Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN KOTA MENURUT PARA AHLI

Pengertian kota bisa kita dengar berbeda-beda tergantung dari sudut pandang masing-
masing orang, namun biasanya mengacu kepada satu inti pokok dari definisi tsb. Ada beberapa
ahli yang telah mendefiniskan kota berdasarkan penelitian yang sudah dilakukannya.

MENURUT DICKINSON

Menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999:125) pengertian kota adalah suatu


permukiman yang bangunan rumahnya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan pertanian.
Suatu hal yang khas bagi suatu kota adalah bahwa kota itu umumnya mandiri atau serba
lengkap (self contained), yang berarti penduduk kota bukan hanya bertempat tinggal saja di
dalam kota itu, tetapi bekerja mencari nafkah dan berekreasi pun dilakukan di dalam kota itu.
Kota menyediakan segala fasilitas bagi kehidupan baik sosial maupun ekonomi.
(https://perencanaankota.blogspot.com/2014/08/pengertian-kota-menurut-bintarto-1977.html)

MENURUT LEWIS MUMFORD

Menurut Lewis Mumford, kota tumbuh dalam enam tahap dengan indikator utama
yaitu tatanan sosial di dalamnya.

 Eopolis Merupakan tahap pertama sebuah kota yaitu desa yang kehidupannya
berbasis pada sektor agraris.
 Polis Tahap ini menandakan sudah berkembangnya pola hidup masyarakat
diantaranya munculnya spesialisasi mata pencaharian dan mekanisasi pertanian.
 Metropolis Merupakan sebuah kota yang berfungsi sebagai ibukota negara atau
wilayah kekuasaan. Fase ini menjadi puncak perkembangan kota sebagai tempat
kehidupan.
 Megalopolis Pada fase ini kota sudah menunjukkan tahap pertama dari
penurunan fungsi kota karena adanya berbagai masalah sosial maupun
lingkungan.
 Tyranopolis Pada tahap ini kota menunjukkan memburuknya situasi politik,
dengan kekacauan dimana-mana.
 Necropolis Tahap ini adalah tahap akhir atau kematian sebuah kota. Warga mulai
mengungsi dan meninggalkan kota karena sudah tidak ada pengharapan lagi di
sana.
(https://www.gurugeografi.id/2017/02/perkembangan-kota-menurut-lewis-mumford.html)
MENURUT CHRISTALLER

Kota merupakan pusat pelayanan yang berfungsi sebagai penyelenggara dan penyedia
jasa-jasa bagi wilayah sekitarnya. Jadi, pada mulanya kota bukan merupakan permukiman,
melainkan pusat pelayanan. Seberapa jauh kota menjadi pusat pelayanan bergantung pada
seberapa jauh daerah-daerah di sekitarnya (desa) memanfaatkan Jasa kota.

MENURUT MARX DAN ENGELS

Kota sebagai perserikatan yang dibentuk guna melindungi hak milik dan
memperbanyak alat-alat produksi dan alat-alat yang diperlukan agar masing-masing anggota
dapat mepertahankan diri. Perbedaan kota dan pedesaaan menurut mereka adalah pemisahan
yang besar antara kegiatan rohani dengan materi. Individu-individu terbagi dalam kedua jenis
tenaga kerja ini, yang mengakibatkan mereka mengalami alienasi.

MENURUT MAX WEBER

Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai
sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.

MENURUT LOUIS WIRTH

Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

(https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/07/24-pengertian-kota-menurut-para-ahli-terlengkap.html)

MENURUT SIMMEL

Simmel meneropong kota dari sudut psikologi. Kota membawa peningkatan


rangsangan saraf. Di kota orang-orang mendapat berbagai macam kesan yang tidak terduga.
Orang kota harus bereaksi dengan otaknya, bukan dengan hatinya seperti dalam masyarakat
pedesaan. Pasar, ekonomi keuangan, rasionalisme, sifat impersonal, dan penjadwalan waktu
merupakan dasar bagi rangsangan saraf. Kebudayaan semakin beraneka ragam. Orang tidak
lagi menguasai arti seluruh kebudayaan. Orang dapat mengadakan reaksi dengan dua cara.
Pertama, sikap individualis tetapi akibatnya semua hal dan manusia turun nilanya. Kedua,
berusaha melakukan mode untuk menarik perhatian, sekaligus sebagai penegasan dari
individualis itu sendiri. Itu adalah usaha untuk mendapatkan perlindungan diri sendiri.
MENURUT SPENGLER

Spengler meletakkan hubunan antara kota, pedesaan, dan kebudayaan. Ia menguraikan


melalui sebuah evolusi yang berupa siklus. Ia berpendapat bahwa fase yang dilalui kebudayaan
sama dengan fase yang dilalui kota. Musim semi adalah lahirnya kota dari pedesaan. Musim
panas identik dengan pertentangan antara kota dengan desa. Musim gugur merupakan
kemenangan kota atas desa. Musim dingin merupakan runtuhnya sebuah metropolis. Kota
berkembang dari pedesaan dan mempunyai jiwa sendiri. Berlainan dengan desa yang
merupakan satu kesatuan dengan alam, kota berlawanan dengan alam dan akhirnya menjadi
kota yang meliputi dunia (eukumenopolis).

(https://krisnotosuman.wordpress.com/2010/12/01/studi-awal-kota/)

Anda mungkin juga menyukai