Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD

Tutor : Drs. H. Mukhlis Hannan, MM

Nama : Riskiah Nandasari

Nim : 859501758

Pokjar : Wonomulyo

Soal :

1. Pendidikan kewarganegaraan sebagai satu mata pelajaran dalam perkembangannya


mengalami dialektika pemikiran dan pelaksanaannya seiring dengan perubahan kurikulum
secara Hystoria mulai dari kurikulum 1946 s/d 1994. Jelaskan secara rinci hal tersebut !
2. Peraturan pemerintah (pp)No. 19 Tahun 2005 pada pasal 6 ayat (1). Jelaskan tentang hal ini !
3. Didalam ruang lingkup PKn di SD sesuai lampiran permendiknas No. 22 Tahun 2006
dijelaskan bahwa mata pelajaran PKn di fokuskan pada apa ? dan tujuannya digariskan
dengan tegas ...... adalah agar peserta didik memiliki beberapa kemampuan. Jelaskan secara
gamblang !
4. Jelaskan pula karakteristik PKn sebagai pendidikan NILAI dan MORAL !
5. Bagaimana pula pendidikan Nilai dan Moral dalam standar isi PKn di SD ?
6. Keterkaitan dan hubungan pendidikan kewarganegaraan (PKN ) dengan IPS dan Pelajaran
lain. Jelaskan dan uraikan !
7. Bagaimana yang dimaksud dengan konsep serta prinsip Kepribadian Nasional, semangat
kebangsaan, cinta tanah Air dan Bela Negara. Uraikan secara singkat setiap item !

Jawab :

1. Sejak lahir kurikulum tahun 1946 di awal kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini.
Oleh karena itu, dalam kurikulum 1946, kurikulum 1957, dan kurikulum 1961 tidak dikenal
adanya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dalam kurikulum 1946 dan 1957
materi tersebut itu dikemas dalam mata pelajaran pengetahuan umum di SD atau Tata
Negara di SMP dan SMA. Baru dalam kurikulum SD tahun 1968 dikenal mata pelajaran
Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Menurut kurikulum SD 1968 Pendidikan Kewargaan
Negara mencakup Sejarah Indonesia, Geografis, dan Civics yang diartikan sebagai
pengetahuan Kewargaan Negara. Dalam kurikulum SMP 1968 PKN tersebut mencakup
materi sejarah Indonesia dan Tata Negara, sedang dalam kurikulum SMA 1968 PKN lebih
banyak berisikan materi UUD 1945. Sementara itu,, menurut kurikulum SPG 1969 PKN
mencakup sejarah Indonesia, UUD, Kemasyarakatan, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang SNP). Pasal 6 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Kurikulum SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri dari :
A. Kelompok mata pelajaran keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulai ;
B. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian ;
C. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi ;
D. Kelompok mata pelajaran estetika ;
E. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
3. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentuk warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”, sedangkan tujuannya, digariskan dengan
tegas, “adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.”
4. PKn sebagai pendidikan nilai memiliki kontribusi terhadap semua substansi tujuan. Oleh
karena itu, PKn sebagai pendidikan nilai memiliki misi psiko-pedagogis dan sosio-pedagogis
dalam pengembangan nilai-nilai : keberagaman dalam konteks beriman dan bertakwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa; moral sosial keberagaman dalam konteks berakhlak mulia;
nilai ketahanan jasmani dan rohani dalam konteks sehat; kebenaran dan kejujuran akademis
dalam konteks berilmu melekat; terampil dan cermat dalam konteks cakap; kebaruan
(novelty) dalam konteks kreatif; ketekunan dan percaya diri dalam konteks mandiri; dan
kebangsaan, demokrasi dan patriotisme dalam konteks warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.”
5. Dilihat dari rumusan tujuannya, tidak terdapat rumusan bahwa PKn merupakan pendidikan
nilai dan moral. Namun bila dikaji secara cermat dan mendasar, pada setiap rumusan
kualitas perilaku yang ingin dikembangkan melekat sejumlah nilai dan moral. Rumusan
tujuan, yakni: berfikir kritis, berfikir rasional, berpikir kreatif, partisipasi aktif dan
bertanggung jawab, bertindak cerdas, hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain,
menggunakan ICT untuk berinteraksi.
6. Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Bidang Studi lain dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk. Dari berbagai model kurikulum terpadu itu ada beberapa model
yang dapat diterapkan dalam pelajaran terpadu, yaitu model connected, model webbed, dan
model integrared. Hal penting dalam upaya menghubungkan itu guru memahami benar
konsep-konsep atau pokok-pokok dan subpokok bahasan mana yang akan dijadikan topik-
topik atau tema-tema atau masalah pembahasan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut dalam hubungan atau keterkaitannya dengan Bidang Studi
lainnya. Dari ketiga model pelajaran yang terintegrasi tersebut semuanya dapat digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Kew6arganegaraan yang dihubungkan dengan Bidang Studi
lainnya.
7. Bangsa Indonesia memiliki integritas, sikap, dan nilai kepribadian yang tidak mudah
digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia memiliki harga diri untuk
tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat merendahkan merendahkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang
berdasarkan kepribadian bangsa, dan bukan meniru budaya bangsa lain kebudayaan kita
yang mengakar pada kepribadian bangsa ini dapat menerima pengaruh budaya lain, asal
kebudayaan luar itu positif dan tidak mengubah jati diri bangsa.

Anda mungkin juga menyukai