Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

STRUKTUR KERUANGAN DAN


PERKEMBANGAN DESA

Nama Anggota Kelompok :


1. Dinda Rahmi Istifara
2. Dintha Aulia Putri
3. Fatih Giovara Rahman
4. Fegi Putri Ananda
5. Frandiga Amara
6. Hasby Fadlan Anugrah
7. Huud Al Gifhari
8. Ibrahim Malik Rauf Ghany
Struktur Keruangan dan Perkembangan Kota
Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batas
wilayah administrasi sesuai peraturan perundang-undangan serta memiliki ciri
kehidupan peekotaan. Ciri tersebut membedakan wilayaj kota dengan wilayah lainnya.
1. Pengertian dan Karakteristik Kota
Menurut R. Bintaro, kota merupakan suatu sistem jaringan kehidupan yang
ditanfai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata
ekonomi yang heterogen serta materialistik.

Menurut R. Bintaro, karakteristik fisik kota antara lain:


a. Tersedia banyak pusat layanan ekonomi
b. Terdapat tempat wisata dan area olah raga
c. Terdapat gedung-gedung pemerintahan
d. Terdapat alun-alun
e. Area parkir cukup memadai.
Sementara itu, karakteristik sosial kota memuat aspek antara lain:

a. Masyarakat besifat heterogen


b. Terjadi kesenjangan sosial antara oenduduk miskin dan kaya
c. Mata pencarian penduduk di bidang nonagraris
d. Hubungan kekerabatan mulai pudar
e. Bersifat individualis dan materialistis
f. Pandangan hidup lebih rasional.
2. Tingkatan Perkembangan dan Fungsi kota
Kota dengan segala aktivitas dan dinamika sosialnya senantiasa memgalami
perkembangan. Perkembangan tersebut akan memberikan dampak dan manfaat
bagi kehidupan. Menurut Lewis Mumford (1961), perkembangan kota
mengalami beberapa tahapan sebagai berikuy.
a. Tahap eoplis, yaitu perkembangan desa yang teratur menuju ke arah
kehidupan kota.
b. Tahap polis, yaitu perkembangan kota yang sebagian 0enduduknya
berorientasi pada sekror agraris.
c. Tahap metropolis, yaitu perkembangan kota yang telah mengatah pada
legiatan industri.
d. Tahap megapolis, yaitu wilayah peekotaan yang terdiri atas gabungan
beberapa kota metropolis.
e. Tahap tryanopolis, yaitu peekembangan kota yang ditandai dengan
kekacauan, kemacetan lalu lintas, dan tingginya kriminalitas.
f. Tahap nekropolis, yaitu suatu kota yang mulai diringgalkan
penduduknya dan menjadi kota mati.

Menurut Gist N.P. dan Halbert L.A., fungsi kota dibedakan sebagai berikut

a. Kota sebagai pusat industri


b. Kota sebagai pusat perdagangan
c. Kota sebahai pusat politik
d. Kota sebagai pusat kebudayaan
e. Kota sebagai pusat rekreasi atau kesehatan
f. Kota mempunyai fungsi tertentu yang menonjol
3. Potensi Kota
Potensi kota dapat dilihat dari bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Adapun penjelasan potensi kota sebagai berikut.
a. Potensi Ekonomi Pabrik Otomotif di Indonesia
Luas lahan pertanian di kota sangat terbatas. Kondisi ini memengaruhi
potensi ekonomi kota lebih berorientasi pada sektor nonagraris. Oleh
karena itu, kegiatan ekonomi dikota lebih beragam dibandingkan desa.
Kota mengembangkan kegiatan ekonomi, seperti sektor industri dan
pelayanan jasa.

b. Potensi Sosial
Aspek sosial terkait tingkat kesejahteraan penduduk, seperti kesehatan,
pendidikan, dan pendapatan. Fasilitas kesehatan dan pendidikan di kota
lebih lengkap.
c. Potensi Budaya
Budaya di kota terkait dengan penggunaan bahasa, perkembangan
teknologi, organisasi sosial, mata pencarian, kesenian, dan kehidupan
keagamaan. Perkembangan teknologi di kota cukup pesat. Kondisi
tersebut dapat dilihat dari penggunaan teknologi modern dalam setiap
aktivitas.
d. Potensi Politik
Politik merupakan bagian penting dari kota. Potensi politik kota terkait
dengan pusat administrasi dan pusat pemerintahan. Gedung
pemerintahantersapat diwilayah kota.

4. Struktur Ruang Kota


➢ Struktur ekonomi kota
Struktur ekonomi kota merupakan struktur yang aktivitas utamanya
mendukung perkembangan ekonomi kota. Struktur ekonomi kata terdiri
atas dasar dan bukan dasar.
• Kegiatan ekonomi dasar merupakan kegiatan distribusi barang
dari kota ke daerah lain seperti hasil industri, perdagangan, dan
hiburan.
• Kegiatan ekonomi bukan dasar merupakan kegiatan produksi serta
distribusi barang atau jasa untuk kepeeluan dalam kota.
➢ Struktur internal kota
Struktur internal kota menunjukkan penggunaan ruang kota untuk tujuan
berbeda-beda. Tujuan penggunaan ruang beekaitan dengan pemanfaatan
lahan. Zona penggunaan lahan beekembang dati titik-titik aktivitas yang
teekonsentrasi permanen. Area ini berkembang menjadi zona penggunaan
lahan. Keadaan zona-zona tersebut memiliki kekuatan erat. Sebagai
contoh, zona A terbentuk karena terdapat zona B atau zona C
berkembang pesat karena terdapat zona A.
Contoh penggunaan lahan dikota, yaitu zona pemukiman,
perdagangan,perkantoran,industri,dan pemerintahan. Menurut pakar,
beberapa struktur keruangan kota sebagai berikut.
• Teori konsentris
Teori konsentris adalah teori mengenai perencanaan perkotaan
yang dikembangkan oleh seorang sosiolog asal Amerika Serikat
bernama Ernest Burgess berdasarkan hasil penelitiannya terhadap
kota Chicago yang dilakukan pada tahun 1925. Penelitian ini
menghasilkan teori perkembangan kota dimulai dari pusat kota
kemudian meluas kepinggiran kota karena penduduk yang
betambah.
• Teori sektoral
Teori tentang struktur ruang kota yang kedua adalah teori sektoral
yakni teori yang dikemukakan oleh Hommer Hoyt dari hasil
penelitiannya yang dilakukannya pada tahun 1930-an di kota
Chicago. Hommer Hoyt berpendapat bahwa unit-unit kegiatan di
perkotaan tidak menganut teori konsentris melainkan membentuk
unit-unit yang lebih bebas. Ia menambahkan bahwa daerah dengan
harga tanah yang mahal pada umumnya terletak di luar kota
sedangkan harga tanah yang lebih murah biasanya merupakan
jalur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota (pusat
kegiatan) menuju daerah perbatasan. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar di bawah ini.

• Teori inti ganda

Teori tentang struktur ruang kota yang ketiga adalah teori inti
ganda yakni teori yang dikemukakan oleh dua orang ahli geografi
yang bernama Harris dan Ullman pada tahun 1945. Mereka berdua
berpendapat bahwa teori konsentris dan sektoral memang terdapat
di perkotaan namun apabila dilihat lebih dalam lagi, maka akan
didapati kenyataan yang lebih kompleks.

Kenyataan yang kompleks ini disebabkan karena dalam sebuah


kota yang berkembang akan tumbuh inti-inti kota yang baru yang
sesuai dengan kegunaan sebuah lahan, misalnya adanya pabrik,
universitas, bandara, stasiun kereta api dan sebagainya. Nah, inti-
inti kota tersebut akan menciptakan suatu pola yang berbeda-beda
karena kita tentunya akan tahu bahwa sebuah tempat yang dibuka
(misalnya pabrik), maka disekitarnya akan tumbuh pemukiman
kos-kosan, perdagangan kecil dan sebagainya yang tentunya
semua ini akan ikut mempengarui struktur ruang kota. Biasanya
faktor keuntungan dari segi ekonomilah yang melatar belakangi
munculnya inti-inti kota ini.
• Teori konsektoral tipe eropa
Teori tentang struktur ruang kota yang keempat adalah teori
konsektoral (tipe Eropa) yakni teori yang dikemukakan oleh Peter
Mann di Inggris pada tahun 1965. Peter Mann mencoba untuk
menggabungkan teori konsentris dan sektoral, akan tetapi disini
teori konsentris lebih ditonjolkan.

• Teori konsektoral tipe amerika latin

Teori tentang struktur ruang kota yang kelima adalah teori


konsektoral (tipe Amerika Latin) yakni teori yang dikemukakan
oleh Ernest Griffin dan Larry Ford saat melakukan penelitian di
Amerika Latin pada tahun 1980. Teori ini bisa Anda lihat
gambarannya seperti pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai