Anda di halaman 1dari 6

A. Definisi Kota.

Menurut R. Bintarto. Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta
coraknya materialistis.

Menurut Louis Wirth. Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

Menurut Dwight Sanderson. Kota adalah tempat permukiman yang berpenduduk 10.000 orang atau
lebih.

B. Secara umum ciri-ciri kota yang ada di Indonesia sebagai berikut:

a) Terdapat fasilitas Perekonomian. Untuk menunjang perekonomian kota biasanya terdapat pusat
perekonomian seperti pasar maupun pusat perbelanjaan.
b) Terdapat jaringan Transportasi. Untuk memudahkan kegiatan masyarakat dalam beraktifitas,
jaringan transportasi mutlak diperlukan baik kondisi jalan, halte, terminal, stasiun, bus dll.
c) Terdapat Pusat Pemerintahan. Pusat kota selalu menjadi daya tarik dalam menentukan
berkembangnya kota-kota. Pusat pemerintahan memiliki nilai ekonomis dan lokasi yang strategis
dalam mengembangkan perekonomian.
d) Bangunan Fisik Mayoritas Gedung. Salah satu ciri kota adalah bangunan fisik berupa gedung-
gedung. Kondisi ini dikarenakan tidak memungkinkan pengembangan wilayah kota secara
horizontal karena lahan yang tersedia sudah tidak memenuhi..
e) Kondisi masyarakat Heterogen. Kota memiliki daya tarik tersendiri, sehingga banyak masyarakat
dari berbagai daerah untuk datang dan menetap di kota.
f) Masyarakat Individualis
g) Mata Pencarian Non Agraris.
C. Macam-macam/ Klasifikasi Kota.

Secara Umum Klasifikasi Kota dapat dibagi menurut jumlah penduduk, menurut tingkat
perkembangannya dan menurut fungsinya sebagai berikut:
1. Menurut Jumlah Penduduk kota dapat dibagi menjadi lima macam yakni:

 Megapolitan yakni kota yang jumlah penduduknya diatas 5 juta orang.


 Metropolitan yakni kota yang jumlah penduduknya antara 1-5 juta orang.
 Kota besar yakni kota yang jumlah penduduknya antara 500.000-1 juta orang.
 Kota sedang yakni kota yang jumlah penduduknya antara 100.000-500.000 orang.
 Kota kecil yakni kota yang jumlah penduduknya antara 20.000–100.000 orang.
2. Menurut tingkat perkembangannya kota dapat dibagi menjadi enam yakni:
1. Kota eopilis yakni suatu wilayah yang berkembang menjadi sebuah kota yang baru.
2. Kota polis yakni kota yang masih memiliki sifat agraris.
3. Kota metropolis yakni kota besar yang telah menganut sistem industri.
4. Kota megalopolis yakni gabungan beberapa kota metropolis yang saling berhubungan.
5. Kota tryanapolis yakni kota dengan tingkat kerawanan yang sangat tinggi misalnya macet, banyak
copet dll.
6. Kota nekropolis yakni kota yang perkembangannya justru mengalami kemunduran munuju
kehancuran.
3. Menurut fungsinya kota dapat dibagi menjadi empat yakni:
1. Kota pusat industri yakni kota yang memproduksi barang jadi, setengah jadi maupun barang mentah.
Contoh kota : Surabaya, Gresik, Bontang.
2. Kota pusat perdagangan yakni kota yang digunakan sebagai pusat perdagangan baik regional
maupun internasional. Contoh kota : Hongkong, Jakarta, Singapore.
3. Kota pusat pemerintahan yakni kota yang berpusat sebagai kota pemerintahan atau ibu kota.
4. Kota pusat kebudayaan yakni kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh kota :
Yogyakarta dan Surakarta.

D. .Pola Permukiman di Kota.

Pola keruangan ko1a dibedakan menjadi 1iga macam, yai1u pola konsen1ris, pola sek1oral dan pola
pusa1 kegia1an ganda. yakni sebagai beriku1:

Pola konsentris oleh Ernest W. Burges. Teori konsen1ris mengemukakan bahwa pola penggunaan
lahan perko1aan berkembang secara konsen1ris a1au melingkar karena perkembangan a1au pemekaran
dimulai dari pusa1nya, kemudian seiring per1ambahan penduduk ko1a meluas ke daerah pinggiran a1au
menjauhi pusa1. Adapun pola konsen1ris dapa1 diliha1 pada gambar di bawah ini.

Pola Sektoral oleh Hommer Hoyt. Pola sek1oral mengemukakan bahwa sek1or-sek1or yang
menjadi bagian dari sua1u ko1a dapa1 berkembang sendiri 1anpa banyak di pengaruhi oleh
pusa1 ko1a. Perkembangan sek1or ini dipengaruhi oleh 1opografi ko1a dan jenis ak1ivi1as
penduduk. Adapun pola sek1oral dapa1 diliha1 pada gambar di bawah ini.
Pola Pusat Kegiatan Ganda. Ko1a dengan pusa1 kegia1an ganda bermakna bagian-bagian
ko1a mempunyai la1ar belakang lingkungan yang berlainan, baik lingkungan alami maupun
lingkungan sosial dan ekonomi. Dengan demikian se1iap pusa1 kegia1an dapa1 berkembang
dan 1umbuh sendiri- sendiri seolah-olah lepas dari pengaruh kegia1an lain. Adapun pola
pusa1 kegia1an ganda dapa1 diliha1 pada gambar di bawah ini.

1.1. Interaksi Desa dan Kota dalam Pemerataan


Pembangunan

Wilayah yang ada di permukaan bumi 1idaklah homogen 1e1api he1erogen baik diliha1
berdasarkan aspek fisik maupun sosial yang dapa1 menimbulkan in1eraksi wilayah.
in1eraksi wilayah merupakan hubungan saling ke1ergan1ungan di an1ara dua wilayah a1au
lebih. Un1uk menge1ahui a1au menghi1ung in1eraksi yang 1erjadi ada beberapa pakar yang
mengemukakan mengenai 1eori in1eraksi dian1aranya sebagai beriku1:

1. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa Kota.


Menuru1 Edward Ulman, ada 1iga fak1or mempengaruhi in1eraksi an1ar wilayah, yai1u sebagai beriku1:

a. Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional complemen1ary). Desa dan ko1a
akan berin1eraksi karena 1idak bisa memenuhi kebu1uhannya sendiri. Con1ohnya
penduduk ko1a membu1uhkan beras, karena beras i1u berasal dari desa. Maka
1erjadilah in1eraksi.
b. Kemudahan pemindahan dalam ruang (1ransferbili1y) karena ke1ersediaan sarana
dan prasarana 1ranspor1asi. Tidak adanya kesempa1an un1uk berin1ervensi.
Maksudnya adalah hubungan yang saling mengin1ervensi yai1u, kedua wilayah desa
maupun ko1a memiliki kesempa1an melakukan hubungan 1imbal balik dan 1idak
ada pihak yang memba1asinya.

2. Teori Interaksi
Wilayah yang ada di permukaan bumi 1idaklah homogen 1e1api he1erogen baik diliha1
berdasarkan aspek fisik maupun sosial yang dapa1 menimbulkan in1eraksi wilayah.
in1eraksi wilayah merupakan hubungan saling ke1ergan1ungan di an1ara dua wilayah a1au
lebih. Un1uk menge1ahui a1au menghi1ung in1eraksi yang 1erjadi ada beberapa pakar
yang mengemukakan mengenai 1eori in1eraksi dian1aranya sebagai beriku1:
3. Teori Gravitasi. Teori ini diungkapkan oleh Tarigan. Yang mengemukakan bahwa
un1uk meliha1 besarnya daya 1arik dari sua1u po1ensi yang berada pada sua1u
lokasi. Daya 1arik 1ersebu1 mendorong berbagai kegia1an lain un1uk berlokasi di deka1
kegia1an lain un1uk berlokasi di deka1 kegia1an yang 1elah ada 1erlebih dahulu. Model
gravi1asi ini sering digunakan dalam meliha1 po1ensi yang 1erdapa1 pada sua1u lokasi
dan besarnya pengaruh dari po1ensi 1ersebu1 yang dapa1 diliha1 dengan menggunakan
rumus model gravi1asi sebagai berikut
Gambar 10: Rumus Model Gravitasi
(Sumber: geografisku.blogspot.com)

4. Teori titikhenti juga dapa1 digunakan sebagai me1ode un1uk menen1ukan lokasi
pembangunan fasili1as 1er1en1u yang dapa1 melayani dua wilayah. Teori 1i1ik hen1i
dapa1 dihi1ung dengan rumus sebagai beriku1:

Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Kota adalah suatu wilayah yang dicirikan oleh adanya sarana dan
prasarana perkotaan seperti bangunan rumah sakit, pendidikan, pasar, industri dan sebagainya. untuk dapat
mewujudkan ciri tersebut perlu adanya prinsip yang digunakan untuk mencapai ciri-ciri dari suatu kota. Adapun
yang menjadi prinsip dalam perkembangan kota adalah:

 perkembangan kota terjadi sedikir demi sedikit dan berlangsung secara terus menerus Kota dapat
berkembang dengan cepat karena adanya berbagai fasilitas yang lengkap dan memadai
 Pembangunan kota dan Alih Fungsi Lahan Perkembangan dan pertumbuhan kota dipengaruhi oleh
kondisi geografis dan penduduk memanfaatkanya
 Dampak perkembangan kota adalah alih fungsi lahan yang terjadi secara terus menerus hingga lahan
sudah tidak tersedia lagi.
 Disaat lahan sudah tidak tersedia maka pembangunan mengarah vertikal Perubahan lahan yang terjadi
berkaitan dengan emosional penduduk yang berada di sekitar pembangunan

Pertumbuhan Kota dan Alih Fungsi Lahan


Menurut kustiawan (Yusan, 2006: 26), pertumbuhan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi sebagai
faktor yang mempengaruhi perkembangan kota yang mendorong pertumbuhan kebutuhan akan lahan. karena
karakteristik yang tetap dan terbatas, maka perubahan tata guna lahan menjadi suatu konsekuensi logis dalam
pertumbuhan dan perkembangan kota. Kota sebagai tempat interaksi antar manusia yang beragam karakteristik
dengan lingkungan menyebabkan meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan sebagai tempat untuk
mengembangkan aktivitasnya, misalnya: ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan sosial.
Menurut Nugroho (Akhmad, 2011: 64), alih fungsi lahan sebagai sebuah mekanisme yang
mempertemukan permintaan dan penawaran terhadap lahan dan menghasilkan kelembagaan lahan baru dengan
karakteristik sistem produksi yang berbeda. Alih fungsi lahan merupakan suatu konsekuensi adanya
perkembangan suatu kota. tidak dapat di pungkiri bahwa kota dengan segala kebutuhannya, membutuhkan
lahan yang semakin luas, sementara ketersediaan lahan jumlahnya tetap. Hal ini tentu saja tidak berbanding
lurus dengan perkembangan kota. selain itu, kota sebagai pusat kegiatan penduduk menuntut adanya ruang yang
lebih luas. Dampak perkembangan kota ini adalah wilayah pinggiran yang sebagian besar berupa lahan
pertanian dan desa beralih fungsi dari lahan pertanian ke industri. Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukannya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai