MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 3 / Rombel 69
1. Tri Rokhayati (1401413309)
2. Erpin Agustina (1401413328)
3. Mugiarti Hanifah (1401413332)
4. Wahyu Widiyanto (1401413348)
1.3 Tujuan
a. Mengetahui permasalahan lingkungan di Indonesia.
b. Mengetahui permasalahan lingkungan di daerah Kota Semarang.
c. Mengetahui upaya pencegahan dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan lingkungan.
BAB 2
PEMBAHASAN
c. Tanah Longsor
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar yang unik. Karena kota ini
terbagi dalam dua alam yang kontras dengan jarak sangat berdekatan. Kawasan kota
bawah berbatasan langsung dengan pantai. Sementara kawasan perbukitan jaraknya
sangat pendek. Kawasan kota yang berada di bawah tentu rawan banjir dan rob.
Sementara daerah perbukitan rawan longsor. Tujuh dari 16 kecamatan di Kota
Semarang memiliki titik-titik rawan longsor. Ketujuh kecamatan tersebut adalah
Manyaran, Gunungpati, Gajahmungkur, Tembalang, Ngaliyan, Mijen, dan Tugu. Kontur
tanah di kecamatan-kecamatan tersebut sebagian adalah perbukitan dan daerah patahan
dengan struktur tanah yang labil.
Pengertian tanah longsor adalah terjadinya pergerakan tanah atau bebatuan
dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah
terjal yang tidak stabil. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya bencana ini adalah
lereng yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Air hujan adalah
pemicu utama terjadinya tanah longsor. Ulah manusiapun bisa menjadi penyebab tanah
longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendalikan. Menurut
organisasi MPBI (Masyarakat Peduli Bencana Indonesia), gejala umum tanah longsor
meliputi:
1) Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing,
2) Muncul mata air secara tiba-tiba,
3) Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh, dan
4) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
3.1 Simpulan
Beberapa masalah lingkungan nasional yang sering dibicarakan antara lain
adalah mengenai pencemaran lingkungan baik di tanah, udara maupun di air, kerusakan
hutan.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh adanya hujan asam, pencemaran udara,
limbah industry dan pertanian, dan juga karena ulah manusia sendiri yang tidak dapat
menjaga kelestarian lingkungan.
Kerusakan hutan tropis disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-
terangan menyebabkan hutan rusak parah. Disamping penjarahan kerusakan juga
diakibatkan karena kebakaran baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak
bertangung jawab.
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang
antara lain penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang, pengambilan karang
untuk bangunan, pembersihan karang dari perairan pantai untuk keperluan pariwisata.
3.2 Saran
Untuk mencegah pencemaran lingkungan Nasional dan Lokal dalam hidup
maka, ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh setiap manusia yakni : harus
mengurangi perbuatan yang merugikan lingkungan. Harus adanya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim MKU PLH. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Pusbang
MKU/MKDK Unnes.
Dinas Pekerjaan Umum, Ditjen Cipta Karya. 2001. Profil Kabupaten/Kota, Kota
Semarang Jawa Tengah. Semarang.
Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2009. Kota
Semarang dalam Angka 2008. Semarang
Prawiro Ruslan H.1988. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Satya Wacana. Semarang
Mantini, Sri.dkk. 2006. Kimia Lingkungan. Untuk Kalangan Sendiri. Semarang.
Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Bandung
www.epa.gov
www.unep.org
http://ovy-ovy.blogspot.com/2014/01/plh-bab-iii-masalah-lingkungan-hidup.html
http://puspitasarigeografium2007.blogspot.com/2009/11/pencegahan-kerusakan-
lingkungan-hidup.html