Nurhayati Damiri
S3 Ilmu Lingkungan PPS UNSRI
2021
PENGANTAR
Dunia saat ini sudah berubah dari nyaman menjadi kurang nyaman untuk dijadikan tempat
tinggal. Kenapa? Karena sedikitnya ada lima masalah lingkungan terbesar abad ini yang
mengancam kehidupan warga bumi. Apa itu? Itu adalah tekanan ledakan populasi, polusi udara,
pembabatan hutan, pemusnahan biodiversitas dan erosi tanah subur. Pada kuliah yang lalu kita
sudah membahas kerusakan lingkungan yang terjadi di negara kita. Kali ini kita membahas
kerusakan lingkungan pada tatanan global.
Tekanan Ledakan Populasi
Kalian tinggal di salah satu kota di Indonesia? Berarti kalian tinggal di kota
padat penduduk dan pertambahan penduduknya sangat pesat. Di dunia
penduduknya hanya dalam 1 abad meningkat dari 1,6 milyar pada awal abad
ke 20 menjadi 7,5 milyar pada awal abad ke 21. Menurut perkiraan PBB
jumlah penduduk bumi akan meningkat menjadi 10 milyar jiwa pada tahun
2050 jika tidak direm. Dampak ledakan penduduk ini antara lain semakin
tingginya angka pengangguran, kriminalitas. Dan memburuknya kondisi
social lainnya.
• Ledakan penduduk terjadi di seluruh dunia
menyebabkan kerusakan lingkungan lainnya
1. Tingkat kematian yang menurun
2. Kekurangan pangan
Dampak
3. Timbulnya pemukiman atau daerah kumuh di
Negatif perkotaan
Pelaksanaan program KB
Pengurangan pengangguran
• Di lautan, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi karena
menjadi pusat segitiga karang dunia.
Sayangnya, pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati kurang menjadi
perhatian utama para pemangku kepentingan di Indonesia, sehingga tingkat
kepunahan biodiversitas Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia.
Apa saja yang Terbentang dari Indonesia hingga Kepulauan Solomon, Kawasan dengan
keanekaragaman dengan luas kurang lebih 6 juta kilometer persegi,
diketahui dengan Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang yang harus
segitiga karang dilindungi, yaitu sepanjang 80.791 kilometer. spesies laut tertinggi.
tersebut? Yang 2. Rumah Bagi >500 Spesies Terumbu Karang.
terancam Menurut WWF, Segitiga Terumbu Karang merupakan rumah dari 76% spesies
terumbu karang dunia, memiliki 15 spesies karang endemik regional (spesies
keberadaannya yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia), dan berbagi 41 spesies
endemik regional dengan Asia. Di Kawasan Segitiga Terumbu Karang
terdapat episentrum/pusat keanekaragaman terumbu karang yaitu di
Semenanjung Doberai/Bird’s Head Peninsula di Papua. Kekayaan ini
menyimpan 2.228 spesies ikan terumbu karang dari total 6.000 spesies ikan
terumbu karang dunia.
Kekayaan keragaman di segitiga karang
• Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon merupakan 6
negara yang dilalui Segitiga Terumbu Karang. Disebut juga CT6, keenam negara ini tergabung
dalam Inisiatif Segitiga Terumbu Karang (CTI-CFF) sejak tahun 2009 untuk mengatasi ancaman
terhadap ekosistem laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di kawasan Segitiga Terumbu Karang.
• Kondisi Ideal Mendukung Hidup Berbagai Spesies.
Menurut Blue Corner Conservation (2020) adalah banyaknya pulau dan celah dimana air laut
mengalir menyediakan arus yang cocok untuk larva laut berpindah ke daerah yang lebih dangkal.
Ada juga penelitian yang mengatakan kompleksitas struktur terumbu karang di Segitiga Terumbu
Karang menyediakan habitat bagi berbagai spesies.
Kaya Spesies Karena Evolusi Panjang
di Segitiga Terumbu Karang, spesies baru berevolusi lebih lambat, tetapi oleh karena kondisinya
jauh lebih stabil dalam periode waktu geologis yang lama, spesies dapat bertahan hidup dan
perlahan-lahan terakumulasi ke dalam keanekaragaman hayati tinggi yang kita lihat hari ini.
• Menyokong Hidup Lebih Dari 120 Juta Penduduk
• Segitiga Terumbu Karang mendukung mata pencaharian dan ketahanan pangan,
terutama bagi masyarakat pesisir. Segitiga Terumbu Karang juga menjadi rumah
bagi sekitar 363 juta penduduk dan merupakan zona ekonomi eksklusif 6 negara.
• Segitiga Terumbu Karang menyediakan tempat pemijahan dan pertumbuhan
tuna, mendukung industri tuna senilai miliaran dolar dan memasok jutaan
konsumen di seluruh dunia. Sumber daya kelautan berkontribusi pada
pertumbuhan industri pariwisata berbasis alam, bernilai lebih dari US $ 12 miliar
setiap tahun (WWF, 2020)
Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di Segitiga Terumbu Karang, maka
harus dilakukan penjagaan kelestarian ekosistem terumbu karang tersebut agar
tidak mengalami kerusakan dan punahnya keragaman biodiversitas didalamnya
Penyebab utama hilangnya biodiversitas adalah:
• Tawarkan insentif untuk perbaikan tanah.. Praktik anti erosi butuh biaya.. Rata-rata perlu
$500 per hektar. Nilai investasi yang sangat besar bagi petani. Untuk itu pemerintah dan
pihak bank harus membantu petani mendapatkan akses kredit dan mau mendukiung
praktek praktek pencegahan erosi yang ada. Seluruh masyarakat pemilik lahan di lahan
miring perlu dana untuk pencegahan erosi.
• Biaya pencegahan erosi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang diperlukan
untuk pemulihan dan rehabilitasi lahan, Diperkirakan $ 1.500-2.000 per hektar atau
bahkan ada yang mencapai $ 15.000 per hektar.
• Pencegahan dan rehabilitasi. Ini untuk tanah yang rusak. Ini harus dilakukan agar
kelaparan di negara berkembang dapat dicegah dan juga dalam upaya memitigasi krisis
iklim.
PENUTUP
• Kuliah kita kali ini sudah mengeksplorasi lima permasalahan utama dalam kerusakan
lingkungan global. Kelima permasalahan tersebut disadari atau tidak mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Tekanan ledakan penduduk merupakan permasalahan
lingkungan yang mempengaruhi atau berdampak terhadap keempat kerusakan lingkungan
lainnya yakni polusi udara, pembabatan hutan, pemusnahan biodiversitas dan erosi tanah
subur. Oleh karena itu, pengendalian kerusakan lingkungan global mesti disadari oleh
Lembaga dunia bidang perlindungan lingkungan maupun kementerian Lingkungan dan
Kehutanan serta Pemerintah Daerah Otonom untuk secara sungguh-sungguh mengedukasi
penduduk dan tenaga ahli lingkungan untuk ikut aktif berpartisipasi mengendalikan
permasalahn tersebut.
JAZAKALLLAH
HATUR TERIMA
NUHUN KASIH