Anda di halaman 1dari 37

STRUKTUR KERUANGAN

SERTA PERKEMBANGAN
DESA DAN KOTA
PERTEMUAN – 1&2
DESA

Definisi Desa Menurut Bintarto, desa adalah Suatu daerah dikatakan desa, jika masih
suatu perwujudan geografi yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan
sosial, ekonomis, politik, dan budaya di pengertian Direktorat Jenderal Pembangunan
suatu wilayah dalam hubunganm dengan Desa (Dirjen Bangdes), desa memiliki empat
ciri:
pengaruh timbal balik dengan daerah-
daerah lain. Dalam kehidupan sehari-hari • Perbandingan lahan dengan manusia (man
land ratio) cukup besar
desa sering disebut dengan istilah kampung,
• Lapangan kerja yang dominan adalah
yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari sektor pertanian (agraris).
keramaian kota dan dihuni oleh sekelompok • Hubungan antar warga desa masih sangat
masyarakat yang sebagian besar bermata akrab
pencaharian di bidang agraris. • Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang
teguh tradisi yang berlaku.
Secara umum permukiman pedesaan berbentuk memusat, linier, terpencar, dan
mengelilingi fasilitas tertentu.

Bentuk Perdesaan Linier


Bentuk Perdesaan Memusat Bentuk perdesaan linier banyak
Bentuk perdesaan memusat banyak ditemukan di daerah pantai, jalan raya,
ditemukan di daerah pegunungan. dan sepanjang sungai. Bentuk
Bentuk perdesaan ini terpencar perdesaan ini memanjang mengikuti
menyendiri (agglomerated rural jalur jalan raya, alur sungai atau garis
settlement). Biasanya dihuni oleh pantai. Pola ini digunakan masyarakat
penduduk yang berasal dari satu dengan tujuan untuk mendekati
keturunan sehingga merupakan satu prasana transportasi (jalan dan sungai)
keluarga atau kerabat. Jumlah rumah atau untuk mendekati lokasi tempat
umumnya kurang dari 40 rumah bekerja, seperti nelayan di pinggiran
pantai
Bentuk Perdesaan Terpencar
Bentuk perdesaan terpencar sulit ditemukan di
Indonesia karena hanya terdapat di Negara-
negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Bentuk Perdesaan Mengelilingi Fasilitas
Australia. Bentuk perdesaan yang terpencar Bentuk perdesaan seperti ini umumnya
cenderung menyendiri (disseminated rural ditemukan di daerah dataran rendah, di mana
settelment). Biasanya perdesaan seperti ini banyak fasilitas-fasilitas umum yang
hanya merupakan farm stead, yaitu sebuah dimanfaatkan penduduk setempat untuk
rumah petani yang terpencil, tetapi lengkap memenuhi kebutuhan sehari-hari.
dengan gudang alat mesin,
penggilingan gandum, lumbung, kandang
ternak, dan rumah petani.
Potensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan. Selama belum
dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun bagi masyarakat.
Berdasarkan potensi yang dimilikinya, perdesaan dapat dikelompokkan menjadi tiga.

• Desa berpotensi tinggi, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian yang subur dengan topografi datar
atau agak miring. Desa juga dilengkapi dengan fasilitas irigasi teknis sehingga memiliki kemampuan
besar untuk berkembang lebih lanjut.
• Desa berpotensi sedang, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian agak subur dengan topografi tidak
rata. Fasilitas irigasi yang ada di desa sebagian teknis dan sebagian lainnya teknis. Ini menyebabkan
desa berkembang dengan lambat.
• Desa berpotensi rendah, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian tidak subur dengan topografi
berbukit. Sumber air sukat didapat dan kegiatan pertanian bergantung pada curah hujan. Ini
menyebabkan desa sukar berkembang.
KOTA

Kota identik dengan sesuatu yang sangat kompleks. Menurut Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan
Bahkan ada yang mencirikannya dengan adanya prasarana kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan
perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang
sekolah, pasar, taman, alun-alun yang luas, serta jalan heterogen dan kehidupan materealistis. Kota juga
aspal yang lebar-lebar. Pada dasarnya, kota merupakan dapat diartikan sebagai sebuah bentang budaya yang
suatu wilayah yang sebagian besar arealnya terdiri atas ditimbulkan oleh unsurunsur alami dan non alami
wujud hasil budaya manusia (hasil cipta, rasa, dan karsa dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup
manusia), serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen
dengan sumber mata pencaharian di luar sektor pertanian.
dan materealistis dibandingkan dengan daerah
belakangnya. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.4
tahun 1980 menyebutkan bahwa kota terdiri atas dua
bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah yang
memiliki batasan administratif sebagaimana diatur
dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai
lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri
non-agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota
kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan
dan permukiman.
Ernes W. Burgess (Teori Memusat/ Konsentris) Burgess mengemukakan teori memusat atau
konsentris yang menyatakan bahwa daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona:

1. Zona pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang merupakan pusat pertokoan besar, gedung
perkantoran yang bertingkat, bank, museum,hotel restoran dan sebagainya.

2. Zona peralihan atau zona transisi, merupakan daerah kegiatan

3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau
buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana
yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini workingmen's homes.

4. Zona permukiman kelas menengah (residential zone), merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas
menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelasproletar

5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan
dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.

6. Zona penglaju (commuters), merupakan daerah yang yang memasuki daerah belakang (hinterland) atau
merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.
CD Harris & EL Ullman (Teori
Berganda/Multiple Nuclei) Harris
dan Ullman menilai bahwa kota tidak
seteratur penggambaran Burgess karena
antar kawasan kota seolah berdiri
sendiri. Sruktur ruang kota tidaklah • Pusat kota atau Central Business District (CBD).
• Kawasan niaga dan industri ringan.
sesederhana dalam teori konsentris. Hal • Kawasan murbawisma atau permukiman kaum
ini disebabkan oleh tidak buruh.
adanya urutan-urutan yang teratur • Kawasan madyawisma atau permukiman kaum
pekerja menengah. Struktur kota berdasarkan
yang dapat terjadi dalam suatu kota teori berganda oleh CD Harris dan El Ullman.,
terdapat tempattempat tertentu yang (1) daerah dagang; (2) pabrik-pabrik ringan; (3)
befungsi sebagai inti kota dan pusat rumah-rumah kecil; (4) rumah-rumah sedang;
pertumbuhan baru. Keadaan tersebut (5) rumahrumah besar milik orang kaya; (6)
pabrik-pabrik besar; (7) daerah dagang
telah menyebabkan adanya beberapa dipinggir kota; (8) rumahpara pegawai di luar
inti dalam suatu wilayah perkotaan, kota yang kerja dalam kota;
misalnya kompleks atau wilayah (9) daerah industri di luar kota; (10) daerah
para pelaju (commuters).
perindustrian, kompleks perguruan
tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar
kota besar. Menurut teori ini struktur
ruang kota adalah sebagai BERIKUT ;
POLA KERUANGAN
DESA DAN KOTA
PERTEMUAN – 3&4
Pada umumnya, kehidupan masyarakat
perdesaan dicirikan :

Masyarakatnya memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam.

Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani sehingga


warga desa banyak tergantung pada perubahan musim.

Keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja

Kegiatan ekonomi mayoritas agraris.

Warga desa pada umumnya berpendidikan rendah.

Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar.


STRUKTUR RUANG DESA
Bentuk permukiman antara desa satu dengan desa lain mempunyai
perbedaan. Perbedaan tersebut terjadi karena faktor geografi yang berbeda.

Apa perbedaan bentuk pemukiman antara desa yang terletak di pesisir dan pegunungan?

PUT YOUR HANDS UP!


POLA POLA KERUANGAN DESA MEMUSAT

KERUANGAN POLA KERUANGAN DESA LINIER

DESA POLA KERUANGAN DESA TERPENCAR


DIBAGI
MENJADI :
POLA KERUANGAN DESA MENGELILINGI FASILITAS

Bentuk perdesaan memusat
banyak ditemukan di daerah
pegunungan.

Bentuk perdesaan ini terpencar
menyendiri (agglomerated rural
settlement).

Biasanya dihuni oleh penduduk
yang berasal dari satu
keturunan sehingga merupakan
satu keluarga atau kerabat.
POLA KERUANGAN DESA LINIER


Bentuk perdesaan linier banyak ditemukan
di daerah pantai, jalan raya, dan
sepanjang sungai.

Bentuk perdesaan ini memanjang
mengikuti jalur jalan raya, alur sungai atau
garis pantai.

Pola ini digunakan masyarakat dengan tujuan
untuk mendekati prasana transportasi (jalan
dan sungai) atau untuk mendekati lokasi tempat
bekerja, seperti nelayan di pinggiran pantai.

Bentuk perdesaan terpencar sulit
ditemukan di Indonesia, pada
umumnya terdapat di Negara-negara
Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan
Australia.

Bentuk perdesaan yang terpencar
cenderung menyendiri (disseminated
rural settelment).

Biasanya perdesaan
seperti ini hanya merupakan farm
stead, yaitu sebuah rumah petani
yang terpencil,
tetapi lengkap dengan gudang alat
mesin, penggilingan gandum,
lumbung, kandang
ternak, dan rumah petani.
POLA KERUANGAN DESA MENGELILINGI FASILITAS TERTENTU


Bentuk perdesaan seperti ini umumnya
ditemukan di daerah dataran rendah, di

mana banyak fasilitas-fasilitas umum


yang dimanfaatkan penduduk setempat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
STRUKTUR RUANG KOTA

Berbeda dengan fisik wilayah pedesaan yang banyak didominasi oleh lahan pertanian, daerah

perkotaan dicirikan oleh pola penggunaan lahan yang lebih banyak merupakan bentang

budaya hasi karya manusia, seperti gedung-gedung, kompleks perumahan penduduk, jalur

jalan raya, dan sebagainya. Sangat sulit kita temui wilayah-wilayah yang masih alamiah.
Bentang Budaya Tersebut Antara Lain:
Pola Penggunaan Lahan Kota
 Beberapa sarjana yang berkecimpung dalam studi
Zone pusat daerah kegiatan atau Central
kekotaan ini telah berusaha mengadakan uraian
Bistricts atau Loop.
mengenai letak dan bentuk daerah permukiman di
kota secara ideal Ernest W.Burgess, mengenai urban Zone peralihan atau sering Disebut Zone Transisi

areas yang dikenal dengan teori pola zone konsentris. Zone Pemukiman Klas Proletar.

Zone pemukiman Klas Menengah atau


Residentatial Zone
 Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa daerah
kekotaan dapat dibagi dalam lima (5) zone, yaitu : Zone penglaju atau Zone Commuters
• Zone pusat daerah kegiatan atau Central Bistricts
atau Loop.

• Dalam zona PDK ini terdapat toko-toko besar,


bangunan-bangunan kantor yang kadang-kadang atau
sering juga bertingkat, bank, rumah makan, museum
dan sebagainya.
Zone peralihan atau sering Disebut Zone Transisi. Zone ini merupakan
daerah yang terikat dengan pusat daerah kegiatan. Penduduk zone ini tidak
stabil, baik ditinjau dari segi tempat tinggal maupun dari segi social
ekonomi. Daerah ini dikategorikan dalam daerah yang berpenduduk miskin.
Dalam rencana pengembangan kota daerah ini akan diubah menjadi daerah
yang lebih baik dan berguna,antara lain untuk kompleks perhotelan,
tempat-tempat parker dan jalan-jalan utama yang menghubungkan inti kota
dengan daerah-daerah di luarnya.
Zone Pemukiman Klas Proletar. Nampak dalam zone ini bawah
perumahannya sedikit lebih baik dari perumahan mereka yang bertempat
tinggal di zone peralihan. Daerah-daerah ini didiami oleh para pekerja yang
kurang mampu,rumah-rumahnya kecil dan daerah ini tidak begitu menarik.
Zone ini dikenal dengan istilah Workingmen’s Home.
Zone pemukiman Klas Menengah atau Residentatial Zone, ini merupakan
kompleks perumahan dari para karyawan klas menengah, mereka memiliki
keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik di bandingkan dengan
perumahan di daerah klas proletar.
Zone penglaju atau Zone Commuters, merupakan suatu daerah yang sudah
memasuki daerah belakang atau hinterland. Penduduk dari daerah ini bekerja di

kota. Mereka pergi ke kota dengan naik sepeda,naik bus, kereta api pada pagi hari
dan sore harinya mereka pulang ke rumah masing-masing. Oleh karena itu zone ini
disebut zone penglaju.
Pola keruangan seperti di atas bukan berarti sudah

ideal,jadi tidak selalu tepat dengan nyata. Oleh karna itu

kemudian timbulah teori yang lain seperti yang

dikemukakan Homer Hoyt yang terkenal sebagai

pembentuk teori sektor mengenai perkembangan daerah

kekotaan.
 Homer Hoyt beranggapan dalam teorinya
bahwa : Daerah-daerah yang memiliki
sewa tanah atau harga yang tinggi
terletak di tepi luar dari kota.

 Daerah-daerah yang memiliki sewa atau


harga tanah yang rendah merupakan
jalur-jalur yang mirip dengan roti
tart,Jalur-jalur ini bentuknya
memanjang dari pusat kota ke daerah
perbatasan atau tepi kota.

 Zone pusat adalah zone pusat daerah


kegiatan (PDK).
Teori lain yang dikenal adalah Teori inti ganda

atau Multiple Nuclei. Dalam teori ini pola

keruanganya tidak konsentris dan seolah olah

meruakan inti yang berdiri sendiri. Teori ni juga

beranggapan bahwa tidak ada urutan-urutan

yang teratur dari zone-zone seperti yang

dianggap oleh teori konsentris .


USAHA PEMERATAAN
PEMBANGUNAN DESA & KOTA

PERTEMUAN – 5&6
Pembangunan wilayah pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang sebagaimana selama ini terjadi akan
menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam kehidupan. Persoalan-persoalan yang dihadapi wilayah desa dan
kota adalah masalah-masalah yang spesifik, sebab masing-masing wilayah mempunyai potensi yang berlainan. Desa
yang lebih berkesan sebagai kelompok masyarakat yang hidup secara tradisional, mempunyai banyak ketertinggalan
dibanding dengan dengan kota. Salah satu tujuan pembangunan wilayah pedesaan adalah menyeterakan kehidupan
masyarakat desa dan kota sesuai dengan potensi yang dimiliki desa.

Untuk melakukan pembangunan desa, ada beberapa hal yang tidak dapat diabaikan diantaranya adalah latar
belakang, pendekatan, konsep maupun kenyataan-kenyataan yang terjadi di setiap desa. Beberapa hal yang perlu
untuk mendapat perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan adalah:
• Pembangunan masyarakat desa masih bersifat dekonsentrasi
• Perangkat desa perlu mendapat bantuan teknis dan insentif
• Dana pembangunan desa secara lintas sektoral masih belum bermanfaat bagi masyarakat desa
• Kurangnya keterpaduan kepentingan antar sektor, sehingga dibutuhkan koordinasi lintas sektoral tentang pemerintahan
desa melalui penyatuan program, misi dan visi pembangunan
Solusi dalam Memelihara Keseimbangan Desa dan Kota

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka menyerasikan/ menyamakan perkembangan desa dan kota

Modal usaha kecil


. Pasar Kerja di Desa
Jumlah tenaga kerja yang memasuki pasaran kerja semakin Pasaran kerja atau kesempatan kerja ini biasanya digerakkan oleh
bertambah banyak. Kualitas diantara mereka pun perorangan atau kelompok di desa. Usaha semacam ini biasanya
disesuaikan dengan kondisi dan kualitas dari tenaga kerja. Teknologi
beranekaragam, mulai dari tenaga kasar, terampil sampai tenaga
yang digunakan tidak terlalu tinggi bahkan dapat dilakukan transfer
akademik. Karena itu langkah pertama yang harus ditempuh
teknologi kepada masyarakat desa. Karena bentuknya yang
adalah membuka kesempatan kerja untuk menyerap tenaga kerja
perorangan (kalaupun ada yang kelompok) biasanya modal
pasaran di desa. Hal ini dimaksudkan supaya mereka tidak lari
usahanya pun kecil. Untuk mendorong keberadaan usaha ini, maka
atau pergi ke pusa-pusat pertumbuhan ekonomi lain, yaitu kota-
pemerintah perlu untuk memberikan bantuan kredit kecil ala desa,
kota kecil, kota-kota sedang, atau kota-kota besar.
seperti BKD (Bank Kredit Desa)

Pemasaran hasil produksi


Teknologi kurang terampil
Kendala utama usaha-usaha yang dirintis di pedesaan adalah situasi
Tenaga kerja di desa biasanya mempunyai kualitas yang harga yang fluktuatif atau karena hilang atau berkurangnya kesempatan.
rendah, karena itu untuk mengatasi masalah maka perlu Kesempatan pasar atau pemasaran hasil produksi desa merupakan
diadakan berbagai macam penyuluhan, pelatihan, dan motor penggerak pertumbuhan ekonomi desa. Membaiknya pemasaran
berbagai macam bentuk pembinaan. Mulai dari perangkat desa hasil produksi di desa akan mendukung masuknya modal ke daerah
(aparat desa) sampai pada anggota masyarakat pekerja. pedesaan. Dan sebaliknya, lesunya pemasaran akan menghambat
Pengembangan keterampilan tenga kerja di desa perlu perekonomian dan produktivitas desa. Karena itu, dalam sistem
pemasaran produk desa perlu adanya suatu sistem yang mampu
diorientasikan pada mata pencaharian masyarakat desa yang
menumbuhkan kebijaksanaan pemerintah, mampu mengikuti
bersangkutan agar potensi yang ada bisa langsung digarap mekanisme atau tata niaga ekonomi pasar yang berlaku.
Program-program dan usaha pembangunan desa yang dapat menciptakan suasana pra-conditioning untuk tumbuh dan
berkembang adalah
a. Sistem kepemimpinan di desa
Sistem kepemimpinan di desa baik yang bersifat kepemimpinan formal maupun informal, baik yang berdasarkan agama maupun
organisasi masyarakat adalah sistem yang mampu menggerakkan partisipasi masyarakat dan menghidupkan inisiatif, kreativitas, dan
produktivitas masyarakat desa. Jiwa dan ide kepemimpinan dengan dasar apapun selalu mengutamakan inspirasi dan aspirasi masyarakat
dan harus mampu menyalurkan menjadi landasan pembangunan oleh, dari dan untuk masyarakat. Karena itu, seorang pemimpin masyarakat
desa harus mampu melihat kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. b. Pembinaan kelembagaan
Pembinaan kelembagaan ini adalah merupakan usaha menggerakkan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Karena lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang tumbuh atas inisiatif masyarakat desa, perlu terus dibina dan dilestarikan keberadaannya agar lebih
tumbuh dan berkembang. Sehingga mampu lebih efektif dalam mendukung program dan rencana masyarakat maupun
pemerintah. c. Peningkatan kualitas SDM
Pertumbuhan dan perkembangan masyarakat sangat didukung oleh kualitas aparat pemerintah desa dan masyarakat yang turut sebagai
pelaku pembangunan. Karena itu perlu disusun sebuah rencana program peningkatan kualitas dan kemampuan masyarakat yang
berupa pendidikan, pelatihan umum, pelatihan tenaga kerja, penyuluhan, kegiatan stimulasi dan demonstrasi-demonstrasi. Di sisi lain
transfer teknologi kepada aparatur pemerintah dan fungsionaris pembangunan perlu juga untuk dilakukan. d. Bantuan teknis

Bantuan teknis ini merupakan unsur pendukung proses pembangunan masyarakat desa. Hal ini dibutuhkan dalam hal
masyarakat memiliki sedemikian rupa rendahnya kualitas sumberdaya, potensi alam, dan kesempatan ekonomi sehingga perlu
mendapatkan dukungan dari luar masyarakat setempat.
DAMPAK PERKEMBANGAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA
DAN KOTA
PERTEMUAN – 7&8
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Kota
Sujarto ( 1989 )

Faktor Manusia Faktor Pergerakan Faktor Pola


Manusia Pergerakan
Dampak Perkembangan Kota
Bintarto ( 1989 ):
• Jumlah Penduduk Kota
• Keanekaragaman struktur sosial dan ekonomi
• Kebijakan Penggunaan sumber – sumber keuangan
• Kelembagaan Kota
Faktor yang paling Berpengaruh terhadap perkembangan
kota adalah URBANISASI.

Adalah suatu perpindahan


Urbanisasi penduduk dari desa ke kota atau
dari kota kecil menuju kota
yang besar.

Urbanisasi terjadi karena berbagai faktor


Mengapa urbanisasi menjadi faktor yang sangat penyebab, perkembangan daerah
berpengaruh terhadap perkembangan kota ? perkotaan melalui sektor Industri dan
Perdagangan serta keinginan untuk
mendapatkan penghasilan .
Urbanisasi terjadi karena berbagai faktor penyebab, perkembangan daerah perkotaan
melalui sektor Industri dan Perdagangan serta keinginan untuk mendapatkan
penghasilan .
• Kebijakan dan Peraturan di kota
• Momentum ( hari raya )
• Pengaruh Ajakan
• Kesalahan menerima informasi
• Impian Pribadi
• Terdesak Kebutuhan ekonomi
• Ingin memperbaiki kualitas hidup

Anda mungkin juga menyukai