Jenis Flora
Sumatera
pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia
Jawa
Kalimantan ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan
Jenis Flora
Sulawesi
eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis
bunga anggrek
Nusa
Tenggara
Maluku
sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan
anggrek
iklim mikro yang berbeda dengan keadaan di luarnya; cahaya kurang dan
kelembaban yang lebih tinggi dengan suhu yang rendah (Whitmore, 1998).
Selanjutnya menurut Richard (1966) dinyatakan bahwa ciri hutan hujan tropika
yang mencolok yaitu penutupnya mayoritas terdiri dari tanaman berkayu berbentuk
pohon. Sebagian besar tanaman pemanjat dan beberapa jenis epifit yang berkayu
(woody). Tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan berkayu, semai (seedling) dan
pancang (sapling), belukar (shurb) dan pemanjat-pemanjat muda. Tumbuhan herba
yang terdapat ialah beberapa epifit sebagai bagian dari tumbuhan bawah dalam
proporsi yang relatif kecil.
2. Hutan musim
Hutan musim merupakan ekosistem hutan campuran yang berada di daerah
beriklim muson (monsoon), yaitu daerah dengan perbedaan antara musim kering
dan basah yang jelas. Tipe ekosistem hutan musim terdapat pada daerah-daerah
yang memiliki tipe iklim C dan D (tipe iklim menurut klasifikasi Schmidt dan
Ferguson) dengan rata-rata curah hujan 1.000-2.000 mm per tahun dengan ratarata suhu bulanan sebesar 21-32C.