Anda di halaman 1dari 25

SITI SUBAIDA, S.Pd.

MODUL GEOGRAFI
UNTUK SMA/MA KELAS XII SEMESTER 1

i
kKATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke pada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya modul pembelajaran struktur keruangan desa ini dapat di selesaikan
dengan baik.
Penyusunan modul ini dijadikan sebagai acuan bagi guru dan siswa dalam
melakukan pembelajaran geografi khususnya materi struktur keruangan desa.
Pengembangan modul ini di sesuaikan dengan silabus geografi kurikulum 2013 yang
mana kurikulum ini bertujuan untuk menyiapkan siswa yang mampu menghadapi
perkembangan abad 21. Dan menekankan pendekatan saintifik yaitu pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
Penulis menyadari modul ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran untuk perbaikan modul ini sangat kami harapkan. SILIWANGIP

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI …………............................................................................................ iii
A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
B. PETUNJUK BELAJAR ................................................................................... 2
C. TUJUAN PEMBELAJAN ............................................................................. 2
D. SUB CAPAIAN PEMBELAJARA .................................................................... 2
E. URAIAN MATERI .......................................................................................... 3
II. Peta Konsep ............................................................................................ 3
III. Struktur keruangan desa ..................................................................... 4
A. Pengertian desa ……............................................................................... 4
B. Karakteristik desa .................................................................................. 6
C. Unsur-unsur pembentuk desa ................................................................. 6
D. Klasifikasi desa ………............................................................................ 7
E. Potensi desa ……................................................................................ 9
F. Fungsi desa ......................................................................................... 11
G. Pola keruangan ..................................................................................... 12
RANGKUMAN ...................................................................................................... 15
PENUGASAN ...................................................................................................... 16
TES FORMATIF ................................................................................................... 18
RUBRIK PENILAIAN DAN KUNCI JAWABAN ........................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22

iii
A. PENDAHULUAN
1. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis struktur keruangandesa dan kota, interaksi desa dan
kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangun
4.2 Membuat makalah tentang usaha pemerataan pembangunan di
desa dan kota yang dilengkapi dengan peta, bagan, tabel, grafik,
dan/atau diagram

2. DESKRIPSI SINGKAT
Sebelum mempelajari bab ini pasti kamu sudah mempunyai
gambaran tentang desa. Apa yang terlintas dalam pikiranmu jika mendengar
tentang desa? Di antara kamu mungkin akan teringat dengan kerukunan
hidup, penduduknya toleransi dan semangat gotong royong yang tinggi,
hamparan lahan pertanian yang hijau, aliran air sungai yang jernih, serta
kehidupannya yang tenang dan damai. Namun, desa juga identik dengan
jalan-jalan becek belum diperkeras, letak terpencil jauh dari keramaian kota,
sarana transportasi masih tradisional, dan lalu lintas jarang. Pandangan ini
tidaklah semuanya benar atau salah, lebih-lebih untuk keadaan masa kini.
Perkembangan di bidang transportasi dan komunikasi telah mengubah
pandangan orang tentang desa. Angkutan perdesaan mobil dan sarana
komunikasi telepon rumah serta telepon genggam (handphone) sudah biasa
digunakan oleh penduduk desa. Hal ini yang membuat desa mengalami
perkembang. Pada materi ini selain karakteristik desa juga akan di pelajari
klasifikasi desa, potensi desa, fungsi desa dan struktur keruangan desa.
3. RELEVANSI
Materi ini dapat di jadikan sebagai dasar untuk memahami
indikator struktur keruangan desa sehingga peserta didik dapat menentukan

Negara Maju dan Negara Berkembang


1
klasifikasi desa dan menganalisis potensi dan pola keruangan desa
berdasarkan indikator tersebut.

B. PETUNJUK BELAJAR
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal silahkan ikuti petunjuk
belajar di bawah ini :
1. Pelajari alur pembelajaran melalui peta konsep yang disajikan
2. Pahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam modul ini
3. Pelajarilah uraian materi secara sistematis dan mendalam
4. Jika diperlukan kalian boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan
materi dalam modul inJika saudara belum paham silahkan di ulangi atau
bertanya pada guru pengajar sampai benar-benar tuntas.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran Prolem Based Learning dan pendekatan saintifik
peserta didik dapat menganalisis struktur keruangan desa serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap disiplin,
tanggungjawab, responsif, dan pro-aktif, gemar membaca, serta dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi,
berkreasi (4C).

D. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN


Setelah membaca modul ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Menjelaskan karakteristik dan klasifikasi desa
2. Menganalisis potensi desa
3. Menganalis struktur keruangan serta perkembangan desa

2
E. URAIAN MATERI
I. PETA KONSEP

3
II. STRUKTUR KERUANGAN DESA
A. Pengertian desa menurut para ahli
Banyaknya pengertian tentang desa disebabkan oleh banyaknya
ahli yang memberikan pengertian tentang desa tersebut, berdasarkan
pandangan dan bidang keahliannya masing masing. Berturut-turut para
ahli berpendapat tentang desa, sebagai berikut.
 Bambang Utoyo menjelaskan bahwa:
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata
pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan. Kata
kunci dari pengertian tersebut: tempat bermukimnya sebagian besar
penduduk, pertanian dan bahan makanan.
 R. Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomis, politik, kultural setempat dalam
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Kata kunci
dalam pengertian tersebut: fisiografis, sosoal, ekonomi,politik,kultural,
timbal balik.
 Sutarjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat
yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan
pemerintahan terendah di bawah camat. Kata kunci dari definisi
tersebut: kesatuan hukum, tempat tinggal, pemerintahan terendah.
 William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah
terbatas. Kata kunci: organisasi, kehidupan sosial, daerah terbatas.
 S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah
pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000

4
are. Kata kunci:kumpulan tempat tinggal, kumpulan daerah tempat
tinggal.
 Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari
2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa 2. Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan 3. Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

GEO INFO:
▪ Gemeinshaft adalah hubungan dasar yang bersifat pribadi, tak
rasional dan awet sedangkan Gesellschaft adalah hubungan dasar
yang bersifat tidak pribadi, rasional dan tidak awet.
▪ Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang didasarkan atas kesamaan-
kesamaan, misalnya sama-sama petani. Sedangkan solidaritas organik
adalah solidaritas yang didasarkan atas ketidaksamaan tetapi saling
tergantungsatu sama yang lain, misalnya antara petani dan pedagang.
▪ Kelompok primer adalah kelompok yang antara anggotanya terdapat
hubungan saling mengenal, informal dan intim. Kelompok sekunder
adalah kelompok yang antara anggotanya terdapat hubungan tidak
(selalu) saling mengenal, formal dan tidak intim.

Sumber: Suhardjo, 2008.

5
B. Karakteristik desa
Secara umum karakteristik desa meliputi unsur fisik dan unsur non fisik.
Secara kehidupan sosial karakteristik desa meliputi :
1. Penduduk masih saling mengenal dan masih memegang teguh tradisi
2. Penduduk memiliki ikatan perasaan yang sama tentang kebiasaan
3. Mata pencaharian penduduk pada bidang agraris sangan dipengaruhi
oleh kondisi alam seperti iklim dan topografi.
4. Perbandingan manusia dan lahan masih cukup besar
5. Lapangan pekerjaan masih di sector agraris
6. Sarana dan prasarana komunikasi dan transprortasi masih sederhana
C. Unsur-unsur pembentuk desa
Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang
satu sama lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut
menurut Bintarto (1977) antara lain:
a. Daerah, terdiri dari tanah-tanah produktif dan non produktif serta
penggunaannya, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan
geografi setempat.
b. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan
mata pencaharian penduduk.
c. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan warga desa

Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan hidup (living unit),


karena daerah yang menyediakan kemungkinan hidup, dimana penduduk
dapat menggunakan kemungkinan tersebut untuk mempertahankan
hidupnya, dan tata kehidupan dalam artian yang baik memberikan jaminan
akan ketentraman dan keserasian hidup bersama di desa.Maju mundurnya
desa sangat tergantung pada ketiga unsur di atas, karena unsur-unsur ini
merupakan kekuasaan desa atau potensi desa. Potensi desa ialah berbagai

6
sumber alam (fisik) dan sumber manusia (non fisik) yang tersimpan dan
terdapat di suatu desa, dan diharapkan kemanfaatannya bagi kelangsungan
dan perkembangan desa.

D. Klasifikasi desa
Dalam klasifikasi desa sekaligus dapat digunakan untuk mengenali tingkat
pertumbuhan desa desa yang bersangkutan. Desa dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
 Menurut aktivitasnya
- Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.
- Desa persawahan, adalah desa yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunan.
- Desa industri/kerajinan, adalah desa yang mata pencaharian
utama penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.
- Desa perkebunan, adalah desa yang berada di lingkungan fisik
wilayah baik dataran, perbukitan, maupun pegunungan.
Pemanfaatan lahan didominasi oleh tanaman perkebunan baik
dilakukan oleh pribadi mauapun oleh perusahaan.
- Desa di hutan atau tepi hutan adalah desa yang secara geografis
berada di dalam hutan atau tepi hutan dan sebagian besar aktivitas
sosial ekonomi penduduknya dipengaruhi oleh potensi atau hasil
hutan. Tipe desa hutan dapat ditemukan pada komunitas adat
yang tinggal di dalam atau di tepi hutan
- Desa pertambangan adalah desa yang memiliki potensi ekonomi
di sektor pertambangan yang ditandai dengan eksistensi deposit
tambang baik berupa bahan galian C maupun golongan A dan B
yang vital. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor

7
pertambangan baik sebagai penambang pada tipe perorangan,
kelompok ataupun sebagai pekerja di perusahaan pertambangan.
- Desa pariwisata, adalah desa yang memiliki potensi daya tarik
wisata (wisata alam atau wisata budaya) maupun fasilitas
pendukung sehingga sebagian besar dinamika kehidupan sosial
ekonomi masyarakat bergantung pada kegiatan wisata tersebut.
Tidak harus bekerja langsung di bidang wisata namun bidang lain
yang menjadi daya tarik wisata misalnya sebagai petani,
pengrajin dan lain-lain.
- Desa jasa dan perdagangan, desa yang umumnya berada di
wilayah perkotaan yang memiliki potensi kegiatan jasa dan
perdagangan yang beragam dan bersifat formal maupun informal.
 Menurut tingkat Perkembangannya
 Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi
dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:
1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antar manusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
 Desa Swakarya
Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya
menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah:
1. Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.

8
2. Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
3. Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh
dari pusat perekonomian.
4. Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu
lintas dan prasarana lain.
5. Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.
 Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan
potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Ciri-
ciri desa swasembada
1. kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
2. penduduknya padat-padat.
3. tidak terikat dengan adat istiada
4. telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih maju
dari desa lain.
5. partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
E. Potensi desa
Peranan desa dalam pembangunan wilayah sangat penting karena
banyak potensi yang dimilikinya. Pengembangan desa perlu
mempertimbangkan potensi desa. Desa memiliki potensi fisik dan
nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki desa?
1. Potensi fisik antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.
a. Lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga
sebagai sumber bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis
tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya tanaman tertentu.
Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan
kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu.
Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang

9
seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan
sebagainya.
b. Air Pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan
melimpah. Dari dalam tanah, air diperoleh melalui penimbaan,
pemompaan, atau mata air. Air digunakan penduduk desa untuk
keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan lain.
Secara kuantitas dan kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan
untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya
c. Iklim Iklim memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Pada ketinggian tertentu,
suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi
pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti
perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan.
d. Flora dan Fauna Di desa masih banyak lahan yang dapat
dikembangkan untuk usaha di bidang pertanian. Berbagai jenis
tanaman pangan dan hewan ternak banyak dibudidayakan di
daerah perdesaan. Hal itu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
pangan di daerah perdesaan maupun di perkotaan.
2. Potensi nonfisik desa antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk Desa Masyarakat desa merupakan kelompok sosial
dengan hubungan yang erat dengan solidaritas tinggi. Hal itu
merupakan kekuatan dalam membangun wilayah perdesaan .
b. Lembaga dan Organisasi Sosial Lembaga atau organisasi sosial
merupakan suatu badan perkumpulan yang membantu masyarakat
desa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Koperasi Unit Desa
(KUD), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain
sebagainya.
c. Aparatur dan Pamong Desa Aparat desa bertugas menjaga
kelancaran administrasi desa dan menggerakkan sumber daya

10
manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat,
dan lain-lain
Potensi yang dimiliki oleh setiap desa sesungguhnya berbeda.
Mengapa demikian? Karena ada perbedaan lingkungan geografis dan
keadaan penduduknya. Selain itu, luas lahan, jenis tanah, dan tingkat
kesuburan juga tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan
menyebabkan corak kehidupannya juga berbeda.
Keadaan dan tata kehidupan penduduk desa memengaruhi
karakteristik dan tingkat kemajuan desa. Sebutan desa tradisional, desa
swadaya, desa swakarya (sedang berkembang), dan desa swasembada
(maju) menunjukkan tingkat kemajuan desa. Faktor apakah yang
menentukan kemajuan desa? Faktor-faktor yang menentukan kemajuan
desa sebagai berikut.
a. Potensi Desa
Potensi desa mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Penduduk desa dan pamong (aparatur) desa merupakan sumber daya
manusia yang sangat menentukan kemajuan desa.
b. Interaksi dengan Daerah Lain
Interaksi dapat terjadi antara desa dengan desa, serta desa dengan
kota. Perkembangan komunikasi dan transportasi memudahkan
interaksi desa dengan daerah lain sehingga desa semakin maju.
c. Lokasi Desa
Lokasi desa berkaitan dengan letak desa terhadap daerah di
sekitarnya. Desa akan lebih berkembang apabila lokasinya
berdekatan dengan daerah yang lebih maju.
F. Fungsi desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut:
1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan

11
3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan
Negara Republik Indonesia
G. Pola keruang desa
Pola keruangan desa yang terdapat di permukaan bumi satu sama
lainnya berbeda. Hal ini sangat bergantung pada kondisi fisik geografis
setempat. Pada daerah pedataran memperlihatkan bentuk perkampungan
yang berbeda dibandingkan dengan bentuk deaa di daerah perbukitan atau
pegunungan. Bentuk perkampungan atau pemukiman di pedesaan pada
prinsipnya mengikuti pola persebaran desa yang dapat dibedakan atas:
1. Bentuk perkampungan linear
Merupakan bentuk perkampungan yang memanjang mengikuti jalur
jalan raya, alur sungai maupun garis pantai. Biasanya pola
perkampungan seperti ini banyak ditemui di daerah pedataran,
terutama di dataran rendah. Pola ini digunakan masyarakat dengan
maksud untuk mendekati prasarana transportasi (jalan dan sungai) atau
untuk mendekati lokasi tempat bekerja seperti nelayan di sepanjang
pinggiran pantai. Pola memanjang dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Pola yang mengikuti jalan. Pola desa yang terdapat di sebelah kiri
dan kanan jalan raya atau jalan umum. Pola ini banyak terdapat di
dataran rendah.
b. Pola yang mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang
mengikuti bentuk sungai, umumnya terdapat di daerah pedalaman.
c. Pola yang mengikuti rel kereta api. Pola ini banyak terdapat di
Pulau Jawa dan Sumatera karena penduduknya mendekati fasilitas
transportasi.
d. Pola yang mengikuti pantai. Pada umumnya, pola desa seperti ini
merupakan desa nelayan yang terletak di kawasan pantai yang
landai.

12
Maksud dari pola memanjang atau linier adalah untuk
mendekati prasarana transportasi seperti jalan dan sungai sehingga
memudahkan untuk bepergian ke tempat lain jika ada keperluan. Di
samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan jasa.

Gambar 1. Bentuk Desa Linier

2. Bentuk perkampungan memusat


Merupakan bentuk perkampungan yang mengelompok (agglomerated
rural settlement). Pola seperti ini banyak ditemui di daerah
pegunungan yang biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari
satu keturunan, sehingga merupakan satu keluarga atau kerabat.
Jumlah rumah umumnya kurang dari 40 rumah yang disebut dusun
(hamlet) atau lebih dari 40 rumah bahkan ratusan yang dinamakan
kampong (village).

13
3. Bentuk perkampungan terpencar
Merupakan bentuk perkampungan yang terpencar menyendiri
(disseminated rural settlement). Biasanya perkampungan seperti ini
hanya merupakan farmstead yaitu sebuah rumah petani yang terpencil
tetapi lengkap dengan gudang alat mesin, penggilingan gandum,
lumbung, kandang ternak dan rumah petani. Perkampungan terpencar
di Indonesia jarang ditemui, pola seperti ini umumnya terdapat di
negara Eropa barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan lain
sebagainya. Pola desa ini umumnya terdapat di daerah pegunungan
atau dataran tinggi yang berelief kasar, daerah karst. Permukiman
penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan menyebar

Gambar 2. Bentuk Desa Menyebar

4. Bentuk perkampungan mengelilingi fasilitas tertentu


Bentuk perkampungan seperti ini umumnya kita temui di daerah
dataran rendah, dimana banyak terdapat fasilitas-fasilitas umum yang
dimanfaatkan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Fasilitas tersebut misalnya mata air, danau, waduk dan fasilitas
lain.

14
F. RANGKUMAN
Pengertian desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun unsur-unsur tersebut menurut Bintarto (1977) antara lain: daerah,
penduduk dan tata kehidupan. Desa dapat diklasifikasikan menurut aktivitasnya
desa nelayan desa persawahan desa industri/kerajinan desa perkebunan desa di
hutan atau tepi hutan desa pertambangan desa pariwisata desa jasa dan
perdaganganan menurut tingkat perkembangannya desa swadaya desa swakarya
desa swasembada.
Potensi fisik desa berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna sedangkan
potensi nonfisi penduduk desa, lembaga dan organisasi sosial lembaga dan
aparatur dan pamong desa aparat desa. Fungsi desa adalah sebagai berikut:
1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara
Republik Indonesia
Pola keruangan desa terdiri dari bentuk perkampungan linear yaitu bentuk
perkampungan yang memanjang mengikuti jalur jalan raya, alur sungai maupun garis
pantai. Bentuk perkampungan memusat merupakan bentuk perkampungan yang
mengelompok (agglomerated rural settlement). Bentuk perkampungan terpencar
merupakan bentuk perkampungan yang terpencar menyendiri (disseminated rural
settlement). Bentuk perkampungan mengelilingi fasilitas tertentu merupakan bentuk
perkampungan seperti ini umumnya kita temui di daerah dataran rendah, dimana

15
banyak terdapat fasilitas-fasilitas umum yang dimanfaatkan penduduk setempat untuk
memenuhi kebutuhan seharihari.

G. PENUGASAN
Coba kalian amati gambar di bawah ini
Pola keruangan desa di wilayah Bromo

Pola keruangan desa di wilayah Bremi

16
Pola keruangan desa di wilayah Pakuniran

Menurut kalian gambar tersebut termasuk dalam kategori pola apa? Silahkan
diskusikan dengan teman kalian dan dikerjakan di LKPD yang sdh tersedia

17
H. TES FORMATIF
1. Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintah sendiri, adalah definisi
desa menurut . . . .
a. Sutardjo Kartodikusumo
b. R. Bintarto
c. S. D. Misra
d. Grunfeld
e. Sutardjo Kartodikusumo
2. Masyarakat desa memiliki corak kehidupan yang bersifat gemeinscaft, artinya
kehidupannya berdasarkan. . . .
a. hasil pertanian yang diperoleh
b. hubungan manusia dengan lingkungan
c. ikatan hukum adat kuat
d. hubungan kondisi fsik dengan budaya
e. ikatan kekeluargaan yang erat
3. Berikut ini potensi fisik desa, kecuali….
a. kondisi iklim
b. kondisi tanah
c. tata air
d. lembaga dan organisasi sosial
e. lahan pertanian
4. Desa yang mampu mengembangkan potensi-potensi sumber daya secara
optimal dengan tingkat pendidikan relatif tinggi dan mata pencaharian di
sektor jasa dan perdagangan disebut desa ….
a. tradisional
b. swadaya
c. swakarya

18
d. swasembada
e. desa maju
5. Desa swasembada adalah desa yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ….
a. berkeinginan mengembangkan potensi untuk mengembangkan wilayahnya
b. alat-alat teknis yang digunakan sudah modern
c. memanfaatkan pertanian saja
c. memanfaatkan potensi secara tradisional
e. dapat mencukupi kebutuhan tanpa bantuan desa lain
6. Desa berfungsi sebagai raw material input bagi kota maksudnya adalah ….
a. desa mengikuti kebijakan pemerintah kota
b. desa menutup teknologi yang diterapkan di kota
c. desa sebagai lumbung bahan mentah bagi kota
d. desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota
e. desa menjadi wilayah pemekaran dari kota
7. Desa yang telah memanfaatkan potensi fisik dan nonfisik secara optimal,
namun belum maju adalah ciri desa….
a. swadaya
b. swasembada
c. swakarya
d. swakarsa
e. tradisional
8. Pola keruangan desa di mana rumah penduduk berderet di kanan kiri jalan
atau sungai dan lahan pertanian terletak di belakang rumah, termasuk pola ….
a. menyebar
b. mengelompok
c. memanjang
d. pasar
e. memancar

19
9. Pola desa tersebar terbentuk karena desa tersebut terdapat di….
a. sepanjang jalan raya
b. sepanjang sungai
c. daerah pegunungan
d. dataran rendah yang tanahnya subur
e. daerah kapur yang kesuburannya tidak merata
Di daerah dataran rendah, biasanya pola persebaran permukiman masyarakat
desanya adalah….
a. memusat di daerah tertentu
b. tersebar secara merata
c. radial mengitari fasilitas tertentu
d. linier sepanjang jalur transportasi
e. tersebar secara tidak merata

I. RUBRIK PENILAIAN DAN KUNCI JAWABAN


I. RUBRIK PENILAIAN
Cocokkan jawaban dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban yang
benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan terhadap modul ini.
Rumus:
Tingkat penguasan = Jumlah jawaban benar X 100%
10
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

20
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 70% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Namun, bila belum mencapai 70%
Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama bagian yang belum
dikuasai.

II. KUNCI JAWABAN


1. A
2. E
3. D
4. D
5. B
6. C
7. C
8. C
9. E
10. D

21
.
DAFTAR PUSTAKA

 Arifin, Aji. 2016. Buku Siswa Geografi untuk SMA/MA XII Pemintan Ilmu-
ilmu Sosial. Surakarta: Mediatama.
 Sindhu P, Yashinto. 2018. Geografi untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta :
Erlangga
 Sri Utami, Wiwik, 2019. MODUL 2. Wilayah dan Pewilayahan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
 Paramita, ardiansyah, 2020, Modul pembelajaran SMA GEOGRAFI,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
 Buku siswa, Khotimah, nurul dkk, 2016, Geografi untuk SMA/MA Kelas XII,
Klaten, Cempaka Putih
 Buku siswa, Arifin, aji. Dkk, 2021, Geografi untuk SMA/MA Kelas XII
Peminatan ilmu-ilmu IPS, Surakarta, Mediatama

22

Anda mungkin juga menyukai