Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PKn

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Dan Landasan


Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dr. Rasimin, M.Pd

OLEH:

NAMA : SITI NOK CHALIMAH


NIM : 12020180014
PROGRAM : S-2 PGMI

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER PENDIDIKAN


GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
IAIN SALATIGA
2018

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sudah
mengalami berkali-kali pergantian, hingga sampai Kurikulum 2013 yang di
pakai saat ini. PPKn merupakan perubahan dari mata pelajaran
sebelumnya yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasar
kurikulum 2006. Oleh karena nama PKn sebelumnya sudah dikenal
melalui kurikulum yang digunakan tahun 1994. Perubahan ini bukanlah
sekedar perubahan nama, tetapi lebih tepat disebut sebagai
penyempurnaan diri dari pembelajaran PPKn, mulai dari isi materi maupun
namanya.
PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan di Indonesia memiliki
banyak fungsi antara lain sebagai pendidikan kebangsaan, pendidikan
karakter, pendidikan kesadaran hukum dan pendidikan politik. Pendidikan
kewarganegaraan bukan sekedar persoalan membelajarkan fakta-fakta dasar
tentang prosedur dan kelembagaan kehidupan politik, tetapi ia juga
pemenuhan sejumlah karakter, nilai, dan loyalitas yang berkaitan dengan
praktek kewarganegaraan demokratis.
Meskipun mata pelajaran ini sering berganti-ganti istilah namun
secara umum, pendekatan dan cara penyampaiannya tidak berubah.
Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, agar membentuk warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Mulai terkikisnya moral anak bangsa pada zaman sekarang ini,
merupakan sebuah teguran cukup keras bagi semua kalangan umum dan bagi
pendidik khususnya. Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa
mengintegrasikan setiap mata pelajaran menjadi pendidikan yang berkarakter
baik secara langsung maupun tidak langsung.Termasuk dalam mata pelajaran

1
Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk berperilaku sesuai
norma-norma yang ada.
Oleh karena itu, melalui tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan kami ingin membahas lebih dalam mengenai hakikat,
tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan?
3. Apa saja ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna hakikat pendidikan kewarganegaraan
2. Memahami tujuan pendidikan kewarganegaraan
3. Dapat menyebutkan ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Kwarganegaraan PKn


Pendidikan Kewarganegaraan adalah terjemahan dari istilah asing
civic education atau citizenship education. Terhadap dua istilah ini, John C.
Cogan (1999) dalam buku Dr. Winarno, S.Pd., M.Si., telah membedakan
dengan mengartikan civic education sebagai “...the foundational course work
in school designed to prepare young citizens for an active role in their
communities in their adult lives”, atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah
yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah
dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. 1
Masih menurut Cogan, dia mengatakan bahwa citizenship
education digunakan sebagai istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas
yang mencakup, “...both these in-school experiences as well as out-of school
or non-formal/informal learning which takes place in the family, the religious
organization, community organizations, the media, etc which help to shape the
totality of the citizen”.2
Artinya, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan istilah generik
yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan luar sekolah, seperti yang
terjadi di lingkungan keluarga, organisasi keagamaan, organisasi
kemasyarakatan, dan dalam media.
Untuk konteks di Indonesia, citizenship education oleh beberapa
pakar diterjemahkan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan (ditulis
dengan menggunakan huruf kecil semua) 3
Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa istilah
citizenship education lebih luas cakupan pengertiannya dari pada civic

1
Dr. Winarno, S.Pd., M.Si, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi Strategi dan Penilaian,
Jakarta : Bumi Aksara, 2014. 290.
2
Cogan, J.J: Howaya, Rk.K: The Foundation of education. New York: Prentice hall, Inc, 1999.
3
Winataputra, Udin, Apa dan bagaimana pendidikan kewarganegaraan, makalah lokakarya Civic
Education Dosen IAIN/STAIN Se-Indonesia, Sawangan Depok, 2001.

3
education. Dengan cakupan yang luas ini maka citizenship education meliputi
didalamnya pendidikan kewarganegaraan dalam arti khusus (civic education).
Citizenship education sebagai proses pendidikan dalam rangka menyiapkan
warga negara generasi muda akan hak-hak, peran dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara, sedang civic education adalah citizenship education
yang dilakukan melalui persekolahan.
Mengenai pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, dinyatakan
dalam undang-undang bahwa pendidikan kewarganegara dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks undang-
undang tersebut merupakan nama jenis, bukan nama diri atau nama pelajaran.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka berdasar Permendiknas No. 22
Tahun 2006 tentang standar isi, pendidikan kewarganegaraan di sekolah
dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.4
Perkembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
khususnya di tingkat sekolah telah mengalami pasang surut pemikiran. Sejak
lahir kurikulum 1946 di awal kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini.
a. Kewarganegaraan tahun 1957
Pada tahun ini mulai dikenalkan mata pelajaran kewarganegaraan. Isi
pokok materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak
dan kewajiban warga negara. Selain mata pelajaran kewarganegaraan juga
diperkenalkan mata pelajaran Tata Negara dan Tata Hukum.

b. Tahun 1959
Pada tahun ini muncul mata pelajaran Civics yang isisnya meliputi sejarah
nasional, sejarah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, pancasila,
pidato-pidato kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa.

4
Ibid Winarno,. hlm 15

4
c. Tahun 1962
Pada tahun ini telah terjadi penggantian mata pelajaran Civics menjadi
kewargaan Negara. Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada
masa itu, yaitu Dr. Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan
untuk membentuk warga Negara yang baik. Materi yang diberikan
menurut keputusan menteri P dan K no. 31/1967 meliputi Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Tap MPR, dan pengetahuan PBB.

d. Pendidikan Kewarganegaran Negara tahun 1968


Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

e. Tahun 1973.
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu :
1. Hak dan kewajiban warga Negara
2. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemerintahan demokrasi Indonesia.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Pembangunan sisial ekonomi.
7. Pendidikan kependudukan.
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat.

f. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tahun 1975 dan 1984


Pada Kurikulum tahun 1975 istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah
menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi
Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi
pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II/MPR/1973. Mata

5
pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk Taman Kanak-
Kanak sampai Perguruan Tinggi. Mata pelajaran PMP ini terus
dipertahankan baik istilah maupun isinya sampai dengan berlakunya
Kurikulum 1984 yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 1975 (Depdikbud: 1975 a, b, c dan 1976). Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) pada masa itu berorientasi pada value inculcation dengan
muatan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

g. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tahun 1994


Pada tahun ini mata pelajaran PMP diganti menjadi mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional
yang menggariskan adanya muatan kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai bahan kajian wajib kurikulum
semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39).
Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 mengakomodasikan misi baru
pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, Kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi
pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas
dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya
yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau spiral of
concept development (Taba, 1967). Pendekatan ini mengartikulasikan sila-
sila Pancasila dengan jabaran nilainya untuk setiap jenjang pendidikan dan
kelas serta catur wulan dalam setiap kelas.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini
karakteristiknya didominasi oleh proses value incucation dan knowledge
dissemination. Hal tersebut dapat lihat dari materi pembelajarannya yang
dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila Pancasila. Tujuan
pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku
yang beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan

6
pengetahuan dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini
nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari.
Sedangkan dalam kurikulum 1994 ruang lingkup Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) meliputi :

1. Nilai moral dan norma bangsa Indonesia serta perilaku yang

diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila.
2. Kehidupan ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan di negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Sedangkan luas liputan, kedalaman dan tingkat
kesukaran materi pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
belajar siswa pada satuan pendidikan.

h. Kewarganegaraan (Citizenship) tahun 2004 (uji coba kurikulum


berbasis kompetensi)
Dengan diberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 tahun 2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 dimana Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan berubah nama menjadi Kewarganegaraan.

i. Pendidikan Kewarganegaraaan tahun 2006

Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) muncul mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menggantikan Kewarganegaraan dan PPKn.
Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006, ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut,
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2. Norma, Hukum dan Peraturan

7
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan Warga Negara
5. Konstitusi Negara
6. Kekuasaan dan Pilitik
7. Pancasila
8. Globalisasi

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat


pendidikan Kewarganegaraan adalah Program pendidikan berdasarkan nilai-
nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi
jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
Sebuah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


PKn sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan
memiliki tujuan yang sangat esensial dalam meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa
dan negara.
Numan Sumantri,5 tujuan PKn sebagai berikut “Usaha sadar yang
dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan
pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional,
yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari”.

5 Soemantri, Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001.

8
Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
menurut Winarno adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi m isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis, untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 6
Sedangkan menurut Sapriya (2011)7, tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab
dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan
prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga
negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan
seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan
untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun
ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak
tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses
politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan
masyarakat.
Winataputra dan Budimansyah (2007) berpendapat bahwa warga
Negara yang baik adalah warga negara yang memiliki pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), memiliki ketrampilan kewarganegaraan
(civic skill) dan memiliki watak kewarganegaraan (civic disposition). Pendapat
ini jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, maka memiliki pengetahuan
6 Ibid. winarno. hlm. 18-19
7
Sapriya, Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

9
kewarganegaraan terkait dengan aspek kognitif, memiliki watak
kewarganegaraan terkait dengan aspek afektif dan memiliki keterampilan
kewarganegaraan terkait dengan aspek psikomotor. Pendapat ini senada
dengan pendapat Dardji Darmodiharjo (1987), yang mengatakan bahwa
pendidikan memuat unsur : mengajar (pengetahuan), mendidik (membentuk
sikap), dan melatih (keterampilan) 8
Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma
tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini karena jika siswa sudah memiliki
nilai moral yang baik maka tujuan untuk mencapai warga negara yang baik
akan mudah terwujudkan.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, maka
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok
pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga negara
yang demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic
intelligence), membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility)
dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation). Tiga
kompetensi warga negara ini sejalan pula dengan tiga komponen pendidikan
kewarganegaraan yang baik, yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter
kewarganegaraan (civic dispositions). Warga negara yang memiliki
pengetahuan kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang cerdas.
Warga negara yang memiliki keterampilan kewarganegaraan akan menjadi
warga negara yang partisipatif, sedangkan warga negara yang memiliki
karakter kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek meliputi :
Persatuan dan Kesatuan, Norma Hukum dan Peraturan, Hak Asasi Manuasia,

8
Dikutip dari (http://blogomjhon.blogspot.com/2017/10/hakikat-tujuan-dan-ruang-lingkup.html).

10
Kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan Politik, Kedudukan
Pancasila, dan Globalisasi, 9 dengan jabarannya sebagai berikut :
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan
RepublikIndonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-
peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan
peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia,meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
rnengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaañ dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

9
Dikutip dari (http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/10/makalah-hakikat-tujuan-
pengertian.html.

11
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai
bangsa Indonesia, melalui mata pelajaran ini para peserta didik dididik untuk
lebih mencintai bangsa dan negara Indonesia ini.
PKn meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan Kewajiban
warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia,
hak asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan
strategi nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota
masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menjadikan
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan
hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi
bangsa yang terampil dan cerdas,dan bersikap baik sehingga mampu
mengikuti kemajuan teknologi modern.
Ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai
berikut. (1) Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3)
HAM, (4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan
Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi.
Tujuan Pembelajaran PKn disusun dalam setiap scenario
Pembelajaran dan harus mampu mencerminkan 3 (tiga) kategori tujuan PKn,
yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic skill

13
(kecakapan kewarganegaraan), Civic Disposition (sikap/watak
kewarganegaraan).

B. Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi
kita semua, serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya
Pendidikan Kewarganegaraan sejak dini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Winarno, S.Pd., M.Si, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi


Strategi dan Penilaian, Jakarta : Bumi Aksara, 2014. 290.

Cogan, J.J: Howaya, Rk.K: The Foundation of education. New York:


Prentice hall, Inc, 1999.

Winataputra, Udin, Apa dan bagaimana pendidikan kewarganegaraan,


makalah lokakarya Civic Education Dosen IAIN/STAIN Se-Indonesia,
Sawangan Depok, 2001.

Soemantri, Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosda Karya, 2001.

Sapriya, Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

http://blogomjhon.blogspot.com/2017/10/hakikat-tujuan-dan-ruang
lingkup. html

http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/10/makalah-hakikat-
tujuan-pengertian.html.

15

Anda mungkin juga menyukai