Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ATHINA SAGITA

NIM : 2020 102 710

KELAS : PRAKTISI

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PKN SD

DOSEN : Sri Wulandari, S.Sos.

HARI/TANGGAL : Senin, 31 Oktober 2022

JAWABAN UTS

1. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran afektif yang mendalam dan detail
mengenai bagaimana menumbuhkan kesadaran nilai demokratis dalam diri generasi muda untuk mampu
bertindak demokratis sebagai Warga Negara Indonesia yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
cerdas dan terampil dalam mengendalikan emosi agar mampu membangun hubungan dengan sesama
manusia untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, damai, adil, sejahtera dalam wadah
NKRI.
2. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek berikut !
 Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
 Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah,
norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan Peradilan Nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
 Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,
Instrumen nasional dan internasional HAM; pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
 Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat,
kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama,
prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
 Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-
konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
 Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan
otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
 Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
 Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
3. Kurikulum PKn SD di dalam
a) KTSP 2006
Kurikulum PKn dalam Kurikulum 2006 terdiri dari ruang lingkup 4 pilar meliputi Pancasila, UUD
1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. PKn sebagai mata pelajaran yang bertujuan membentuk
warga negara yang memahami dan sanggup melaksanakan tugas-tugas kewarganegaraanya. Namun,
dalam penerapan Kurikulum 2006 tampak bahwa persentase kompetensi kognitif lebih besar
dibandingkan dengan sikap dan keterampilan kewarganegaraan.
b) Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 PKn berubah nama menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan) dengan ruang lingkup yang sama dengan Kurikulum 2006 yaitu 4 pilar
kebangsaan terdiri dari Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Kurikulum 2013 dalam
pelaksanaannya mampu mengakomodasi 3 kompetensi kewarganegaraan dengan persentase yang
seimbang yaitu pengetahuan warga negara (KI-3), keterampilan warga negara (KI-4), dan sikap
warga negara (KI-1 dan KI-2).
c) Kurikulum Darurat
Penyesuaian kurikulum PPKn pada kondisi khusus pandemi COVID-19 diantaranya pada
capaian kompetensi pembelajaran untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menegah
(Kepmendikbud No. 719/P/2020). Kompetensi inti (selanjutnya KI) dan kompetensi dasar
(selanjutnya KD) pada kurikulum pendidikan nasional tahun 2013 disederhanakan untuk kondisi
khusus pandemi COVID-19. Pada Kondisi Khusus KD mata pelajaran PPKn dilakukan
penyederhanaan, sementara KI tidak mengalami perubahan. KD sebagaimana Permendikbud No.
37 Tahun 2018 disesuaikan untuk kebutuhan layanan pendidikan pada Kondisi Khusus. KD
mata pelajaran PPKn di tingkat Pendidikan Dasar pengalaman belajar penyesuaian konteks
pengembangan kompetensi pada ruang lingkup lingkungan sekitar menjadi di rumah.
Pada kondisi khusus pandemi COVID-19, guru dan siswa tidak diharuskan untuk
menuntaskan seluruh kurikulum. Satuan pendidikan pada masa Kondisi Khusus ini dapat
melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran (SE No. 4
Tahun 2020; SE No. 15 Tahun 2020; Kepmendikbud No. 719/P/2020). Karena itu, perlu dipahami
bahwa pandemi COVID-19, tidak diwajibkan untuk memaksakan untuk menuntaskan seluruh
capaian pembelajaran dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dikembangakan untuk
mencapai kompetensi kurikulum pada kondisi khusus pandemi COVID-19 difokuskan pada
beberapa aspek. Pertama, materi pembelajaran difokuskan untuk mengembangkan literasi dan
numerasi. Kedua, materi pembelajaran dirancang dengan memfokuskan pada upaya
pencegahan dan penanganan COVID-19. Sehingga peserta didik dapat merefleksikan dan
mengembangkan partisipasi yang sesuai pada kondisi khusus pandemi COVID-19. Ketiga,
substansi materi pembelajaran dikembangkan dengan mengintrgerasikan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dalam pembelajaran PPKn. Aspek ini
mendorong partisipasi peserta didik untuk membangun kebiasaan baru pencegahan penyebaran
COVID-19. Keempat, materi memuat kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik. Sehingga dapat
menurunkan stress dan meningkatkan sistem imunitas. Kelima, materi pembelajaran disiapkan
dengan muatan spiritual keagaaman untuk penembangan kompetensi sikap spiritual. Keenam dan
terakhir, materi muatan didesain dengan fokus pada penguatan kompetensi dasar sikap sosal dengan
muatan penguatan karakter dan budaya.
4. Kesamaan Kurikulum PKN SD di dalam KTSP 2006, Kurikulum 2013, dan Kurikulum Darurat adalah
materi pembelajaran disajikan sebagai keterpaduan antara 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila,
UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Kurikulum 2006 (KTSP) mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dirasakan muatan kognitifnya
masih terlalu besar sementara penekanan pada aspek sikap dan keterampilan kewarganegaraan kurang.
Dalam pengamatan Winataputra (Winarno, 2014: 34), justru pendidikan kewarganegaraan saat ini lebih
banyak kajian pada ketatanegaraan dan pengetahuan tentang sistem politik demokrasi.
Dalam kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dan kompentesi dasar (KD) mata pelajaran PPKn,
mengikuti Gerhard Himmelmann (2013), mengubah paradigma pendidikan kewarganegaraan yang
semula berfokus kepada program pengajaran dan transfer pengetahuan kewarganegaraan menjadi
pendekatan yang menekankan sikap-sikap personal-individual, moral dan perilaku sosial sebagaimana
disposisi dan nilai-nilai bersama dari warga negara dalam kehidupan bersama yang menghargai hak-hak
asasi manusia dan demokrasi di dunia yang penuh konflik.
5. Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu menyesuaikan perkembangan jaman
dan kebutuhan masyarakat, sekalipun demikian PKn merupakan muatan kurikulum yang selalu ada,
meski istilahnya bisa berubah-ubah pada tiap kurikulum yang berlaku. Mengapa PKn selalu termuat
dalam Kurikulum yang berlaku ?
 Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana warga negara itu tidak hanya tunduk dan
patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus
toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat setiap generasi masa depan memiliki ilmu
pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan karakter publik. Pengembangan
komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah
goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu, kita tidak akan
mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya adalah sebuah bentuk pendidikan untuk generasi penerus yang
bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam dan sadar mengenai hak dan
kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, juga bertujuan untuk membangun
kesiapan seluruh warga negara agar menjadi warga dunia.
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diimplementasikan dengan baik melalui
perencanaan yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang berlandaskan pada tujuan pendidikan
serta pemantauan pembelajaran melalui evaluasi, maka tujuan dari pembelajaran PKn dapat
dicapai dengan baik serta mampu membentuk warga negara yang sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai bagian dari NKRI serta merdeka yang tidak jadi beban bagi siapa pun,
yang melibatkan diri dalam kegiatan belajar, memahami garis besar sejarah, cita-cita dan tujuan
bernegara, dan produktif dengan turut memajukan ketertiban, keamanan, perekonomian, dan
kesejahteraan umum. Sehingga, semakin berkualitas implementasi pembelajaran PKn maka akan
semakin baik kesadaran anak sebagai bagian dari warga negara Indonesia yang memegang
peranan penerus bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai