Anda di halaman 1dari 21

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : _______________________________

Kelas / Semester : XII ( Dua Belas ) / 1

Nama Guru : _______________________________

NIP / NIK : _______________________________


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SMK PGRI 2 KERTOSONO


Program Keahlian : Bisnis dan pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas / Semester : XII / I
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021
Durasi : 25 JP @ 45 Menit

A. KompetensiInti
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
(Pengetahuan) : pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI-4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan
(Keterampilan) : prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Produk Kreatif dan
Kewirausahaan.
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan
tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.15 Mengevaluasi kesesuaian 3.13.1 Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan
hasil produk dengan rancangan
rancangan 3.13.2 Menjelaskan kesesuaian hasil produk dengan
rancangan
4.15. Melakukan pemeriksaan
produk sesuai dengan 4.15.1. Melakukan pemeriksaan produk sesuai
criteria kelayakan produk / dengan criteria kelayakan produk / standar
standar operasional operasional
4.15.2. Membuat pemeriksaan produk sesuai dengan
criteria kelayakan produk / standar operasional
C. Tujuan Pembelajaran
 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik
peserta didik mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan, mengajukan
pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data, menganalisa data,
menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi pengetahuan (memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi),

 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik


peserta didik melakukan pemeriksaan produk sesuai dengan criteria kelayakan produk /
standar operasional, mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara,
mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai
kompetensi keterampilan (mengamati, mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap
(jujur, santun, dan tanggungjawab).

D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual  Produk
dapat diamati dengan  Teknologi
indera atau alat

 Pekerjaan
 Manufaktur
 Mesin
 Hasil Produksi
 Prosedur
Materi Konseptual  Kesesuaian hasil produk dengan rancangan
Gabungan antar fakta-
fakta yang saling
berhubungan

Materi Prinsip  Maksud dan tujuan dari evaluasi produk


Generalisasi hubungan  Langkah-langkah untuk melakukan evaluasi produk
antar konsep-konsep yang  Kendala yang dihadapi ketika membuat rancangan produk
saling terkait
Materi Prosedural  Melakukan pemeriksaan produk sesuai dengan criteria
Sederetan langkah yang kelayakan produk / standar operasional
sistematis dalam  Membuat pemeriksaan produk sesuai dengan criteria kelayakan
menerapkan prinsip produk / standar operasional

E. Pendekatan, Strategi dan Metode


 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
 Model : Problem Based Learning

F. Alat dan Media Pembelajaran


 Vidio Pembelajaran.
 Slide Powerpoint.
 LCD Proyektor.

G. SumberBelajar
 Hand Out
 Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap
Model Kegiatan
pemebelajara M M M M M PPK Waktu
Pembela Pembelajaran
n 1 2 3 4 5
jaran
Pendahuluan  Melakukan Religiosi
pembukaan tas
dengan salam
pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai
sikap disiplin
 Menyiapkan fisik 
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa
gambaran tentang ingin
manfaat tahu
mempelajari
pelajaran yang
akan dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan
pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran
yang akan
dilakukan dengan
pengalaman
peserta didik
dengan Materi
sebelumnya,
 Guru 
menyampaikan
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Inti  Guru
menampilkan 
tayangan tentang
kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
Stimulus
 Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
Identifika  Guru menanyakan
si masal maksud dari
ah tayangan tentang
kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
 Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
 Guru meminta
siswa mengali
informasi tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
Pengum
rancangan
pulan
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
 Guru memberikan 
beberapa
pertanyaan yang
berkenaan tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
Pembukti rancangan
an  Siswa menjawab 
dan
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara
berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
Menarik  Siswa lain 
kesimpul memberikan
an tanggapan
terhadap
presentasi
kelompok
mengenai
Kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
 Siswa menerima 
tanggapan dari
siswa lain dan
guru
 Siswa 
menyimpulkan
materi tentang
Kesesuaian hasil
produk dengan
rancangan
Penutup  Guru
menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru
melaksanakan
penilaian
pengetahuan
melalui tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggun
tugas untuk g jawab
pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media
dan ruangan.
 Guru Religiosi
mengarahkan tas
siswa untuk
berdo’a sebelum
selesai
pembelajaran.

I. Penilaian Pembelajaran
 Penilaian Skala Sikap
 Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
 Bentuk penilaian : lembar pengamatan
 Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

 Pengetahuan
 Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
 Bentuk tes : uraian
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

 Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
 Praktik/Performence
 Fortofolio
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya .

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Nama Indikator yang Bentuk
Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
ds
t

Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

Kertosono, ...............................
Mengetuhui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMK PGRI 2 Kertosono,

IIN KUSUMANARTI, S.Pd MARLIA BUANA N, S.Pd


NPA. PGRI. 1308 0900 142 --
Lampiran
Materi Pembelajaran
Kesesuaian Hasil Produk
dengan Rancangan

A. Pengertian Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk


mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan
merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan.
Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta
spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis
keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer
menjadi lebih kecil.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada
akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian
ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan
ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan
suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk,
dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang
ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen
lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
 Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.

B. PERANCANGAN PRODUK
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah
produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,
adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah
yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang
akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya
kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya
dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan
biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan
untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita
memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen
yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk
jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3
dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam
3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia
dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja.
Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal
dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap
ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus
produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu
sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan
ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa
berakibat fatal: barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-
benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan,
dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk
menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain
ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut
pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini
mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap
terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat
produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang
tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk
mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

C. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1. Pendekatan Mikro
Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC)
dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari
AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC,
maka nilai AC juga ikut naik.

Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal), ini


merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil


dari penjualan satu unit produk lagi.

Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)


Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan
pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu
keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut
mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun
pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan
dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.

2. Linear programming (LP)


atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk
menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan
yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian
factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan
produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan minimal).Sasaran
maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah
produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal
misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor
produksi minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih
rendah dari angka yang diinginkan ( Tarigan, 2005).

3. Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa
yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0).
Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan
tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian.

Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
 Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi
minimum yang harus dibuat.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah
direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk
memperoleh laba tersebut.
 Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari
BEP.
 Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi.
 Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan
dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang
sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali


strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan
pesaing melancarkan

serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan
persyaratan pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi
pengganti

yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap
memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut
tidak akan bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk
merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang
dinamika suatu produk yang kompetitif.

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang
dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup produk menggambarkan
tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini
berhubungan dengan kesempatan dan masalah yang berbeda mengenai strategi
pemasaran dan laba potensial.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda


tahap suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat
memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk
memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :

1. Produk memiliki umur terbatas


2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang
berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan
personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Gambar siklus hidup produk:


PLC-1.jpg

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat
tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).


pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru
(betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos
yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan
memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu
distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat.
Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk
memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat
dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba
pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga
perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada
tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam
tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama
yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan
biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila
barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru,
maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat
terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat
penjualan menurun antara lain:

 Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).


 Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
 Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
 Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
 Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti:


mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur
ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan
memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan
pemotongan harga.
5. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru
Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi
dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk
yang ada sekarang akan hilang dari pasar dan digantikan dengan produk-produk
lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang
akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang didefinisikannya. Dalam kondisi
saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan,
perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada
produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru
merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut
meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari produk yang
sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko


kegagalan. Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat
berdasarkan konsep produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Dalam tulisan ini
akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep
- konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator
telekomunikasi saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.

Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan
Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada
menjadi ada. Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention.
Innovation melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan
pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh, temuan teknologibluetooth,
yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless dengan daerah
jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan dalam media telepon
selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah
saling bertukar data.

Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana
inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola
Indonesia semakin besar dan dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan
(Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan
produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang
lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002,
Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan
aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran
dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada
tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola
yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan
pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu
dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan
maupun masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam
pengembangan produk baru untuk memunculkan ide dan kreatifitas munculnya
produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh para konsumennya.

Peran Unit R&D

Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses
pengembangan produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani
proses ini yaitu Unit R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset
penelitian dari hasil inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk
atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran. Perusahaan yang sudah mapan
biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales pada aktivitas
R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,
sedangkan Product Development danengineering menuju kepada terciptanya
Innovation.

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya
menerapkan formulasi strategi, yaitu :
o Kompetensi Teknis
o Kebutuhan Pasar
o Corporate Interest

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher


diperlukan untuk melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk
jasa yang dikembangkan juga harus memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki
commertial value) maupun kepentingan perusahaan, keduanya harus sejalan.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar dan
mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D
untuk menunjang keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di
pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D Center telah melakukan restrukturisasi
organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan satu bidang baru yaitu Bidang
Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4 laboratorium dengan
masing-masing fungsinya sebagai berikut :

 Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis


 Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis
 Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan
kompetitor yang kompetitif
 Industrial Partnership, melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang
strategis dengan institusi yang relevan.
Inovasi Technology Push VS Need Pull

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan


produk/jasa baru yaitu :

1. Menarik Pasar (Need


Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk
baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis produk
baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan balik pelanggan, dgn sedikit
perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan menuju pada terbentuknya
incremental innovation.

2. Mendorong Teknologi (Technology Push)


Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat.
Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang
canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap pasar.
Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual ke
pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk
atau teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical
innovation.

3. Antar fungsional (Interfunctional)


Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi,
keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang
memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru
diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking
dan need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam
menciptakan peluang bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources
dan market demand.

Lead User Research

Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan
kunci sukses bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini
adalah adanya Lead User yaitu spesifik konsumen/individual yang memiliki
pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari konsumen/individual yang
lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para expert pada kelompok
lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.

Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru antara
lain :
- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang
mempunyai ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih
bersinar.
Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai
berikut :

 Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan
customer yang dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode
Lead User melengkapi kebutuhan untuktraditional market research bukan
menggantikan.
 Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data
konsumen yang lebih baik.
 Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.

Tahapan Metodologi Lead User Research


Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)


 Membuat master plan
 Mempelajari current market place
 Merumuskan fokus projek

Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)


 Melakukan studi literatur
 Melakukan Interview kepada top expert.
 Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut

Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)


 Interview lead user dan expert
 Pengumpulan data untuk bisnis case
 Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)

Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)


 Perencanaan Workshop Lead user
 Mengundang partisipan
 Pelaksanaan workshop , perbaikan konsep dengan melibatkan lead
user/expert
 Finalisasi konsep

Contoh Kasus dengan menggunakan Break Event Point:

Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit.
Harga jual Rp. 20.000,-/unit.

Maka BEP per unitnya adalah

BEP = Fixed Cost


Harga Jual – Variabel Cost

BEP = Rp. 500.000


20.000 – 10.000
= 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even
point. Pada pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan..

Referensi
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html
Lampiran Instrumen Penilaian

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial
spiritual Jumlah Skor
No Nama Siswa
Mensyuk Jujur Kerja Harga
uri 1-4 1-4 sama 1-4 diri 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Kertosono


Program Keahlian : Bisnis dan pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas / Semester : XII / I
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021

No
Indikator Bentu
Kompetensi Dasar IPK Materi Soa
Soal k Soal
l
3.15. Mengevalua 3.15.1 Mengevalua Kesesuaian  Siswa Uraian 1
si si hasil produk diminta s.d
kesesuaian kesesuaian dengan mengevalu 3
hasil produk hasil produk rancangan asi
dengan dengan  Maksud kesesuaia
rancangan rancangan dan tujuan n hasil
3.15.2 Menjelaskan dari produk
kesesuaian evaluasi dengan
hasil produk produk rancangan
dengan  Langkah-  Siswa
rancangan langkah diminta
untuk menjelask
melakukan an
evaluasi kesesuaia
produk n hasil
 Kendala produk
yang dengan
dihadapi rancangan
ketika
membuat
rancangan
produk

Instrumen Soal Pengetahuan :


N Level
Soal Kunci Jawaban Skor
o Kognitif
1 Uraian kesesuaian Mengevaluasi kesesuaian hasil Analisis
evaluasi hasil produk dengan rancangan perlu ( C4 )
produk dengan dilakukan. Hal tersebut perlu
rancangan…? dilakukan sebagai langkah kroscek
antara rencana yang dibuat dengan
hasil yang didapatkan. Cara evaluasi
ini dapat dilakukan secara manual,
untuk mempermudah maka kita
hanya melakukan sampling saja
terhadap produk yang sudah selesai
dibuat.

Dengan adanya evaluasi tersebut


seorang wirausaha dapat
memutuskan apakah rencana yang
sudah dibuat berjalan sesuai dengan
rencana atau tidak. Apabila produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan
rancangan maka perlu diambil
langkah lebih lanjut untuk
mengatasinya. Contoh jenis usaha
yang memerlukan adanya tahapan
evaluasi ini dalah usaha yang
bergerak pada bidang kerajinan atau
membuat barang jadi. Karena kualitas
barang dagangan menjadi faktor
penentu kepuasan pelanggan kita.

Demikian pembahasan mengenai


mengevaluasi kesesuaian hasil
produk dengan rancangan, dengan
adanya evaluasi pada produk yang
dibuat seorang wirausahawan dapat
terhindar dari keluhan pelanggan atau
kerugian. Untuk membaca materi
lainnya mengenai wirausaha,
2 Bagaimana cara Dengan cara percobaan produk yg Pemahaman
melakukan evaluasi dibuat, meneliti produk seperti ( C2 )
sebuah produk? meneliti keamanan d.ll
3 Kendala yang  Menentukan bahan dasar apa Pengetahua
dihadapi ketika yang digunakan n ( C1 )
membuat  Menentukan hasil produk sesuai
rancangan produk atau tidak dengan selera
masyarakat
 Menghitung biaya yang di
perlukan

C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Kertosono


Program Keahlian : Bisnis dan pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas / Semester : XII / I
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021

Kompetensi Bentuk No
IPK Materi Indikator Soal
Dasar Soal Soal
4.15 Melakuka 4.15.1 Melakuk  Pemerik  Siswa diminta Tes
n an saan melakukan Praktek
pemeriksa pemerik produk pemeriksaan
an produk saan sesuai produk sesuai
sesuai produk dengan dengan criteria
dengan sesuai criteria kelayakan
criteria dengan kelayak produk /
kelayakan criteria an standar
produk / kelayak produk / operasional
standar an standar
operasion produk / operasi
al standar onal
operasio
nal
4.15.2 Membu
at
pemerik
saan
produk
sesuai
dengan
criteria
kelayak
an
produk /
standar
operasio
nal

Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan
91 - 100
sesuai prosedur
Penggunaan alat dan bahan
80 - 90
kurang sesuai prosedur
Penggunaan alat dan bahan
70 - 79
tidak sesuai prosedur
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan
91 - 100
lengkap
Ketersediaan alat dan bahan
80 - 90
cukup lengkap
Ketersediaan alat dan bahan
70 - 79
kurang lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan mengevaluasi Kemampuan mengevaluasi
kesesuaian hasil produk kesesuaian hasil produk 91 - 100
dengan rancangan dengan rancangan tinggi
Kemampuan mengevaluasi
kesesuaian hasil produk 80 - 90
dengan rancangan cukup
Kemampuan mengevaluasi
kesesuaian hasil produk 70 - 79
dengan rancangan kurang
b. Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan
pemeriksaan produk sesuai pemeriksaan produk sesuai
dengan criteria kelayakan dengan criteria kelayakan 91 - 100
produk / standar operasional produk / standar operasional
tinggi
Kemampuan melakukan
pemeriksaan produk sesuai
dengan criteria kelayakan 80 - 90
produk / standar operasional
cukup
Kemampuan melakukan
pemeriksaan produk sesuai
dengan criteria kelayakan 70 - 79
produk / standar operasional
kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan 91 - 100
informasi informasi lengkap
Kemampuan mendapatkan
80 - 90
informasi cukup lengkap
Kemampuan mendapatkan
70 - 79
informasi kurang lengkap
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja
91 - 100
tepat
Kemampuan dalam bekerja
80 - 90
cukup tepat
Kemampuan dalam bekerja
70 - 79
kurang tepat
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup
80 - 90
rapih
Hasil Laporan disusun kurang
70 - 79
rapih
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup
80 - 90
terampil
Bekerja dengan kurang
70 - 79
terampil
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang
70 - 79
disiplin
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup
80 - 90
konsentrasi
Bekerja dengan kurang
70 - 79
konsentrasi
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu
91 - 100
berakhir
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu
70 - 79
berakhir

Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik (NP)


Proses
Sikap
Persiapan dan Hasil Waktu ∑ NK
Kerja
Kerja
1 2 3 5 6

Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK

Keterangan:
 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal

 NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

Kertosono, ...............................
Mengetuhui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMK PGRI 2 Kertosono,

IIN KUSUMANARTI, S.Pd MARLIA BUANA N, S.Pd


NPA. PGRI. 1308 0900 142 --

Anda mungkin juga menyukai