Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS

PEMBUNUHAN BERENCANA

Guna Memenuhi Tugas Terstruktur I Mata Kuliah Tindak Pidana dalam KUHP
Pengajar :
Prof. Dr. Hj. Made Sadhi Astuti

Oleh :
TOMMY PIRNANDO HALOHO
175010107111172

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2018

0
DAFTAR ISI

Daftar isi 1
BAB I Identitas terdakwa 2
BAB II Kronologi 3
BAB III Analisis Pasal 340 KUHP 4
BAB IV Analisis kasus 6
Sumber 7

1
KASUS PEMBUNUHAN DI PASAR BINTAN CENTRE

BAB 1

IDENTITAS TERDAKWA
Tersangka : A Hiang/ Kie Hai/ Apek koboy

Korban : A bak/ Tjia Mei

Tempus : 4 Oktober 2010 sekitar pukul 04.00 WIB.

Locus : Pasar Bestari Bintan Center

Modus : cek-cok mulut dan rasa kesal yang berkepanjangan

2
BAB II

KRONOLOGI KASUS
Kronologi Kasus
Kejadian diawali dengan cekcok mulut saat dagangan mulai dipersiapkan. Ketika itu, A Hiang
sedang duduk di kedai kopi. Dari kejauhan A Hiang melihat Tjiang Ming alias A Bak sedang
memindahkan kayu untuk menggantung kantong plastik miliknya.

A Hiang mendatangi A Bak dan menanyakan tentang pemindahan gantungan kantong plastik
tersebut, A Bak menungkapkan bahwa gantungan kantong plastik itu mengenai gantungan
plastik miliknya. Cekcok mulut pun terjadi hingga A Bak mengeluarkan bahasa kotor dalam
bahasa Cina.
Mendengar bahasa kotor tersebut, A Hiang naik darah dan mengambil parang yang berada di
dekatnya dan mendaratkan ke batang leher sebelah kiri A Bak hingga mengeluarkan darah
segar.

A Bak berusaha melarikan diri dengan membalikkan badannya. Tapi tebasan kedua kalinya
hinggap di kepalanya dan lalu tersungkur di lantai. Setelah menebas leher A Bak dan
meninggalkannya dalam kondisi bersimbah darah, A Hiang mendatangi Polsek Tanjungpinang
Timur yang berada di depan Pasar Bestari.

A Hiang mengatakan ke petugas jaga bahwa ia baru saja membunuh orang dengan parang yang
masih berada di tangannya.

3
BAB III

ANALISIS PASAL 340 KUHP

SUBJEK HUKUM : Barangsiapa


Kiranya sudah cukup jelas bahwa kata barangsiapa ini menunjukkan orang, yang apabila
orang tersebut memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang diatur dalam Pasal 340 KUHP,
maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana perkosaan tersebut.

KUALIFIKASI : PEMBUNUHAN BERENCANA

Pembunuhan berencana adalah kejahatan merampas nyawa manusia lain, atau membunuh,
setelah dilakukan perencanaan mengenai waktu atau metode, dengan tujuan memastikan
keberhasilan pembunuhan atau untuk menghindari penangkapan. Pembunuhan terencana
dalam hukum umumnya merupakan tipe pembunuhan yang paling serius, dan pelakunya
dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Istilah "pembunuhan terencana" pertama kali dipakai dalam pengadilan pada tahun 1963,
pada sidang Mark Richardson, yang dituduh membunuh istrinya. Pada sidang itu diketahui
bahwa Richardson berencana membunuh istrinya selama tiga tahun. Ia terbukti bersalah dan
dipenjara seumur hidup.

SANKSI HUKUM PIDANA : hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun

UNSUR-UNSUR

UNSUR SUBJEKTIF : DISENGAJA


Sudah sangat jelas dijelaskan pada pasal 340 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu
menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord),
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua
puluh tahun.” Maksudnya sengaja disini adalah seseorang melakukan tindak pidana dalam
kondisi yang sadar dan mengetahui apa yang dia perbuat dan merencanakannya

4
UNSUR OBJEKTIF : MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN

Menghilangkan nyawa orang lain;


1. Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah orang lain dan bukan
dirinya sendiri si pembuat tersebut.
2. Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk dirinya sendiri si pelaku.
3. Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338 KUHP tidak ditentukan bagaimana cara
melakukan perbuatan pembunuhan tersebut, tidak ditentukan alat apa yang digunakan
tersebut, tetapi Undang-Undang hanya menggariskan bahwa akibat dari perbuatannya itu
yakni menghilangkan jiwa orang lain atau matinya orang lain.
4. Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu, tetapi mungkin
kematian dapat timbul kemudian.
5. Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain tersebut harus sesuatu
perbuatan, walaupun perbuatan itu kecil yang dapat mengakibatkan hilangnya atau
matinya orang lain.

5
BAB IV

ANALISIS KASUS

Berdasarkan kasus, pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Pasal 340 KUHP : “ Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun “

Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana tersebut
adalah :

 Dalam kasus, yang dapat dimintai pertanggungjawaban adalah A Hiang, sebab dia
merupakan pelaku tunggal dimana dia mengakui dirinya telah membunuh A bak, dan A
Hiang tidak memenuhi pengecualian yang diatur oleh beberapa pasal pada buku I aturan
umum bab III KUHP yaitu;
1. alasan pembenar : daya paksa (pasal 48 KUHP), bela paksa (pasal 49 ayat (1) KUHP),
melaksanakan ketentuan UU (pasal 50 KUHP), dan perintah jabatan sah (pasal 51 ayat
(2) KUHP)
2. alasan pemaaf : ketidakmampuan bertanggungjawab (pasal 44 KUHP), Daya paksa
dalam arti sempit (Pasal 48 KUHP), Bela paksa lampau batas (pasal 49 ayat (2)
KUHP), dan perintah jabatan tidak sah (Pasal 51 ayat (2) KUHP)
 Dalam kasus, Pelaku memiliki kehendak dan keinsyafan untuk melayangkan parang ke
arah A Bak karena rasa kesal terhadap A Bak tindak pidana tersebut telah diatur dalam
pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
 Dalam kasus, A hiang melihat A bak berbalik setelah pembacokan pertama namun tetap
membacok A Bak kedua kalinya hingga tewas, sehingga bisa dimasukkan kedalam pasal
388 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan dengan disengaja.
1. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) KUHP
“ Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-
undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan”

Berdasarkan pasal tersebut, Tidak ada suatu tindak pidana yang dapat dipidana tanpa ada
peraturan tertulis yang mengaturnya terlebih dahulu. Dalam pasal 1 ayat (1) tersebut
mengandung asas-asas hukum pidana.

A Hiang diancam dengan hukuman 14 tahun penjara atas perbuatannya terhadap A Bak.

6
SUMBER :

https://shimchinmae.wordpress.com/2012/11/13/analisa-kasus-pembunuhan/

https://www.kompasiana.com/siagianbene/57cae2b40bb0bdb971401f4f/tindak-pidana-
pembunuhan-berencana-dan-penjelasan-pasal-340-kuhp

http://www.negarahukum.com/hukum/kejahatan-terhadap-nyawa.html

Anda mungkin juga menyukai