Posisi Kasus
Pada Maret 2020 Indonesia dinyatakan telah terjangkit pandemic corona virus
atau yang terkenal dengan nama Covid-19. Atas kejadian tersebut, hamper selama 2
tahun rakyat Indonesia harus hidup bersama dengan kewaspadaan yang sangat ketat dan
pada tahun 2021 menjadi tahun kelam akibat banyaknya korban yang meninggal
disebabkan karena virus Covid-19 ini. Pandemi ini merupakan penyakit yang tidak
melihat latar belakang dari penderitanya, mereka yang terkena virus Covid-19 terutama
dari kalangan ekonomi menengah ke bawah akan mengalami kesulitan untuk berobat
dan menyebabkan efek domino terhadap kehidupan sektor ekonomi pekerjaan. Banyak
dari keluarga penderita yang kehilangan akibat buruknya penanganan dari wabah
pandemic Covid-19 ini terlebih para pegawai dan buruh yang diberikan kebijakan untuk
PHK.
Kesehatan membentuk tim satgas khusus Covid dalam menangani berbagai fenomena
yang terjadi akibat adanya pandemic Covid-19 ini. Pada kasus lebih detil, pemerintah
beberapa kejanggalan atas adanya dugaan korupsi dalam penyaluran bantuan sosial
tersebut.
Juliari Batubara diangkat Presidon Joko Widodo menjadi Menteri Sosial Republik
Indonesia pada Tahun Jabatan 2019-2024. Pada masa pandemi lebih tepatnya pada 6
Desember 2020, KPK menetapkan Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara menjadi
tersangka kasus korupsi berupa suap bantuan sosial penanganan pandemi Covid-19
dengan cakupan wilayan Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi untuk tahun 2020.
Selain Juliari, KPK menetapkan Mathus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian I M, dan
bansos penanganan Covid-19 berupa paket sembako oleh Kemensos tahun 2020 dengan
kisaran jumlah Rp. 5,9 Triliun untuk 272 kontrak selama 2 periode. Selanjutnya, Juliari
sebagai Menteri sosial menunjuk Matheus dan Adi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) pada proyek tersebut dengan penunjukkan secara langsung para rekanan
kemudian diduga terdapat fee untuk tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan rekanan
Total uang suap yang diterima Juliari berdasarkan analisis KPK sebesar Rp. 17
miliar. Keseluruhan uang tersebut diduga digunakan hanya untuk keperluan pribadi
Juliari. Atas perbuatannya tersebut, Juliari disangkakan telah melanggar Pasal 1 hurus a
atau Pasal 12 huruf b atau pasal 11 Undang-Undang (UU) Nomor 31 tahun 1999
Pada akhirnya, Juliari divoni 12 tahun penjara dan denda dengan nominal Rp. 500
juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada
Senin (23/8/2021). Majelis hakim menetapkan Juliari terbukti melanggar Pasal 12 huruf
menjatuhkan pidana tambahan untuk mengganti uang ganti sebesar Rp. 14,9 miliar
Isu Hukum
2. Apakah putusan Majelis Hakim telah mengikuti keadaan pada Pasal 12 huruf a Undang-
Landasan Hukum
1. Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang (UU) Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sesuai perubahan pada UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
“Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah);
a. pegawai negeri atau penyelenggaran negara yang menerima hadiah atau janji,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
Analisis Hukum
1. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia ternyata tidak membuat para korupsi
berhenti. Banyak kasus korupsi yang telah terjadi yang melibatkan pejabat pemerintah
setingkat menteri dengan contoh korupsi yang dilakukan Menteri Kelautan dan
2. Banyak masyarakat yang bertanya mengenai isi hati nurani dan moril pejabat yang telah
mendapatkan gaji dan tunjangan yang tinggi seharusnya berkewajiban mengurus rakyat,
justru ironinya menyakiti perasaan rakyat. Secara ekonomi, para pejabat setingkat
menteri telah berada pada kehidupan ekonomi yang diatas standar gaji yang ada.
Sehingga dapat disimpulkan pejabat ini merupakan tipe seorang yang telah hilang rasa
3. Melihat perkara tersebut, kemudian dapat diambil benang merah bahwa Saudara Juliari
Batubara telah terbukti kuat melakukan kejahatan tindak pidana korupsi dan telah
4. Dalam putusan ini hakim memvonis Juliari Batubara dengan masa tahanan 12 tahun
penjara dan denda Rp. 500 juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Jakarta pada Senin (23/8/2021). Majelis hakim menilai Juliari terbukti
5. Selain itu, hakim menetapkan penjatuhan pidana tambahan untuk mengganti kerugian
negara dengan sejumlah uang sebesar Rp. 14,59 miliar atau lebih tepatnya Rp.
14.590.450.000. Menurut penulis, jumlah tersebut masih kurang dan tidak menimbulkan
efek jera apabila dibandingkan terhadap kejahatan korupsi yang telah dilakukan
Kesimpulan
Juliari Batubara divonis 12 tahun penjara dan denda Rp. 500 juta oleh Majelis Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (23/8/2021). Majelils
Selain itu, hakim juga menjatuhkan tambahan pidana untuk membayar uang pengganti
sejumlah uang sebanyak Rp. 14,59 miliar atau dengan detail Rp. 14.590.450.000.