Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH POTENSI SUMBER DAYA ALAM CIREBON Pengolahan Gunung

Santri di Kabupaten Cirebon


MAKALAH INI ADALAH HASIL OBSERVASI KELOMPOK KEMUDIAN SAYA
KEMBANGKAN MENJADI TUGAS INDIVIDU

BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber Daya Alam merupakan kekayaan bumi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Sebagai salah satu sumber penting pembiayaan pembangunan, sumber daya alam
yang ada dewasa ini masih belum dirasakan manfaatnya secara nyata oleh sebagian besar
masyarakat. Pengelolaan sumber daya alamtersebut belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan
dan keberlanjutan. Selain itu lingkungan hidup juga menerima beban pencemaran yang tinggi
akibat pemanfaatan sumber daya alam dan aktivitas manusia lainnya yang tidak memperhatikan
pelestarian lingkungan.Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah. Ada beberapa
sumber daya alam yang terbatas jumlahnya, kadang-kadang dalam proses pembentukannya
membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat di tunggu oleh tiga atau empat
generasi keturunan manusia.
Oleh sebab itu, ada dua jenis Sumber Daya Alam yaitu Sumber Daya Alam yang dapat
diperbaharui dan Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui.
Alam memiliki kemampuan untuk memberikankehidupan bagi penduduk dunia.
Potensi yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang
sering disebut dengan natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di
dalamnya disebut dengan alam dunia.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Gunung Santri di
Kabupaten Cirebon?
2.
Apakah manfaat Gunung Santri bagi masyarakat sekitar ?
3.
Dampak apakah yang dirasakan warga sekitar ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Gunung Santri di
Kabupaten Cirebon.
2.
Mendeskripsikan manfaat bagi masyarakat sekitar Gunung tersebut.
3.
Mendeskripsikan dampak positif dan dampak negatif yang dirasakan warga sekitar.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian karya ilmiah ini memiliki manfaat praktis dan teoritis yaitu:
1.
Manfaat teoritis

Karya tulis ilmiah ini sebagai sumber informasi tertulis mengenai sumber daya alam di
Kabupaten Cirebon.
2.
Manfaat praktis

Karya tulis ilmiah ini mampu memberikan informasi lengkap tentang pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Cirebon.


Karya tulis ilmiah ini mampu memberikan solusi yang inovatif untuk pengembangan
sumber daya alam di Kabupaten Cirebon.
E.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gunung Santri Desa Kepuh Kecamatan Palimanan Kabupaten
Cirebon. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 10.00 Wib.
F.
Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini
sebagian besar berupa data kualitatif. Data kuantitas juga akan dimanfaatkan sebagai pendukung
simpulan penelitian. Informasi tersebut juga akan digali dari beragam sumber data, dan jenis
sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Informan atau narasumber, yang terdiri dari masyarakat, pengelola dan tokoh masyarakat di
lingkungan Gunung Santri.
2. Tempat dan peristiwa/aktivasi ketika masyarakat melakukan pengolahan batu-batuan
menggunakan peralatan yang mendukung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka
teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara yang mendalam (in-depth interviewing)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur tepat, tidak dalam suasana
formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama (Patton, dalam Sutopo 228: 2006).
Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan
semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini mampu mengorek kejujuran
informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan
perasaan, sikap, dan pandangan mereka terhadap pengolahan dan pemanfaatan gamping di
kalangan masyarakat. Teknik wawancara ini akan dilakukan pada semua informan.
2. Observasi Langsung
Dalam observasi ini peneliti hanya sebagai pengamat yang hadir di lokasi. Dalam penelitian
kualitatif teknik ini sering disebut sebagai observasi berperan pasif (Spradley, dalam Sutopo 228:
2006). Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati
berbagai kegiatan dan peristiwa di Gunung Gamping.
3. Mencatat dokumen (content analysis)
Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen.
4. Dokumentasi
Adapun wujud dokumentasi dalam penelitian ini adalah dilakukan foto, Teknik ini di ambil
sebagai upaya untuk memperoleh informasi yang lengkap dan dapat percaya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis penelitian kualitatif bersifat induktif, bahwa semua simpulan dibentuk dari semua
informan yang diperoleh dari lapangan. Proses analisis ini dilakukan bersamaan sejak awal
dengan proses pengumpulan data, dengan melakukan beragam teknik refleksi bagi pendalaman
dan pemantapan data. Setiap data yang diperoleh akan selalu dikomparasikan, setiap unit atau
kelompoknya untuk melihat keterkaitannya sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu bagi
pemantapan dan pendalaman data proses yang dilakukan selalu dalam bentuk siklus, sebagai
usaha verifikasi. Dalam penelitian ini proses analisisnya menggunakan model analisis interaktif
(Miles & Huberman, dalam Sutopo 2006: 230).
Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
a.
Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi,
wawancara mendalam, dan mencatat dokumen dengan menentukan strategi pengumpulan data
yang dipandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan
data berikutnya (Sutopo, 2006: 87). Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan secara langsung mengenai tempat/ lokasi adanya peristiwa yang berkaitan dengan

Pengumpulan data dari hasil wawancara disimak dan dicatat oleh penulis sebagai informasi
dalam penelitian dalam bentuk transkrip.
b.
Reduksi data yaitu dapat diartikan sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, dan
tranformasi data kasar yang ada dalam lapangan langsung dan diteruskan pada waktu
pengumpulan data. Dengan demikian, reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan tentang
kerangka konseptual wilayah penelitian (Sutopo, 2006: 87). Dalam penelitian ini reduksi data
dilakukan dengan menyempurnakan data kasar dalam bentuk transkip untuk diolah kembali
sehingga mempunyai arti berdasarkan topik penelitian yang diterapkan pada sekelompok
kata/paragraf yang telah dicari hubungan/kaitannya dalam transkip.
c.
Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan
penelitian dilakukan. Dalam pengujian data meliputi berbagai jenis matrik gambar, jaringan kerja,
keterkaitan kegiatan atau tabel (Sutopo, 2006: 87). Dalam penelitian ini data-data yang telah
dikumpulkan dalam bentuk transkrip akan diuraikan dalam bentuk laporan penelitian.
d.
Penarikan kesimpulan. Sejak awal pengumpulan data peneliti harus mengerti dan tanggap
terhadap hal-hal yang ditemui di lapangan dengan menyusun pola-pola arahan dan sebab akibat
(Sutopo, 2006: 87). Dalam penelitian ini data-data yang telah mengalami pengolahan dan siap
disajikan dapat diambil kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada
di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah,
2007:3). Pengertian sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusia.
B. Jenis-jenis Sumber Daya Alam
Di lingkungan kita terdapat beraneka macam sumber daya alam. Semuanya dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin lama semakin banyak dan
beragam. Para ahli mengelompokkan jenis-jenis sumber daya alam tersebut dengan sudut
pandang yang berbeda-beda. Misalnya mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan
materinya terbagi 2 :
1.
Sumber Daya Alam Organik (Hayati)
Sumber daya alam organik materi atau bahanya berupa jasad hidup, tumbuhan dan
hewan. Kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya organik terdiri atas kehutanan,
pertanian, peternakan dan perikanan.
2.
Sumber Daya Alam Anorganik (Nonhayati)
Sumber daya alam anorganik materi atau bahannya berupa benda mati seperti benda padat, cair
dan gas. Kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya alam anorganik diantarannya
pertambangan mineral, tanah, batuan, minyak dan gas alam, energi dan lain-lain.
C. Manfaat Bahan-bahan Alam anorganik
Bahan alam atau sumber daya alam memiliki fungsi atau manfaat yang sangat besdar
bagi manusia. Tanpa sumber daya alam tentunya manusia tidak dapat memenuhi berbagai
kebutuhan atau aktifitasnya. Sumber daya alam tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam
mendukung kehidupan manusia. Gambaran tentang fungsi dari masing-masing sumber daya
alam anorganik diantaranya :
1.
Pemanfaatan Sumber Daya Tanah
Disekitar kita terdapat tanah dengan berbagai jenis dan karekteristiknya. Benda yang setiap hari
kita lihat dan kita injak tersebut memilki manfaat yang beragam yaitu :
Sebagai tempat pemukiman, terutama tanah-tanah yang berada di daerah yang datar/dataran
rendah.

Sebagai tempat untuk lahan pertanian dan kehutanan.


Sebagai bahan mentah industri, misalnya bahan bangunan berupa genteng, keramik, batubata
dan lain-lain.
Sebagai tempat untuk kegiatan industri dan sebagai sarana dan prasarana social seperti
sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
Sebagai sumber energi alternatif, khususnya tanah gambut energy seperti yang dikembangkan
di Finlandia Belanda dan beberapa Negara-negara lain.
2.
Pemanfaatan Bahan Tambang
Bahan tambang banyak sekali manfaat bagi manusia diantaranya :
Minyak dan gas bumi digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, menggerakkan
mesin pabrik, dan bahan bakar rumah tangga serta industry.
Batu bara digunakan untuk bahan bakar, bahan mentah cat, bahan peledak, obat-obatan dan
wewangian atau parfum.
Alumunium digunakan untuk industry kapal terbang, mobil, mesin-mesin dan alat-alat rumah
tangga.
Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri, kabel telepon.
Nikel untuk campuran industry besi baja agar kuat dan tahan karat.
Pasir kuarsa untuk membuat kaca.
Koalin sebagai bahan pembuat porselin.
Marmer untuk lantai dan hiasan dinding.
Tanah liat untuk membuat gerabah dan bata.
Pasir besi untuk bahan besi tuang.
Tembaga untuk bahan kabel dan industri barang-barang perunggu serta kuningan.
D. Prinsip Pemanfaatan Bahan-Bahan Alam
Bahan atau sumber daya alam merupakan milik bersama seluruh rakyat Indonesia dan
dikuasi Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Karena itu, pemanfaatan sumber
daya alam harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1.
Prinsip ekoefisiensi
Prinsip ekoefisiensi berarti melakukan proses produksi secara tepat atau hemat (efisien),
sehingga menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan. Proses produksi yang efisien
tentunya memerlukan energy yang efisien juga. Demikian pula materi dan limbah yang terbuang
harus lebih sedikit, sehingga kebutuhan akan bahan bakupun berkurang. Menurunya biaya
produksi, tentunya akan meningkatkan keuntungan industrii tersebut. Keuntungan bukan hanya
diperoleh oleh suatu perusahaan tetapi juga mengurangi dampak dari akibat limbah yang
terbuang terhadap lingkungan. Dengan demikian, ekoefisiensi adalah menejemen bisnis atau
pengelolaan usaha yang memadukan efisinsi secara ekonomi dan efisiensi secara lingkungan.
2.
Prinsip Pemanfaatan Berkelanjutan
Pemanfaatan berkelanjutan dimaksudkan agar pemanfaatan dan pengelolaan bahan alam
tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin kelestarian bahan alam yang terkendali,
lestari dan berkelanjutan. Dengan cara demikian, pemanfaatan bahan alam tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan generasi saat ini tetapi menjamin terpenuhinya kebutuhan generasi yang
akan datang.
3.
Prinsip Kemakmuran, Keadilan dan Pemerataan
Pemanfaatan bahan alam organik dan bahan alam anorganik dititikberatkan untuk
kemakmuran rakyat berdasarkan atas keadilan dan pemerataan. Pemanfaatan bahan alam tidak
hanya boleh menguntungkan seseorang atau sekelompok orang saja tetapi secara adil juga
dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.
4.
Prinsip Rasionalisasi
Prinsip Rasionalisasi adalah suatu pemanfaatan bahan alam yang rasional sesuai daya
dukung bahan alam dan kemungkinan penggunaan bahan alam pengganti

(subsitusi) pemanfaatan yang berlebihan atau boros akan mengurangi kemungkinan generasi
yang akan dating dapat menikmati bahan alam yang sama. Karena itu dalam pemanfaatan bahan
alam diperlukan perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan secara wajar. Selain itu
diupayakan untuk mencari bahan alam pengganti (bahan alam alternatif), sehingga tidak hanya
tergantung pada bahan alam tertentu. Sebagai contoh bahan bakar minyak dapat dikurangi
pemanfaatannya dengan mengembangkan bahan alam energy dari radiasi matahari, tanama
(bioenergi) dan lain-lain.
5.
Prinsip Penggunaan Tata Ruang Yang Benar
Setiap wilayah memiliki kondisi yang berbeda-beda, termasuk bahan alamnya. Tata
ruang yang benar adalah tata ruang yang memperhatikan kondisi bahan alam yang berbeda-beda
tersebut. Dengan cara demikian, maka bahan alam dapat dimanfaatkan secara optimal karena
didasarkan pada keadaaan bahan alamnya masing-masing. Sebagai contoh lahan-lahan yang
subur sebaiknya diutamakan pemanfaatannya untuk pertanian bukan pemukiman atau
industri. Pertimbangannya lahan yang subur tentu akan memberikan hasil yang lebih baik.
6.
Prinsip Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan
Bahan alam mempunyai keterbatasan, baik bahan alam yang dapat diperbaharui
maupun bahan alam yang tidak dapat diperbaharui, dalam mendukung aktifitas manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Karena itu, dalam pemanfaatan bahan alam tersebut harus
memperhatikan keserasian dan kelestarian daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
mahkluk hidup lain.
E.
Hambatan-hambatan dalam Proses Pemanfaatan Bahan Alam
Dikarenakan Indonesia masih merupakan Negara berkembang, Indonesia masih
mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan
bahan alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini hambatan-hambatan umum yang dihadapi
Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan alam yaitu :

Kurangnya tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam.

Mahalnya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sumber daya alam.

Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.

Transportasi ke daerah sumber daya alam terbatas mengingat Indonesia merupakan


kepulauan.

Sumber daya manusia yang belum memenuhi klasifikasi.


F.
Pokok Pembahasan (Batu Gamping/kapur)
1.
Pengertian Batu Gamping
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri
ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan
penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll.
Stabilitas politik yang baik indonesia telah memacu pengembangan sektor industri, konstruksi
dan pertanian ketingkat yang lebih baik. Perkembangan ini secara tidak ;langsung
memperlihatkan adanya peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan penolong bagi
perkembangan sektor industri yang merupakan industri hilir. Berdasarkan pertimbangan tersebut
diperkirakan prospek pasar untuk komoditas pasar cukup cerah.
a.
Mula Jadi
Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik secara mekanik atau secara
kimia sebagian batu kapur dialam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengembangan
cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya
bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara organik yang membedakannya adalah
terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia jenis batu kapur

yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air
tawar.
b.
Mineralogi
Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri
Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur
kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah
menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka
tidak mudah untuk mengidentifikasinya.
c.
Identifikasi Batugamping
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak
jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping
klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata,
Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga disebut batugamping
Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses
erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses tersebut banyak
mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya
variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua,
coklat, merah bahkan hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula
dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping
dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :
a. Warna
: Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan
b. Kilap
: Kaca, dan tanah
c. Goresan
: Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan
: Tidak teratur
e. Pecahan
: Uneven
f. Kekerasan
: 2,7 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis
: 2,387 Ton/m3
h. Tenacity
: Keras, Kompak, sebagian berongga
2. Manfaat Batu Kapur
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan
bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.

Bahan penstabilan jalan raya


Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya.
Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi ppenyusutan dan pemuaian
fondasi jalan raya.

Sebagai pembasmi hama


Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk
belerang untuk disemprotkan.

Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian


Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air, sebagai pupuk
untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan
tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan
kompos dan sebagainya.

Penjernihan air

Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda
abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.
Limestone adalah batuan sedimen yang sebagian besar terdiri dari mineral calcite (kalsium
karbonat, CaCo3). Limestone merupakan batu yang sangat halus berbutir dengan kandungan
calcite tinggi juga mengandung garam-karang dan mineral gipsum. Beberapa batu berisi butiran
kristal silikon. Limestone merupakan batuan penting dalam dunia arsitektur, Basalt dan
Limestone merupakan bahan baku utama yang paling sering digunakan dalam arsitektur
bangunan modern. Cocok untuk Pahatan Dinding, Ornamen, dinding dan lantai yang mencolok
untuk aplikasi lalu lintas yang rendah.
Marmer adalah batuan kristalinkasar yang berasal dari batu gampingatau dolomit. Marmer yang
murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Marmer atau batu pualam
merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan
tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan
tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan
membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar
3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.
Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia. PT. DAYACAYO
ASRITAMA adalah salah satu penghasil marmer di Indonesia yang membawa nama Indonesia
sebagai salah satu produsen marmer di dunia,sekaligus yang terbesar di Indonesia. Saat ini daerah
penghasil marmer di Indonesia sudah tersebar luas, antara lain Lampung, Jawa Tengah, Bandung,
Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Kupang,namun marmer terbaik terdapat di Sulawesi Selatan.
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu
gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi
rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat
rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer
Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan
selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena
keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik
berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer
tersebut cukup banyak, seperti dapat dilihat pada penggunaan marmer atau batu pualam tersebut
biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario
biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya,
sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung
Marmer adalah batuan yang tersusun oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral minor lainya
adalah kuarsa, mika, klhorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan limonit.
Nilai komersil marmer bergantung kepada warna dan tekstur. Marmer yang berkualitas sangat
tinggi adalah berwarna putih sangat jernih, sebab kandungan kalsitnya lebih besar dari 90 %.
Marmer yang berwarna abu-abu dihasilkan dari kandungan grapit pada batuan tersebut, pink dan
merah akibat adanya kandungan hematit, kuning dan krem sebagai pengaruh dari kandungan
limonit. Marmerpun dicirikan pula oleh gores arah jarus dan lapisan grapit atau silikat gelapnya.
Berdasarkan besar butirnya, tekstur berkisar dari halus hingga kasar. Sifat sifat lainnya yang
berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan dan kekuatan
terhadap cuaca.
Marmer merupakan bahan galian yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, bahkan cukup
gencar pula muncul ke permukaan yang menimbulkan sensasi pencarian marmer yang dapat
tembus cahaya dengan harga penawaran sangat menggiurkan, walaupun hanya sebatas orang-per
orang dan diliputi misteri, hobi dan aspek mistik lainnya.

Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi karena rona yang sangat indah, artistik,
dan aspek kuat tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian ini mempunyai pangsa pasar
yang relatif tinggi hingga pada pasar menengah.
Penggunaan marmer biasanya untuk meja, tegel, hiasan dinding, pelengkapan rumah tangga
sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya. Untuk tegel, dinding dan meja memerlukan diameter
yang besar dan kualitas yang sangat baik dalam artian sedikit sekali adanya retakan dan
kandungan minerl bijihnya, sehingga akan menimbulkan kesan dingin walaupun kenas sinar
matahari sekalipun.
Sejak zaman dahulu kala marmer sudah memiliki pasar yang baik, sehingga perburuan ke lokasilokasi penghasil marmerpun cukup tinggi. Italia merupakan negara pengahsil marmer yang
sangat terkenal di dunia, walaupun pada kenyataannya bahanbaku marmer itu sendiri bukan asli
dari Italia tetapi dari negara-negara lainnya yang dimasukan terlebih dahulu ke Italia. Marmer
dari luar tersebut diproses terlebih dahulu di Intalia yang kemudian dikemas sedmikian rupa dan
dipasarkan dengan merek Italia.
Pasar marmer atau batu pualam yang sempat kandas saat krisis melanda kini mulai membaik.
Meski dari kualitas pengolahan marmer lokal masih kalah dengan polesan produk impor, namun
dari sisi penjualan marmer lokal lebih baik. Produk lokal dengan impor memang tidak beda jauh
seperti dari segi ornamen. Namun, harga marmer lokal lebih murah dibanding dengan yang
impor. Oleh karena itu rata-rata konsumen menyukai produk lokal karena selain lebih murah
ornamen yang disuguhkan juga hampir sama. Jika belum cukup jeli, sulit untuk membedakan
antara marmer lokal dan impor. Pada umumnya marmer lokal berwarna terang, sedangkan yang
impor warnanya agak gelap, seperti warna coklat. Tetapi, tidak berarti seluruh marmer impor
berwarna gelap. Karena marmer yang asal Cina juga memiliki warna yang hampir sama dengan
marmer lokal, seperti warna krem.
Secara fisik akan nampak jelas dari aspek pori-porinya, dimana marmer impor memiliki pori-pori
yang rapat sedangkan marmer lokal kurang rapat. untuk mengetahui pori-pori marmer tersebut
rapat atau tidakcukup dengan menyiramkan air pada bagian atas marmer, dan jika meninggalkan
bekas basah walau telah dilap dengan kain kering, berarti pori-pori marmer tersebut besar (Mega
Sari, Kompas, 2002).
GEOLOGI
2.1 Mula Jadi
Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh temperatur dan tekanan
yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan
tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut tetapi akan
membentuk tekstur baru, keteraturan butir. Pembentuk mineral ini di Indonesia yang sudah
ditemukan adalah sekitar 30 60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga Tersier.
2.2. Potensi
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan
selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena
keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik
berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi.
PERTAMBANGAN
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya dilakukan eksplorasi
geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji
dan pemboran untuk mengetahui ketebalan lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu
lokasi maka diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia, secara
mikroskopis.
Sebelum keluar teknologi baru, penambangan marmer dilakukan dengan 2 tahapan yaitu:

Land clearing (pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan
buldozer dan ekskavator menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan kegiatan
penambangan kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, pemahatan, dan seleksi tiap
blok dan mengangkutnya ke lokasi pengolahan selanjutnya. Biasanya pemboran dilakukan
dengan mengebor vertikal sampai kedalaman 110 cm pada sisi pan jang dengan ukuran 260 cm
dan sisi lebar (mendatar) sebesar 135 cm (Asril Riyanto, 1994). Sedangkan pemahatan mendatar
dimaksudkan untuk melepas blok dengan ukuran standar 260 x 110 x 135 cm. Kegiatan tersebut
dibantu dengan alat angkat/tarik, alat dorong serta alat angkut. Setelah muncul teknologi baru
yaitu dengan menggunakan alat pengerat bermata diamond, maka segala kegiatan eksploitasi
dilakukan di lokasi marmer tersebut berada. Untuk tahap awal dilakukan pemolaan diameter batu
yang akan dibelah dan dipotong, selanjutnya dibor sampai kedalam tertentu lalu dilakukan
pengeratan tersebut.
Pengolahan merupakan proses kegiatan memperhalus produk hingga menjadi produk yang siap
dipasrkan. Adapaun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk yang masih menggunakan teknologi lama maka blok batu pualam berukuran (260 x 100 x
135 ) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan denganketebalan rata-rata 2 cm. Lempengan
batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran
standar pesanan barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian
disempurnakan atau ditambal da dipoles pada lapisan-lapisan yang berlubang hingga akan
dihasilkan marmer yang mengkilap.
KEGUNAAN
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu
tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat
mandi, meja-meja toilt, lanati, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai
untuk seni pahat dan patung (Asril, 1994).
Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh temperatur dan tekanan
yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan
tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Impor marmer mengalami penu-runan
drastis ejak tahun 1998 akibat dari krisis moneter di Indonesia, dan konsumen beralih ke produk
domestik.
Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinenbumi. Mineral ini
memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs7 dan densitas 2,65 g/cm. Bentuk umum kuarsa
adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.

BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Gunung Santri di Kabupaten Cirebon
Menurut sumber yang saya dapatkan bahwa kegiatan penggalian batu alam tersebut sudah
berlangsung hampir selama 8 tahun, dan kegiatan tersebut rata-rata dilakukan oleh warga sekitar
gunung itu sendiri. (Hasil wawancara dengan Bapak Arga pada tanggal 27 Mei 2014 pukul
11.10).
Berikut wawancara kami dengan Bapak Arga salah satu penggali batu alam yang ada di gunung
santri.
Penggalian batu alam ini sudah berlangsung turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu.
Lokasinya tetap berada disini.

Saya bekerja disini sejak masih kecil, hingga sekarang. Akan tetapi sampai sekarang pun
penggalian batu yang dilakukan secara terus menerus ini tidak pernah habis.
batu-batu ini bisanya di ambil untuk membuat pasir dan juga untuk hisan dinding
semua pengusaha yang mengambil batu disini telah memiliki izin dari Dinas
Dari hasil wawancara tersebut yang intinya adalah penggalian batu-batu alam tersebut memang
sudah lama dilakukan dan sudah turun temurun sejak warga sekitar masih kecil hingga dewasa
pada saat ini. Karena penggalian tersebut tidak pernah habis maka penggalian pun tetap berada di
wilayah tersebut. Dan semua pengusaha pengepul batu di Gunung Santri ini telah terdaftar di
Dinas. Selama bertahun-tahun digali tidak ada kerusakan alam yang terjadi, bahkan lahan bekas
galian tersebut bisa digunakan untuk menanam berbagai macam tanaman seperti : singkong, padi,
tebu, dan sebagainya.
Pekerjaan menggali batu tersebut merupakan pekerjaan pokok bagi warga sekitar, banyak warga
yang bisa memperoleh nafkah hasil penggalian gunung yang kokoh tersebut. Ada yang bekerja
sebagai Pengepruk yaitu sebutan untuk para penggali batu, Buruh potong, dan ada pula yang
mengangkut batu-batu gamping dari tempat penggalian menuju truk-truk yang sudah disiapkan
oleh pengusaha-pengusha batu tersebut. Hingga ada pula warga sekitar yang ikut mengemudikan
truk-truk yang sudah terisi penuh oleh batu-batu tersebut. Walaupun banyak pekerjaan-pekerjaan
diluar sana yang lebih besar penghasilanya, akan tetapi bagi warga sekitar lebih menyenangkan
bekerja menggali batu dari pada pekerjaan yang lainnya. Karena pekerjaan tersebut memang
sudah dilakukan sejak warga sekitar masih kecil, jadi sudah terbiasa dengan pekerjaan tersebut.
Selain itu pekerjaan tersebut tidak membutuhkan ijazah yang tinggi dan hanya memerlukan skill
yang telah diwariskan oleh keluarga mereka.
B.
Dampak Positif Dan Negatif Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bagi Warga Sekitar
Gunung Santri di Kabupaten Cirebon
Berdasarkan hasil penelitian manfaat yang ditemukan dari penggalian batu adalah sebagai bahan
hiasan dinding dan untuk pembuatan pasir. Berikut wawancara kami dengan Bapak Arga pada
tanggal 27 mei 2014 pukul 12.44 wib
batu di Gunung Santri ini sangat baik sabagai bahan hiasan dinding. Karena batu gamping disini
kualitasnya lebih baik dibanding dengan batu dari gunung lain.
Berikut manfaat atau dampak positif dan negatif dari pengeloaan batu alam gunung santri:
Dampak positif dengan adanya kegiatan pertambangan batu kapur ini adalah dapat dijadikan
mata pencaharian bagi para penambang, memperluas lapangan pekerjaan, membuka lahan
pertanian baru.
Sedangkan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar
wilayah penambangan dengan adanya kegiatan pertambangan batu kapur ini adalah :
1.
Penurunan kualitas udara merupakan dampak utama yang ditimbulkan oleh kegiatan
pertambangan. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat di sekitar wilayah penambangan dapat
terkena penyakit seperti ; sesak nafas, infeksi paru-paru akibat menghirup debu dari
penambangan dan pengolahan batu kapur.
2.
Kerusakan terhadap jalan desa akibat dari lalu lalang kendaraan berat seperti truk yang akan
mengangkut hasil dari pertambangan batu kapur.
3.
Kerusakan terhadap bentang alam yang ditimbulkan dari metode penambangan terbuka
(open pit mining) dengan cara memotong tebing yang berakibat kemantapan lereng bukit kapur
menjadi berkurang.
4.
Limbah dari penggilingan batu kapur yang dapat mencemari lahan pertanian sehingga lahan
pertanian tidak menjadi subur.
5.
Rusaknya habitat hewan seperti burung.
6.
Berkurangnya kualitas air bawah tanah yang terkontaminasi limbah penggilingan batu
kapur.

7.
Lubang-lubang bekas penambangan yang ditinggalkan begitu saja sehingga dapat
membahayakan masyarakat sekitar apabila sewaktuwaktu lubang bekas penambangan itu runtuh
atau longsor.
C.
Sikap
v Dalam pengelolaan sumber SDA (Sumber Daya Alam) baik yang bisa diperbaharui maupun
yang tidak bisa diperbaharui dalam pemanfaatannya harus secara berkala, agar sumber daya
yang ada tidak mudah atau cepat habis.
v Melakukan pembaharuan terhadap sumber daya untuk terciptanya sumber daya yang
berkepanjangan.
v Dalam melakukan pembaharuan, hususnya pembaharuan bagi jenis sumber daya yang dapat
diperbaharui, bagusnya kita memperbaharuinya dengan sesuatu yang berpotensi.
v Disamping dari pemanfaatan SDA (Sumber Daya Alam) harus dibarengi atau diikuti dengan
pembaharuan lingkungan alam.
v Perlunya sikap kebijaksanaan dalam pemanfaatan SDA (Sumber Daya Alam).
v Perlunya penelitian dalam melakukan suatu pembaharuan sumber daya alam.
v Pentingnya dalam tiap diri pribadi tumbuh rasa kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
alam.
v Perlunya sikap peduli terhadap kelestarian lingkungan alam dalam upaya melestarikan
lingkungan alam.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Batu kapur sebagai bahangalian termasuk dalam bahan galian golongan C. Berdasarkan yang
mengusahakan penambangan batuankapur ini diusahakan oleh rakyat. Pengelolaan batu-batu
alam tersebut sudah lama dilakukan dan sudah turun temurun sejak warga sekitar masih kecil
hingga dewasa pada saat ini. Karena penggalian tersebut tidak pernah habis maka penggalian pun
tetap berada di wilayah tersebut. Dan semua pengusaha pengepul batu di Gunung Santri ini telah
terdaftar di Dinas. Peralatan yang digunakannya hanya peralatan-peralatan sederhana, yakni
cangkul, ganco, linggis, dan beberapa peralatan bantu lainnya.
SARAN
Alangkah baiknya kita sebagai warga negara yang baik, kita harus memanfaatkan
sumber daya alam kita ini dengan sebaik-baiknya agar akan menimbulkan hal yang baik pula
bagi kehidupan kita dan anak cucu kita kelak. Dengan memanfaatkan sumber daya alam dengan
baik, itu berarti kita juga telah menyelamatkan bumi kita dari bencana-bencana alam yang
tentunya semua manusia tidak mengaharapkan hal itu terjadi baik pada saat ini maupun masa
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/129083307/Makalah-Pertambangan-Batu-Kapur
Madya, W. 2002. Manusia dan Lingkungannya. Surakarta: seto Aji
Sutopo, H.B. 2002. Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Wardhana, WA. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi
www.http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam
www.kotimkab.go.id/pemerintahan/arah-kebijakan

Anda mungkin juga menyukai