PENDAHULUAN
1
Makalah ini akan membahas mengenai Hukum Perdata Internasional dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pembahasannya. Diantaranya adalah
Pengertian, Ruang Lingkup,Asas Asas,Sumber Sumber, Titik Pertalian dan masalah
pokoknya yaitu Kedudukan Hukum Perdata Internasional di Negara Islam.
B. Rumusan Masalah
Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai beberapa hal,
antara lain :
1. Bagaimana yang dimaksud Hukum Perdata Internasional?
2. Bagaimana kedudukan Hukum Perdata Internasional di negara negara islam
yang sebelumnya telah menerapkan sistem hukum islam?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan memaparkan beberapa penjelasan yang lebih luas lagi agar
siapapun yang sedang mempelajarinya dapat memahami apa yang ingin disampaikan
oleh penulis mengenai Hukum Perdata Internasional.
Penulisan ini diharapkan dapaat menjadi tambahan referansi yang berguna dalam
perluasan ilmu pengetahuan dan menjadi sumber informasi bagi pihak pihak yang
membutuhkan.
Tujuan penulisan ini antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum.
2. Menjelaskan mengenai pengertian Hukum Perdata Internasional.
3. Menjelaskan tentang berbagai sumber sumber Hukum Perdata Internasional.
4. Menjelaskan tentang titik pertalian diantara Hukum Perdata Internasional
5. Menjelaskan tentang kedudukan Hukum Perdata Internasional dinegara negara islam
yang menggunakan sistem hukum islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Ruang Lingkup Hukum Perdata Internasional
4
E. Sumber-Sumber Hukum Perdata Internasional
1. Sumber Utama
a) Sumber Tertulis
Antara lain : UU dan Trakat
b) Sumber Tidak Tertulis
Antara lain : Yurisprudensi dan Kebijaksanaan
2. Sumber Hpi Indonesia
a) Masa sebelum tahun 1945 .Sumber HPI Indonasia (HINDIA Belanda) yaitu:
- Pasal 16 AB, 17 AB, 18 AB
- Pasal 131 IS dan 163 IS
b) Masa setelah tahun 1945 ( Setelah Indonesia merdeka )
- Pasal 16 AB, 17 AB, 18 AB
- UU kewarganegaraan RI yaitu UU no 62 / 1958
- UU no 5 tahun 1960, UU pokok agrarian. Dalam uu ini ada 2 pasal yang
Menyangkut dengan HPI Isi Dari Pasal 16, 17 dan 18 AB Tersebut Diatas :
i. Pasal 16 AB Status Personil Seseorang & Wewenang.
Status & wewenang seseorang harus dinilai menurut hukum nasionalnya ( Lex
patriae )
Jadi seseorang dimanapun ia berada tetap terikat kepada hukumnya yang
menyangkut status & wewenang demikian pula orang asing maksudnya status
& wewenang orang asing itu harus dinilai hukum nasional orang asing
tersebut
ii. Pasal 17 AB Status Kenyataan atau Riil
Status Mengenai benda2 tetap harus dinilai menurut hukum dari negara atau
tempat dimana benda itu terletak ( lex resital )
iii. Pasal 18 AB Status Campuran
Status campuran bentuk tindakan hukum dinilai menurut hukum dimana
tindakan itu dilakukan ( Locus Regit Actum )
Ketiga pasal tersebut diatas merupakan contoh dari ketentuan penunjuk
disebut sebagai ketentuan penunjuk karena menunjuk kepada suatu sistim
tertentu mungkin hukum nasional maupun hukum asing, dalam prakteknya
hakim yang mengadili kasus HPI ini merupakan atau memakai hukum asing
hal ini dilakukan oleh sang hakim dengan dasar karena UU yang berlaku
5
dinegara orang asing tersebut yang memerintahkan bahwa dalam kasus yang
dihadapi tersebut menerapkan hukum asing
F. Titik Pertalian
6
G. Kedudukan Hukum
7
H. Kedudukan Hukum Perdata Internasional Di Negara Islam
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi. Hukum ditengah tengah masyarakat memilliki peranan yang sangat
strategis: Pergaulan hidup antar warga masyarakat; Hubungan antara negara dengan
warganya; Hubungan antara negara dengan negara dan warga dunia.
Hukum Perdata Internasional bukanlah sebuah peraturan yang terkodifikasi
seperti peraturan perundang undangan, dimana akan berlaku secara internasional.
Tetapi Hukum Perdata intrnasional merupakan hukum nasional di masing masing
negara yang namanya sama. Tapi isinya berbeda di setiap negara, sesuai dengan
situasi dan kondisi negaranya masing masing.
Kedudukan hukum berarti menyatakan adanya perbedaan atau selisih diantara
beberapa aturan hukum yang ada. Perbedaan itu yang menyebabkan diperlukannya
pemahaman lebih lanjut mengenai masing masing aturan hukum tersebut, agar jika
terjadi permasalahan nantinya, bisa diselesaikan dengan cara yang tepat dan sesuai
kehendak dari para pihak yang berselisih.
Kedudukan hukum di suatu negara biasanya berbeda beda, yaitu sesuai dengan
tata urutan peraturan perundang undangan yang berlaku. Itu masih dalam konsep
negara demokrasi. Lalu bagaimana jika didalam negara yang menganut sistem
kerajaan atau disebut monarki ? atau bagaimana jika di dala negara yang menganut
sistem hukum islam?.
2. Saran
Kita sebagai manusia tidak akan lepas dari hubungan sesama manusia, baik
dalam lingkup nasional ataupun internasional. Jadi walaupun yang di anut pada suatu
negara adalah sitem hukum islam atau sistem hukum kerajaan atau yang biasa disebut
monarki, mereka tidak boleh menutup diri dari Hukum Perdata Internasional. Karena
hukum ini mengatur bagaimana hubungan sesama manusia dalam lingkup
internasional.
9
DAFTAR PUSTAKA
10