Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KLIMATOLOGI

HUTAN HUJAN TROPIS

KELOMPOK 2
INDRIANI RATU RINDING (M011201056)
AHMAD ARAYA (M011201057)
SASIH GUMILANG (M011201058)
INDRIANI AMIR (M011201060)
JESSICA FERNANDA (M011201061)

DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
“Hutan Hujan Tropis”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Klimatologi, Universitas
Hasanuddin.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa dalam makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Makassar, 24 Desember 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar…………………………………………………………..…..………..…i

Daftar Isi…………………………………………………………………….......…..…...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.………………………………..…………..…….………….…..1
B. Rumusan Masalah……..…………………………………………...….…...….3
C. Tujuan Penulisan………..…………………………………………….….…….3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan Hujan Tropis…………………….………………………….4


B. Tipe-Tipe Hutan Hujan Tropis…………………..……………………………..5
C. Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis…………………………………………………....9
D. Manfaat Hutan Hujan Tropis…………………………………..……………...10
E. Flora dan Fauna yang Hidup di Hutan Hujan Tropis…………..…………...11
F. Kerusakan Hutan Hujan Tropis dan Solusi Mengatasinya..……………….11
G. Perbedaan Hutan Hujan Tropis di Berbagai Negara……………………….13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….……….……………..….17
B. Saran…………………………………………………………...…...…….…....17

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan menurut Undang-Undang Nomor
41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat
di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung
karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus
hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer
Bumi yang paling penting.
Pada dasarnya hutan di bagi dua, hutan primer dan hutan
sekunder. Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan
belum pernah dibuka oleh manusia. Hutan sekunder adalah hutan yang
tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup
luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek
dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang
panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di
bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi
hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan
sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang
dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman
pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil
oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi
penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang
sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya
berjuta tanaman.

1
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak
belukar, rerumputan, dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan',
meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah guguran segala
batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran
penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas
yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan berbagai
mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah,
rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di dunia,
begitupun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka
mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka
justru tersingkir dari tempat ini.
Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru
lebih banyak saling memengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan
hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan hewan memang
harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya,
menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai
makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas
dari sumber penyakit.
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang
dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua
penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan suatu bentuk
klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang paling
cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat
hutan dalam beragam wujud klimaks, misalnya: hutan sabana, hutan
meranggas, hutan hujan tropis, dan lain-lain.

2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu:
1. Apa pengertian hutan hujan tropis?
2. Apa saja tipe-tipe hutan hujan tropis?
3. Bagaimana ciri-ciri hutan hujan tropis?
4. Apa manfaat hutan hujan tropis?
5. Flora dan fauna apa saja yang hidup di hutan hujan tropis?
6. Apa saja kerusakan hutan hujan tropis dan solusi mengatasinya ?
7. Apa perbedaan hutan hujan tropis di negara Amerika Selatan, Afrika,
Asia, Madagaskar, Papua Nugini, dan Australia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari hutan hujan tropis
2. Untuk mengetahui tipe-tipe hutan hujan tropis
3. Untuk mengetahui ciri-ciri hutan hujan tropis
4. Untuk mengetahui manfaat hutan hujan tropis
5. Untuk mengetahui flora dan fauna apa saja yang hidup di hutan hujan
tropis
6. Untuk mengetahui kerusakan hutan hujan tropis dan solusi
mengatasinya
7. Untuk mengetahui perbedaan hutan hujan tropis di negara Amerika
Selatan, Afrika, Asia, Madagaskar, Papua Nugini, dan Australia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan
tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini
dikarenakan hutan hujan tropis selalu cukup mendapat sinar matahari dan
juga curah hujan yang tinggi. Yang dapat ditemui di wilayah sekitar
khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan
garis khatulistiwa (23,5 LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara
Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia
(Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika
Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua
Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau
Samudera Hindia, Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.
Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora
dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai
"farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari
tumbuhan di hutan hujan ini. Hutan alam tropis yang masih utuh
mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di
Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000
spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan
yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting.
Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung
sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di
samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan
spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan
beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-
obatan. Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing
lapisan merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang

4
telah beradaptasi untuk hidup di wilayah tersebut. Lapisan ini telah
diidentifikasi sebagai :
• Tajuk Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan
tanah.
• Kanopi Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–3.
• Bawah Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.
• Lantai Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.
B. Tipe-Tipe Hutan Hujan Tropis
1. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
a. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi
pulau¬pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian,
Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Taliabu,
Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak
terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama
anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea,
Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan
bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon
anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies
pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae,
Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus
Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa
Tenggara terdapat spesies pohon anggota genus Altingia,
Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-
spesies pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan
hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian, merupakan hutan
campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,
Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron
pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan
merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah
anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan
(Calamus spp.).

5
b. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, sebagian daerah Indonesia
Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum, ekosistem hutan
hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah
agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies
pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon
Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa
Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi
terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan
Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies
pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus
imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili
Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang
memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
c. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian
Jaya dan di sebagian daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem
hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang
terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem
hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon
Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus,
Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga
spesies pohon Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di
sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga
kelompok¬kelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan
Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada
daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.
2. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
a. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah
hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan

6
pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum
ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea),
keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi
(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
b. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya
dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode musim kemarau
4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-
2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain
jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
c. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali,
Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini berada pada lokasi yang
memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan
dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh
pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
d. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi
kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis
tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan
curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang
tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan
Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba
dan Timor.
3. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar
vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput,
pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun, selalu
hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.
Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh
mata biasa.

7
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E),
dan penutupan tajuk (Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan
individu-individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan. Contoh:
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi : 25 – 45 m
Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m
Daun penumpu : Sering dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Sering dijumpai, besar
Kauliflori : Sering dijumpai
Liana berkayu : Sering dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi : 15 – 33 m
Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada
Daun penumpu : Jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil
Kauliflori : Jarang dijumpai
Liana berkayu : Jarang dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sangat sering dijumpai
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi : 2 - 18 m
Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada
Daun penumpu : Sangat jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Microphyl
Akar papan : Pada umumnya tidak ada
Kauliflori : Tidak ada
Liana berkayu : Tidak ada
Liana pada batang : Jarang dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai

8
4. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan
pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada hutan
tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
• Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis
yang umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili
Dipterocarpaceae.
• Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang
didominasi jenis Shorea albida.
• Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis
yang didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.
• Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi
oleh mahoni di pulau Jawa.
5. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi
tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
a. Hutan Mangrove, Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh
pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora,
Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b. Hutan Gambut (Peak Forest), Hutan yang tumbuh pada tanah
organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm
atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim
A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
c. Hutan Rawa (Swamp Forest), Hutan yang tumbuh pada daerah-
daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim.
Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis
tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon
yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan
tajuk.
C. Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:
1. Pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.
2. Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.
3. Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.

9
4. Udara di sekitarnya sangat lembap.
5. Terjadi di daerah curah hujan tinggi
6. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban
yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih.
7. Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
8. Lapis tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara
lapis tajuk di bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m.
9. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan
tidak teratur dengan sedikit susunan cabang.
10. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri
dari jenis-jenis pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m.
11. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat
toleran, dengan batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil,
terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
12. Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah
seperti palem kecil, jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-
jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan bawah.
Ciri-ciri hutan hujan tropis curah hujannya sangat tinggi bahkan lebih
dari 2.000 mm/tahun. Pohon-pohon utama di hutan ini memiliki ketinggian
antara 20-40 m dengan cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu
hijau sepanjang tahun, mendapat sinar matahari yang cukup walaupun
sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan, dan
mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah atau di
bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).
D. Manfaat Hutan Hujan Tropis
1. Pengatur tata air
2. Penyerap karbondioksida
3. Pencegah erosi dan banjir
4. Bioindikator terjadinya hujan asam dan pencemaran udara yang lain
5. Perlindungan flora dan fauna
6. Menstabilkan iklim dunia
7. Menjadi sumber makanan bagi kehidupan makhluk hidup

10
E. Flora dan Fauna yang Hidup di Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis mulai dari pohon besar
yang tinggi menjulang sampai tumbuhan epifit. Hutan di Kalimantan
misalnya, mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, Dan hewan-
hewan seperti mamalia, reptilia, burung, dan serangga dengan beragam
jenis yang tidak terhitung jumlahnya.
F. Kerusakan Hutan Hujan Tropis dan Cara Mengatasinya
Hutan hujan tropis memliki peran penting bagi banyaknya
kehidupan yang berada didalam nya, hutan hujan tropis memiliki banyak
makanan dan minuman untuk kehidupan beberapa satwa yang ada disana.
Namun, seiring dengan pesatnya kemajuan tekhnologi modern, banyak
hutan-hutan hujan tropis mulai di ”gunduli” untuk dijadikan Pabrik,
Perumahan, atau gedung-gedung. Dengan makin luasnya wilayah hutan
hujan tropis yang di gunduli, maka semakin sedikit pula tempat habitat
satwa yang ada disana, pohon-pohon ditebangi, satwa-satwa disana pun
semakin sulit mencari makanan di hutan. Akibatnya, banyak satwa-satwa
yang mati dan terancam punah, dan banyak pula tumbuhan-tumbuhan
yang terancam punah karena maraknya penebangan liar. Sampai saat ini,
indonesia telah kehilangan 72% Hutan Asli, yang berdampak pula pada
menipisnya wilayah hutan hujan tropis di indonesia.
Hutan hujan tropis Indonesia adalah bagian dari 10% hutan tropis
dunia yang masih ada. Hutan tropis indonesia banyak sekali
keanekaragaman hayatinya, yang terdiri atas 12% spesies hewan
mamalia, 16% spesies reptil dan amphibi, 1.519 spesies burung, dan 25%
spesies ikan dunia.
Solusi Untuk Kerusakan Hutan Tropis :
1. Penghijauan, Kegiatan Teknik pemuliaan pohon serta pengendalian
hama dan penyakit bisa dilakukan untuk memulihkan kembali hutan di
Indonesia. Penanaman hutan secara intensif menjadi pilihan terbaik
karena bisa diprediksi, sehingga kebutuhan kayu bisa diperhitungkan
tanpa harus merusak habitat hutan alam yang masih baik.
2. Dinas Kehutanan, Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Dinas

11
Kehutanan memiliki kewengan untuk mengatur, menjaga,
melestarikan, dan mengelola hutan.
3. Dinas Lingkungan Hidup, Pencanangan program pemerintah yang
dikoordinasikan oleh kantor Menneg LH, antara lain 7 kegiatan utama
yakni bumi lestari, sumber daya alam lestari, program kali bersih,
program langit biru, adipura, laut dan pantai lestari serta manajemen
lingkungan memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat luas
dan instansi terkait dalam pelaksanaannya.
4. Peringatan Hari Lingkungan Hidup, Peringatan hari lingkungan hidup
se-dunia dengan tema Green Cities pada 5 mei 2005 perlu diapresiasi
dengan sikap aktif pro-aktif. Seyogyanya pemerintah pusat hingga
pemerintah daerah melakukan aksi nyata dan tidak hanya pada konsep
dan acara seremonial belaka. Apa yang dilakukan oleh pemerintah
Kota Pekanbaru dalam memperingati hari lingkungan hidup se-dunia
dengan tema “Gerakan Kota Bersih dan Hijau” perlu dicontoh oleh
kabupaten/ kota lain.
5. Universitas, Universitas diharapkan mampu mencetak mahasiswanya
menjadi sumber daya manusia yang pintar, bijaksana, serta peduli
terhadap lingkungan melalui pemberian mata kuliah Pendidikan
Lingkungan Hidup. Pendidikan lingkungan merupakan unsur yang
sangat penting dalam mengelola lingkungan. Pendidikan lingkungan
memiliki peran yang strategis dan penting dalam mempersiapkan
manusia untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan. Melalui
pendidikan lingkungan orang dapat mengembangkan pemikiran dan
teknologi yang mampu mendukung langkah yang tepat untuk skala
lokal maupun global.
6. Media Massa, Peran media massa juga penting untuk pendidikan
bahkan merupakan partner yang cukup relevan untuk menunjang
pendidikan lingkungan tersebut. Media massa harus diisi pula dengan
pendidikan lingkungan, terutama untuk anak-anak dan generasi muda
sehingga mereka menyadari arti penting lingkungan demi
kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain.
7. LSM, Dalam rangka melestarikan hutan, LSM perlu meningkatkan
kampanye-kampanye konservasi kepada masyarakat melalui

12
penyuluhan dan praktik nyata yang juga melibatkan masyarakat.
Dengan penyuluhan, masyarakat menjadi tahu pentingnya pelestarian
alam, dan dengan praktik nyata konservasi, masyarakat diharapkan
tidak hanya mengerti namun juga akan mempraktikannya di dalam
kehidupan mereka.
8. Penegakan Hukum, Penegakan hukum terhadap kejahatan di bidang
kehutanan tidak lepas dari konsep penegakan hukum terhadap
lingkungan. Hal ini dimaksudkan untukmenakut-nakuti orang banyak
dan sipenjahat sendiri dengan memberikan sanksi berat, sehingga
dengan penerapan sanksi yang berat itu baik pelaku maupun orang lain
akan jera untuk melakukan perbuatan yang dimaksud.
G. Perbedaan Hutan Hujan tropis di Negara Amerika Selatan, Afrika,
Asia, Madagaskar, Papua Nuguni, dan Australia
1. Amerika selatan
Amerika terdapat di Amerika Latin pada basin Sungai Amazon
serta di Amerika Tengah wilayah selatan Mexico hingga Ekuador dan
sebagian kecil kepulauan Karibia. Salah seorang peneliti, Mark Abbot,
profesor geologi dan studi keplanetan dari Pitt's School of Arts and
Sciences, Amerika Serikat, mengatakan penurunan curah hujan
secara cepat pada abad ke-20 tak pernah diperkirakan sebelumnya.
"Model ini menunjukkan kawasan tropis mengalami kekeringan ke titik
yang tak pernah diramalkan," ujar Abbot. "Jika kekeringan berlanjut,
terjadi penyusutan persediaan air di sepetak kawasan besar di bumi."
Data inti sedimen Laguna Pummacocha menampilkan fluktuasi
curah hujan terjadi selang 300 SM hingga 900 M dengan curah hujan
tertinggi terjadi pada 550 M. Sejak 900 M, terjadi musim kering
berkepanjangan dengan puncak kekeringan terjadi pada tahun 1000-
1040. Periode kekeringan ini berhubungan dengan keruntuhan
populasi penduduk asli Amerika. Abbot menyebutkan bahwa
beberapa populasi yang punah tersebut adalah Tiwanaku dan Wari,
yang mendiami daerah Bolivia, Cile, dan Peru. Setelah tahun 1300,
musim hujan berkepanjangan terjadi di Amerika Selatan. Periode
paling basah yang tercatat oleh sedimen adalah pada rentang 1500-
1750 atau biasa disebut sebagai zaman es kecil. Sekitar 1820, terjadi

13
musim kering yang singkat, tapi segera kembali ke musim basah.
Akhirnya, pada 1900, musim basah memudar.
Catatan sedimen yang diangkat pada 2007 mengindikasikan
peningkatan tajam kekeringan, melewati titik tertinggi sejak 1000.
Untuk mengungkap catatan iklim dari inti sedimen, tim peneliti
menganalisis rasio isotop oksigen delta-O-18 pada setiap lapisan
lumpur. Rasio ini berhubungan negatif degan curah hujan. Tingkat
delta-O-18 menurun selama musim basah dan tinggi ketika musim
kering.
2. Afrika
Afrika terdapat di basin Sungai Kongo atau Basin Zaire dan
sejumlah kecil di Afrika Barat seperti Ghana, Pantai Gading, Liberia,
Sierra Leone juga Madagaskar timur. Hutan hujan tropis di Afrika
merupakan blok kedua terbesar. Letaknya di sekitar sungai Kongo.
Sisanya tersebar di Republik Kongo, Gabon dan Kamerun. Selain itu
juga terdapat hutan tropis di bagian barat Afrika meliputi Ghana, Pantai
Gading, Liberia hingga ke bagian timur Sierra Leone.
Meskipun Afrika tropis sebagian besar akrab dengan Barat untuk
perusahaan hutan hujan, ini ranah biogeografi dari Afrika jauh lebih
beragam. Sementara daerah tropis dianggap sebagai daerah dengan
iklim hangat sampai panas lembab yang disebabkan oleh garis
lintang dan sabuk hujan tropis, geologi daerah, terutama rantai
pegunungan, dan hubungan geografis dengan angin skala benua dan
regional mempengaruhi keseluruhan bagian daerah, juga, membuat
daerah tropis mulai dari gersang hingga lembab di Afrika Barat. Daerah
tersebut memiliki masalah kelebihan penduduk yang sangat serius.
3. Asia
Asia terdapat di Asia Tenggara seperti Indonesia, Semenanjung
Indocina dan Filipina terutama bagian selatan. Sebagian kecil lagi
ditemukan di Cina bagian Selatan dan Taiwan. Kemudian terdapat
juga Asia Selatan, mulai dari Srilangka dan sebagian kecil India bagian
barat. Hutan hujan tropis ialah hutan tropis yang banyak menerima
hujan. Biasanya memiliki banyak tanaman dan hewan. Hutan hujan
yang paling terkenal ialah Hutan Amazon, juga hutan Indonesia.

14
Para ilmuwan mengatakan lebih dari separuh spesies tanaman dan
binatang tinggal di hutan hujan. Juga lebih dari 1/4 obat-obatan berasal
dari sini. Hutan hujan hanya meliputi wilayah sekitar 2% dari wilayah
tanah bumi, tetapi hutan hujan masih menyediakan 40% oksigen.
Hutan hujan mendapatkan curah hujan rata-rata 50 sampai 250 inch
setahun. Pada tahun-tahun hangat jarang mencapai suhu di atas 93 F
atau di bawah 68 F. Memiliki kelembaban rata-rata 77% sampai 88%.
Hutan hujan memiliki hamparan dedaunan hijau yang busuk di tanah
carpet. Ini disebut lapisan humus.
4. Madagaskar
Curah hujan tinggi, tidak aneh jika curah hujan di hutan hujan
tropis sangat tinggi. Sepanjang tahun hutan ini selalu diguyur dengan
hujan. The Madagascar dataran rendah hutan atau Madagaskar
lembab hutan adalah lembab hutan tropis berdaun lebar ekoregion
ditemukan di pantai timur pulau Madagaskar, rumah bagi tumbuhan
dan hewan campuran yang 80 sampai 90% endemik, dengan hutan
bagian timur jelas menjadi lokasi yang sangat penting dari endemisme
ini. Mereka termasuk dalam daftar 200 ekoregion yang luar biasa di
dunia. Ekoregion merupakan jalur sempit hutan dataran rendah antara
pantai timur Madagaskar dan pegunungan tengah pegunungan, dari
permukaan laut hingga ketinggian 800 meter (2.600 kaki). Ini
mencakup area seluas sekitar 112.600 kilometer persegi (43.500 mil
persegi). Ekoregion berada di bawah pengaruh langsung angin
perdagangan samudera, yang memelihara iklim lembab dan hangat;
curah hujan di atas 2.000 mm per tahun dan bisa mencapai 6.000 mm
di semenanjung Masoala.
Hutan dataran rendah membentang dari Marojejy di utara hingga
sudut tenggara pulau. Di tepi utara ekoregion sekitar Vohemar, hutan
lembab beralih ke ekoregion hutan gugur kering Madagaskar yang
lebih kering. Di sebelah timur, pada ketinggian sekitar 800 meter
(2.600 kaki), hutan dataran rendah bertransisi secara bertahap ke
ekoregion hutan subhumid Madagaskar. Ujung selatan ekoregion
terletak di puncak Pegunungan Anosyennes, di mana sabuk sempit

15
hutan transisi kering menandai transisi ke ekoregion hutan berduri
kering dalam bayangan hujan pegunungan.
5. Papua Nugini
Papua Nugini merupakan salah satu batas besar terakhir di dunia
yang masih belum tersentuh oleh pariwisata massal. Ratusan pulau
dengan pantai pasir putihnya yang berkilau serta terumbu karang dan
hutan hijau penuh dengan satwa liar menjadi daya tarik negara ini.
Sekitar 70 persen wilayahnya masih diselimuti hutan tropis nan
hangat. Pemadangan pegunungan berliku-liku membuat wisatawan
yang datang bisa merasakan pengalaman mendebarkan, yang
merupakan saksi Perang Dunia II. Bukan hanya itu saja, sebuah jejak
peninggalan perang juga dapat terlihat dari terowongan bawah tanah
suram yang dibangun oleh Jepang dengan tenaga para budak India
untuk menyembunyikan tongkang mereka dari serangan sekutu.
6. Australia
Daintree Forest merupakan hutan hujan tropis di kota Cairns,
Queensland, Australia. Hutan ini merupakan salah satu daftar warisan
dunia yang menyimpan banyak kekayaan dan ekosistem alam.
Berbagai macam tumbuhan dan hewan hidup di dalam hutan ini yang
terdiri dari berbagai spesies. Tasmania adalah rumah bagi kawasan
hutan hujan temperata sejuk terbesar di Australia, yang sebagian
besar dilindungi sebagai bagian dari Hutan Belantara pulau ini yang
terdaftar sebagai Warisan Dunia. Tempat yang sejuk, gelap dan
menakjubkan ini menjadi habitat berbagai jenis kehidupan, termasuk
spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di muka bumi. Dan Hutan
Hujan Gondwana di Australia terbentang di 50 taman nasional yang
terpisah di New South Wales utara dan Queensland tenggara. Dapat
dijangkau dari Byron Bay, di kawasan luas yang terdaftar sebagai
Warisan Dunia ini terdapat hutan hujan subtropis terbesar di dunia,
bersama dengan jenis hutan hujan temperata hangat dan sejuk.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies
tumbuhan yang sangat banyak. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai
"farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari
tumbuhan di hutan hujan ini. Kondisi tanah di hutan hujan tropis yakni tanah
asam, tanah ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di
samping kadar silikanya memang cukup tinggi. Struktur hutan hujan tropis
memberikan fungsi seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang
tinggi, dan siklus hidrologis yang memadai. Secara nyata di lapangan, tipe
hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun
oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan
illite.
B. Saran
Kita sebagai penerus bangsa hendaknya harus memelihara dan
menjaga kekayaan alam yang ada di dunia ini terutama hutan, manfaatkan
sesuai dengan kebutuhan, bukan menghabiskan hanya untuk
kesenangan sesaat, hutan bukan warisan tapi titipan untuk anak cucu.
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok kami,
meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami, kami harap bisa bermanfaat untuk kita semua dan kami
juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Semoga dengan makalah
yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua, serta dapat
memberikan informasi tentang Hutan Hujan Tropis.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://jailaniahmad86.blogspot.com/2013/06/hutan-hujan-tropis-makalah_5.html

http://scholar.unand.ac.id/31273/2/bab%201%20pendahuluan.pdf

https://www.academia.edu/34802193/MAKALAH_HUTAN_HUJAN_TROPIS

https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_hujan

https://dokumen.tips/documents/makalah-hutan-hujan-tropis-
55c6131370dd4.html

Anda mungkin juga menyukai