Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Wilayah di Negara Maju

dan Negara Berkembang


Pengembangan Wilayah di Negara
Maju dan Negara Berkembang
1. Pengembangan Wilayah di Negara Maju
Secara umum kota dan wilayah negara-negara maju menunjukkan keteraturan
sehimngga menghasilkan kenyamanan, baik bagi penduduk setempat maupun
pendatang. Keteraturan tersebut muncul karena negara maju mampu mengelola
pertumbuhan dan perkembangan kota dan wilayah dengan baik. Kemampuan
negara maju dalam mengelola pertumbuhan dan perkembangan wilayahnya
karena dukungan beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, sosial, teknologi,
dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mewujudkan keteraturan sangat tinggi.
Pengembangan wilayah kota dilakukan atas dasar desentralisasi kota, yaitu
desentralisasi

kota

dari

kota

industri

yang rapat menjadi

kelompok permukiman kota. Setiap permukiman kota seluas 400 hektaryang


dihuni oleh 30.000 penduduk, dan tiap permukiman kota dikelilingi oleh
kawasan pertanian holtikultura sebagai jalur hijau dengan luas 2.000 hektar.
Sikander dan Malik dalam Jayadinata (1999) mengemukakan lima macam
pola bentuk kota yang merupakan trend pengem- bangan wilayah di masa
depan dan sudah dirintis di negara-negara maju, yaitu pola metropolis menyebar
( disapersed), metropolis galaktika, metropolis memusat, metropolis bintang,
dan metropolis cincin.

a. Pola Metropolis menyebar terbentuk dengan mengembangkan bagian kota

yang paling jarang penduduknya. Bagian kota yang padat penduduknya


dibangun kembali dengan mengurangi kepadatan penduduk sehingga kota
metropolis itu akan menyebar. Prasarana sosial ekonomi disebar ke kawasan
yang baru, seperti kantor, rumah sakit, pabrik, dan universitas. Permasalahan
pola ini terletak pada pilihan yang terbatas, interaksi yang lemah, biaya
transportasi yang tinggi, dan citra kota metropolitan yang terkesan kurang hidup.
b. Metropolis galaktika terjadi dari permukiman kota yang kecil-kecil
berpenduduk padat, dipisahkan oleh kawasan pertanian yang jarang sekali
penduduknya atau bahkan tidak berpenduduk. Kegiatan sosial ekonomi terpusat
di berbagai permukiman. Masalah yang muncul yaitu interaksi dan penekanan
biaya agar tidak terlalu sukar untuk direalisasikan.
c. Metropolis terpusat terbentuk karena kegiatan sosial ekonomi yang tinggi
dengan kepadatan penduduk yang tinggi pula, terutama di pusatnya. Oleh karena
kegiatan sosial ekonomi yang tinggi, banyak penduduk yang tinggal di
apartemen dan rumah susun. Masalah yang muncul yaitu biaya yang tinggi
karena inti kota yang padat, kurang nyaman, dan kurang dalam mendukung
partisipasi perorangan.
d. Metropolis bintang terbentuk karena mempunyai inti yang utama, dengan
pola kepadatan penduduk membentuk bintang yang memanjang pada beberapa
bagian kota. Inti kota utama, yaitu sebagian pusatkota di kelilingi oleh banyak
pusat kadua yang terletak sepanjang lengan- lengan yang memanjang. Lenganlengan kota itu mempunyai kepadatan penduduk yang sedang. Masalah yang
muncul adalah bentuk fisik pola ini cepat berubah karena perkembangan
penduduk.
e. Metropolis cincin terbentuk dengan kepadatan penduduk terletak di
sekeliling tengah kota. Adapun daerah yang jarang penduduknya terletak di
tengah kota. masalahnya adalah melahirkan biaya transportasi yang besar dan
proses penyesuaian yang sangat sulit.
2. Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang
Berbeda dengan negara maju yang mempunyai wilayah teratur, fenomena
yang terjadi pada kota dan wilayah di negara-negara berkembang
menunjukkan pola ketidakteraturan dan kesemrawutan sehingga terkesan

kumuh, dan tidak sedap dipandang. Pembangunan di negara berkembang


sebenarnya terus berjalan, tetapi hasil pembangunan terlalu lambat untuk
mencukupi kebutuhan penduduk yang semakin besar jumlahnya, sehingga yang
terjadi hal-hal berikut ini.
a. Munculnya pemukiman-pemukiman kumuh yang dihuni masyarakat
dengan tingkat pendapatan rendah. Munculnya pemukiman kumuh atau slum ini
karena masyarakat tidak mampu membeli rumah yang harganya sangat mahal.
Akibatnya adalah keindahan kota tidak terlihat.
b. Munculnya pusat-pusat kejahatan. Pusat-pusat kejahatan biasanya tersebar
pada daerah yang padat, dan tidak tertata dengan baik.
c. Munculnya paradoks, dimana ada bangunan mentereng dengan gedunggedung megah, tetapi di sisi lain menghasilkan pemukiman yang padat dan
kumuh. Kesenjangan ini berupa munculnya wilayah dengan kemajuan tinggi,
tetapi sisi lain ada wilayah mengalami stagnasi atau kemacetan. Kesenjangan ini
muncul karena persebaran penduduk tidak merata yang menyebabkan proses
pembangunan tidak merata antar wilayah. Menurut Jayadinata (1990), pada
tahun 1970 penduduk perkotaan dunia yang tinggal di berbagai kota di negaranegara berkembang itu berjumlah 49% dan pada tahun 1985 menjadi 58%. Hal
ini akan terus meningkat.
d. Munculnya wilayah-wilayah yang menampakkan sebagai kawasan yang
seolah-olah tidak tersentuh proses pembangunan. Wilayah ini kita kenal
sebagai daerah terisolir atau terpencil.

Posts related to Pengembangan Wilayah di


Negara Maju dan Negara Berkembang

Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Wilayah Geografis Desa


dan Kota

Definisi Kota

Urbanisasi atau Migrasi penduduk desa-kota

Kondisi Geografis Negara Jerman

Aktivitas Penduduk Dataran Tinggi Indonesia

Mobilitas Penduduk Antar Wilayah di Indonesia

Pengembangan Wilayah Negara Maju


a) Perindustrian. Negara maju industrinya maju karena industry Negara amju mempunyai:
(1) struktur Industri yang kuat. Bahan baku atau bahan mentah sebagian besar tersedia, tenaga
terampil dan terlatih, modal besar, pemasaran dalam negeri dan luar negeri.
(2) Sifat industry. Teknologi yang digunaka teknologi modern dan teruji, padat modal, memiliki
modal besar, tenaga kerja sedikit dan upah tinggi, sumber tenaga dan infrastruktur tersedia.
2) Pengembangan Wilayah Negara berkembang
a) Bidang kependudukan. Negara berkembang dalam mengatasi masalah penduduk dengan cara
membatasi pertumbuhan penduduk dengan menurunkan angka kelahiran dan angka kematian,
meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, meningkatkan pendidikan, meningkatkan
kesehatan penduduk, mengurangi pengangguran, sukses program keluarga berencana.
b) Bidang mata pencaharian. Pertanian menjadi mata pencaharian penduduk Negara berkembang
tetapi pengelolaannya masih perlu ditingkatkan. Usaha untuk meningkatkan produk pertanian
adalah:
Intensifikasi pertanian, yaitu usaha meningkatkan produk pertanian tidak dengan memperluas
lahan pertanian tetapi memperbaiki system pertanian, sperti: mengelola tanah dengan baik,
memilih bibit yang unggul, melakukan irigasi dengan baik dan mengadakan pemberantasan
hama penyakit.
Ekstensifikasi pertanian, yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan cara memperluas
lahan pertanian. Wilayah yang masih jarang penduduknya dan lahan luas dapat dilakukan dengan
ekstensifikasi.
Mekanisme, yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menggunakan alat modern.
Cara ini dilakukan di daerah yang tenaga kerjanya sedikit.
Deversivikasi, yaitu usaha meningkatkan produksi pertaian dengan budi daya berbagai jenis
tanaman.

Negara berkembang di samping mengembangkan pertanian juga mengembangkan perindustrian


yang didukung dengan pertanian untuk meningkatkan perekonomian yang lebih baik. Factor
yang mendorong pengembangan industrialisasi di Negara berkembang.
Memiliki produksi primer dari hasil pertanian dan pertambangan sebagai bahan baku industry
Jumlah penduduk yang banyak sebagai tenaga kerja
Adanya kerjasama dengan Negara maju untuk alih teknologi
Tujuan pengembangan perindustrian di Negara berkembagn, antara lain:
Memperluas lapangan kerja guna menyerap bangunan
Menghasilkan barang yang diperlukan masyarakat, terutama bahan pangan, sandang, dan
bangunan
Menghasilkan devisa Negara dengan cara mengekspor hasil industry atau menghemat devisa
dengan cara mengimpor
Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai