Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR KERUANGAN KOTA

A. Pengertian Kota
Kota adalah suatu wilayah pusat aktivitas ekonomi, pendidikan,
sosial, dan pengembangan budaya. ditandai dengan adanya
kepadatan penduduk yang tinggi dan mata pencaharian penduduk
yang heterogen.
 Bintarto (1983) : kota merupakan bentang budaya dengan
gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan daerah belakangnya (hinterland).
 Peraturan Menteri Dlm Negeri No. 2 Tahun 1987 Pasal 1 :
kota merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk
dgn batasan administrasi yang diatur dalam perundang-
undangan serta permukiman yang telah memperlihatkan
watak dan ciri kehidupan perkotaan.

B. UNSUR DAN KARAKTERISTIK KOTA


 Fisik : kota merupakan kawasan terbangun yang saling
berdekatan dan meluas dari pusat ke wilayah pinggiran.
 Sosial : kota merupakan konsentrasi penduduk yang
membentuk komunitas meningkatkan produktivitas, dan
diversitas intelektual, kebudayaan, dll.
 Ekonomi : kota berfungsi sebagai penghasil barang dan jasa
untuk kehidupan penduduknya dan keberlangsungkan kota.

C. Klasifikasi Kota
 Berdasarkan Fungsi Kota
 Pusat Industri : ex/: Misal Detroit dengan indsutri
 Pusat Pemerintahan : Jakarta, new Delhi, dan Canberra
 Pusat Rekreasi : Pangandaran, Lombok
 Pusat Perdagangan : New York, Hongkong, Singapura
 Pusat Kebudayaan : Yogyakarta, Denpasar, dan Mekkah.
 Pusat Pendidikan : Bandung, Yogyakarta, Jakarta.

 Berdasarkan Besaran
 Kawasan Perkotaan Kecil : 50.000-100.000 jiwa.
Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan
perdagangan dengan jangkauan pelayanan kecamatan
dan /atau antar desa
 Kawasan Perkotaan Sedang : Jumlah penduduk
100.000-500.000 jiwa. jangkauan pelayanan kabupaten
dan/atau antar kabupaten
 Kawasan Perkotaan Besar : > 500.000 jiwa. jangkauan
pelayanan provinsi dan/atau antar provinsi.
 Kawasan Metropolitan :.1.000.000 jiwa. jangkauan
pelayanan antar provinsi dan/atau nasional.
 Kawasan Megapolitan : 10.000.000 jiwa. jangkauan
pelayanan regional antar Negara

D. Tahap Perkembangan Kota


 Menurut Lewis Munford
1. Eopolis : Komunitas masyarakat desa yang semakin maju,
walau masih didasarkan pada kegiatan agraris maupun
pertambangan.
2. Polis : Adanya pasar dan beberapa kegiatan industry yang
cukup besar, masih beriorientasi pada sektor pertanian.
3. Metropolis : Fungsi perkotaannya mendominasi kota-kota
kecil lain di sekitarnya. sebagian besar penduduk
berorientasi pada sektor industry.
4. Megapolis : Ukuran wilayah perkotaan sudah sangat besar.
Adanya tingkah laku manusia yang berorientasi pada materi
saja.
5. Tryanopolis : dikuasai oleh para tiran, diwarnai kekacauan
dan tingkat kriminalitas yang tinggi
6. Nekropolis : Keadaan kota yang menunjukkan gejala
kemunduran sumber daya alam yang mulai habis, terjadinya
perpindahan penduduk yang besar.

 Menurut Grifftith Taylor


1. Stadium infantile : tidak terlihat adanya batas yang jelas
antara daerah permukiman dan daerah perdagangan.
2. Stadium Juvenille : terlihat pula pemisahan antara daerah
pertokoan dengan daerah perumahan, pabrik mulai dibangun
dimana-mana
3. Stadium Mature : banyak timbul daerah-daerah baru
misalnya daerah industry
4. Stadium Sanile : stadium kemunduran kota

 Menurut J.M. Houston


1. Stadium Pembentukan Inti Kota : Awal abad 19. Pada
tahap ini baru terbentuk CBD, berdirinya gedung-gedung
utama kegiatan ekonomi.
2. Stadium Formatif : Akhir abad 19. Tahap ini industry mulai
bermunculan di negara-negara Eropa akibat revolusi industry
di Inggris. Perkembangan teknologi transportasi, komunikasi,
perdagangan.
3. Stadium Modern : Abad 20. Ditandai dengan majunya teknik
elektronika, majunya teknologi transportasi dan komunikasi,
hilangnya pandangan bertempat tinggal dekat kerja sangat
menguntungkan.
E. Pola Keruangan Kota
 Pola Sentralisasi : pola persebaran kegiatan kota yg
cenderung mengelompok pada satu wilayah utama.
 Pola Desentralisasi : pola persebaran yang cenderung
menjauhi pusat atau inti kota.
 Pola Nukleasi : pola persebaran kegiatan kota yang
menyerupai pola sentralisasi, tetapi skala ukuran lebih kecil.
Inti kegiatan
 Pola Segresi : pola persebaran kota yg terpisah-pisah
berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dsb.

F. Teori Perkembangan Kota


1. Teori Konsentris (Concentric Theory) Ernest W. Burgess
 Pola penggunaan lahan memperlihatkan zona-zona konsentris
atau melingkar
 Kota berkembang dimulai dari pusat, kemudian berkembangnya
penduduk meluas ke daerah pinggiran.
 mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan
transportasi
 Contoh kota : Chicago, Adelaide, dan Amsterdam
2. Teori Sektoral (Sector Theory) Hommer Hoyt (1930)
 Pola penggunaan lahan cenderung bersifat sectoral bukan
lingkaran konsentris
 Berdasarkan kondisi geografi dan rute transportasi
 Contoh kota : California, Boston, dan San Fransisco

3. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) Harris dan


Ullman (1945)
 Perkembangan muncul krn nukleus baru (kampus, bandara,
industry, dll) yg berfungsi sbg kutub pertumbuhan
 Suatu kota hanya terdapat satu pusat kegiatan saja,dan
selanjutnya dikelilingi oleh jenis penggunaan lahan lainnya
4. Teori Konsektoral
 (tipe Eropa) Peter Mann di Inggris 1965

Peter Mann mencoba untuk menggabungkan teori konsentris dan


sektoral, akan tetapi disini teori konsentris lebih ditonjolkan.

 (tipe Amerika Latin) Ernest Griffin & Larry Ford

Teori tentang struktur ruang kota, yakni teori yang dikemukakan oleh
Ernest Griffin dan Larry Ford saat melakukan penelitian di Amerika
Latin pada tahun 1980.

Anda mungkin juga menyukai