Anda di halaman 1dari 11

HUTAN HUJAN TROPIS

Penyusun :
Nugroho Pangestu

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami semua, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salahsatu tugas di mata pelajaran Geografi kelas XI di Sman 11
Tangerang Selatan.
Makalah ini berisikan tentang informasi Hutan Hujan Tropis. Diharapkan, setelah
pembaca sudah membaca artikel ini, bisa lebih memahami lagi tentang hutan hujan tropis.
Didalam makalah ini terdapat beberapa ulasan mengenai pengertian hutan hujan tropis, ciri-ciri
nya, manfaatnya, flora & fauna yang hidup disana, masalah kerusakan dan solusi cara
mengatasinya.
Artikel didalam makalah ini dikutip dari berbagai sumber informasi yang ada, dan
beberapa diantaranya ada yang dikutip dari beberapa buku. Terimakasih terhadap beberapa
narasumber dalam artikel ini, dan terimakasih juga terhadap orang-orang yang membantu dalam
penyusunan makalah tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, dan masih belum
lengkap. Semoga, diwaktu mendatang kami bisa lebih menyempurnakan informasi yang ada.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritikan & saran dari anda semua. Dan kami minta maaf
jika ada kesalahan info/penulisan di artikel ini.
Akhir kata, kami ucapkan Terima kasih kepada pembaca, yang telah menyisihkan
waktunya untuk membaca Artikel-artikel kami didalam Makalah ini.

Bab I
Pendahuluan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat
oleh pepohonan dantumbuhan lainnya. Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999
tentang kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-
wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide
sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumiyang paling penting.
Pada dasarnya hutan di bagi dua, hutan primer dan hutan sekunder. Hutan perawan
(primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia. Hutan
sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang
cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil.
Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan
hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat
pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi
lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di
hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang
berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti
segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup
lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu,
tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan
dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora
dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat
penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, rerumputan, dan
serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah
adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran
penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga
menjadi rumah dari serangga dan berbagai mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru
memakan serasah, rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di dunia, begitupun
manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis
tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu,
maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari
tempat ini.
Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling
memengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan hidup di lingkungan tertentu, berbagai
tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul,
misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai makanannya.
Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari sumber penyakit.
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit,
dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan
menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang
paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia.

Bab II
Pengertian Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah
bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini dikarenakan hutan hujan
tropis selalu cukup mendapat sinar matahari dan juga curah hujan yang tinggi. Yang
dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa;

Yakni kurang lebih pada lintang 010 ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa (23,5
LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis.
Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko,
Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname,
Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau
Samudera Hindia, Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.
Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di
seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena
hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang
sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan,
dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies
tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk
golongan pepohonan besar dan penting.
Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320
pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan
tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohontengkawang,
spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-
obatan.

Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing lapisan


merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi
untuk hidup di wilayah tersebut. Lapisan ini telah diidentifikasi sebagai :
Tajuk Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah.
Kanopi Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 2436 m.
Bawah Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.
Lantai Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.

Bab III
Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
A. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku
misalnya di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah
banyak terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota
genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium.Dengan
demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon
anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota
famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon
anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat
spesies pohon anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus,
danGossampinus, serta spesies-spesies pohon dari famili Leguminosae. Adapun
eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian, merupakan hutan
campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp., Pometia pinnata, Intsia
spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-
spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah
anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).
B. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara
umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di
Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah
terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah
Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok
spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia
Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan
pohonPodocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota
famili Dipterocarpaceaehanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian
tempat 1.200 m dpl.
C. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian
daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa
kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem
hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon
berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di
samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia
spp. dan Calophyllum,sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga
kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh
dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih
dari 3.300 m dpl.
2.2. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
A. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi,
sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang
umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing
(Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam
(Diospyros sp).
B. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah
dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam
satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain
jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
C. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8
bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh
pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
D. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak
belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim
kemarau 4 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis
yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe
Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
2.3. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang
mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih
lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan
dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk
(Coverage).
Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu
penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi : 25 45 m
Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 80 m
Daun penumpu : Sering dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar
Kauliflori : Sering dijumpai
Liana berkayu : Sering dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi : 15 33 m
Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada
Daun penumpu : Jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil
Kauliflori : Jarang dijumpai
Liana berkayu : Jarang dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sangat sering dijumpai
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi : 2 - 18 m
Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada
Daun penumpu : Sangat jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Microphyl
Akar papan : Pada umumnya tidak ada
Kauliflori : Tidak ada
Liana berkayu : Tidak ada
Liana pada batang : Jarang dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan
Hujan Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan
daun. Hutan hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian Utara dan Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun
dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.
2.4. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan
berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang
dominan di daerah itu. Contoh :
o Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai
dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
o Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea
albida.
o Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh
Ebony atau kayu hitam.
o Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau
Jawa.
2.5. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta
kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
a. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau
belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b. Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki
ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A
atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
c. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak
dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah
aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40
m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.

Bab IV
Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:
1. pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.
2. Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.
3. Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.
4. Udara di sekitarnya sangat lembap.
5. Terjadi di daerah curah hujan tinggi
6. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi,
biasanya 80% atau lebih.
7. Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
8. Lapis tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di bawahnya
(kedua) dengan tinggi antara 45 60 m.
9. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur dengan sedikit
susunan cabang.
10. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang
ramping dengan tinggi antara 30-40 m.
11. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan batang yang
ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
12. Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil, jenis-jenis
bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan
bawah.
Ciri-ciri hutan hujan tropis curah hujannya sangat tinggi bahkan lebih dari 2.000 mm/tahun. Pohon-pohon utama di hutan ini memiliki
ketinggian antara 20-40 m dengan cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun, mendapat sinar
matahari yang cukup walaupun sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan, dan mempunyai iklim mikro di
lingkungan sekitar permukaan tanah atau di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).

Bab V
Manfaat / Fungsi Hutan Hujan Tropis
1. Pengatur tata air
2. Penyerap karbondioksida
3. Pencegah erosi dan banjir
4. Bioindikator terjadinya hujan asam dan pencemaran udara yang lain
5. Perlindungan flora dan fauna
6. Menstabilkan iklim dunia
7. Menjadi sumber makanan bagi kehidupan makhluk hidup
Dan masih banyak manfaat lainnya dari adanya hutan hujan tropis ini.
Bab VI
Flora dan Fauna Yang Hidup Di Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis mulai dari pohon besar yang tinggi menjulang sampai tumbuhan epifit. Hutan
di Kalimantan misalnya, mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan , Dan hewan-hewan
seperti mamalia, reptilia, burung, dan serangga dengan beragam jenis yang tidak terhitung jumlahnya.

Beberapa tumbuhan yang hidup di daeran hutan ini antara lain :

Ciri-ciri hutan hujan tropis


Apakah yang menjadikan hutan disebut sebagai hutan hujan tropis?

Setiap hutan hujan adalah unik, namun ada beberapa fitur tertentu yang
umumnya terdapat pada semua hutan hujan tropis.

1. Lokasi: hutan hujan berada di daerah tropis

2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar paling tidak
80 inci setiap tahunnya

3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon


beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan
4. Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan keragaman biota
yang tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk seluruh benda
hidup -- seperti tumbuhan, hewan, dan jamur -- yang ditemukan di suatu
ekosistem. Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan
hewan yang ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan

5. Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan seringkali


bekerja bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua spesies
berbeda saling menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya,
beberapa tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula untuk
semut. Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-
serangga lain yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut

Apakah kanopi itu?


Di hutan hujan tropis, kebanyakan kehidupan tumbuhan dan hewan tidak
ditemukan di permukaan tanah (forest floor), tapi mungkin di dunia
dedaunan yang dikenal dengan nama kanopi. Kanopi, yang bisa berada di
ketinggian 100 kaki (30 m) dari atas tanah, terbentuk oleh cabang-cabang
dan dedaunan pohon-pohon hutan hujan yang saling tumpang tindih.

Para peneliti memperkirakan bahwa 70-90% dari kehidupan di hutan hujan


ditemukan di pepohonan, ini membuatnya menjadi habitat terkaya bagi
kehidupan tumbuhan dan hewan. Banyak hewan terkenal termasuk monyet,
katak, kadal, burung, sloth, dan kucing kecil ditemukan di kanopi.

Lingkungan di kanopi sangat berbeda dari lingkungan di permukaan tanah.


Saat siang hari, kanopi lebih kering dan lebih panas dibandingkan bagian lain
dari hutan dan tumbuhan dan hewan yang hidup di sana telah beradaptasi
untuk kehidupan di pepohonan.
Contohnya, banyaknya dedaunan di kanopi membuat susah untuk melihat lebih dari beberapa meter, membuat banyak hewan-
hewan kanopi yang bergantung pada teriakan keras atau nada-nada tertentu untuk berkomunikasi. Kesenjangan di antara
pepohonan juga membuat beberapa hewan kanopi berpindah dari pohon yang satu ke pohon lainnya dengan terbang, melompat,
atau mengayun.

Para ilmuwan telah tertarik untuk meneliti mengenai kanopi sejak lama, namun karena tingginya pepohonan hutan hujan penelitian
sulit dilakukan hingga baru-baru ini. Saat ini terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat membantu para peneliti ini untuk menguak rahasia
kanopi, seperti jembatan tali, tangga, dan menara.

Kanopi hanyalah salah satu dari beberapa lapisan di hutan hujan. Amati diagram di sebelah kiri untuk melihat lapisan lainnya
(overstory, understory, shrumb layer, dan forest floor)

Keadaan Lahan hutan hujan tropis


Dedaunan di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan hujan umumnya gelap dan lembab. Bagaimanapun, terlepas dari bayang-
bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan.

Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan (decomposation). Dekomposasi atau pembusukan adalah proses ketika
makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur ulang
material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.

Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk gajah, tapir, dan macan
kumbang.

Manfaat dan fungsi hutan hujan tropis


Kenapa hutan hujan tropis itu penting?

Hutan hujan penting bagi ekosistem global. Hutan hujan tropis berfungsi sebagai:

* menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;


* membantu menstabilkan iklim dunia;
* melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi;
* adalah sumber dari obat-obatan dan makanan;
* menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan
* adalah tempat menarik untuk dikunjungi

Hutan hujan tropis membantu menstabilkan iklim


Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon
dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan
mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global.

Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.

Hutan hujan tropis membantu menyediakan rumah bagi


tumbuhan dan hewan liar
Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam
punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat
bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.

Hutan hujan tropis membantu menjaga peredaran air


Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Menurut U.S. Geological Survey, "peredaran air, juga dikenal dengan peredaran
hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di bawah permukaan bumi."

Peran hutan hujan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses transpirasi (dimana mereka
melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis). Uap air ini mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali
ke hutan hujan. Di Amazon, 50-80% dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air.

Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut
berkurang, bahkan terkadang hingga menyebabkan kekeringan.

Hutan hujan tropis mebantu mengurangi erosi


Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi
penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa
hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi.

Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan menderita karena air menjadi
keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya
jumlah tanah di air. Sedangkan para petani akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman.
Anda masih Mau ada tujuan membuat Rusak hutan lagi? Ingat anak dan cucu kita alam semesta janganlah dirusak Hargai
penciptanya !!

Anda mungkin juga menyukai