NAMA KELOMPOK:
HILLARY R SIANRESSY (3014210208)
YASMIEN NUUR DITTRIE (3014210460)
DEWI PRAMESTI (3015210107)
KARINA YUNITA A (3015210197)
OKE SETIA PERMATA DEWI (3015210290)
TEUKU YUDI RANTO (3015210364)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas Makalah hukum adat ini dapat kami selesaikan. Makalah ini saya kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah
ini penulis sangat hargai.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masyarakat bangsa Indonesia adalah masyarakat yang Bhinneka Tunggal Ika yang berbeda beda
Suku,Agama,Ras dan Antar golongan,yang kemudian bersatu dalam satu kesatuan Negara
Pancasila sejak tanggal 17 Agustus 1945.Sebelum Indonesia merdeka berbagai masyarakat itu
berdiam di berbagai kepulauan yang besar dan kecil menurut hukum adatnya masing masing
Jadi di zaman Hindia Belanda masyarakat bangsa Indonesia itu terkotak kotak ke dalam
lingkungan masyarakat hukumnya,adat budaya dan tempat kediamannya masing masing,
dengan mempunyai kekuasaan dan harta kekayaan sendiri-sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah mengenai hukum adat :
Kepengurusan masyarakat adat yang bersifat teritorial ini yang lebih menunjukkan hubungan
yang bersifat kekeluargaan dalam ketetanggaan terdapat didaerah-daerah sebagai berikut :
a. Di Aceh
Di Aceh ada suatu tempat kediaman yang disebut ”Mukim” yang dahulu dipimpin oleh
seorang Ulebalang. Mukim ini merupakan kesatuan dari beberapagampong (kampung) dan juga
mennasah (lembaga agama). Setiap gampong dipimpin oleh seorang Keuciq sebagai kepala
kampung dan imeum (imam) atauTeungku Meunasah.
b. Di Sumatra Selatan
Di Sumatra Selatan desanya disebut ”marga” sebagai merupakan kesatuan dari beberapa
dusun. Diantara marga-marga itu sebagian besar bersifat teritorial, hanya sebagian kecil saja
yang bersifat genealogis. Kepala marganya disebut Pasirah dengan gelar Pangeran atau Depati,
sedangkan kepala dusun disebut Krio atau mangku atau prowatin. Para staf pembantu disebut
”Punggawa”.
c. Di Jawa
Di Jawa dan Madura, Desa merupakan tempat kediaman yang meliputi beberapa pedukuhan.
Dukuh yang utama tempat kedudukan Kepala Desa disebut Krajan, sedangkan dukuh lainnya
terletak tidak jauh dari pusat desa. Setiap desa dikepalai oleh Kepala Desa yang dahulu dijabat
secara turun temurun yang disebut Lurah (Kuwu/ Bekel/ Petinggi) dengan beberapa staf
pembantu dalam melaksanakan kepengurusan desanya, yaitu :
• Carik, sebagai juru tulis desa
• Kami Tuwo, sebagai kepala pedukuhan
• Modin, sebagai pengurus keagamaan
• Jogoboyo, sebagai pengurus keamanan
• Bahu, Bayan dan lain sebagainya.
b. Di daerah Minangkabau
Masyarakat di daerah ini pada umumnya menganut agama islam yang masyarakat
adatnya bersifat genealogis matrilineal
c. Di daerah Dayak Kalimantan
Masyarakat di daerah ini terutama orang Dayak di daerah pedalaman pada umumnya
bersifat genealogis bilateral
Batara Guru;
Soripada;
Mangala Bulan (Debata na Tolu);
Mulajadi na Balon dan
Debataasiasai. (Hilman Hadikusuma, 1992, 144)
Hidup bersama.
Memiliki aturan.
Menghasilkan Kebudayaan.
Adanya tingkah laku seseorang.
Adanya dimensi waktu.
Diikuti oleh orang lain / masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang ketiga hal ini
mendorong timbulnya kebiasaan pribadi , dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang lain, maka
ia akan menjadi kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiaasaan itu menjadi adat, jadi
adat adalah kebiasaan masyarakat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat yang
bersangkutan. Masyarakat Indonesia memiliki kedinamikaan suku adat, yang pada prinsipnya
hanya ada satu tujuan yakni membangun dan mempertahankan negara Republik Indonesia.
Kedinamikaan suku merupakan kepribadian bangsa Indonesia, kepribadian ini adalah hukum
adat yang ditransformkan menjadi hukum nasioanal dan dicantumkan dalam UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
- Prof.H. Hadikusuma,Hilman.SH Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia (Mandar maju )
- Prof. Muhammad,Bushar.SH Asas-asas Hukum Adat Suatu Pengantar (Pradnya paramita)