Keseimbangan Alam
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. Iwan Setiawan, M.Si
Ada dua negara yang dikenal sebagai paru-paru dunia, yaitu Brazil dan
Indonesia. Kedua negara ini disebut sebagai paru-paru dunia karena kekayaan hutan
yang dimilikinya. Hutan Indonesia merupakan hutan yang menduduki urutan ketiga
terluas di dunia dengan hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan (rain forest)
Kalimantan dan Papua. Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI), sebuah lembaga
independen pemantau hutan Indonesia, sejumlah 82 hektare luas daratan Indonesia
masih tertutup hutan.
Jenis hutan yang dimiliki oleh Indonesia merupakan jenis hutan hujan tropis
yang menyebar dari sebelah barat sampai ke wilayah tengah Indonesia. Hutan hujan
tropis memiliki ciri-ciri pohon besar, tinggi, daun lebat, dan canopy (tudung daun).
Hutan hujan tropis selalu basah dan lembab. Hutan ini dapat ditemui di daerah sekitar
khatulistiwa, yaitu pada 0-10º ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan ini
dapat ditemui di Asia, Afrika, Australia, Amerika selatan, Amerika tengah, dan
Kepulauan Pasifik. Hutan hujan tropis memiliki banyak fungsi vital, di antaranya
menyerap emisi karbondioksida berlebih dan menyuplai oksigen.
Indonesia dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas dan
tinggi tingkat keanekaragaman hayatinya di dunia. Hutan Indonesia memiliki
berbagai macam potensi yang bisa dimanfaatkan dalam berbagai aspek yaitu dalam
aspek ekonomi, sosial maupun ekologi.
Dalam aspek sosial hutan memberikan manfaat Kepada masyarakat desa yang
bertempat tinggal di sekitar kawasan hutan untuk berinteraksi dan mempergunakan
hasil hutan. Hutan juga meberikan manfaat kepada makhluk hidup lainya sebagai
rumah bagi banyak sekali spesies di dunia. Banyak spesies di dalam hutan hujan
tropis yang belum diteliti. Para peneliti banyak melakukan bioprospecting di hutan
hujan tropis, yaitu upaya pencarian tanaman yang dapat digunakan dalam makanan,
kosmetik, maupun obat-obatan.
Hutan hujan tropis yang selalu lembab berperan dalam pengaturan tata air.
Pohon-pohon di dalam hutan melepaskan air ke atmosfer melalui proses yang disebut
transpirasi. Di daerah tropis, setiap pohon kanopi kira-kira dapat melepaskan 760 liter
air setiap tahunnya. Kelembaban membantu pembentukan awan di atas hutan hujan
tropis. Singkatnya, hutan hujan tropis ini memiliki banyak fungsi dan peran vital bagi
kehidupan di dunia.Selain itu, hutan hujan tropis merupakan rumah bagi banyak
sekali spesies di dunia.
Namun keadaan hutan di Indonesia saat ini sangatlah memperhatikan dan
dalam keadaan yang kritis, karena terus mengalami penyusutan setiap tahunnya.
Setiap tahun terjadi penyusutan hutan karena untuk perkebunan kelapa sawit,
pertambangan, dan pemukiman penduduk. Apalagi di tambah dengan adanya
penebangan liar atau illegal logging. Di perkirakan hutan di Indonesia menyusut 1,5
juta hektar pertahunnya. Menurut data departemen kehutanan RI tahun 2006, luas
hutan yang rusak tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari
120,35 juta hektar kawasan hutan di Indonesia. Bila keadaan seperti ini terus terjadi,
maka Indonesia akan kehilangan kawasan hutan. Penyebab lain kerusakan hutan
bukan hanya karna perkebunan sawit,pertambangan,pemukiman,atau illegal logging,
kerusakan hutan juga di sebabkan oleh lemahnya pemantapan hutan yang di tandai
dengan buruknya pengelolaan sumber daya hutan.
1. Perubahan iklim
Dengan adanya dampak kerusakan hutan, jumlah karbondioksida (CO2)
yang dilepaskan ke udara akan semakin besar.. Oksigen (O2) merupakan gas
yang melimpah di atmosfer, dimana hutan merupakan produsen terbesar yang
menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah
kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya
mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru dunia. Pada
saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat
terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.
2. Kehilangan berbagai jenis spesies
Dengan adanya kerusakan hutan maka dapat berdampak pada jenis
spesies yang ada di hutan tersebut dikarenakan suhu ataupun bahan makanan atau
persediaan makanan mereka. Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka
hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kepunahan spesies. Hal ini bisa
berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dimana akan
musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi object suatu penelitian.
3. Terganggunya siklus air
Semakin sedikitnya jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti
kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk
hujan juga sedikit dan akan mengakibatkan terjadinya kekeringan.
4. Mengakibatkan Banjir dan erosi tanah
Dengan tiadanya pohon, maka pada saat musim hujan tanah tidak bisa
menyerap dengan baik tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju
aliran air di permukaan, yang pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain
itu, air hujan dapat mengangkut partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan
erosi tanah atau tanah longsor.
5. Mengakibatkan kekeringan
Dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan berimbas pada
musim kemarau, dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang
seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan karena
pohon yang bertindak sebagai tempat penyimpan cadangan air tanah tidak ada
lagi sehingga Ini akan berdampak pada terjadinya kekeringan yang
berkepanjangan.
6. Kerugian ekonomi