Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN TUGAS TUTON

TUGAS 1

IDIK4201 / PEMBELAJARAN PKN

MAYA MONICA
857373063
PGSD BI
UPBJJ

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023
PEMBAHASAN

Skor Sumber Tugas


No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1. Menjabarkan sejarah kurikulum PKN di Indonesia 20
BMP PDGK4201
2. Menyebutkan dan menjabarkan regulasi / ketentuan 20 BMP PDGK4201
Undang-undang yang mengamanatkan Pendidikan
Kewarganegaraan untuk dilaksanakan di SD

3. Menjabarkan ruang lingkup PKN berdasarkan 20 BMP PDGK4201


Permendiknas No.20 Tahun 2006

4. Menjelaskan implikasi dari lingkup isi PKn SD apakah 20 BMP PDGK4201


perlu dikaitkan dengan esensi kualitas warga negara
atau tidak.

5. Memberikan contoh jabaran lingkup PKN 20 BMP PDGK4201


berdasarkan BSNP dan hasilnya

1. Sejarah kurikulum PKN di Indonesia :


Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali diperkenalkan di
dunia pada tahun 1790 di Amerika Serikat. Pendidikan
Kewarganegaraan dalam bahasa Inggris disebut dengan Civics
Education. Tujuan pembelajarannya adalah untuk menyatukan
penduduk Amerika yang memiliki keragaman suku bangsa dan budaya.

Di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan mulai berkembang pada


tahun 1957 di masa pemerintahan Presiden Soekarno. Pendidikan
Kewarganegaraan kemudian mulai dipelajari di sekolah-sekolah pada
tahun 1961 dengan nama Civics. Mata pelajaran ini kemudian berganti
nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan pada tahun 1968.

Secara resmi, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dimasukkan


ke kurikulum pelajaran sekolah di Indonesia pada tahun yang sama,
yaitu 1968.
Pada tahun 1975, terjadi pergantian tahun ajaran yang biasanya dimulai
Januari – Desember menjadi Juni – Juli. Saat itulah nama Pendidikan
Kewarganegaraan berganti menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Perubahan nama ini ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. Pada tahun 1994, nama mata pelajaran ini berganti lagi
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Di masa
reformasi, PPKn diubah lagi namanya menjadi PKn (Pendidikan
Kewarganegaraan). Yang terkini, nama mata pelajaran ini kembali
menjadi PPKn dan digunakan hingga saat ini.

Nama mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


(PPKN) kembali digunakan dengan alasan peserta didik saat ini dinilai
harus lebih memahami nilai-nilai pancasila yang sudah mulai luntur.

Karena itu, dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pendidikan berbasis


nilai-nilai pancasila ini dipelajari lebih dalam.

2. Menyebutkan dan menjabarkan regulasi / ketentuan Undang-undang


yang mengamanatkan Pendidikan Kewarganegaraan untuk
dilaksanakan di SD :
Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia yang telah
mengantarkan pembentukan suatu pemerintah negara Indonesia untuk
"melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia" serta "memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial"
menuntut penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan yang dapat
menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa
Indonesia.

Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan melalui BAB XIII, Pasal


31 ayat (2), bahwa pendidikan yang dimaksud harus diusahakan dan
diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai "satu sistem pengajaran
nasional". Sesuai dengan judul bab yang bersangkutan, yaitu
PENDIDIKAN, pengertian "satu sistem pengajaran nasional" dalam
Undang-undang ini diperluas menjadi "satu sistem pendidikan
nasional". Perluasan pengertian ini memungkinkan Undang-undang ini
tidak membatasi perhatian pada pengajaran saja, melainkan juga
memperhatikan unsur-unsur pendidikan yang berhubungan dengan
pertumbuhan kepribadian manusia Indonesia yang bersama-sama
merupakan perwujudan bangsa Indonesia, suatu bangsa yang bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memelihara budi pekerti kemanusiaan
dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur, sebagaimana
dimaksud dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa).

3. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam


Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn
untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, system hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi
dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam masyarakat
demokrasi.
g. Pancasila, meliputi, kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilainilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
i. Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi

4. Implikasi dari lingkup isi PKn SD/MI perlu dikaitkan dengan esensi
kualitas warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh
Karena itu, guru perlu merumumskan berbagai implikasi dari tuntutan
isi PKn terhadap wawasan demokrasi, sikap demokratis, dan tanggung
jawab serta perilaku demokratis.
Dengan kata lain PKN menuntut terwujudnya pengalaman belajar yang
bersifat utuh memuat belajar kognitif, belajar nilai dan sikap, dan
belajar perilaku. Oleh kraena itu, PKn seharusnya tidak lagi memisah-
misahkan domain-domain perilaku dalam belajar.
PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan
demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan
nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah
pendidikan politik. Namun, yang paling menonjol adalah sebagai
pendidikan nilai dan pendidikan moral. Oleh karena itu, secara singkat
PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan
nilai dan moral. Alasannya antara lain sebagai berikut.
1. Materi PPKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 45
beserta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat negara
Indonesia.
2. Sasaran belajar akhir PKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut
dalam perilaku nyata kehidupan sehari-hari.
3. Proses pembelajarannya menuntut terlibatnya emosional, intelektual,
dan sosial dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan
hanya dipahami (bersifat kognitif), tetapi dihayati (bersifat objektif) dan
dilaksanakan (bersifat perilaku).
5. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn di SD Menurut BSNP. (2006)
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, ruang lingkup pendidikan
kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
(1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara. Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
(2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum peradilan
internasional.
(3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
(4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat kebebasan berorganisasi. Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kependudukan warga negara.
(5) Konsitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
(6) Kekuasaan dan Politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan pers dalam masyarakat demokrasi.
(7) Pancasila meliputi:kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai pancasila dam kehidupan sehari-hari, pancasila
sebagai ideologi terbuka.
(8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai