Anda di halaman 1dari 4

EKOSISTEM HUTAN HUJAN TROPIS Menurut vickery dalam Indriyanto (2008), hutan hujan tropis merupakan salah satu

tipe vegetasihutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10LS. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000-4.000 mm per tahun, rata-rata temperature 25C dengan perbedaan temperature yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80%. Menurut arief dalam Indriyanto (2008) mengemukakan bahwa hutan hujan tropis adalah klimaks utama dari dari hutan-hutan di dataran rendah yang mempunyai tiga stratum tajuk, yaitu stratum A, B, dan C, atau bahkan memiliki lebih dari 3 stratum tajuk. Santoso dan Ditrektorat Jendral Kehutanan dalam Indriyanto (2008) mengemukakan bahwa tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat diwilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah podsol, latosol, alluvial, dan regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai. Tegakan hutan hujan tropis disominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Vickery dalam Indriyanto (2008) menyatakan bahwa jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies. Haeruman Indriyanto (2008) juga menyatakan bahwa hutan hujan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan dikalimanatan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya didunia. Diantara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak diketahui spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan adan obat-obatan.

Arief dalam Indriyanto (2008) menjelaskan bahwa tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tetumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang dibawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh dibawah naungan. Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umumnya yang telah dikemukakan diatas, Vickery dalam Indriyanto (2008) menyatakan bahwa masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Jadi factor pembatas dihutan hujan tropis adalah cahaya, dan itupun hanya berlaku bagi tumbuhan yang terletak dilapisan bawah. Dengan demikian herba dan semak yang ada di dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah berdaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon. Santoso dan Ditrektorat Jendral Kehutanan dalam Indriyanto (2008) menyatakan bahwa menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi tiga zona atau wilayah sebagai berikut: 1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terlaetak pada daerah dengan ketinggian tempat 0-1.000 m dari permukaan laut. 2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000-3.300 m dari permukaan laut. 3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300-4.100 m dari permukaan laut. 1. Zona Hutan Hujan Bawah Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Talibu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon anggota family Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatica, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota family Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota

family Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae dan Ebenanceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera. Spesies spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota family Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus sp). No. 1 Daerah Jawa dan Nusa Tenggara Jenis Tumbuhan yang Mendominasi Genus Altingia, bischofia, Caastanopsis, Ficus, dan Gosampinus, serta spesies-spesies pohon dari family Leguminosae 2 Sulawesi, Maluku, dan Irian Spesies pohon Palaquium sp., Pometia pinnata, Intsia sp., Diospyros sp., Koordesiodendron pinnatum, dan Cannarium sp

2. Zona Hutan Hujan Tengah Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timur, di Aceh, dan Sumatera Utara. Secara umum ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota family Magnoliaceae. Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas, diataranya yaitu: No. 1 2 Daerah Aceh dan Sumatera Utara Jawa Tengah Jenis Tumbuhan yang Mendominasi Pinus merkusii Albizzia Montana dan Anaphalis javanica 3 4 5 Jawa Timur Sulawesi Indonesia Timur Cassuarina sp., Genus Agathis dan Podocarpus Genus Trema, Vaccinium, dan pohon anggota family Dipterocarpaceae (pada ketinggian 1.200 m dpl)

3. Zona Hutan Hujan Atas Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan sebagian di daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh p-adang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon Conifer genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Disamping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia sp dan Calophyllum, sedangkan disebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompok-kelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phllovladu yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl

Anda mungkin juga menyukai