Anda di halaman 1dari 19

Kapita

Selekta
Kelompok 1

Fuji Salsabila Rusiana 003


M. Rizki fatwa Falah 001
M.Algi Vari 008
01
Sejarah
perkotaan
Proses pembentukan kota tidak lepas dari segala aktivis manusia. Banyak kota di dunia berawal dari desa.
Desa adalah pemukiman yang penghuninya terikat dalam kehidupan dan bergantung pada wilayah di sekelilingnya. Dalam perjalanan
waktu, karena keadaan topografis dan lokasinya, desa berkembang menjadi kota (pemekaran kota). Kemudian sejarah terbentuknya
sebuah kota yang berada di suatu negara biasanya bervariasi, tetapi memiliki inti yang sama. Terbentuknya kota juga bisa dikatakan sebagai
awal sebuah tempat pertemuan antara penduduk desa dengan penduduk di sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan hidup, tempat
pengumpulan barang, atau tukar menukar barang. Lamakelamaan ada yang bermukim di sekitar tempat itu dan kemudian pemukiman itu
menjadi semakin besar. Berdatangan pula penduduk dari daerah sekitar ke tempat itu serta daerah lainnya, kemudian membentuk sebuah
kota atau bahkan menjadi kota besar.
Perkembangan kota kekinian pada hakikatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan. Perkembangan adalah proses perubahan
keadaan dari keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Perkembangan dan pertumbuhan kota berjalan sangat dinamis.
Menurut Catanese (1998), faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kota ini dapat berupa faktor fisik maupun nonfisik.

Faktor-faktor fisik di antaranya: Sedangkan faktor nonfisik yaitu :

• Faktor lokasi • Faktor perkembangan penduduk,

• Faktor geografis. • Faktor aktivitas kota


02
Pengertian
perkotaan
Your logo

Kota berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu


“kotta” yang dalam ungkapan lain disebut
sebagai kita atau kuta. Berdasarkan kamus
Menurut para ahli
Ada banyak definisi yang berkaitan dengan kota. Definisi kota yang agak komplet (refresentatif) dijelaskan oleh
Wirth (Safari Imam, 1993: 19), kota adalah sebuah pemukiman yang penduduknya relatif besar, padat,
permanen, dan dihuni oleh orang yang heterogen. Kawasan perkotaan berdasarkan jumlah penduduknya dapat
diklasifikan menjadi:
Kawasan perkotaan kecil, yaitu kawasan perkotaan
01 dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 10.000
hingga 100.000 jiwa;

Kawasan perkotaan sedang, yaitu kawasan


02 perkotaan dengan jumlah penduduk yang
dilayani sebesar 100.001 hingga 500.000 jiwa;

Kawasan perkotaan besar, yaitu kawasan


03 perkotaan dengan jumlah penduduk yang
dilayani lebih besar dari 500.000 jiwa;

Kawasan perkotaan metropolitan, yaitu


04 kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk
yang dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa.
03
Fungsi
perkotaan
Fungsi perkotaan
Kota dapat memberikan pelayanan penting bagi mereka yang ada di dalam kota maupun yang tinggal di sekeliling kota,
atau juga bagi mereka yang melakukan perjalanan yang singgah serta berdiam sementara di kota tersebut. Kegiatan
fisik dalam kota memerlukan perhatian dan perancangan sesuai fungsi masing-masing. Kota terkadang memiliki fungsi
yang sangat majemuk antara lain menjadi pusat populasi, perdagangan, pemerintahan, industri, maupun pusat budaya
dari suatu wilayah. kota juga berfungsi sebagai pelayan serta fasilitator masyarakat sekitarnya yang memanfaatkan jasa
perkotaan, sebagaimana dijelaskan oleh Safari Imam (1990: 29), yaitu sebagai berikut :

• Production center, yaitu pusat produksi, barang setengah jadi maupun barang jadi. Kota memiliki fungsi sebagai pusat
poduksi atau pemasok, baik berupa bahan mentah, barang setegah jadi, maupun barang jadi. Contoh kota produsen
barang jadi dan setengah jadi, yaitu kota-kota industri seperti, Cilegon, Gresik, Surabaa, Jakarta, Bandun, dan lain-
lain.

• Center of trade, yaitu pusat perdagangan dan niaga yang melayani daerah sekitarnya.

• Political capitol, yaitu pusat pemerintahan atau sebagai pusat ibu kota Negara.

• Cultural center, yaitu pusat budaya.

• Health and recreation, yaitu pusat pengobatan dan rekreasi (wisata).

• Divercified cities, yaitu memiliki fungsi ganda atau beraneka, seperti kota pendidikan, kota industri, kota perdagangan,
dan lainnya.
04
Struktural
perkembangan
perkotaan
Struktural perkembangan perkotaan

0
Struktur adalah susunan sesuatu (fisik atau nonfisik) yang bersatu secara teratur atau tatanan yang
menunjukkan keterkaitan antarbagian dan memperlihatkan sifat (Kamus Tata Ruang, 1998: 103).
Menurut Bourne (1982), kota dapat diketahui lebih lanjut dari struktur tata ruangnya. Struktur
kota terbentuk dari tiga kombinasi elemen berikut :

1
Bentuk kota, merupakan pola atau penataan ruang dari tiaptiap elemen kota, seperti bangunan dan penggunaan
lahan, kelompok sosial, kegiatan ekonomi dan kelembagaan di dalam kota.

02
Interaksi dalam kota, terbentuk dari sejumlah hubungan kaitan dan aliran pergerakan yang
mengintegrasikan elemen-elemen dalam kota tersebut.

03
Mekanisme pengaturan yang ada di dalam kota, merupakan mekanisme yang menghubungkan kedua elemen
sebelumnya ke dalam struktur kota yang berbeda, misalnya berdasarkan penggunaan lahan dan aliran pergerakan
dalam kota yang terbentuk mekanisme harga lahan yang berbeda-beda di dalam kota.
05
Kota sebagai
masyarakat
modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya
yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di
daerah perkotaan sehingga disebut masyarakat kota. Masyarakat perkotaan sering diidentikkan dengan
masyarakat modern (maju) dan dipertentangkan dengan masyarakat pedesaan yang akrab dengan sebutan
masyarakat tradisional terutama dilihat dari aspek kulturnya. Dalam masyarakat modern, sering
dibedakan antara masyarakat pedesaan (desawi) dengan masyarakat perkotaan (kotawi). Akan tetapi,
perbedaan tersebut tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam
masyarakat modern, seberapa pun kecilnya desa, pasti ada pengaruh dari kota. Pembedaan antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual.

Masyarakat perkotaan yang kita ketahui itu selalu identik dengan sifat yang individual, egois,
matrealistis, penuh kemewahan, dikelilingi gedung-gedung yang menjulang tinggi, perkantoran yang
mewah, dan pabrik-pabrik yang besar. Asumsi dasar kita tentang kota adalah tempat kesuksesan
seseorang (S. Meno dan Mustamin Alwi, 1992: 34-35).
- Lanjutan -
Daldjoeni (1997: 51-57) mengatakan kaitannya dengan kehidupan masyarakat kota, lebih melihat kota pada
dua sisi, yaitu aspek fisik (pengkotaan fisik) dan aspek mental (pengkotaan mental).

Aspek fisik kota : Aspek mental kota :

1. Heterogenitas sosial. 1. Atomisasi dan pembentukan massa.Hubungan


sekunder.
2. Hubungan sekunder.
2. Kepekaan terhadap rangsangan dan sikap masa
3. Kontrol (pengawasan sekunder). bodoh.

4. Toleransi sosial. 3. Egalisasi dan sensasi.

5. Mobilitas Sosial. 4. lndustri kesenangan dan pengisian waktu


Iuang.
6. lkatan sukarela (voluntary association).

7. lndividualisasi.

8. Segregasi keruangan (spatial segregation).


- Lanjutan -

Sistem ekonomi Sistem sosial

Sistem politik Struktur sosial


06
Karakteristik
masyarakat kota
Ada dua hal yang berkaitan dengan ciri atau
karakteristik dari masyarakat kota atau modern. Ada
ciri yang berskala kelompok atau masyarakat dan
ada ciri berskala individu. Ciri yang berskala
masyarakat, yaitu sebuah masyarakat disebut telah
modern (maju).
- Lanjutan -

1. Hubungan antara sesama 3. Mereka yakin bahwa iptek


2. Hubungan dengan masyarakat
nyaris hanya didasarkan memiliki kemanfaatan untuk
lain berlangsung secara terbuka
pada pertimbangan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
dan saling memengaruhi.
kepentingan pribadi.

4. Masyarakat kota 5. Tingkat pendidikan 6. Aturan-aturan atau hukum yang berlaku dalam
berdeferensi atas dasar masyarakat kota relatif lebih masyarakat perkotaan lebih berorientasi pada aturan
perbedaan profesi dan tinggi bila dibandingkan atau hukum formal yang bersifat kompleks dan Tata
keahlian sebagai fungsi dengan masyarakat ekonomi yang berlaku bagi masyarakat kota
pendidikan serta pedesaan. umumnya ekonomi-pasar yang berorientasi pada nilai
pelatihan. uang, persaingan, dan nilai-nilai inovatif lainnya.
- Lanjutan -
Secara umum, suatu lingkungan perkotaan mengandung lima unsur (Elly M. Setyadi, 2011: 855) berikut.
1. Wisma. Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang digunakan untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya, serta melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini berfungsi:
a. mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan
penduduk untuk masa mendatang;
b. Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu
kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.

2. Karya. Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota karena unsur ini merupakan
jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga. Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan
antarasuatu tempat dan tema atau dapat lainnya di dalam kota, serta antara kota itu dengan kota lainnya
atau daerah lainnya.
4. Suka. Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap
fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan, dan kesenian.
5. Penyempurna. Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasilitas keagamaan, pekuburan kota,
dan jaringan utilitas kota.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai