Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN 3.

EKOSISTEM HUTAN

SUMBER: MODUL PKB PPPPTK PERTANIAN

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda


diharapkan dapat mengklasifikasikan hutan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengklasifikasikan Tipe Hutan


2. Mengklasifikasikan Hasil-hasil hutan

C. Uraian Materi

1. Mengklasifikasikan Tipe Hutan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang
luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink),
habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan
salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan
kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya.
Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna
yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya.

KEHUTANAN I 86
Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga
yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian
penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa
kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh
masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi
ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air,
penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia
air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini
dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.

Bagian-Bagian Hutan

Bayangkan mengiris sebuah hutan secara melintang. Hutan seakan-akan terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah, dan bagian di
bawah tanah.

Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota)
pepohonan, batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti perdu dan semak
belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya tampak berlapis karena ada
berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada saat yang berlainan.

Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, rerumputan,


dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan
permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga,
dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu
lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan
berbagai mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah,

87 I KEHUTANAN
rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di dunia, begitupun
manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika
suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik
di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika
tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon
bakau di daerah genangan dangkal air laut karena spesies pohon ini tahan dengan
air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan iklim panas
pantai.

Macam-Macam Hutan

Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam
pula. Misalnya:

a. Menurut asal

Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan
tunas.

1) Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang
tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih
lanjut.
2) Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan alasan sebaliknya.
3) Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.

Penggolongan lain menurut asal adalah

1) Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah
dibuka oleh manusia.
2) Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah
ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan
sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa

KEHUTANAN I 88
gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan
sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan
dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.

b. Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)


Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan,
dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon
diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau
hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan
bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan
permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.

c. Menurut susunan jenis


Berdasarkan susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran.
Hutan sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal
dari satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis dapat
tumbuh secara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis
pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci
terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya tusam jenis
pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu
hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh
manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).

Penggolongan lain berdasarkan pada susunan jenis adalah hutan daun jarum
(konifer) dan hutan daun lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya
terdapat di daerah beriklim dingin, sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti)
biasa ditemui di daerah tropis.

Jenis hutan atau Tipe hutan di Indonesia dapat dibedakan dengan melihat faktor
utama yang mempengaruhinya, yaitu wilayah, edafik (tanah) dan iklim. Faktor wilayah
didasarkan pada letak Indonesia yang berada diantara benua Asia dan Australia,

89 I KEHUTANAN
sehingga pengaruh vegetasi dari kedua benua tersebut tampak nyata dari barat ke
timur. Oleh karena itu, hutan Indonesia dapat dibedakan ke dalam:

• Zona barat, yaitu hutan dengan pengaruh kuat vegetasi daratan Asia, meliputi
pulau-pulau
• Zona peralihan, yaitu hutan dengan pengaruh vegetasi Asia dan Australia sama
besar, meliputi pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya;
• Zona timur, yaitu hutan dengan pengaruh kuat vegetasi Australia, meliputi Papua,
Maluku dan Nusa Tenggara

Menurut iklimnya, hutan dibedakan menjadi beberapa jenis atau beberapa macam.
Jenis- jenis hutan berdasarkan iklimnya adalah sebagai berikut:

a. Hutan hujan tropis

Jenis hutan yang pertama berdasarkan iklimnya adalah hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis ini tentu nama hutan yang tidak asing lagi kita dengar di telinga kita. Ya,
karena hutan hujan tropis ini merupakan jenis hutan yang banyak terdapat di
Indonesia. Hutan hujan tropis ini adalah hutan khas daerah yang memiliki iklim tropis.
Hutan hujan tropis mempunyai beberapa ciri atau karakteristik yang dimilikinya.
Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan hujan tropis antara lain adalah sebagai
berikut:

1) Terdapat di daerah yang mempunyai iklim tropis, yaitu wilayah yang dilalui garis
ekuator (baca: garis astonomis pada peta, garis lintang, dan garis bujur)
2) Hutan terlihat hijau karena tumbuhan yang hidup di dalamnya adalah tumbuhan
hijau yang subur
3) Pohon- pohon yang ada di dalam hutan mempunyai daun lebar sehingga
membentuk kanopi
4) Biasanya pohon yang hidup di hutan tersebut memiliki ukuran yang tinggi
5) Mempunyai tingkat kelembaban udara yang tinggi
6) Memiliki vegetasi tanaman yang berlapis- lapis

KEHUTANAN I 90
7) Sinar matahari tidak menjangkau dasar hutan karena tertutup oleh kanopi- kanopi
daun
8) Terdapat genangan air yang berada di dasar hutan
9) Memiliki daya regenerasi yang tinggi

Itulah beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki oleh hutan hujan tropis.
Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis mempunyai banyak sekali hutan
hujan tropis. Dan wilayah yang banyak mempunyai hutan hujan tropis ialah
Kalimantan dan juga Sumatra.

b. Hutan musim

Jenis hutan berdasarkan iklim yang selanjutnya adalah hutan musim. Hutan musim
merupakan hutan yang keberadaannya dipengaruhi oleh musim yang sedang
berlangsung di duatu wilayah. Hutan musim ditumbuhi oleh pepohonan yang
dipengaruhi oleh musim pula. Hutan musim memiliki beberapa ciri atau karakteristik
tertentu. Karakteristik yang dimiliki oleh hutan musim atau ciri-ciri hutan musim antara
lain adalah sebagai berikut:

1) Memiliki iklim yang hangat sepanjang tahun


2) Musim kemarau lebih panjang terjadi
3) Memiliki curah hujan (baca: proses terjadinya hujan) yang rendah
4) Pada umumnya tumbuhan yang hidup di hutan adalah jenis tumbuhan tropofit
5) Pada musim penghujan, maka tumbuhan akan memiliki daun yang sangat lebat.
Namun ketika musim kemarau tiba maka tumbuhan akan menggugurkan
daunnya.
6) Sinar matahari (baca: lapisan-lapisan matahari) dapat masuk ke dalam hutan
7) Dihuni oleh binatang- binatang yang khas.

Itulah beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan musim. Hutan
musim juga terdapat di wilayah Indonesia. Wilayah di Indonesia yang mempunyai

91 I KEHUTANAN
hutan musim ini antara lain adalah wilayah Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan juga
wilayah Nusa Tenggara.

c. Sabana

Jenis hutan berdasarkan iklil yang selanjutnya adalah sabana/ savana/ hutan sabana.
Sebenarnya hutan yang satu ini bisa dikatakan unik karena berbeda dengan hutan
pada umumnya. Jika hutan pada umumnya atau hutan yang kita ketahui adalah hutan
yang mempunyai banyak pepohonan yang tinggi, lebat dan menjulang ke atas, namun
hal ini tidak akan kita temukan pada hutan sabana ini.

Hutan sabana merupakan jenis hutan yang hanya terdapat rumput dan diselingi oleh
pepohonan yang jumlahnya beberapa dan degan jarak yang tidak beraturan. Sabana
atau hutan sabana mempunyai karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik yang
dimiliki oleh hutan sabana atau ciri-ciri sabana ini antara lain adalah:

1) Terdapat di daerah yang mempunyai iklim tropis atau daerah khatulistiwa


2) Mempunyai curah hujan musiman
3) Curah hujan sedang dan cenderung tidak teratur, yakni sekitar 100 hingga 150
mm per tahun
4) Mempunyai suhu yang panas sepanjang tahun
5) Mempunyai porositas dan drainase yang cukup baik
6) Bisa berubanh menjadi semak belukar atau hutan basah
7) Dihuni oleh binatang- binatang yang bersifat herbivora dan karnivora.

Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hutan sabana. Di Indonesia
juga terdapat hutan sabana. Wilayah Indonesia yang mempunyai banyak hutan
sabana (baca: bioma sabana) adalah di Nusa Tenggara Timur.

KEHUTANAN I 92
d. Stepa

Selanjutnya adalah stepa. Stepa ini mirim atau hampir sama dengan sabana. Stepa
merupakan padang rumput atau wilayah semi gurun yang ditutupi oleh rumput. Hal
yang membedakan stepa dengan sabana ini adalah tidak adanya pepohonan yang
menyelingi padang rumput yang tumbuh. Seperti halnya sabana, stepa (baca: bioma
stepa) juga mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik dari stepa antara lain
adalah sebagai berikut:

1) Curah hujan tidak teratur, antara 250 hingga 500 mm per tahun
2) Suhu di siang hari sangat panas dan di malam hari sangat dingin
3) Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah
4) Tanahnya tandus dan tingkat porositasnya rendah
5) Mempunyai iklim sedang.

Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh bioma stepa. Di Indonesia,
wilayah yang mempunyai stepa terbanyak adalah di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Disamping itu, juga terdapat pembagian ekosistem termasuk hutan Indonesia yang
lebih mendalam, yaitu berdasarkan Biogeographic region. Menurut pembagian ini,
terdapat tujuh wilayah, yaitu (1) Sumatra, (2) Kalimantan, (3) Jawa-Bali, (4) Sulawesi,
(5) Nusa Tenggara, (6) Maluku, dan (7) Irian Jaya.

Tipe atau formasi hutan sebagai hasil dari pengaruh faktor edafik dan iklim secara
garis besar dapat dibedakan menjadi :

1) Hutan payau (mangrove) adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu
atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut
tetapi tidak terpengaruh oleh iklim.

Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas
atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies

93 I KEHUTANAN
(Macnae,1968 dalam Supriharyono, 2000). Supaya tidak rancu, Macnae
menggunakan istilah “mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan
“mangrove” untuk individu tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering
disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau. Namun menurut Khazali
(1998), penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena
bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan yang ada di
mangrove.

Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya


kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya dan diantara makhuk hidup itu sendiri, terdapat pada
wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies
pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau
(Santoso, 2000).

Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis
spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi
hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi
gelombang,kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik
(Jenning and Bird, 1967
dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi
spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca,
bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan
tipe tanah.

Hutan payau (mangrove) dengan ciri umum antara lain sebagai berikut:
• Tidak terpengaruh iklim;
• Terpengaruh pasang surut,
• Tanah tergenang air laut, tanah lumpur atau pasir, terutama tanah liat;
• Tanah rendah pantai;
• Hutan tidak mempunyai strata tajuk;
• Tinggi pohon dapat mencapai 30 m;

KEHUTANAN I 94
• Tumbuh di pantai merupakan jalur.

2) Hutan rawa (swamp forest) dengan ciri umum antara lain sebagai berikut:
• Tidak terpengaruh iklim;
• Tanah tergenang air tawar;
• Umumnya terdapat di belakang hutan payau;
• Tanah rendah;
• Tajuk terdiri dari beberapa strata;
• Pohon dapat mencapai tinggi 50 - 60 m;
• Terdapat terutama di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar.

2. Mengklasifikasikan Hasil-hasil hutan

Hasil hutan adalah segala macam material yang didapatkan dari hutan untuk
penggunaan komersial sperti kayu potong, kertas, dan pakan hewan ternak. Kayu
adalah hasil hutan komersial yang paling dominan dari IUHHK-HPH dan IUHHK-HTI
baik di Jawa maupun luar Jawa. Contoh hasil hutan kayu di Jawa diproduksi oleh
Perum Perhutani adalah Jati. Kategori Jati dapat dikelompokkan ke dalam kayu bulat
besar (KBB) dengan ukuran diameter ≥ 50 cm, kayu bulat sedang (KBS) dengan
ukuran diameter 30 - 49 cm, dan kayu bulat kecil (KBK) dengan ukuran diameter < 30
cm. Sementara untuk contoh hasil hutan kayu di luar Jawa diproduksi oleh IUHHK-
HPH berupa kayu rimba, yakni kamper.

Berdasarkan definisi, hasil hutan bukan kayu (HHBK) dapat diperoleh dari hutan
lindung berupa getah dan minyak, hutan konservasi berupa jasa rekreasi, maupun
hutan produksi berupa buah-buahan, batang, dan rotan. Batang sagu dan rotan
diperoleh dari pohon dengan famili Arecacea. Selanjutnya, terpentin sebagai HHBK
termasuk ke dalam produk getah dari hutan tanaman pinus, sementara tengkawang
yang termasuk ke dalam produk minyak banyak ditemukan di pulau Kalimantan. Bila
dikaji secara seksama, HHBK merupakan sumberdaya hutan yang memiliki
keunggulan komparatif dan juga paling bersinggungan langsung dengan masyarakat

95 I KEHUTANAN
sekitar hutan. HHBK terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan
penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi
penambahan devisa negara. Selain itu, peran lainnya adalah dapat memperbaiki
struktur tanah sehingga jenis tanaman HHBK sangat cocok ditanam di berbagai
kondisi lahan seperti hutan, pinggir-pinggir sungai, tebing dan lain-lain.

Produk HHBK sangat kompleks dibandingkan kayu jika dilihat dari segi ragam sumber
penghasil, aneka produk hasil, dan aneka macam penggunaannya. Keanekaragaman
sumber penghasil memerlukan aneka macam teknologi pemanenan dan teknologi
pengolahan yang perlu ditopang oleh aneka ilmu pengetahuan terkait yang secara
garis besarnya mencakup ilmu silvikultur, kimia, fisik-mekanik dan biologi. Untuk
memperoleh HHBK yang lebih optimal dari hutan, maka para pengelola hutan
selayaknya perlu memperhatikan karakteristik, potensi, dan teknologi yang diperlukan
bagi pengembangan tiap individu HHBK di areal hutan dan memperhatikan aspek
ekologi, ekonomi dan sosial budaya agar tujuan pengembangan berhasil.

D. Latihan Soal/Kasus

KEHUTANAN I 96
E. Rangkuman

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa
kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh m
asyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi
ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air,
penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia
air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini
dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman. Macam hutan
dibedakan menurut asal, cara permudaan, dan susunan jenis pohon.

Jenis hutan dapat dibedakan berdasarkan asal, permudaan, susunan jenis. Namun
demikian, jenis hutan juga dapat dibedakan berdasarkan faktor utama yang
mempengaruhinya yakni wilayah, edafik (tanah), dan iklim. Selanjutnya, hutan
menurut iklimnya dapat dibedakan menjadi hutan hujan tropis, hutan musim, sabana,
dan stepa.

Berdasarkan definisi hasil hutan bukan kayu (HHBK) dapat berupa buah-buahan,
obat-obatan, tanaman hias, hewan, getah, madu, bambu, rotan dan lain sebagainya
yang merupakan produk hutan selain kayu. Bila dikaji secara seksama, HHBK
merupakan sumberdaya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan juga paling
bersinggungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan. HHBK terbukti dapat
memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan
memberikan kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa negara.

97 I KEHUTANAN

Anda mungkin juga menyukai