BENCANA ALAM
KEBAKARAN HUTAN
Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Kelompok
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kemudahan dan Kesehatan yang telah diberikan-Nyamkepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok
Manajemen Bencana dengan topik “Kebakaran Hutan”, tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu selaku Dosen
Pengampuh.
Ditengah pergumulan diskusi yang alot dan Panjang sesame anggota
kelompok 10, kami pun akhirnya berhasil menyelesaikan Tugas ini.
Kamipun menyadari isi makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kami, oleh sebab itu kami mengharapkan adanya umpan balik berupa
kritikan dan saran yang membangun agar dikemudian hari kami dapat membuat
makalah yang lebih maksimal.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan yang luas di
dunia. Luas hutan tersebut dulu mencapai 113 juta hektar dan terus berkurang
drastic akibat oknum pemerintah dan penjahat yang selalu haus uang dengan
membabat dan menggunduli hutan hanya demi mendapat keuntungan yang besar
tanpa melihat dampak bagi lingkungan global.
Berikut dibawah ini adalah pembagian macam-macam atau jenis-jenis hutan
yang ada di Indonesia :
1. Hutan Bakau
Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai
berlumpur. Contoh : Hutan mangrove di Kawasan pantai hamadi.
2. Hutan Sabana
Adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang
sangat sedikit dengan curah hujan yang rendah, contoh : Pantai timur
Kalimantan, pantai selatan cilacap.
3. Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan
tumbuhan nipah tumbuh di hutan rawa. Contoh : Papua selatan,
Kalimantan, dsb.
4. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah hutan lebat atau hutan rimba belantara
yang tumbuh di sekitar garis khatulistiwa (ekuator) yang memiliki curah
hujan yang sangat tinggi. Hutan jenis yang satu ini memiliki tingkat
kelembapan yang tinggi, bertanah subur, humus tinggi dan basah serta
sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak
hutan liar dan juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutan dan
merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh : hutan kalimantan, hutan
sumatera, dsb.
5. Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya
periode musim kemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala
kemarau menyelimuti hutan.
I. Hutan Wisata.
Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang
ditujukan untukmelindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan /
binatang langka agar tidak musnah / punah di masa depan. Hutan
suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi
sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi
orang dan tempat penelitian.
II. Hutan Cadangan.
Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai
lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat
sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.
III. Hutan Lindung.
Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai
penjaga ketaraturan air dalam tanah (fungsi hidrolisis), menjaga
tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim (fungsi
klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti CO2
(karbon dioksida) dan CO (karbon monoksida). Hutan lindung
sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan membabibuta
yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai.
IV. Hutan Produksi
atau Hutan Industri Hutan produksi
yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan
menjadi dua golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya.
Hutan rimba adalah hutan yang alami sedangkan hutan budidaya
adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya terdiri
dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia
harus menebang pohon denga sistem tebang pilih dengan memilih
pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil
tidak ikut rusak.
B. Habitat Hewan
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan
berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling
tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang
mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut
Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang
ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok
spesies, atau komunitas. Hutan merupakan salah satu contoh habitat
hewan.
D. Pelestarian Tanah.
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa
yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan
pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak
pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari
permukaan bumi.
Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan
lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Akar-
akar dari pohon di hutan berfungsi sebagai unsur yang menahan lapisan
tanah pada tempatnya. Sehingga peristiwa seperti diatas tidak terjadi.
merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.2 Biosfer
adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air,
yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam
pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global
yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka,
termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan
atmosfer (udara) Bumi.
Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Salah satu contoh biosfer yang paling
penting adalah hutan.
4.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
I. Untuk mengetahui definisi kebakaran hutan.
II. Untuk mengetahui jenis kebakaran hutan.
III. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan.
IV. Untuk mengetahui proses terjadinya kebakaran.
V. Untuk mengetahui dampak dari kebakaran hutan.
VI. Untuk mengetahui upaya pengendalian dan pencegahan kebakaran
hutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kebakaran Hutan
Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran
rumput, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar,
tetapi dapat juga memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian.
Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran. Musim
kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama
kebakaran hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari
sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di
Eropa Pertengahan sebagai senjata maritim. Kebakaran dan pembakaran
merupakan sebuah kata dengan kata dasar yang sama tetapi mempunyai makna
yang berbeda. Kebakaran indentik dengan kejadian yang tidak disengaja
sedangkan pembakaran identik dengan kejadian yang sengaja diinginkan tetapi
tindakan pembakaran dapat juga menimbulkan terjadinya suatu kebakaran.
Penggunaan istilah kebakaran hutan dengan pembakaran terkendali merupakan
suatu istilah yang berbeda. Penggunaan istilah ini sering kali mengakibatkan
timbulnya persepsi yang salah terhadap dampak yang ditimbulkannya.
Kebakaran hutan adalah “Suatu keadaan dimana hutan dilanda api
sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan
kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.
Adapun definisi oleh pakar kehutanan, Saharjo B.H bahwa kebakaran
hutan adalah “Pembakaran yang penjalaran apinya bebas serta mengkonsumsi
bahan bakar alam dari hutan seperti serasah, rumput, ranting/cabang pohon mati
yang tetap berdiri, log, tunggak pohon, gulma, semak belukar, dedaunan dan
pohon-pohon.
Dapat dijabarkan definisi dari kebakaran hutan adalah terkabakarnya
pepohonon, rumput dan sejenisnya didalam hutan baik yang disengaja ataupun
tidak disengaja sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem yang berdampak
kurangnya produksi oksigen dan terjadinya pemanasan suhu serta mengecilkan
atau menghilangkan lingkungan bagi hewan yang hidup didalam hutan.
E.Kebakaran Hutan
1.Pengertian
Kebakaran hutan merupakan suatu peristiwa yang sangat merugikan semua pihak,
baik dari kalangan manusia yang berekonomi rendah, sedang bahkan tingkat
atasdan juga sangat berdampak pada turunnya populasi hewan bahkan bisa
punah.Kebakaran hutan terkhusus di Indonesia umumnya dilatarbelakangi oleh
pihak yangtidak bertanggung jawab dan seperti penambang kayu hutan, para
petani yang inginmembuat lahan baru atau memperluas lahan dan juga para
pendiri pabrik yangmenginginkan keuntungan yang sangat besar dengan
mendirikan pabriknya hanyadengan modal yang kecil bahkan tanpa modal.
Pembabat hutan secara ilegal disebut dengan Illegal Loging.Kebakaran
merupakan salah satu fenomea yang menggangu aktivitas manusia, baik dari segi
ekologi, sosial, budaya, ekonomi maupun kerusakkanlingkungan dan lain-lain.
Hanya saja wawasan masyarakat akan pentingnya pengetahuan penyebab,
dampak, proses, pencegahan dan penanggulangan dinilai masihcukup kurang
bahkan tidak ada rasa kepedulian sama sekali. Walaupun sudah diteapkan
peraturan dan perundangan tentang kehutanan (Undang-undang Republik
Indonesia nomor 41 tahun 1999 Tentang kehutanan)
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
1. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf d menyatakan bahwa “Setiap orang
dilarang membakar hutan”
2. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf l menyatakan bahwa “Setiap orang
dilarang membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan
kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke
dalam kawasan hutan”.
3. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (3) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan
sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3)
huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)”.
4. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (4) menyatakan bahwa “Barang siapa karena
kelalaiannya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3)
huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)”.
5. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (11) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan
sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3)
huruf l, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”. tetap saja masyarakat
belum mengetahui isi keseluruhan peraturan tersebut.
2.Contoh Kasus
Kebakaran lahan seluas 7,5 Ha terjadi di Kecamatan Sukamara, Desa Natai
Sedawak Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis, (18/8).
Penyebab kebakaran diduga lahan gambut yang mudah terbakar saat musim
kemarau.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Kamis (18/8)
pukul 17.30 WIB sebanyak 4 Ha lahan berhasil dipadamkan. BPBD turut
mengerahkan mobil pemadam kebakaran (damkar) dari posko induk guna
mempercepat proses pemadaman titik api. Upaya pemadaman kebakaran masih
terus dilanjutkan BPBD Kabupaten Sukamara bersama tim gabungan dari
TNI/Polri, Manggala Agni, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Sukamara-Lamandau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),
OrangUtan Foundation United Kingdom (OF UK Indonesia) dan Masyarakat
Peduli Api (MPA). Tidak ada laporan korban jiwa maupun masyarakat yang
mengungsi akibat kejadian ini.
Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca untuk
wilayah Kabupaten Sukamara, untuk Sabtu (20/8), kondisi hujan ringan dan
berawan, sedangkan pada Minggu (21/8) cuaca akan berawan. Sementara itu hasil
dari Inarisk BNPB, wilayah Kabupaten Sukamara memiliki level risiko dengan
tingkat sedang dan tinggi dengan wilayah 5 kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Sukamara berisiko kebakaran hutan dan lahan.
BNPB mengimbau Pemerinah daerah dan masyarakat untuk melakukan
pemantauan dan peninjauan lapangan bersama dinas-dinas terkait untuk
mengantisipasi dan menangani terjadinya kekeringan serta potensi kebakaran
hutan dan lahan. Kesiapsiagaan juga dilakukan melalui pengecekan serta
penyiapan sarana dan prasarana pemadaman kebakaran.