jadi bersifat eksternal dan dianggap sakral karena
aturan itu merupakan hasil pemikiran orang dewasa. Sedangkan pada tingkat otonomi anak mulai
menyadari adanya kebebasan untuk tidak sepenuhnya menerima aturan itu sebagai hal yang datang
dari luar dirinya. Pada tingkatan ini anak menunjukkan kemampuan untuk mengkritisi aturan dan
memilih aturan yang tepat atas dasar kesepakatan dan kerjasama dengan lingkungannya. Sifat
heteronomi anak disebabkan oleh faktor kematangan struktur kognitif yang ditandai sifat
egosentrisme dan hubungan interaksi dengan orang dewasa di mana anak merasa kurang berkuasa
dibanding orang dewasa. Sedangkan sifat otonomi dipengaruhi oleh kematangan struktur kognitif
yang ditandai oleh kemampuan mengkaji aturan secara kritis dan menerapkan secara selektif yang
muncul dari sikap resiprositas dan kerjasama.
4. Jelaskan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn di SD yang berhubungan dengan pendidikan
Hukum dan Kemasyarakatan!

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran wajib di setiap jenjang


pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan mengemban misi yang berat
dalam pembentukan warga negara yang good and smart. Warga negara yang baik dan
cerdas/terdidik ditandai dengan tiga kompetensi penting, yaitu civic knowledge, civic disposition
dan civic skill. Siswa sebagai warga negara mudah sejak dini perlu dipersiapkan sejak dini agar
bisa berperan dalam kehidupan berbangsa. Civic disposition berkaitan erat dengan pengembangan
watak/karakter siswa. Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah
sejatinya memegang peranan penting dalam peningkatan watak/karakter siswa sebagai warga
negara muda. Pembelajaran PKn memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran hukum siswa
yaitu melalui penanaman pengetahuan dan pemahaman hukum serta menanamkan sikap dan
perilaku hukum siswa yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan
komponen pembelajaran yang bervariasi. Sehingga melalui pembelajaran PKn, siswa diarahkan
untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku khususnya aturan tata
tertib sekolah. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) sangat penting,
artinya bagi penumbuhan budaya demokrasi di Indonesia. Untuk mencapai tujuan pendidikan
kewarganegaraan seperti hal tersebut, sangat dibutuhkan model dan strategi pembelajaran yang
humanistik yang mendasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa adalah manusia yang mempunyai
potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Buku yang ada di tangan pembaca ini, mendukung
model dan strategi pembelajaran. Di sini, mahasiswa diposisikan sebagai subjek, sementara dosen
diposisikan sebagai fasilitator dan mitra dialog mahasiswa. Materi disusun berdasarkan kebutuhan
dasar mahasiswa, bersifat fleksibel, dinamis, dan fenomenologis sehingga materi tersebut bersifat
kontekstual dan relevan dengan tuntutan dan perubahan masyarakat lokal, nasional, dan global.
Diharapkan dengan demikian, mahasiswa—sebagai pemuda harapan masa depan bangsa—dapat
mengembangkan negara dan bangsa dengan ide-ide yang berlandaskan ilmu, wawasan yang luas,
serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

5. Berikan Contoh model pembelajaran Webbed dengan nilai yang dikembangkan


adalah “Kejujuran”!

Model Webbed (Model Jaring Laba-laba) merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya
Pembelajaran Terpadu menyatakan, Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi
kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki
keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk
mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya “transportasi”,
“lingkungan”, dan lain-lain. Webbed adalah model pembelajaran terpadu yang
implementasinya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya
dimulai dengan menentukan tema-tema tertentu, misalny, Lingkungan. Tema bisa
ditentukan dengan negosiasi antara guru dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara
diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati, kemudian dikembangkan sub-sub temanya
dengan memperhatikan kaitan dengan bidang-bidang studi lainnya. Dari sub-sub tema ini
dikembangkan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Jadi model webbed atau jaring
laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan
kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk
mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang
study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam
mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema.
Sebagai contoh tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Lingkungan”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata
pelajaran, misalnya :

a) IPA
Sub tema : Mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari,
Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk energy dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya energy cahaya kita manfaatkan sebagai penerangan saat kita belajar
dll.

b) Matematika
Sub tema : mengenal bangun datar, Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar
misalnya, misalnya ban sepedah kita berbentuk lingkaran, buku tulis berbentuk persegi,
penggaris berbentuk persegi panjang dst.

c) Pkn
Sub tema : tenggang rasa, kedisiplinan.
Siswa diajarkan tentang bagai mana cara manusia bersikap dan bertingkah laku sebagai
makhluk social separti sikap tenggang rasa dan bekerja sama dengan orang lain.

d) Bahasa Indonesia
Sub tema : membuat ringkasan
Siswa menceritakan dengan kata-katanya sendiri tentang bentuk-bentuk energy, dan
bentuk bangun datar yang kita jumpai di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai