Anda di halaman 1dari 70

Menerapkan Project-based Learning, Case-

based Learning, dan Success-based learning


dalam PTK
AAN KOMARIAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


1
TRANSFORMASI PENDIDIKAN TINGGI
Melalui 8 Indikator Kinerja Utama

Lulusan mendapat pekerjaan yang layak 11 88 Program studi berstandar internasional


Pekerjaan dengan upah di atas UMR, menjadi Memperoleh akreditasi tingkat internasional
Wirausaha, atau melanjutkan studi

77 Kelas yang kolaboratif dan


Mahasiswa mendapat pengalaman di 22 partisipatif
luar kampus Evaluasi menggunakan metode
Kualitas Kualitas
Magang, proyek desa, mengajar, riset, studi kasus
Lulusan Kurikulum
berwirausaha, pertukaran pelajar
66 Program studi bekerjasama
dengan mitra kelas dunia
Dosen berkegiatan di luar kampus 33 Kualitas Dosen Dalam kurikulum, magang, dan
Mencari pengalaman industri atau penyerapan lulusan
& Pengajar
berkegiatan di kampus lain

Praktisi mengajar di dalam kampus 44


Merekrut dosen dengan pengalaman industri 55 Hasil kerja dosen digunakan
masyarakat dan dapat rekognisi internasional
Hasil riset dan pengabdian yang dimanfaatkan

2
Indikator kinerja Indikator Kinerja
No  Utama Perguruan Rubr Kegiatan Dosen BKD
Dosen
Tinggi ik  
7 Persentase mata B.1 Melaksanakan perkuliahan
kuliah S1 dan (pengajaran, tutorial, tatap
Diploma yang muka, dan/atau daring) dalam
menggunakan rangka melaksanakan metode
pembelajaran pembelajaran student centered
pemecahan kasus •Jumlah mata kuliah learning yaitu case studi/
(problem based dengan metode problem based learning atau
learning) atau evaluasi berbasis project based learning.
(project based proyek kelompok membimbing/menguji dalam
learning) sebagai dan studi kasus menghasilkan
sebagian bobot disertasi/tesis/skripsi/tugas
evaluasi akhir, serta menyelenggarakan
pendidikan di laboratorium/
praktik keguruan/bengkel/
studio/kebun

3
Student Center Learning

FUNGSI PENDIDIKAN
Dalam beberapa tahun terakhir lembaga pendidikan
tinggi telah berusaha untuk membekali mahasiswa
dengan kedua hard skill, yaitu pengetahuan kognitif dan
keterampilan profesional (Vogler et al., 2018), dan soft
skill, seperti pemecahan masalah dan kerja tim (Casner-
Lotto & Barrington, 2006).

1. Project-Based Learning
2. Case-Based Learning
3. Problem-Based Learning
4. Success-Based Learning
Project-based Learning

FUNGSI PENDIDIKAN
Model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada dosen untuk mengelola pembelajaran dengan
melibatkan kerja proyek.

Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) mengacu pada metode


pembelajaran berbasis penyelidikan yang melibatkan mahasiswa
dalam konstruksi pengetahuan dengan meminta mereka
menyelesaikan proyek yang bermakna dan mengembangkan
produk dunia nyata (Brundiers & Wiek, 2013; Krajcik & Shin,
2014).
FUNGSI PENDIDIKAN
DEFINISI PJBL

Masalah otentik,
menarik,
kompleks
Mahasiswa
rancang

Keterampilan
Solusi, artefak
professional
Pengumpulan
data, asumsi,
pertanyaan
lebih lanjut
DEFINISI Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
menawarkan kepada tim siswa masalah
PJBL otentik, menarik, dan kompleks yang
harus mereka rancang solusi atau artefak
berdasarkan pengumpulan data, asumsi,
dan pertanyaan lebih lanjut. Siswa
menerapkan dan mengintegrasikan
konsep dan prosedur sambil
meningkatkan keterampilan profesional
(Repko, Szostak, dan Buchberger 2017).
CIRI PJBL

Pertanyaan fokus pada PARTISIPASI


Penuntun tujuan
pembelajaran

KOLABORASI PENGGUNAAN Produk Karya


TEKNOLOGI Nyata
PRINSIP PjBL

Sentralistis
Proyek yang dikerjakan oleh siswa
merupakan perkerjaan nyata yang
Pertanyaan Penuntun sesuai dengan kenyataan di lapangan
kerja atau di masyarakat. Proyek
yang dikerjakan bukan dalam
Investigasi Konstruktif
simulasi atau imitasi, melainkan
pekerjaan atau permasalahan yang
Otonomi benar-benar nyata

Realistis
Pedoman Pembimbingan
01 Keautentikan

02 Ketaatan terhadap nilai-nilai akademik

03 Belajar pada dunia nyata

04 Aktif meneliti

05 Hubungan dengan ahli

06 Penilaian
PROSEDUR PJBL
Proses PjBL
Follow-up
Gunakan CBL PAM PjBTeam review mission

TBL

SAPADAPPA Buat matrix RACI Review Authentic


mission Evaluation
CPAAR

13
CIRI KEGIATAN PJBL

adanya
permasalahan
atau tantangan
siswa
mendesain
megerjakan
proses
proyek dievaluasi
penyelesaian
permasalahan

Ciri-ciri PjBL
melakukan
mempelajari
refleksi atas
dan
aktivitas yang
menerapkan
sudah
keterampilan
dijalankan

mempraktekka
bekerja dalam
n berbagai
tim kooperatif
keterampilan
Memilih Tim
Tim membutuhkan perpaduan yang seimbang antara
keterampilan teknis, soft skill, dan kepribadian

Pertahankan tim sekecil mungkin- Lebih mudah dikelola, setiap


anggota memiliki peran yang jelas, dan komunikasi lebih mudah
Temukan anggota tim yang memiliki sikap dan perilaku positif- Tim dengan
anggota yang memiliki pandangan positif, etos kerja yang baik, dan rasa
hormat kepada orang lain akan lebih berhasil
Tim yang beragam dapat meningkatkan peluang keberhasilan proyek-
Orang yang memiliki sikap dan gaya pengambilan keputusan yang
beragam dapat membuat proyek berisiko tinggi lebih berhasil dengan
mencakup setiap aspek
Keakraban memungkinkan tim menjadi produktif- Tim yang telah
bekerja sama dengan baik sebelumnya sudah saling mengenal gaya dan
preferensi kerja
Tim Colaborative
Tim proyek yang baik terdiri dari sejumlah kecil orang dengan
keterampilan dan gaya kerja yang saling melengkapi

Setelah tim dikumpulkan, manajer proyek harus mengubahnya


menjadi tim kerja

Pahami fase pengembangan tim

Gunakan latihan tim yang disarankan berikut ini untuk mencegah konflik:

• Sebutkan tujuan tim dengan jelas di awal proyek dan berulang kali
hingga selesai.
• Setiap anggota tim harus mengetahui kekuatan dan kelemahan
masing-masing
• Anggota tim harus membuat standar perilaku
Tahapan Pengembangan dan Pertumbuhan Tim

Forming 3T

Taaruf
Storming Tafahum
Takaful

Norming Berkenalan
Berbagi ilmu
Berkolaborasi
Performing
Hambatan Efektivitas Tim

Tujuan Tidak Jelas

Definisi Peran dan Tanggung Jawab yang Tidak


Jelas

Kurangnya Struktur Proyek

Kurangnya Komitmen

Komunikasi yang buruk

Kepemimpinan yang Buruk

Perilaku Disfungsional
Tim yang Efektif

pemahaman yang jelas tentang tujuan


proyek
ekspektasi yang jelas dari peran dan
tanggung jawab setiap orang

orientasi hasil
kerjasama dan kolaborasi tingkat tinggi
20
21
Kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam
Penilaian periode/waktu tertentu. Tugas
PjBL tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan,
pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan
Penilaian untuk mengetahui pemahaman,
PjBL kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan
peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
Perlu
dipertimbang
kan dalam 1. Kemampuan pengelolaan
penilaian
2. Relevansi

3. Keaslian
Penilaian Penilaian autentik mengajak siswa untuk
otentik menggunakan pengetahuan akademis
dalam kehidupan nyata untuk tujuan yang
bermakna. Penilaian otentik dari
keterampilan dapat dilakukan melalui
penilaian proyek (Wel et al 2017; Miterey et
at, 2017; Chu dk, 2017).

teknik penilaian yang dilakukan dengan


observasi langsung dan harus diselesaikan
dalam waktu tertentu terhadap kompetensi
siswa selama kegiatan pembelajaran
(Ruggiero, 2017).
Langkah
Penilaian • identifikasi dan pemetaan material
• pembentukan proyek atau perintah
Authentik penugasan
• persiapan rubrik penilaian yang berisi
aspek apa pun yang akan diamati atau
dinilai
• menilai laporan proyek siswa
• memberikan catatan untuk perbaikan
laporan proyek lebih lanjut
• melakukan analisis hasil penilaian
proyek
• menggabungkan hasil penilaian proyek
siswa pada laporan akademik.
(Kunandar, 2014: 289)
Contoh laporan projek. Bisa lebih
sederhana

27
PJBL dalam RPS
FUNGSI PENDIDIKAN
PJBL dalam RPS
FUNGSI PENDIDIKAN
PJBL dalam RPS
FUNGSI PENDIDIKAN
PJBL dalam RPS
FUNGSI PENDIDIKAN
Matriks RPS

Sub-CPMK/
Bentuk
Pert.1 Bahan Kajian Waktu Tugas Penilaian Rujukan
Indikator Capaian Pembelajaran
Pembelajaran MK
1 Mahasiswa Memahami: - RPS, Ceramah, tanya 150 Memahami dan Mahasiswa mampu  1
tujuan perkuliahan, - Panduan Perkulihan jawab dan menganalisis RPS, memahami
ruang lingkup materi penyampaian RPS Mekanisme rancangan dan
perkuliahan, kegiatan melalui SPOT. perkuliahan dan aturan dalam
dan mekanisme tugas perkuliahan perkuliahan
perkulihan

2 Mahasiswa memahami - Pengertian kepemimpinan Case-based learning 150 Menganalisis konsep Mahasiswa mampu  1,2
Permasalahan pendidikan kepemimpinan mendeskripsikan
Kepemimpinan - Ciri kepemimpinan pendidikan, konsep
Pendidikan pendidikan implementasi dan kepemimpinan,
- Implementasi kepemimpinan permasalahan nyata implementasi dan
pendidikan di persekolahan di lapangan permaslahannya di
lapangan.
- Masalah-masalah
kepemimpinan pendidikan
Langkah Proyek

• Tema
• Kontek • Identifikasi • Review
• Proyek masalah riil
apa, • Kelompok mission
• LKM • Perumusan • MoM
• dimana, strategi/alter • Pemecahan •
• Rencana Kekurangan
• siapa natif pm masalah • Kelemahan
Perkuliah
(RACI),
an • Perancangan dan tindak • Solusi
• Bagaima produk • Review lanjut • RTL
na • PMA • Penjadwalan mission • Presentasi

2.
5. 6.
1. Organisa 3. 4. 7.
Capaian Impleme
Deskrips si Produk Waktu Evaluasi
Pembela ntasi
i Proyek kegiatan proyek proyek proyek
jaran proyek
proyek
CBL sebuah rancangan model instruksional yang
merupakan sebuah varian dari pembelajaran
berorientasi project.
PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS (CBL)

Bentuk pembelajaran berbasis inkuiri dan sesuai dengan kontinum antara


pembelajaran terstruktur dan terpandu.

Strategi pembelajaran yang membangun keterampilan analitis siswa


berkaitan situasi nyata (kontekstual) yang kompleks dan relevan dengan
materi ajar

Pembelajaran yang menanamkan konsep penalaran pada siswa dengan


menghubungkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan konteks
kehidupan nyata akan berdampak kemampuan pemahaman siswa

Tujuan CBL adalah mempersiapkan siswa untuk praktik, melalui


penggunaan kasus otentik. Ini menghubungkan teori ke praktek, melalui
aplikasi pengetahuan ke kasus, menggunakan metode pembelajaran
berbasis inkuiri.

35
PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS (CBL)

case based learning adalah penggunaan pendekatan berbasis kasus yang


melibatkan siswa dalam diskusi dari situasi yang spesifik dan contoh
kejadian nyata di dunia.

Metode ini berpusat pada mahasiswa dan melibatkan secara intens


interaksi antara peserta diskusi.

Pembelajaran berbasis kasus focus pada membangun pengetahuan dan


kerja kelompok dalam menguji kasus.

Pembelajaran berbasis kasus melibatkan pembelajar yang berusaha untuk


memecahkan pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban tunggal yang
benar

36
TUJUAN DAN MANFAAT
PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS (CBL)

Melatih mahasiswa belajar secara kontekstual.


Mengintegrasikan prior knowledge dengan permasalahan yang ada di dalam
kasus dalam rangka belajar untuk mengambil keputusan secara professional.
Mengenalkan tatacara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
tepat atau rasional (evidence-based)

CBL bermanfaat bagi dosen pengampu dan mahasiswa. Dosen pengampu


terbiasa untuk (a) menyiapkan dan menyediakan pokok bahasan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran sebagaimana tertera di dalam rencana program
kegiatan pembelajaran semester (RPKPS), (b) bersama-sama peserta didik
membahas kasus yang disajikan. Peserta didik terlatih dan kemudian terbiasa
untuk berpikir secara kritis ketika mengaktifkan dan menggunakan prior
knowledge mereka yang dirangsang oleh kasus yang sedang dibahas bersama.

37
PROSEDUR CASE BASED LEARNING

Studi kasus perlu difokuskan pada konsep yang paling penting yang harus
dipelajari

Studi kasus mungkin tidak memiliki satu jawaban yang benar, guru harus
mempertimbangkan tanggapan alternatif dan meminta siswa diskusi lebih
lanjut kasus tersebut dengan membuat pertanyaan analitis.

Dalam proses CBL lingkungan belajar harus kondusif untuk memfasilitasi


partisipasi siswa.

Semua siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran jika ukuran


kelas memungkinkan.

Kesimpulan dari poin kunci penting untuk memastikan bahwa siswa


mengambil konsep yang paling penting

38
LANGKAH-LANGKAH DOSEN

Dosen pengampu menyiapkan materi (dalam bentuk kasus) yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik, dan referensi yang
sesuai dengan pokok bahasan

Kasus diberikan kepada peserta didik satu minggu sebelum proses jadwal
pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil dan / atau diskusi kelas

Dosen mengamati proses diskusi dan bila perlu memberi sentuhan/


pengarahan/koreksi/ pertanyaan agar diskusi kelompok mencapai sasaran

Setiap peserta didik diwajibkan membuat catatan ringkas tentang materi yang
dibahas (dosen dapat memberi garis besar tentang apa saja yang perlu dicatat /
dilaporkan oleh peserta didik)

39
PROSES DOSEN

Membentuk kelompok kecil

Dosen menyusun narasi untuk dikembangkan pada inquiri dan diskusi

Masalah dianalisa dan diformulasikan

Penemuan dari informasi, data, literature, implikasi klinis

Dukungan bukti, data, hasil laboratorium, dan informasi lapangan diberikan


sebagai permintaan dari dosen

Menduga jawaban yang potensial

Mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang baru

40
ATURAN DASAR

Menceritakan cerita

Fokus pada isu yang muncul dan menarik

Diatur kasusnya lima tahun terakhir

Harus memiliki kegunaan pedagogi

Memiliki generalisasi

Pendek

41
CIRI-CIRI

Berpusat pada siswa

Terjadi kolaborasi dan kerjasama diantara siswa

Mendiskusikan situasi yang spesifik, contoh di dunia nyata

Tidak ada jawaban tunggal yang benar

42
FUNGSI DOSEN

Dosen sebagai fasilitator

Mendorong menggali kasus dan pertimbangan menurut sudut pandang


keputusannya

Mengajukan pertanyaan yang mendorong pemikiran lebih baik

Merangkai bersama-sama kontribusi individu sehingga dapat melihat pola


kelas

Menggunakan waktu dengan baik

43
CIRI KASUS

a. Berdasar fakta

b. Kasus yang kompleks ditulis untuk mendorong diskusi kelas dan


analisa
secara kolaboratif

c. Memunculkan interaksi, penggalian kasus berpusat pada siswa


dari
situasi yang spesifik dan realistis.

d. Tinggikan ketegangan antara titik pandang yang bertentangan

e. Mengakhiri kasus pada tindak-tanduk dilemma

44
TIPE KASUS

Luas, studi kasus yang detail

Diskripsi, narasi kasus, bagian yang diberikan secara berturut turut

Kasus kecil (mini kasus)

Kasus yang berurutan

Opsi pilihan yang ditetapkan (kasus pilihan berganda)

45
TEKNIK

SAPADAPPA
Situation Analysis (SA)
Analysis of Problem (PA)
Decision Analysis (DA)
Plan of Action (PA)

CPAAR

Case Fact
Problem statement
Analysis
Alternative Solution
Recomendation

46
KEUNTUNGAN KASUS
Siswa dapat memilih data yang factual;
menerapkan peralatan analisa, mengungkapkan kasus (isu),
merefleksikan pada pengalaman mereka yang relevan, dan menggunakan kasus
yang mereka hubungkan dengan situasi yang baru.

Siswa menerima pengetahuan sebenarnya dan mengembangkan analisa,


berkolaborasi, dan trampil berkomunikasi

Kasus menambah pengertian siswa dengan adanya kesempatan untuk melihat


teori dalam prakteknya

Siswa terlihat lebih terlibat, tertarik, dan melibatkan diri dalam pembelajaran

Pembelajaran berbasis kasus mengembangkan ketrampilan siswa dalam


pembelajaran kelompok, berbicara, dan berpikir kritis

Karena kasus didasarkan pada masalah yang realistic dan sesuai dengan
masanya, penggunaan kasus ini di kelas membuat pelajaran lebih relevan atau
sesuai

47
KEKURANGAN CBL

Dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mendesain dan


mengembangkan kasus yang berkualitas, khususnya kasus
yang berkaitan dengan teknologi dan multimedia.
Perlu untuk mengumpulkan dan memberikan kepada siswa
sumber-sumber yang cukup untuk memahami kasus yang
dipelajari, serta mengingat pembelajaran model ini
termasuk tingkat tinggi, maka bila digunakan perlu
mempertimbangkan bobot kasusnya

48
SBL Model pembelajaran success based learning
(SBL) memiliki peran untuk memfasilitasi
pembelajaran kelompok tentang aktivitas yang
kompleks (berbagai tujuan, konteks, dan
jangka waktu panjang) melalui prosedur yang
valid dan efisien (Schechter, 2008)
SBL

Format masalah dalam model pembelajaran SBL didesain dengan


menciptakan kesadaran siswa terhadap bidang minat yang dipilih melalui
penetapan tahapan yang kompleks.

Proses pembelajaran SBL memiliki kompleksitas untuk mencapai


berbagai tujuan belajar yang ditetapkan

SBL berfokus pada keberhasilan siswa dalam menuntaskan seluruh


rangkaian pembelajaran

50
SBL
• Model SBL mendorong siswa untuk memulai
pembelajaran secara kolektif.
• Siswa berfokus pada kontribusinya dalam
pembelajaran kolektif menjadi faktor utama dari
penerapan model pembelajaran SBL.

51
SBL
• Pembelajaran berbasis kesuksesan (SBL) berfokus pada proses bekerja sama secara
kolektif ke dalam praktik pembelajaran.
• Model pembelajaran SBL berkontribusi pada praktik kesuksesan siswa secara
efektif yang dilakukan selama pembelajaran (Schechter, 2008).
• Pendekatan pembelajaran dengan model SBL mengganti pembelajaran yang
berfokus pada masalah-masalah, dengan pembelajaran berfokus pada kesuksesan.
• Belajar dari kesuksesan meningkatkan self efficacy siswa dan ketekunannya .
• Merangsang efektivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
• Siswa setelah mengetahui bahwa suatu tindakan berhasil maka kepercayaan dirinya
pada kompetensi dan pencapain sangat tinggi.
• melalui metode ini proses pembelajaran pada awalnya dirancang untuk mencapai
keberhasilan siswa. Berbeda dengan PBL yang memiliki efek positif yang signifikan
pada penerapan pengetahuan siswa, model pembelajaran SBL memiliki efek positif
pada basis pengetahuan mereka yang salah satunya self efficacy.

52
SINTAK SBL

(1) Identify a success for collecting learning,


(2) Succinctly describe the success in terms of before and after,
(3) Describe negative consequences and costs,
(4) Reconstruct the concrete actions that led to the successful outcomes,
(5) Identify critical turning points or way stations on the path to success,
(6) Jointly craft tentative key principles of action on the basis of the successful
actions,
(7) Identify unresolved issues for further collective inquiry

53
Mengimplementasikanny
a dalam PTK
Pengertian

• Proses pemecahan
Tindakan • Meningkatkan
masalah yang proses
• Pemberian tindakan
terencana dan pembelajaran di
sistematik tertentu dalam kelas
pembelajaran • Bukan masalah
individual
Penelitia
Kelas
n

14-55
STATEMENT OF THE
PROBLEM

HARUS MENCAKUP PERTANYAAN YANG BERKAITAN


DENGAN PEMBELAJARAN SISWA (METTETAL, 2001)
MENGANDUNG DESKRIPSI TENTANG KENYATAAN YANG
ADA DAN KEADAAN YANG DIINGINKAN. (SUKAYATI,
2008)
DIRUMUSKAN SECARA JELAS, (TDK MAKNA GANDA),
OPERASIONAL (WARDHANI, 2007)
MENUNJUKKAN JENIS TINDAKAN YANG AKAN
DILAKUKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN VARIABEL
LAIN.
DAPAT DIUJI SECARA EMPIRIC (DIKUMPULKANNYA DATA
UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN) (SUKARNYANA,2002)

14-56
CONTOH RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana meningkatkan hasil belajar mahasiswa
dalam pembelajaran …dengan menggunakan metode
PjBL
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode
PjBL untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa

Bagaimana gambaran hasil belajar mahasiswa setelah


diberikan metode pembelajaran pjbl

14-57
LITERATURE
Review

TEORI/KONSEP HASIL BELAJAR


METODE PJBL
PEMBELAJARAN ….

14-58
RESEARCH STRATEGY

1. DESAIN PENELITIAN (P-D-C-A-R)


2. SUBJEK PENELITIAN
3. TATA CARA PENELITIAN. Siklus 1,
Siklus 2
4. PERENCANAAN
5. PELAKSANAAN
6. OBSERVASI
7. REFLEKSI
8. PENILAIAN

14-59
RESEARCH STRATEGY

1. Pretest-posttest designs adalah desain penelitian yang bertujuan


untuk menguji efektifitas suatu tindakan dengan membandingkan
hasil postes atau keadaan sesudah dilakukan tindakan dengan hasil
pretes atau keadaan sebelum dilakukan tindakan.
2. Comparisons of similar classes adalah desain penelitian yang
bertujuan untuk melihat perbedaan efektifitas tindakan yang
berbeda pada kelas-kelas yang sama.
3. Case studies adalah desain penelitian yang bertujuan untuk meneliti
kasus-kasus tertentu misalnya ingin mengetahui bagaimana persepsi
siswa terhadap penggunaan dua macam strategi pembelajaran yang
berbeda dan bagaimana hasil belajar mereka.

14-60
DATA GATHERING

TIGA JENIS DATA, MIS: NILAI TES SISWA, EVALUASI GURU, DAN
PENGAMATAN PERILAKU SISWA. (JIKA SEMUA DATA
MENGARAH KE ARAH YANG SAMA, ANDA MEMILIKI JAMINAN
VALIDITAS) (METTETAL, 2001)

KUIS/TES, LEMBAR OBSERVASI, ANGKET, PEDOMAN


WAWANCARA

14-61
DATA ANALYSIS

TERGANTUNG TUJUAN DAN PROSES.


ANALISIS STATISTIK SEDERHANA DARI DATA KUANTITATIF,
SEPERTI UJI-T SEDERHANA, ANOVA, CHI SQUARE (CHI
KUADRAT), DAN KORELASI, SUDAH CUKUP (METTETAL, 2001)

Teknik yang dipilih untuk pengolahan dan analisis data


disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat/bentuk dan skala
pengukuran data, serta persyaratan statistik, antara lain:
normalitas distribusi data, penggunaan hipotesis nol, dan
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis.
14-62
DATA ANALYSIS

DESKRIPTIF
• Memberikan gambaran tentang keadaan data yang ada dengan menghitung
antara lain: nilai rata-rata dan standar deviasi, frekuensi dan proporsi,
perbandingan dan hubungan atau ketergantungan antar variabel melalui
analisis regresi dan korelasi.
• Menampilkan hasil perhitungan data dalam bentuk antara lain: tabel, dan
grafik atau diagram sehingga dapat dibaca dan dipahami dengan mudah.

INFERENSI
• Menguji sejauh mana hasil perhitungan data yang diperoleh dari sample itu
benar-benar bermakna (signifikan).
• Menguji sejauh mana hasil perhitungan data yang diperoleh dari sampel
dapat berlaku bagi populasi dengan menggunakan statistik parametrik dan
atau statistik non-parametrik

14-63
DATA ANALYSIS

Jika tujuan penelitian hanya bersifat deskriptif yaitu sekedar


menggambarkan keadaan yang terjadi pada sample, maka
analisis datanya cukup dengan menghitung nilai rata-rata,
standar deviasi, perbedaan nilai rata-rata, frekuensi atau
proporsi, perbedaan proporsi, analisis regresi dan korelasi.

Tetapi jika tujuan penelitiannya bersifat inferensial yaitu


ingin meramalkan keadaan populasi berdasarkan data yang
diperoleh dari sample, maka hasil-hasil perhitungan di atas
perlu diuji kebermaknaannya atau tingkat signifikansinya.

14-64
TEKNIK PENILAIAN
DENGAN TES DAN
NON
TES

TES
1. Tes tertulis
2. Tes Lisan
3. Tes Perbuatan
NON TES
1. Observasi.
2. Wawancara.
3. Studi kasus.
4. Rating scale (skala penilaian).
5. Check list.
6. nventory.

14-65
TEKNIK PENILAIAN MELALUI
OBSERVASI ATAU PENGAMATAN

• Observasi dapat ditujukan kepada peserta didik


secara perorangan atau kelompok.
• Dalam kegiatan observasi perlu disiapkan format
pengamatan. Format pengamatan dapat berisi:
a. perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan
dinilai, b. batas
waktu pengamatan.

14-66
TEKNIK PENILAIAN MELALUI
WAWANCARA

• Teknik wawancara pada satu segi mempunyai


kesamaan arti dengan tes lisan yang telah
diuraikan di atas. Teknik wawancara ini
diperlukan pendidik untuk tujuan
mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut
hal-hal yang kurang jelas informasinya. Teknik
wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat
untuk menelusuri kesukaran yang dialami
peserta didik tanpa ada maksud untuk menilai
14-67
TEKNIK PENILAIAN DAN
BENTUK Instrumen
TEKNIK PENILAIAN BENTUK INSTRUMEN

TES TERTULIS Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.


• Tes isian: isian singkat dan uraian
TES LISAN Daftar pertanyaan

PENUGASAN INDIVIDUAL ATAU


KELOMPOK

PENILAIAN PORTOFOLIO • Lembar penilaian portofolio

JURNAL • Buku cacatan jurnal

PENILAIAN DIRI • Kuesioner/lembar penilaian diri

PENILAIAN ANTAR TEMAN • Lembar penilaian antarteman

14-68
Referensi

• I.G.A.K. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka KTSP SD/MI 2011

• I Wayan Sukarnyana (2002) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Depdiknas.

• Mettetal, G. (2001). The what, why and how of classroom action


research. The Journal of Scholarship of Teaching and Learning, 2(1), 6-13.

• Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PPPPTK


Matematika.

12-69
LITERATURE

Casner-Lotto and Barrington, 2006J. Casner-Lotto, L. BarringtonAre they really ready to work? Employers’ perspectives on the
basic knowledge and applied skills of new entrants to the 21st century U.S. workforce
Partnership for 21st Century Skills, 1 Massachusetts Avenue NW Suite 700E, Washington, DC 20001 (2006)

Krajcik and Shin, 2014J.S. Krajcik, N. ShinProject-based learning


R.K. Sawyer (Ed.), The Cambridge handbook of the learning sciences (2nd ed.) (2014), pp. 275-297, 
10.1017/CBO9781139519526.018

K. Brundiers, A. WiekDo we teach what we preach? An international comparison of problem- and project-based learning
courses in sustainability
Sustainability, 5 (4) (2013), pp. 1725-1746, 10.3390/su5041725

Kunandar. 2014. Penilaian autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis
Edisi Revisi. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.

McLean SF. Case-Based Learning and its Application in Medical and Health-Care Fields: A Review of Worldwide Literature.  Journal
of Medical Education and Curricular Development. January 2016. doi:10.4137/JMECD.S20377

Vogler et al., 2018J.S. *Vogler, P. Thompson, D.W. Davis, B.E. Mayfield, P.M. Finley, D. YasseriThe hard work of soft skills:


Augmenting the project-based learning experience with interdisciplinary teamwork
Instructional Science, 46 (3) (2018), pp. 457-488, 10.1007/s11251-017-9438-9

Repko, A., R. Szostak, and M. Buchberger. 2017. Introduction to Interdisciplinary Studies. Los Angeles: Sage.

70

Anda mungkin juga menyukai