Anda di halaman 1dari 10

OPTIMALISASI KELOMPOK USAHA BERSAMA PENGERAJIN TENUN DALAM

RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA


SUKARARA

Baiq Handayani Rinuastuti, Aenun Safitri, Devi Yuniar, Dick Ema Deviana, Farida
Rahmany, Ike Nursafitri, Lale Novi Laela Purnama, Meinda Ilyani, Muhamad
Zulkurniawan, Sigit Widia Putra dan Solihin Fikriadi

Universitas Mataram

Abstrak

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok usaha bersama yang


dibentuk, tumbuh dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha
ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kelompok Usaha
Bersama (KUBe) di Desa Sukarara masih belum optimal dikarenakan terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi. Permasalahan tersebut antara lain; para anggota kelompok
sulit untuk diatur, kurangnya kesadaran bekelompok dan adanya padangan negatif
kepada ketua kelompok terkait bantuan yang diberikan. Sehingga diperlukan
optimalisasi kelompok usaha bersama untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Optimalisasi KUBe dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi pentingnya KUBE
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sosialisasi manajemen usaha sederhana,
sosialisasi tata cara promosi melalui media online, penaataan kelembagaan dan
pembuatan Awiq-awiq KUBe

Kata Kunci: Optimalisasi, KUBe, dan Tenun

I. Pendahuluan

Dalam mencapai suatu kemajuan maka potensi-potensi yang ada pada seorang manusia
harus dikembangkan. Tentunya jika potensi-potensi tersebut dikembangkan secara
teratur dan terencana akan membawa pada suatu perubahan tingkat sosial tertentu.
Terutama pada daerah pedesaan, tentunya untuk meningkatkan suatu kesejahteraan
masyarakat harus dengan meningkatkan sumberdaya manusianya. Adapun sumber daya
manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah makhluk yang kompleks dan
keterpaduan tubuh dan jiwanya, yang tidak dapat dilakukan sebagai mana sumber daya
daya alam dan finansial dalam kegiatan bisnis. Tentunya manusia sebagai sumber daya
bagi suatu organisasi tidak sama karakteristiknya dengan sumber daya alam dan
finansial(Wakerwa, 2016).

Pentingnya menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan di


Indonesia menunjukkan perubahan paradigma pembangunan dari pendekatan
pertumbuhan (growth approach) kepada pendekatan kemandirian (self-reliance
approach). Tentunya untuk melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan berbagai
bidang pemerintahan memiliki peranan tertentu. Bidang pemerintahan yang sangat
berkaitan dengan masyarakat adalah Kementrian sosial. Kementerian Sosial
menerapkan beberapa program penguatan ekonomi kerakyatan dengan strategi
mendorong kemandirian usaha-usaha kelompok masyarakat, disamping itu juga sebagai
salah satu upaya penanggulangan kemiskinan. Wujud kegiatan ini adalah
pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang merupakan program asistensi
kesejahteraan sosial keluarga. Sedangkan dalam perkembangannya Kementerian Sosial
melalui Dirjen Pemberdayaan Sosial mengeluarkan program Bantuan Langsung
Pemberdayaan Sosial (BLPS) sebagai tindak lanjut dari Program Pemberdayaan Fakir
Miskin (P2FM) atau program KUBE ini, dimana program ini ditujukan unuk KUBE
tumbuh yang pernah di bentuk atau diberdayakan oleh dinas sosial provinsi maupun
kab/kota (Imron, 2011).

Pada tahun 2019, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah
menjadi sasaran dari Program Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) yang
berasal dari Kementrian Sosial ini. Program BLPS yang di berikan kepada 3 Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) yang bergerak didibidang pengerajin tenun yang merupakan
produk unggulan dari desa Sukarara ini. Pembentukan KUBE ini bertujuan untuk
meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan tentunya untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
ketua KUBE di desa Sukarara, ternyata dalam kelompoknya terdapat beberapa
permasalahan diantaranya yaitu para anggota kelompok sulit untuk diatur, kurangnya
kesadaran bekelompok dan adanya padangan negatif kepada ketua kelompok terkait
bantuan yang diberikan. Sehingga diperlukan optimalisasi kelompok usaha bersama
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia adalah proses analisis dan identifikasi yang
dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga
organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai
tujuannya. Selain itu, pentingnya diadakan perencanaan sumber daya manusia ialah
organisasi akan memiliki gambaran yang jelas akan masa depan, serta mampu
mengantisipasi kekurangan kualitas tenaga kerja yang diperlukan (Taufiqurokhman,
2009).
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Lingkungan Eksternal
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek dan
kadangkadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka panjang.
2. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit diestimasi.
Sebagai contoh tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga sering merupakan
faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi perusahaan.
3. Kondisi Sosial, Politik, Hukum
Kondisi ini mempunyai implikasi pada perencanaan sumber daya manusia melalui
berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan sikap dan tingkah laku, dan
sebagainya.
4. Perubahan Teknologi
Perubahan-perubahan teknologi sekarang ini tidak hanya sulit diramal tetapi juga
sulit dinilai. Perkembangan komputer secara dasyat merupakan contoh jelas
bagaimana perubahan teknologi menimbulkan gejolak sumber daya manusia.
5. Pesaing
Para pesaing merupakan suatu tantangan eksternal lainnya yang akan mempengaruhi
permintaan sumber daya manusia organisasi. Sebagai contoh, “pembajakan” manajer
akan memaksa perusahaan untuk selalu menyiapkan penggantinya melalui antisipasi
dalam perencanaan sumber daya manusia.
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah rancangan sistem-sistem formal
dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Tidak peduli apakah
perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan besar yang memiliki 10.000
karyawan atau organisasi nirlaba kecil yang memiliki 10 karyawan, tetap saja
karyawan-karyawan tersebut harus dibayar, yang berarti dibutuhkan sebuah sistem
kompensasi yang baik dan sah (Masram, 2017). Fungsi MSDM diterapkan dengan baik
dan tepat maka perlu perencanaan terlebih dahulu seperti yang diungkapakan
Taufiqurokhman (2009) sebagai berikut:
a. Perencanaan Organisasi
b. Perencanaan pengarahan
c. Perencanaan pengendalian
d. Perencanaan pengadaan
e. Perencanaan pengembangan
f. Perencanaan kompensasi
g. Perencanaan pengintegrasian
h. Perencanaan pemeliharaan
i. Perencanaan kedisiplinan
j. Perencanaan pemberhentian

C. Kelompok Usaha Bersama


Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok usaha bersama yang
dibentuk, tumbuh dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha
ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga (sesuai Permensos Nomor
2 Tahun 2019 tentang Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif kepada Kelompok
Usaha Bersama untuk Penanganan Fakir Miskin). Kelompok Usaha Bersama adalah
kelompok warga atau warga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau warga binaan
sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan
kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai
sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya.Secara umum tujuan dari
KUBE yaitu:
1. Menguatkan kapasitas fakir miskin
2. Meningkatkan pendapatan, kapasitas individu, dan kemampuan berusaha anggota
kelompoknya sehingga mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
3. Meningkatkan kesetiakawanan sosial.

III. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan metode pencatatan atas pengamatan
fakta yang berhasil dilihat. Fokus penelitian terarah pada kegiatan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) dalam meningkatkan Usaha Ekonomi Produktifnya (UEP) dan
kegiatan Kelompok Usaha Bersama dalam menguatkan kelembagaannya. Lokasi
Penelitian Terletak di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara.

IV. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KUBE Desa Sukarara
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang ada di Desa Sukarara merupakan
bentukan dari Dinas Sosial kabupaten Lombok Tengah yang dananya dari APBD.
KUBE di Desa Sukarara terdapat tiga kelompok, dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 10 anggota. KUBE di Desa Sukarara diantaranya yaitu Kelompok Anggrek,
Kelompok Petak dan Kelompok Bintang. Masing-masing kelompok terdiri dari ketua
kelompok, sekretaris,bendahara dan 7 orang aggota. KUBE di Desa Sukarara ini
bergerak dibidang pen gerajin tenun,dimana awalnya para anggota KUBE ini adalah
pengerajin tenun yang hanya menjual hasil tenunya kepada pengumpul dimana
untungnya tidak seberapa.
KUBE di Desa Sukarara ini didampingi oleh seorang pendamping yang bernama
bapak Satriadi. KUBE di Desa ini mendapat bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten
Lombok Tengah berupa alat tenun dan bahan berupa benang untuk dijadikan dua
songket dengan sistem satu songket diserahkan keketua kelompok untuk dijadikan kas
agar kelompoknya lebih berkembang dan satu songketnya untuk diri sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok KUBE ternyata terdapat
beberapa permasalahan yang terjadi dikelompoknya yaitu para anggota kelompok sulit
untuk diatur, kurangnya kesadaran bekelompok dan adanya padangan negatif kepada
ketua kelompok terkait bantuan yang diberikan. Sehingga diperlukan pengoptimalan
KUBE agar berjalan dan lebih berkembang.

B. Optimalisasi Kelompok Usaha Bersama Pengerajin Tenun Desa Sukarara


Tentunya dengan adanya permasalahan pada KUBE di Desa Sukarara diperlukan
Optimalisasi KUBE agar kelompok ini dapat berjalan dan lebih berkembang.
Optimalisasi ini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu:
1. Sosialisasi
Sosialisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah upaya
memasyarkatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.
Tentunya sosialisasi ini akan sangat berpengaruh bagi masyarakat, dikarenakan
masyarakat dapat memahami sesuatu yang akan membawa perubahan bagi masyarakat
menjadi lebih baik. Sosialisasi yang dilakukan untuk mengoptimalkan KUBE di Desa
Sukarara yaitu sosialisasi pentingnya KUBE dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, sosialisasi manajemen usaha sederhana dan sosialisasi tata cara promosi
melalui media online.
Dimana untuk sosialisasi pentingnya KUBE dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dijelaskan bagaimana pentingnya suatu kelompok untuk mengelola usaha
sehingga semua anggota kelompok dapat meningkat kesejahteraannya. Peningkatan
kesejahteraan ini tentunya dapat dilihat dari pendapatan anggota kelompok yang
meningkat dari sebelumnya. Diharapakan melalui sosialisasi ini masyarakat dapat
menyadari bahwa terbentuknya KUBE sangatlah penting.
Sedangkan untuk sosialisasi manajemen usaha sederhana dijelaskan bagaimana cara
mengelola usaha agar usahanya terus berkembang. Masyarakat diharapkan dapat
membuat suatu usaha kelompok yang benar-benar baik pengeloaannya mulai dari kas
masuk, kas keluar bahkan sampai sistem bagi hasilnya. Sehingga jangan sampai usaha
bersama hanya menguntungkan pihak tertentu saja.
Terakhir sosialisasi tata cara promosi melalui media online dijelaskan bagaimana
pentingnya memanfaatkan teknologi informasi dalam memperlancar usaha. Seperti yang
diketahui bahwa perkembangan teknologi inoformasi terutama media sosial sangatlah
pesat dan jaringannya sangat luas, sehingga jika promosi produk dilakukan melalui
media sosial akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Namun perlu juga
dipahami bagaimana tata cara promosi yang baik agar konsumen benar-benar tertarik
dengan produk yang kita tawarkan. Tata caranya mulai dari foto produk yang
ditawarkan tentunya harus benar-benar bagus dan nyata kemudian deskripsikan
keterangan produk sedetail mungkin agar konsumen tertarik dengan produk yang kita
tawarkan.
2. Penataan Kelembagaan
Dalam suatu kelompok tentunya sangat penting untuk menata kelembagaannya
sehingga semua anggota kelompok memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Ciri
organisasi yang mengikuti sistem kelembagaan ini adalah pembagian kerja dan
spesialisasi, orientasi impersonal, kekuasaan hirarkis, peraturan-peraturan, karir yang
panjang, dan efisiensi Penataan kelembagaan dalam suatu kelompok dapat dilakukan
dengan membuat struktur organisasi. Struktur organisasi adalah pengaturan antar
hubungan bagian-bagian dari komponen dan posisi dalam suatu organisasi. Dengan
struktur organisasi yang jelas, maka komponen dan posisi pendukung organisasi dapat
diuraikan secara jelas. Selain itu, struktur juga menggambarkan kegiatan koordinasi dan
kewenangan yang dimiliki oleh unit organisasi (Thaha, 2012). Kepengurusan KUBE
disesuaikan dengan hal-hal dibawah:
1. Kepengurusan dipilih berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah anggota
kelompok
2. Struktur KUBE tergantung kegiatan atau jenis usaha yang dikembangkan oleh
KUBE.
3. Struktur mengambarkan “siapa mengerjakan apa”, “siapa berkewajiban dan
bertanggung jawab apa”.
4. Struktur biasanya: Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota.
KUBE di Desa Sukarara sudah memiliki struktur organisasi yang teridiri dari
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota. Namun struktur organisasi ini hanya sebatas
kata saja belum ada secara tertulis, sehingga perlu dibuatkan papan struktur organisasi
agar koordinasi antar jabatan terlihat lebih jelas. Sehingga diharapkan para anggota
lebih menghargai dan memahami tanggung jawab masing-masing jabatan.
Gambar 4.1 Penyerahan papan Struktur Oganisasi KUBE Anggek dan Petak

3. Awiq-awiq Kube
Awiq-awiq adalah pranata atau aturan yang dibuat dan ditaati oleh masyarakat secara
bersama untuk mengatur hubungan antar manusia dan manusia dengan lingkuganya.
Tentunya kehidupan bermasyarakat tidak dapat lepas dari aturan-aturan yang harus
ditaati agar kehidupan masyarakat menjadi aman dan damai. Begitu juga dalam sebuah
kelompok pasti tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak ada awiq-awiq yang
mengikat. KUBE di Desa Sukarara ternyata belum memiliki awiq-awiq, sehingga perlu
difasilitasi untuk membuat dan menyepakati awiq-awiq yang harus ditaati. Para anggota
KUBE anggrek dan petak sangat setuju untuk dibuatkan awiq-awiq agar para
anggotanya tidak bertingkah semaunya.

Gambar 4.2 Musyawarah dan penetapan Awiq-awiq KUBE Anggrek dan Petak

Setelah dilakukan musyawarah maka ditetapkan tiga bidang yang diatur diantarnya
yaitu penataan kelembagaan KUBe, pengembangan usaha ekonomi produktif dan usaha
kesejahteraan sosial. Awiq-awiq untuk bidang penataan kelembagaan KUBe diantarnya:
Tabel 4.1 Awiq-awiq bidang penataan kelembagaan KUBe
Awiq-Awiq Bidang Penataan Kelembagaan Kube
1) Tujuan Pembentukan KUBe adalah meningkatkan taraf kesejahteraan anggota KUBe.
2) Jumlah awak anggota KUBe adalah 10 orang dan dapat bertambah jumlah
keanggotaannya atas dasar hasil musyawarah dan mufakat oleh anggota inti/awal
dengan permakluman kepada pendamping KUBe dan aparat pemerintah desa/kel
setempat serta dilaporkan ke Dinas Sosial Nakertrans Kab/Kota setempat.
3) Pengurus KUBe Fakir Miskin dipilih oleh, dari dan untuk anggota kelompok yang
mau dan mampu sebagai pengurus berdasarkan hasil musyawarah atau kesepakatan
anggota KUBe.
4) Kepengurusan KUBe terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang
bendahara dan semuanya merangkap sebagai anggota KUBe.
5) Masa Kerja Kepengurusan bersifat permanen dan dapat diperpanjang beberapa kali
berdasarkan musyawarah anggota.
6) Bila terjadi hal-hal seperti meninggal dunia, pindah lokasi, atau melakukan perbuatan
yang merugikan KUBe maka kepengurusan dapat diganti sebelum waktunya
berdasarkan musyawarah mufakat anggota.
7) Penyediaan sarana dan prasarana serta kelengkapan KUBe diperoleh dari Iuran
Anggota dan atau sumber lainnya yang sah.
8) Untuk mempererat tali silaturahmi dan mengoptimalkan kegiatan KUBe, Pengurus
KUBe menjadwalkan pertemuan secara rutin setiap 1 bulan sekali.
9) Setiap anggota KUBe wajib hadir dalam pertemuan KUBe kecuali sakit, apabila tidak
hadir dengan alasan yang tidak jelas, maka anggota yang tidak hadir tersebut
dikenakan sanksi dengan membayar denda Rp. 5000.

Awiq-awiq untuk bidang usaha kesejahteraan sosial diantaranya:


Tabel 4.2 Awiq-awiq bidang usaha kesejahteraan sosial
Awiq-Awiq Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
1) Jenis usaha yang dikembangkan oleh anggota KUBe adalah Tenun
2) Usaha tersebut didasarkan pada kemampuan masing-masing anggota.
3) Bantuan modal usaha dari Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah yang bersumber
dari dana APBD berupa alat tenun dan bahan berupa benang untuk dijadikan dua
songket dengan sistem satu songket diserahkan keketua kelompok untuk dijadikan kas
agar kelompoknya lebih berkembang dan satu songketnya untuk diri sendiri.
4) Bantuan modal usaha tersebut harus dikelola secara berkelompok bukan secara
perorangan.
5) Pencairan dana dari rekening KUBe dapat dilakukan bila anggota telah mengajukan
usulan kebutuhan / rencana penggunaan uang (RPU) secara terinci dan telah ditelaah
oleh pendamping dan Pembina KUBe serta di rekomendasi oleh Kepala Dinas Sosial
Nakertrans Kab/Kota.
6) Bantuan modal usaha yang sudah dicairkan hanya dipergunakan untuk pengembangan
usaha dan bukan digunakan untuk kepentingan yang lainnya.
7) Bagi anggota yang tidak menyerahkan hasil tenun dalam jangka waktu dua bulan,
maka anggota dikenakan denda sebesar Rp. 50.000 dan jika sampai 3 kali melanggar
maka dikeluarkan dari anggota kelompok.

Awiq-awiq untuk bidang usaha kesejahteraan sosial diantarnya:


Tabel 4.3 Awiq-awiq bidang usaha kesejahteraan sosial
Awiq-Awiq Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
1) Setiap anggota wajib mengeluarkan Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS) sebesar Rp.
2000 setiap bulan.
2) Setiap anggota KUBe harus aktif terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti;
siskampling, gotong rotong, pengajian rutin dll.

Dengan terbentuknya Awiq-awiq KUBe Anggrek dan Petak diharapakan para


anggota dapat mentaatinya sehingga KUBe ini dapat berkembang dengan
baik.
V. KESIMPULAN
Kelompok Usaha Bersama (KUBe) di Desa Sukarara masih belum optimal
dikarenakan terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi. Permasalahan tersebut
antara lain; para anggota kelompok sulit untuk diatur, kurangnya kesadaran bekelompok
dan adanya padangan negatif kepada ketua kelompok terkait bantuan yang diberikan.
Sehingga diperlukan optimalisasi kelompok usaha bersama untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Optimalisasi KUBe dapat dilakukan dengan melakukan
sosialisasi pentingnya KUBE dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sosialisasi
manajemen usaha sederhana, sosialisasi tata cara promosi melalui media online,
penaataan kelembagaan dan pembuatan Awiq-awiq KUBe. Anggota kelompok KUBe
sangat antusias dalam mengikuti semua kegiatan dan diharapkan dapat mengoptimalkan
kegiatan KUBe di Desa Sukarara.

Daftar Pustaka

Imron, I. Soeaidy, M. S. & Ribawanto, H. (2011). Pemberdayaan Masyarakat Miskin


Melalui Kelompok Usaha Bersama (Studi pada Kelompok Usaha Bersama Di
Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang). Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3: 485-491.

Masram dan Mu’ah. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional. Sidoardjo:
Zifatama Publisher.

Taufiqurokhman. (2009). Mengenal Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Thaha, Rasyid. (2012). Penataan Kelembagaan Pemerintahan Daerah. Diakses dari:


repository.unhas.ac.id. Diakses tanggal 07/02/2020.

Warkerwa, Onius. (2016). Peranan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan


Pembangunan Masyarakat Di Desa Umbanume Kecamatan Pirime Kabupaten
Lanny Jaya. Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A: 1-22.

Anda mungkin juga menyukai