Anda di halaman 1dari 15

KEANEKARAGAMAN HAYATI

HUTAN HUJAN

(Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Biologi Umum)

Dosen Pengampu : Doni Hariandi, SP.,M.Sc.

Disusun Oleh:

Ahmad Naziullah (4441160067)

Kelas II C

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
KEANEKARAGAMAN HAYATI HUTAN HUJAN DI INDONESIA.
Adapun makalah tentang KEANEKARAGAMAN HAYATI HUTAN HUJAN DI
INDONESIA ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
Dosen serta asisten dosen sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini tentang


KEANEKARAGAMAN HAYATI HUTAN HUJAN DI INDONESIA ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Serang, 15 Maret 2017

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Hutan Hujan Tropis..................................................................................... 3
2.2 Ciri-ciri Hujan Tropis................................................................................... 3
2.3 Persebaran Hutan Hujan Tropis................................................................... 4
2.4 Tumbuhan Penyusun Hujan Tropis.............................................................. 6
2.5 Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhan................................. 9
2.6 Peran dan Fungsi Hutan Hujan....................................................................10

BAB III PENUTUP...................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis, disamping itu indonesia punya
beragam keanekaragaman hayati yang terdapat banyak jenis flora dan fauna didalamnya yang
biodiersitasnya tinggi setelah brasilia dan amazon. Salah satu keanekaragaman hayati yang
punya peran besar terhadap dunia dan lingkungan ialah hutan hujan tropis, Hutan hujan
Indonesia menjadi rumah bagi ribuan jenis keanekaragaman spesies. Maka tidak salah
apabila Indonesia disebut sebagai Megabiodiversity Country. Daratan Indonesia hanya
mencakup 1,3% daratan bumi, tetapi Indonesia memiliki 10 % tumbuhan dunia, 12 %
mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17 % burung (Collin et al. 1991). Untuk itu,
keanekaragaman hayati dimaknai secara lebih luas, bukan hanya spesies tetapi mencakup
genetik dan ekosistem.

Hutan hujan tropis juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Diperkirakan sekitar 40%
produksi oksigen dunia dihasilkan dari tempat ini. Hutan ini juga merupakan penyimpan
cadangan karbon dunia. Setiap kerusakan yang terjadi di hutan ini menyebabkan berdampak
serius terhadap perubahan iklim global.

Hutan hujan tropis ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jasa ekosistem
hutan tropis meliputi manfaat ekonomi, sosial-budaya, dan ekologi. Jasa ekosistem tersebut
memberikan nilai secara langsung maupun tidak langsung. Hutan Indonesia merupakan
modal pembangunan bangsa sebagai penghasil berbagai produk seperti kayu, hasil hutan
bukan kayu, buah, obat-obatan, dan bahan pangan lainnya. Keberadaan hutan hujan juga
memperlihatkan hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakatnya, khususnya
masyarakat adat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah hutan hujan tropis itu?
2. Apa peran penting hutan hujan sebagai biodiversitas?
3. Apa ciri-ciri hutan hujan tropis?
4. Dimana persebaran hutan hujan tropis?
5. Komponen apa yang terdapat di hutan hujan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui manfaat hutan hujan tropis terhadap lingkungan yang berkelanjutan
2. Sebagai upaya menambah pengetahuan tentang biodiversitas

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hutan Hujan Tropis

2
Hutan hujan tropis merupakan keanekaragaman hayati yang berupa bioma atau hutan
dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan yang tinggi. Di
beberapa hutan hujan, curah hujannya lebih besar dari 1 inci per hari sehingga keadaannya
menjadi lembap dan basah (Rehet A Butler. 2009). Dalam peristilahan bahasa Inggris,
formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland
evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical rainforest. Di sisi yang lain, hutan
hujan merupakan rumah bagi keanekaragaman spesies flora dan fauna yang paling kaya di
dunia. Untuk itu, keanekaragaman hayati dimaknai secara lebih luas, bukan hanya spesies
tetapi mencakup genetik dan ekosistem.

Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis dicirikan oleh adanya 2 musim dengan
perbedaan yang jelas, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu
dan kelembapan udara yang tinngi, demikian juga dengan curah hujan, sedangkan hari hujan
merata sepanjang tahun (Walter dalam Wiharto, 2009).
2.2 Ciri-ciri Hujan Tropis

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ekosistem hutan hujan tropis sangat khas. Hutan jenis
ini terlihat hijau sepanjang musim yang dibentuk oleh kondisi iklim dan letak wilayahnya.
(Arifin Arief. 2001) Berikut ini ciri-cirinya:

Tipe pohon
Hutan hujan tropis ditumbuhi beragam jenis pohon yang membentuk lapisan tajuk.
Secara umum terdapat pohon bertajuk tinggi yang membentuk kanopi menaungi
tanaman lainnya, kemudian pohon menengah seperti tanaman merambat dan perdu,
dan terakhir tanaman permukaan tanah seperti rumput dan lumut. Pohon-pohon di
hutan ini kebanyakan berdaun lebar, bercabang banyak, dan rimbun. Dengan bentuk
daun seperti itu, tingkat penguapan cukup tinggi, sehingga kawasan hutan selalu
lembab. Di hutan hujan tropis tidak ada jenis pohon tertentu yang mendominasi
kawasan. Semua berbagi tempat dalam ekosistem dengan jumlah yang sedikit-sedikit
tapi keragamannya tinggi.
Curah hujan
Di sebut hutan hujan karena selalu hujan sepanjang tahun. Bahkan pada tingkat yang
paling ekstrem bisa mencapai 10.000 mm per tahun! Kondisi ini ditemukan di Nugini
dan bagian Barat Kolombia. Secara rata-rata, hutan hujan tropis di kawasan Asia
Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per tahun. Lebih besar dibanding
hutan di Basin Amazon yang mendapat curah hujan 2000-3000 mm per tahun.

3
Sedangkan hutan hujan di Afrika Tengah merupakan yang terkering dengan curah
hujan 1500-2000 mm per tahun.
Temperatur
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-34C.
Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26C dengan fluktuasi
hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9C. Sedangkan fluktuasi suhu rata-rata
bulanan hanya berkisar 2C. Dalam klasifikasi iklim Koppen disebutkan memiliki
suhu rata-rata di atas 18C.
Sinar matahari
Hutan hujan tropis terletak di lintang 5-10 ke Utara dan Selatan garis Khatulistiwa.
Oleh karena itu, wilayah ini mendapatkan penyinaran matahari secara penuh
sepanjang tahun. Penyinaran matahari hanya terganggu bila cuaca sedang mendung
dan berawan.

2.3 Persebaran Hutan Hujan Tropis

Dimanakah hutan hujan tropis bisa ditemukan? Bila kita melihat peta bumi, hutan jenis
ini seperti sabuk hijau yang mengelilingi bumi. Hutan ini dapat ditemukan di sekitar garis
khatulistiwa, yang membentang mulai dari Amerika Selatan, Afrika, Asia, hingga ke
Australia.
Terdapat tiga tipe hutan hujan tropis yang diwakili tiga blok besar. Setiap blok memiliki
keunikan ekosistem sendiri-sendiri. Hutan tersebut terletak di Amazon Amerika Selatan,

Sungai Kongo di Afrika Tengah dan


Asia Tenggara. Disamping itu, terdapat dua blok kecil yang memiliki keunikan
sendiri berbeda dengan ketiga blok di atas, yakni Pulau Madagaskar dan Papua Nugini-
Australia. (Richard T. Corlett, Richard B. Primack. 2011)

4
Sebaran hutan hujan tropis secara global. Ditinjau dari keunikan ekosistemnya terdapat 5
wilayah, Amerika Selatan, Afrika, Asia, Papua-Australia dan Madagaskar. (Gambar:
Wikimedia)

Amerika Selatan
Hampir setengah dari luas hutan hujan tropis dunia berada di Amerika Selatan. Blok
hutan ini biasa disebut juga neotropics, secara harfiah artinya hutan tropis baru.
Hutan ini terkonsentrasi di sekitar sungai Amazon dan sungai Onoroco. Basin sungai
Amazon terletak di Utara dan tengah Brasil, sedangkan basin sungai Onoroco terletak
di timur Kolombia dan Venezuela.
Terpisah dari blok di atas, terdapat juga hutan hujan tropis di bagian Selatan Mexico
memanjang hingga ke Guatemala, Costa Rica, Panama hingga Ekuador. Selain itu,
terdapat juga dalam bentuk area kecil-kecil di Kepulauan Karibia.
Afrika
Hutan hujan tropis di Afrika merupakan blok kedua terbesar. Letaknya di sekitar
sungai Kongo. Setengah kawasannya masuk dalam wilayah negara Republik
Demokratik Kongo (dulunya bernama Zaire). Sisanya tersebar di Republik Kongo,
Gabon dan Kamerun.
Sedikit terpisah dari blok utama, terdapat hutan tropis di bagian barat Afrika meliputi
Ghana, Pantai Gading, Liberia hingga ke bagian timur Sierra Leone. Antara blok
utama di Afrika Tengah dengan blok di Afrika Barat terpisah sejauh 300 km.
Asia
Hutan hujan tropis terbesar ketiga terletak di semenanjung Malaya dan Indonesia. Di
ndonesia terletak hampir di setiap pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan
dan Sulawesi atau disebut juga Sunda Besar (sundaland). Selain itu ditemukan
juga di wilayah Filipina.
Di bagian semenanjung, hutan tropis meliputi wilayah Malaysia, Kamboja, Laos,
Vietnam, Myanmar dan Thailand. Sebagian kecil lagi ditemukan di Cina bagian
Selatan dan Taiwan. Kemudian terdapat juga Asia Selatan, mulai dari Srilangka,
India dan Pakistan.
Papua Nugini dan Australia
Blok hutan hujan tropis di Pulau Papua bisa dikatakan mempunyai karakteristik flora
fauna berbeda dengan blok Asia Tenggara. Pulau Papua terbagi ke dalam dua wilayah
negara berbeda, bagian barat masuk Indonesia, bagian timur masuk Papua Nugini.
Dalam konsentrasi yang kecil, terdapat juga hutan hujan tropis di bagian utara
Australia meliputi Cooktown dan Townsville yang memiliki karakteristik relatif sama
dengan hutan di Papua.
Madagaskar

5
Blok terakhit terdapat di Pulau Madagaskar. Sebenarnya iklim di Madagaskar
cenderung kering. Hutan hujan tropis hanya ditemukan di sebagian kecil wilayah
pulau ini, yakni di sisi timur membentang dari utara ke selatan sepanjang 120 km.
Hutan Madagaskar terkenal memiliki keunikan tersendiri, seperti pulau yang
terisolasi dari dunia, flora dan faunanya khas dan tidak ditemukan di tempat-tempat
lain.
2.4 Tumbuhan Penyusun Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan utama penyusun hutan hujan tropis yang basah (lembab), biasanya terdiri
atas tujuh kelompok utama, yaitu:
a. Pohon-pohon Hutan
Pohon-pohon ini merupakan komponen struktural utama, kadang-kadang untuk
mudahnya dinamakan atap atau tajuk (canopy). Kanopi ini terdiri dari tiga tingkatan, dan
masing-masing tingkatan ditandai dengan jenis pohon yang berbeda. Tingkatan A merupakan
tingakatan tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Pohon-
pohonnya dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan dan jarang merupakan
suatu lapisan kanopi yang bersambung. Tingkatan B merupakan tumbuhan dengan ketinggian
antara 15-30 meter. Kanopi pada tingkatan ini merupakan tajuk-tajuk pohon yang bersifat
kontinu (bersambung) dan membentuk sebuah massa yang dapat disebut sebagai sebuahatap
(kanopi). Sedangkan tingkatan C merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 5-15 meter.
Tingkatan ini dicirikan dengan bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki tajuk
yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan kanopi hutan hujan tropis sebenarnya sukar
sekali dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh ketinggian pohon yang tidak seragam
seperti telah disebutkan dalam pembagian tingkatan di atas. Pengamatan tingkatan kanopi di
atas hanyalah bersifat kausal saja.

b. Terna
Pada bagian hutan yang kanopinya tidak begitu rapat, memungkinkan sinar matahari
dapat tembus hingga ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan berkembang
vegetasi tanah yang berwarna hijau yang tidak bergantung pada bantuan dari luar. Tumbuhan
yang demikian hidup dalah iklim yang lembab dan cenderung bersifat terna seperti paku-
pakuan dan paku lumut (Selagenella spp.) dengan bagian dindingnya sebagian besar terdiri
dari tumbuhan berkayu. Terna dapat membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-
semak (D), terdiri dari tumbuhan berkayu agak tinggi. Lapisan kedua yaitu semai-semai
pohon (E) yang dapat mencapai ketinggian 2 meter.

6
Lapisan semak-semak sering mencakup beberapa terna besar sepertiScitamineae
(pisang, jahe, dll.) yang tingginya dapat melebihi 5 meter. Meskipun kondisi iklim mikronya
panas dan lembab, namun perkembangan terna dalam wilayah hutan hujan tropis kurang baik.
Hal ini disebabkan kurangnya pencahayaan matahari untuk membantu proses fotosintesisnya.
Persebaran terna yang baik terdapat pada wilayah terbuka dengan air yang cukup melimpah
atau pada tebing-tebing terjal, dimana sinar matahari leluasa mencapai lantai hutan.
c. Tumbuhan Pemanjat
Tumbuhan ini bergantung dan menunjang pada tumbuhan utama dan memberikan
hiasan utama pada hutan hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal dengan
sebutanLiana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik, besar dan banyak, sehingga mampu
memberikan salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis. Tumbuhan ini
dapat berbentuk tipis seperti kawat atau berbentuk besar sebesar paha orang dewasa.
Tumbuhan ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan atau bergantungan dalam
bentuk simpul-simpul tali raksasa (ingat dalam film Tarzan, the Adventure). Sering pula
tumbuhan ini tumbuh di percabangan pohon-pohon besar. Beberapa diantaranya dapat
mencapai panjang sampai 200 meter.
d. Epifita
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-daun pohon,
semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya matahari
yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang telah
mati. Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap inang yang
menunjangnya. Tumbuhan ini pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam
ekonomi hutan.
Namun demikian, epfita memainkan peranan penting dalam ekosistem sebagai habitat
bagi hewan. Epifit pun memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk menunjukkan
adaptasi struktural terhadap habitatnya. Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya
melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik dari golongan yang rendah maupun
paku-pakuan dan tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak. Kehadiran epifit
dalam ukuran yang luas lagi digunakan untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan
komunitas hutan di daerah iklim sedang.

e. Pencekik Pohon
Tumbuhan pencekik memulai kehidupannya sebagai epifita, tetapi kemudian akar-
akarnya menancap ke tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya. Tumbuhan ini sering

7
membunuh pohon yang semula membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang
paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik dari segi jenis ataupun populasinya,
adalahFircus spp. yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi maupun fisiognomi
hutan hujan tropis. Biji-biji dari tumbuhan pencekik ini berkecambah diantara dahan-dahan
pohon besar yang tinggi atau semak yang merupakan inangnya. Pada stadium ini tumbuhan
pencekik masih berupa epifit, namun akar-akarnya bercabang-cabang dan menujam ke bawah
melalui batang- batang inangnya hingga mencapai tanah. Kemudian batang-batang pohon itu
tertutup dan terjalin oleh akar-akar tumbuhan pencekik dengan sangat kuat. Setelah beberapa
waktu tertentu inang pohon pun akan mati dan membusuk meninggalkan pencekiknya.
Sementara itu tajuk tumbuhan pencekik menjadi besar dan lebat.
f. Saprofita
Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang telah mati
bersama-sama denganparasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan komponen heterotrof yang
tidak berwarna hijau di hutan hujan tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau
jamur (fungi), dan bakteri. Tumbuhan ini dapat membantu terjadinya penguraian organik,
terutama yang hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa jenis anggrek
tertentu, suku Burmanniaceae dan Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan
Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat hidup dengan cara saprofit yang
sama. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki rontokkan daun-
daun yang cukup tebal dan terjadi pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut
dapat dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon.
g. Parasit
Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara dari pohon inangnya untuk
kelangsungan hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan
inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan bakteria yang digolongkan dalam 2
sinusia penting. Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah dan yang kedua
adalah setengah parasit (hemiparasit) yang tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit akar
jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa penting artinya, namun bila dikaji secara
mendalam akan sangat menarik sekali. Hemiparasit yang bersifat seperti epifit jenisnya
sangat banyak sekali dan jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai di seluruh
hutan hujan tropis. Kebanyakan hemiparasit adalah dari suku benalu (Loranthaceae).
2.5 Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhan
a. Hewan

8
Hutan hujan menyediakan makanan untuk hewan, sehingga hutan hujan tropis di
jadikan rumah bagi berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptile, burung, amphibi,
serangga dan ikan yang hidup di perairan hutan hujan tropis.
Perairan hutan hujan tropis termasuk sungai, anak sungai, danau, dan rawa-rawa
adalah rumah bagi mayoritas spesies ikan air tawar. Lembah sungai Amazon sendiri memiliki
3000 spesies yang diketahui dan kemungkinan spesies yang tidak teridentifikasi dalam
jumlah yang sama.
Banyak ikan tropis yang dipelihara di akuarium air tawar berasal dari hutan hujan.
Ikan seperti Angelfish, Neon Tetras, Discus, dan lele pemakan ganggang berasal dari hutan
hujan tropis di Amerika Selatan, sedangkan Danios, Gurameh, Siamese Fighting Fish (atau
Betta), dan Clown Loach berasal dari Asia.
Kebanyakan dari hewan yang ditemukan di hutan hujan adalah serangga. Sekitar
seperempat dari seluruh spesies hewan yang telah diberi nama dan dideskripsikan oleh
ilmuwan adalah kumbang. Hampir 500.000 jenis kumbang diketahui ada. Karena pohon-
pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering
tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-
hewan pemanjat sejenis primata, seperti; gorilla, monyet, simpanse, siamang, dan primata
lainnya.
b. Manusia Hutan Hujan
Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi manusia pedalaman yang bergantung pada
sekitar mereka untuk makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini hanya sedikit
manusia hutan yang hidup dengan cara tradisional; kebanyakan telah digantikan dengan para
penetap dari luar atau telah dipaksa oleh pemerintah untuk menyerahkan gaya hidup mereka.
Dari sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon memiliki jumlah populasi yang
terbesar, walau orang-orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia modern. Sementara
mereka masih menggunakan hutan sebagai tempat untuk berburu dan mengumpulkan
makanan, kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan pada mereka, menanam
hasil bumi (seperti pisang, manioc, dan beras), menggunakan barang-barang dari Barat
(seperti panci, penggorengan, dan perkakas metal), dan melakukan kunjungan reguler ke
kota-kota untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau begitu, manusia-manusia
hutan ini dapat mengajarkan banyak tentang hutan hujan pada kita. Pengetahuan mereka
tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan untuk merawat orang sakit tidak ada
tandingannya dan mereka memiliki pemahaman yang luar biasa mengenai ekologi dari hutan
hujan Amazon.

9
Di Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang dikenal dengan nama pygmies.
Ukuran tertinggi dari orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang yang tingginya
lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang kecil membuat mereka dapat bergerak di dalam hutan
dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi.
2.6 Peran dan Fungsi Hutan Hujan

Menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;

Membantu menstabilkan iklim dunia;

Melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi;

Adalah sumber dari obat-obatan dan makanan;

Menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan

Adalah tempat menarik untuk dikunjungi

Hutan hujan menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan liar. Hutan hujan merupakan
rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies
yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi
kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli
mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.

Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida
dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan
pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan
mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga
mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
Keanekargaman hayati hutan hujan merupakan satu kesatuan antara flora dan fauna di
dalamnya yang saling terhubung satu dengan yang lainnya, sebab hutan hujan menjadi
rumah bagi flora dan fauna serta manusia di dalamnya. Hutan hujan menjadi penyimpan
carbon terbesar di dunia. Ciri-ciri hutan hujan sendiri ialah mempunya curah hujan. Sinar
matahari, temperatur, dan tipe-tipe pohon dan tanaman yang beragam, dimana persebaran
terluas berada di Amerika Selatan, Afrika, Asia, Papua-Australia dan Madagaskar.

Oleh karena itu peran penting dalam menjaga hutan hujan sendiri sangat penting
terkait iklim, menstabilkan lingkungan dan bumi, menyediakan rumah, pangan dan obat-
obatan serta menyokong kehidupan yang ada di dalamnya.

3.2 Saran

Makalah ini masih perlu banyak dikaji baik penulisan maupun isinya

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Arief. 2001. Hutan dan kehutanan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Collins, N. M., J. A. Sayer, T. C. Whitmore. 1991. The Conservation Atlas of Tropical

Forests. Asia and The Pacific. Macmillian Press Ltd; London.

Richard T. Corlett, Richard B. Primack. 2011. Tropical Rain Forests: An Ecological and

11
Biogeographical Comparison. Willey-Blackwell, West Sussex.

Risnandar Cecep. 2016. Hutan Hujan. https://jurnalbumi.com/hutan-hujan-tropis/.

(diakses 9/03/2017)

Wiharto, M., (2010), Produktivitas Vegetasi Hutan Hujan Tropis.


http://world.mongabay.com/indonesian/indonesian.pdf (diakses 11/03/2017)

Anda mungkin juga menyukai