Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia banyak kasus tentang bullying, terlebih lagi kasus tersebut banyak terjadi
didalam dunia pendidikan khususnya anak pra sekolah maupun mahasiswa. Bentuk-bentuk
bullying berbagai macam, baik menyakiti dalam bentuk fisik seperti memukul, mendorong, dan
sebagainya. Mengingat kembali kasus bullying di Indonesia, pada tahun 2017 terjadi kasus
bullying viralnya video penindasan di berbagai media di Universitas Gunadarma, seorang
Mahasiswa menjadi korban bullying sejak semester pertama. Sebutlah MF mahasiswa jurusan
sistem informatika. Pelaku korban bullying ini atau MF mempunyai gangguan perkembangan
saraf yang menimbulkan gangguan interaksi sosial saat masih kecil. Pelaku bullying melakukan
tindakan penindasan terhadap MF seperti tas korban dilempar, laptop disembunyikan dan
mengolok-olok MF, 3 orang pelaku terlibat langsung melakukan tindakan bullying terhadap MF.
Universitas Gunadarma telah memberikan sanksi terhadap 3 pelaku yang telah mem-bully MF,
tidak hanya itu Universitas Gunadarma juga memberikan sanksi terhadap mahasiswa yang
menyaksikan kejadian tersebut dan hanya mendiamkannya sesuai dengan peraturan di
Universitas Gunadarma.

Kasus bullying selanjutnya, di dunia pendidikan Tanah Air pada awal 2019, peserta ospek
dipaksa makan-makanan encer. Pada kasus ini, sama seperti kasus bullying sebelumnya,
tersebarnya video di media sosial hingga menjadi viral. Diduga para siswa sedang menjalankan
ospek untuk pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka). Dipaksa memakan makanan encer
seperti pakan hewan yang entah terbuat dari apa secara tak manusiawi layaknya binatang.
Terlihat diantara mereka sampai muntah lantaran tak kuat menahan mual usai memakan
makanan encer tersebut. Banyak kasus bullying lainnya sampai korban bullying bunuh diri
karena tidak kuat lagi diintimidasi oleh pelaku bullying. Mereka para pelaku bullying tidak tahu
dampak yang dilakukan terhadap korban bullying. Akibat dari bullying akan mengakibatkan
dampak besar bagi korban bullying. Anak yang menjadi korban bullying baik secara fisik atau
secara mental mengalami trauma dan depresi. Ia takut untuk berinteraksi pada orang yag mem-
bully maupun pada orang lain, ia akan menutup diri, menjadi pribadi yang mudah cemas, sulit
berkonsentrasi, mudah gugup dan takut. Semakin merajalela irasionalitas dalam bentuk
kekerasan dalam pendidikan, menunjukkan kelemahan sistem pendidikan kita. Kelemahan
sistem ini terjadi karena lemahnya kepemimpinan dalam lembaga tersebut. Lemahnya
kepemimpinan diakibatkan oleh tidak jelasnya visi pendidikan kita. Jika keadaan ini terus
berlangsung, maka perilaku dan tindakan kekerasan dalam pendidikan tidak dapat diretas, maka
harus ada visi pendidikan yang jelas dan sistem pendidikan yang terbuka atas kontrol publik
(Yahdi Salampessy, 2007).

Dijangkau dari segi dasar penegakkan hukum yaitu pancasila dan pada kali ini kaitannya
sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia” hal tersebut merupakan paham persatuan indonesia
tidaklah sempit tetapi megandung arti menghargai Bangsa Indonesia dengan sifat kehidupan
bangsa itu sendiri, Nasionalisme Bangsa Indonesia telah mengatasi pa ham golongan Suku
Bangsa dalam upaya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu Negara yang
tidak akan terpecah – pecah.

Dalam hal ini telah sesuai dengan pembukaan UUD 1945 Yang berbunyi, “Kemudian
dari pada itu telah membentuk suatu pemerintahan Negara indonesia untuk memajukan kesejah
teraan Umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang di
dasri kemerdekaan, perdamaian abadi atau keadilan sosial. Disitulah telah di susun kemerdekaan
bangsa indonesia itu dalam suatu Undag – Undang Dasar negara Indonesia.”

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik kesimpulan sila ketiga sangat memiliki
kolerasi yang sangat erat dengan kasus bullying yang amat sering terjadi pada saat ini, maka dari
itu penulis tertarik untuk membahasnya pada makalah ini yang akan ditelusuri lebih lanjut dalam
isi makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kolerasi tindakan bullying dan sila ketiga pancasila?

1.2.2 Apa urgensi kasus bullying yang marak terjadi akhir akhir ini?

1.2.3 Bagaimana kaitan gerusan globalisasi dengan penerapan sila ketiga pancasila terhadap
kehidupan sehari-hari?

Anda mungkin juga menyukai