Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi saat sekarang dengan adanya teknologi
nuklir membawa perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui
bawasannya dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan,
akan tetapi semua itu selain memberikan pengaruh yang positif juga menimbulkan dampak yang
negative pula.
Banyak berbagai dampak negatif yang di timbulkan karena kemajuan teknologi nuklir dan
penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pengguna teknologi nuklir tersebut
Jika terjadi penyalahgunaan dalam teknologi nuklir maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan
di alam ini. Namun tidak juga bisa dipungkiri selain dampak negatif teknologi nuklir juga
membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Maka dari pada itu dalam makalah ini akan membahas tentang apa itu tekhnologi nuklir,
dampak-dampak yang ditimbulkan dan manfaat teknologi nuklir dalam aspek kehidupan.

B.
1.
2.
3.
4.

RUMUSAN MASALAH
Pengertian teknologi nuklir itu?
Bagaimana sejarah teknologi nuklir dan reaksinya?
Apa dampak dari teknologi nuklir?
Bagaimana aplikasi teknologi nuklir dalam kehidupan?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk melengkapi tugas Ilmu Kealaman Dasar selain itu tujuan
makalah ini adalah agar memudahkan pembaca dalam mengetahui tentang-tentang teknologi
nuklir dan membuat pembaca mengerti dengan nuklir dan teknologi nuklir, mengetahui
bagaimana sejarah dan terbentuknya reaksi nuklir, mengetahui aplikasa teknologi nuklir dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai antisipasi dampak positif dan dampak negatif dari teknologi
nuklir.

BAB II
KERANGKA TEORI

A.

Pengertian teknologi nuklir

Ketika Polemik Nuklir dijepang yang sedang memanas yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dikabarkan bocor saya jadi penasaran nuklir itu apa, karena memang saya hanya
mengetahui sedikit tentang nuklir dan saya sekarang sudah mengerti mengenai nuklir untuk bom
atau nuklir untuk PLTN, saya akan berbagi tentang nuklir itu apa? langsung saja sob, Nuklir itu
adalah suatu tinjauan terhadap bagian atomik dari benda (tinjauan mikroskopik).Kalo mau
disederhanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan nuklir adalah behubungan dengan atom.
Atom disebut sebagai bagian terkecil dari suatu benda. meski atom terdiri atas proton, neutron
dan elektron (berarti atom masih termasuk besar).
Nuklir adalah benda yang masih "misterius" baru sedikit teknologi manusia yang mampu
menguak rahasia nuklir. Sebenarnya dengan logika sederhana kita bisa berpikir bahwa setiap
benda tersusun atas atom (nuklir) dengan kata lain kita bisa merekayasa semua benda yang ada
di bumi dengan merubah struktur atom(proton, neutron, elektron) namun hal itu tidak semudah
membalik telapak tangan. teknologi nuklir manusia zaman sekarang lebih banyak berkaitan
dengan energi. melalui fusi (hidrogen) atau fisi (uranium). jadi paradigma bahwa nuklir adalah
bom itu diakibatkan banyaknya propaganda dan besarnya pemberitaan media yang berkaitan
dengan nuklir. Hal ini disebabkan teknologi nuklir yang kita miliki sudah cukup untuk membuat
benda (bom) yang memiliki daya ledak sangat besar. Hulu ledak nuklir militer zaman sekarang
tidak bisa lagi disamakan dengan zaman hiroshima-nagasaki. sekarang kemampuan bom nuklir
yang dimiliki oleh berbagai negara maju sudah sangat mengerikan. bisa dipastikan bumi akan
hancur jika terjadi PD III (Perang nuklir). kita hanya bisa berharap hal itu tidak sampai terjadi.
sekedar ilustrasi, jika pada tahun 40an Amerika bisa membawa 1 bom nuklir (eola gay) sekarang
Amerika punya puluhan pesawat pembom yang sekali jalan bisa membawa beberapa bom nuklir
(yang kemampuanya berkali lipat lebih dahsyat dibanding tahun 40an). Rusia lain, lagi sebiji
kapal selam akula (typhoon) bisa membawa 20 rudal balistik hulu ledak nuklir. belum lagi
negara2 lain.
Namun nuklir juga bisa menjadi jawaban atas krisis energi yang terjadi di bumi.
Istilah Nuklir ini kerap menghadirkan kesan seram dalam kehidupan masyarakat kita. Belum
genap perseteruan Korut-Iran-USA yang bersikukuh untuk tetap mengembangkan teknologinya,
dilanjutkan dengan Pakistan yang mengaku berhasil mengembangkan senjata berhulu ledak
nuklir.
Lalu apa itu nuklir ? Nuklir ini sebenarnya adalah inti atom yang tersusun dari proton dan
neutron. Sedangkan apa yang ditakutkan oleh Amerika atas Iran dan Korut, itu adalah energi
nuklir. Tenaga nuklir dari reaksi fisi berantai yang tak terkendali. Nuklir itu, selain
menyeramkan, tapi ada juga manfaatnya. Selain membahayakan, radiasi dan energinya bisa kita
manfaatkan. Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan
peternakan, hidrologi, industri, serta pangan. Memang, dalam pengelolaan teknologi nuklir,
keselamatan adalah yang utama. Kejadian di Chernobyl tahun 1986, hendaknya tidak terulang

lagi. Dalam pengelolaanya, kita tidak mengenal limbah nuklir. Sejumlah 97 persen dari
limbahnya, bisa didaur ulang. Selebihnya bisa disimpan.
Lalu bagaimana langkah nuklir di Indonesia, bahwa yang dimiliki Indonesia sekarang ini, baru
berupa tiga reaktor riset. Digunakan untuk pendidikan dan kedokteran, dan belum bisa
mewujudkan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir). Oleh karenanya, butuh dukungan dari
masyarakat guna merealisasikannya. PLTN itu tidak sama dengan bom. Reaksi fisi berantai yang
bisa dikendalikan, itu yang akan kita manfaatkan sebagai PLTN. Dari energi menghasilkan
panas, dan itu bisa membuat uap yang akan bertugas menggerakkan turbin.
B. Sejarah teknologi nuklir
Upaya menjaga stabilitas keamanan internasional adalah sebuah harga mati bagi jaminan masa
depan dunia yang damai. Karena itu politik keamanan global akan menentukan terbentuknya
dunia yang lebih stabil. Konsekuensi dari gelombang globalisasi dan demokrasi terhadap isu
keamanan global telah menyebabkan kristalisasi kekuatan anti Barat dari aktor negara dan nonnegara yang melibatkan senjata pemusnah masal berbahaya seperti nuklir.
Nuklir telah menjadi senjata pemusnah massal yang mematikan dalam sejarah politik keamanan
global khususnya dalam persitiwa Hiroshima-Nagasaki 1945. Efek ledakannya yang sangat
destruktif dalam hitungan detik terhadap peradaban manusia dan waktu pemulihannya yang
butuh puluhan tahun, kecanggihan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan akses
informasi yang begitu cepat, yang memungkinkan penyebaran senjata nuklir semakin besar,
apalagi bila senjata ini jatuh ke tangan aktor-aktor yang tidak bertanggungjawab baik state
maupun non-state seperti teroris, serta pendapat bahwa kehancuran dan bahaya akibat perang
nuklir tidak dapat diukur, merupakan alasan-alasan fundamental mengapa nuklir sangat
berbahaya bagi peradaban manusia.
Terlepas dari efek destruktif yang dihasilkannya, tidak dapat dipungkiri bahwa nuklir telah
menjadi elemen dari kekuatan nasional negara-negara besar untuk melindungi kepentingan
nasionalnya dan bagian dari strategi politik keamanan guna mencapai dan mempertahankan
kekuasaan. Politik internasional era Perang Dingin merupakan politik nuklir yang didominasi AS
dan Uni Soviet demi menciptakan perimbangan kekuatan atau balance of power. Dengan cara
ini, perdamaian dunia dapat dicapai dan perang dapat dicegah seperti yang diyakini kaum realis.
Dalam sistem internasional yang anarkis, perilaku aktor negara dapat menjadi sangat agresif
apabila kepentingan nasionalnya terancam, setidaknya dalam pandangan kaum realis tradisional
yang meyakini kekuasaan dan kepentingan nasional sebagai nilai utama yang dikejar dalam
politik internasional. Perang besar akan terjadi dan menciptakan kehancuran total peradaban
manusia jika nuklir dipakai untuk mencapai tujuan tersebut seperti yang terjadi di Hiroshima dan
Nagasaki.
Hal-hal diatas menjadi alasan di balik respon keras negara Barat terhadap motif dan tujuan
program pengembangan nuklir Iran yang dicurigai berdimensi militer. Berdasarkan laporan
badan IAEA (International Atomic Energy Agency), Iran telah memproduksi uranium hingga
20% untuk program TRR (Tehran Research Reactor, dimana jumlah tersebut cukup untuk

membuat bahan peledak nuklir. Badan ini juga melaporkan bahwa Iran melakukan penelitian
untuk mendesain hulu ledak nuklir. Pemerintah Iran menegaskan bahwa program nuklir ini
bertujuan untuk maksud damai yaitu sebagai sumber energi alternatif dan penelitian medis.
Bagi negara Barat, senjata nuklir Iran merupakan ancaman terhadap kestabilan dunia yang
multipolar dan secara khusus mengancam dominasi Barat dalam politik keamanan global serta
mengancam rezim non-proliferasi nuklir. Iran adalah kekuatan assertif yang menentang setiap
kebijakan Barat yang unilateral. Karena itu, nuklir Iran akan mereduksi kepentingan AS dan
sekutunya dalam memonopoli isu keamanan global. Kemampuan Iran untuk membangun sistem
keamanan bagi senjata nuklir memerlukan biaya dan teknologi tinggi, sehingga kesalahan dalam
sistem keamanan akan berakibat fatal, apalagi jika senjata tersebut jatuh ke tangan teroris.
Kepemilikan senjata Iran juga akan memicu negara-negara berkembang lainnya untuk memiliki
nuklir, khususnya negara-negara the axis of evil seperti Venezuela. Korea Utara yang
menggunakan nuklirnya sebagai alat diplomasi dengan Barat merupakan hal yang bisa saja
terjadi pada Iran. Senjata nuklir akan meningkatkan bargaining power Iran didalam menentang
kekuasaan Barat. Hal ini akan berimplikasi pada destabilisasi regional dan internasional yang
membawa dunia pada Perang Dunia Ke-Tiga yaitu Perang Nuklir.
Upaya-upaya menghentikan pengembangan program nuklir Iran oleh AS dan sekutu yang
dilakukan secara bilateral dan multilateral hingga kini belum menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap penghentian program nuklir tersebut. Tekanan diberikan oleh Washington
dan sekutunya terhadap Iran lewat embargo dan sanksi ekonomi yang berat. Pendekatan
multilateral lewat rezim non-proliferasi nuklir dalam perjanjian NPT (Nuclear Nonproliferation
Treaty) juga belum signifikan.
Eksistensi NPT disatu sisi merupakan respon kesadaran akan pentingnya pengendalian dan
pembatasan kepemilikan senjata nuklir terhadap stabilitas keamanan dan perdamaian dunia.
Akan tetapi disisi lain, bagi beberapa negara, NPT menjadi simbol Barat yang ingin
mempertahankan status quo dan kepentingannya serta cermin arogansi politik Barat dalam isu
keamanan global.
Menurut Annie Tracey Samuel dari Research Fellow in the International Security Program pada
Harvard Kennedy Schools Belfer Center for Science and International Affairs kebijakan dan
politik luar negeri Iran sebelum dan sesudah revolusi tahun 1979 cenderung pragmatis dan antiBarat. Menurutnya selama ini kebijakan Iran menggunakan pendekatan represif dalam mencapai
sasaran strategi politik luar negerinya. Tujuan dan arah kebijakan luar negeri Iran yaitu untuk
supremasi politik atau keamanan rezim jangka panjang dan keseimbangan regional di Timur
Tengah yang didominasi AS dan Israel. Oleh karena itu, senjata nuklir menjadi instrumen efektif
dalam mencapai tujuan kebijakan Iran.
Ditengah kecaman dan embargo, Iran terus melakukan pengembangan program nuklir. Hal ini
makin menciptakan kondisi ketidakpastian dan teror yang bisa memicu pihak Barat khususnya
AS dan Israel untuk mengambil opsi militer guna menekan dan menghentikan Iran. Kondisi
security dilemma akhirnya tidak dapat dihindarkan dan dapat berimplikasi pada pecahnya
perang, destabilisasi keamanan regional, instabilitas harga minyak dunia dan akhirnya
mengancam perdamaian global.

C. Fisi
Pada radiasi nuklir alami, hasil sampingannya sangat kecil dibandingkan dengan inti di mana
mereka dihasilkan. Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang hampir
setara, dan melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti
lainnya yang tidak stabilm inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai. Jika
jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang melakukan fisi ke inti atom lain
disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi
melepaskan lebih banyak neutron dari pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan
bahwa reaksi ini dapat berdiri sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu
melakukan reaksi fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.
Ketika neutron ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.
Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa negara untuk memulai
program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom atom, sebuah senjata yang
menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi yang sangat besar, jauh melebihi peledak
kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan, dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris
dan Kanada, mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan, meski awalnya
digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk menghasilkan listrik untuk
masyarakat.
Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat, misalnya dengan
penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa material nuklir berstatus kritis,
maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron
yang bergerak cepat tidak boleh menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya
dengan menabrakkan neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa
dengan mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk menghasilkan
listrik.
D. Fusi
Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan melepas atau menyerap
energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih ringan dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir
melepaskan energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya
fusi nuklir menyerap energi. Proses fusi yang paling sering terjadi adalah pada bintang, yang
mendapatkan energi dari fusi hidrogen dan menghasilkan helium. Bintang-bintang juga
membentuk unsur ringan seperti lithium dan kalsium melalui stellar nucleosynthesis. Sama
halnya dengan pembentukan unsur yang lebih berat (melalui proses-S) dan unsur yang lebih
berat dari nikel hingga uranium, akibat supernova nucleosynthesis, proses-R.
Tentu saja, proses alami dari astrofisika ini bukanlah contoh dari teknologi nuklir. Karena daya
dorong energi yang tinggi dari inti atom, fusi sulit untuk dilakukan dalam keadaan terkendali
(contoh: bom hidrogen). Fusi terkontrol bisa dilakukan dalam akselerator partikel, yang
merupakan cara bagaimana unsur sintetis dibuat. Namun fusi nuklir konvensional tidak
menghasilkan energi secara keseluruhan, mempercepat partikel dalam jumlah sedikit

membutuhkan energi lebih banyak dari pada total energi yang dihasilkan dari fusi nuklir.
Kesulitan teknis dan teoritis menghalangi pengembangan teknologi fusi nuklir untuk kepentingan
sipil, meski penelitian mengenai teknologi ini di seluruh dunia terus berlanjut sampai sekarang.
Fusi nuklir mulai diteliti pada tahap teoritis ketika Perang Dunia II, ketika para peneliti Proyek
Manhattan yang dipimpin oleh Edward Teller menelitinya sebagai metode pembuatan bom.
Proyek ini ditinggalkan setelah menyimpulkan bahwa hal ini memerlukan reaksi fisi untuk
menyalakan bom. Hal ini terus terjadi hingga pada tahun 1952, peledakkan bom hidrogen
pertama dilakukan. Disebut bom hidrogen karena memanfaatkan reaksi antara deuterium dan
tritium, isotop dari hidrogen. Reaksi fusi menghasilkan energi lebih besar per satuan massa
material dibandingkan reaksi fisi, namun lebih sulit menjadikannya bereaksi secara berantai.
E. Aplikasi energi nuklir
Perkembangan teknologi nuklir sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
1. Aplikasi medis
Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang
efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk
diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan
oleh ginjal, dan lain-lain.
2. Aplikasi industri
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat
dari bebatuan sekitar seperti porositas danlitografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron
atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan
diperiksa.
Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir
digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137
sebagai sumber energi nuklirnya.
3. Apikasi komersial
Ionisasi dari americium-241 digunakan pada detektor asap dengan memanfaatkan radiasi alfa.
Tritium digunakan bersama fosfor pada rifle untuk meningkatkan akurasi penembakan pada
malam hari. Perpendaran tanda exit menggunakan teknologi yang sama.
4. Aplikasi Proses makanan dan pertanian
Irradiasi makanan adalah proses memaparkan makanan dengan ionisasi radiasi dengan tujuan
menghancurkan mikroorganisme, bakteri, virus, atau serangga yang diperkirakan berada dalam
makanan. Jenis radiasi yang digunakan adalah sinar gamma, sinar X, dan elektron yang
dikeluarkan oleh pemercepat elektron.
Seperti halnya pada pencegahan proses pertunasan, penghambat pemasakan buah, peningkatan
hasil daging buah, dan peningkatan rehidrasi. Secara garis besar, irradiasi adalah pemaparan
suatu bahan ke radiasi untuk mendapatkan manfaat teknis.
Iradiasi makanan saat ini diizinkan di 40 negara dan volumenya diperkirakan melebihi 500.000
metrik ton setiap tahunnya di seluruh dunia. Perlu diperhatikan bahwa iradiasi makanan secara
esensial bukan merupakan teknologi nuklir; hal ini berhubungan dengan radiasi ionisasi yang
dihasilkan oleh pemercepat elektron dan konversi, namun juga mungkin menggunakan sinar

gamma dari peluruhan inti nuklir.


F. Dampak dari pemanfaatan teknologi nuklir.
Tidak dapat dipungkiri lagi kebutuhan energi terus tumbuh sementara minyak dan gas tidak akan
dapat mempertahankan andil mereka dalam memasok begitu jauh di masa depan. Minyak dan
gas alam akan menyumbang secara signifikan paling cepat selama 30 tahun pada laju
penggunaan sekarang namun tidak mempunyai prospek ekspansi jangka panjang.
1. Dampak positif
Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan
perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggung jawab atas 25% konsumsi bahan
bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan
mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat
dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan
neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang
akan diperiksa.
Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir
digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137
sebagai sumber energi nuklirnya.
2. Dampak negatif.
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang
diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi
bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi
tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang
tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya
Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah missalnya dengan diciptakan
bom atom, senjata nuklir dll.
Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia
(human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan
berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Teknologi Nuklir adalah teknologi yang
melibatkan reaksi dari inti atom (inti=nuclei). Teknologi nuklir dapat ditemukan pada bebagai
aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap hingga sesuatu yang besar seperti reaktor
nuklir. Gaya nuklir yang lemah dan gaya nuklir kuat adalah gaya yang bekerja pada range yang
pendek dan tidak bekerja di luar inti atom. Inti atom terdiri dari muatan positif yang
sesungguhnya akan saling menjauhi jika tidak ada suatu gaya yang menahannya. Dengan
demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan sumber dari beberapa masalah ini baik

secara langsung dalam produksi listrik maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar
fosil.
B. Saran
Setelah pembaca membaca makalah ini diharapkan kepada pembaca agar lebih teliti didalam
menggunakan teknologi nuklir karena teknologi tersebut sangat berbahaya dan jangan
disalahgunakan untuk keperluan yang tidak berarti
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi saat sekarang dengan adanya teknologi
nuklir membawa perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui
bawasannya dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan,
akan tetapi semua itu selain memberikan pengaruh yang positif juga menimbulkan dampak yang
negative pula.
Banyak berbagai dampak negatif yang di timbulkan karena kemajuan teknologi nuklir dan
penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pengguna teknologi nuklir tersebut
Jika terjadi penyalahgunaan dalam teknologi nuklir maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan
di alam ini. Namun tidak juga bisa dipungkiri selain dampak negatif teknologi nuklir juga
membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Maka dari pada itu dalam makalah ini akan membahas tentang apa itu tekhnologi nuklir,
dampak-dampak yang ditimbulkan dan manfaat teknologi nuklir dalam aspek kehidupan.

B.
1.
2.
3.
4.

RUMUSAN MASALAH
Pengertian teknologi nuklir itu?
Bagaimana sejarah teknologi nuklir dan reaksinya?
Apa dampak dari teknologi nuklir?
Bagaimana aplikasi teknologi nuklir dalam kehidupan?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk melengkapi tugas Ilmu Kealaman Dasar selain itu tujuan
makalah ini adalah agar memudahkan pembaca dalam mengetahui tentang-tentang teknologi
nuklir dan membuat pembaca mengerti dengan nuklir dan teknologi nuklir, mengetahui
bagaimana sejarah dan terbentuknya reaksi nuklir, mengetahui aplikasa teknologi nuklir dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai antisipasi dampak positif dan dampak negatif dari teknologi
nuklir.

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian teknologi nuklir
Ketika Polemik Nuklir dijepang yang sedang memanas yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dikabarkan bocor saya jadi penasaran nuklir itu apa, karena memang saya hanya
mengetahui sedikit tentang nuklir dan saya sekarang sudah mengerti mengenai nuklir untuk bom
atau nuklir untuk PLTN, saya akan berbagi tentang nuklir itu apa? langsung saja sob, Nuklir itu
adalah suatu tinjauan terhadap bagian atomik dari benda (tinjauan mikroskopik).Kalo mau
disederhanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan nuklir adalah behubungan dengan atom.
Atom disebut sebagai bagian terkecil dari suatu benda. meski atom terdiri atas proton, neutron
dan elektron (berarti atom masih termasuk besar).
Nuklir adalah benda yang masih "misterius" baru sedikit teknologi manusia yang mampu
menguak rahasia nuklir. Sebenarnya dengan logika sederhana kita bisa berpikir bahwa setiap
benda tersusun atas atom (nuklir) dengan kata lain kita bisa merekayasa semua benda yang ada
di bumi dengan merubah struktur atom(proton, neutron, elektron) namun hal itu tidak semudah
membalik telapak tangan. teknologi nuklir manusia zaman sekarang lebih banyak berkaitan
dengan energi. melalui fusi (hidrogen) atau fisi (uranium). jadi paradigma bahwa nuklir adalah
bom itu diakibatkan banyaknya propaganda dan besarnya pemberitaan media yang berkaitan
dengan nuklir. Hal ini disebabkan teknologi nuklir yang kita miliki sudah cukup untuk membuat
benda (bom) yang memiliki daya ledak sangat besar. Hulu ledak nuklir militer zaman sekarang
tidak bisa lagi disamakan dengan zaman hiroshima-nagasaki. sekarang kemampuan bom nuklir
yang dimiliki oleh berbagai negara maju sudah sangat mengerikan. bisa dipastikan bumi akan
hancur jika terjadi PD III (Perang nuklir). kita hanya bisa berharap hal itu tidak sampai terjadi.
sekedar ilustrasi, jika pada tahun 40an Amerika bisa membawa 1 bom nuklir (eola gay) sekarang
Amerika punya puluhan pesawat pembom yang sekali jalan bisa membawa beberapa bom nuklir
(yang kemampuanya berkali lipat lebih dahsyat dibanding tahun 40an). Rusia lain, lagi sebiji
kapal selam akula (typhoon) bisa membawa 20 rudal balistik hulu ledak nuklir. belum lagi
negara2 lain.
Namun nuklir juga bisa menjadi jawaban atas krisis energi yang terjadi di bumi.
Istilah Nuklir ini kerap menghadirkan kesan seram dalam kehidupan masyarakat kita. Belum
genap perseteruan Korut-Iran-USA yang bersikukuh untuk tetap mengembangkan teknologinya,
dilanjutkan dengan Pakistan yang mengaku berhasil mengembangkan senjata berhulu ledak
nuklir.
Lalu apa itu nuklir ? Nuklir ini sebenarnya adalah inti atom yang tersusun dari proton dan
neutron. Sedangkan apa yang ditakutkan oleh Amerika atas Iran dan Korut, itu adalah energi
nuklir. Tenaga nuklir dari reaksi fisi berantai yang tak terkendali. Nuklir itu, selain

menyeramkan, tapi ada juga manfaatnya. Selain membahayakan, radiasi dan energinya bisa kita
manfaatkan. Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan
peternakan, hidrologi, industri, serta pangan. Memang, dalam pengelolaan teknologi nuklir,
keselamatan adalah yang utama. Kejadian di Chernobyl tahun 1986, hendaknya tidak terulang
lagi. Dalam pengelolaanya, kita tidak mengenal limbah nuklir. Sejumlah 97 persen dari
limbahnya, bisa didaur ulang. Selebihnya bisa disimpan.
Lalu bagaimana langkah nuklir di Indonesia, bahwa yang dimiliki Indonesia sekarang ini, baru
berupa tiga reaktor riset. Digunakan untuk pendidikan dan kedokteran, dan belum bisa
mewujudkan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir). Oleh karenanya, butuh dukungan dari
masyarakat guna merealisasikannya. PLTN itu tidak sama dengan bom. Reaksi fisi berantai yang
bisa dikendalikan, itu yang akan kita manfaatkan sebagai PLTN. Dari energi menghasilkan
panas, dan itu bisa membuat uap yang akan bertugas menggerakkan turbin.
B. Sejarah teknologi nuklir
Upaya menjaga stabilitas keamanan internasional adalah sebuah harga mati bagi jaminan masa
depan dunia yang damai. Karena itu politik keamanan global akan menentukan terbentuknya
dunia yang lebih stabil. Konsekuensi dari gelombang globalisasi dan demokrasi terhadap isu
keamanan global telah menyebabkan kristalisasi kekuatan anti Barat dari aktor negara dan nonnegara yang melibatkan senjata pemusnah masal berbahaya seperti nuklir.
Nuklir telah menjadi senjata pemusnah massal yang mematikan dalam sejarah politik keamanan
global khususnya dalam persitiwa Hiroshima-Nagasaki 1945. Efek ledakannya yang sangat
destruktif dalam hitungan detik terhadap peradaban manusia dan waktu pemulihannya yang
butuh puluhan tahun, kecanggihan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan akses
informasi yang begitu cepat, yang memungkinkan penyebaran senjata nuklir semakin besar,
apalagi bila senjata ini jatuh ke tangan aktor-aktor yang tidak bertanggungjawab baik state
maupun non-state seperti teroris, serta pendapat bahwa kehancuran dan bahaya akibat perang
nuklir tidak dapat diukur, merupakan alasan-alasan fundamental mengapa nuklir sangat
berbahaya bagi peradaban manusia.
Terlepas dari efek destruktif yang dihasilkannya, tidak dapat dipungkiri bahwa nuklir telah
menjadi elemen dari kekuatan nasional negara-negara besar untuk melindungi kepentingan
nasionalnya dan bagian dari strategi politik keamanan guna mencapai dan mempertahankan
kekuasaan. Politik internasional era Perang Dingin merupakan politik nuklir yang didominasi AS
dan Uni Soviet demi menciptakan perimbangan kekuatan atau balance of power. Dengan cara
ini, perdamaian dunia dapat dicapai dan perang dapat dicegah seperti yang diyakini kaum realis.
Dalam sistem internasional yang anarkis, perilaku aktor negara dapat menjadi sangat agresif
apabila kepentingan nasionalnya terancam, setidaknya dalam pandangan kaum realis tradisional
yang meyakini kekuasaan dan kepentingan nasional sebagai nilai utama yang dikejar dalam
politik internasional. Perang besar akan terjadi dan menciptakan kehancuran total peradaban
manusia jika nuklir dipakai untuk mencapai tujuan tersebut seperti yang terjadi di Hiroshima dan
Nagasaki.

Hal-hal diatas menjadi alasan di balik respon keras negara Barat terhadap motif dan tujuan
program pengembangan nuklir Iran yang dicurigai berdimensi militer. Berdasarkan laporan
badan IAEA (International Atomic Energy Agency), Iran telah memproduksi uranium hingga
20% untuk program TRR (Tehran Research Reactor, dimana jumlah tersebut cukup untuk
membuat bahan peledak nuklir. Badan ini juga melaporkan bahwa Iran melakukan penelitian
untuk mendesain hulu ledak nuklir. Pemerintah Iran menegaskan bahwa program nuklir ini
bertujuan untuk maksud damai yaitu sebagai sumber energi alternatif dan penelitian medis.
Bagi negara Barat, senjata nuklir Iran merupakan ancaman terhadap kestabilan dunia yang
multipolar dan secara khusus mengancam dominasi Barat dalam politik keamanan global serta
mengancam rezim non-proliferasi nuklir. Iran adalah kekuatan assertif yang menentang setiap
kebijakan Barat yang unilateral. Karena itu, nuklir Iran akan mereduksi kepentingan AS dan
sekutunya dalam memonopoli isu keamanan global. Kemampuan Iran untuk membangun sistem
keamanan bagi senjata nuklir memerlukan biaya dan teknologi tinggi, sehingga kesalahan dalam
sistem keamanan akan berakibat fatal, apalagi jika senjata tersebut jatuh ke tangan teroris.
Kepemilikan senjata Iran juga akan memicu negara-negara berkembang lainnya untuk memiliki
nuklir, khususnya negara-negara the axis of evil seperti Venezuela. Korea Utara yang
menggunakan nuklirnya sebagai alat diplomasi dengan Barat merupakan hal yang bisa saja
terjadi pada Iran. Senjata nuklir akan meningkatkan bargaining power Iran didalam menentang
kekuasaan Barat. Hal ini akan berimplikasi pada destabilisasi regional dan internasional yang
membawa dunia pada Perang Dunia Ke-Tiga yaitu Perang Nuklir.
Upaya-upaya menghentikan pengembangan program nuklir Iran oleh AS dan sekutu yang
dilakukan secara bilateral dan multilateral hingga kini belum menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap penghentian program nuklir tersebut. Tekanan diberikan oleh Washington
dan sekutunya terhadap Iran lewat embargo dan sanksi ekonomi yang berat. Pendekatan
multilateral lewat rezim non-proliferasi nuklir dalam perjanjian NPT (Nuclear Nonproliferation
Treaty) juga belum signifikan.
Eksistensi NPT disatu sisi merupakan respon kesadaran akan pentingnya pengendalian dan
pembatasan kepemilikan senjata nuklir terhadap stabilitas keamanan dan perdamaian dunia.
Akan tetapi disisi lain, bagi beberapa negara, NPT menjadi simbol Barat yang ingin
mempertahankan status quo dan kepentingannya serta cermin arogansi politik Barat dalam isu
keamanan global.
Menurut Annie Tracey Samuel dari Research Fellow in the International Security Program pada
Harvard Kennedy Schools Belfer Center for Science and International Affairs kebijakan dan
politik luar negeri Iran sebelum dan sesudah revolusi tahun 1979 cenderung pragmatis dan antiBarat. Menurutnya selama ini kebijakan Iran menggunakan pendekatan represif dalam mencapai
sasaran strategi politik luar negerinya. Tujuan dan arah kebijakan luar negeri Iran yaitu untuk
supremasi politik atau keamanan rezim jangka panjang dan keseimbangan regional di Timur
Tengah yang didominasi AS dan Israel. Oleh karena itu, senjata nuklir menjadi instrumen efektif
dalam mencapai tujuan kebijakan Iran.
Ditengah kecaman dan embargo, Iran terus melakukan pengembangan program nuklir. Hal ini
makin menciptakan kondisi ketidakpastian dan teror yang bisa memicu pihak Barat khususnya

AS dan Israel untuk mengambil opsi militer guna menekan dan menghentikan Iran. Kondisi
security dilemma akhirnya tidak dapat dihindarkan dan dapat berimplikasi pada pecahnya
perang, destabilisasi keamanan regional, instabilitas harga minyak dunia dan akhirnya
mengancam perdamaian global.
C. Fisi
Pada radiasi nuklir alami, hasil sampingannya sangat kecil dibandingkan dengan inti di mana
mereka dihasilkan. Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang hampir
setara, dan melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti
lainnya yang tidak stabilm inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai. Jika
jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang melakukan fisi ke inti atom lain
disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi
melepaskan lebih banyak neutron dari pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan
bahwa reaksi ini dapat berdiri sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu
melakukan reaksi fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.
Ketika neutron ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.
Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa negara untuk memulai
program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom atom, sebuah senjata yang
menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi yang sangat besar, jauh melebihi peledak
kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan, dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris
dan Kanada, mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan, meski awalnya
digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk menghasilkan listrik untuk
masyarakat.
Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat, misalnya dengan
penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa material nuklir berstatus kritis,
maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron
yang bergerak cepat tidak boleh menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya
dengan menabrakkan neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa
dengan mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk menghasilkan
listrik.
D. Fusi
Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan melepas atau menyerap
energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih ringan dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir
melepaskan energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya
fusi nuklir menyerap energi. Proses fusi yang paling sering terjadi adalah pada bintang, yang
mendapatkan energi dari fusi hidrogen dan menghasilkan helium. Bintang-bintang juga
membentuk unsur ringan seperti lithium dan kalsium melalui stellar nucleosynthesis. Sama
halnya dengan pembentukan unsur yang lebih berat (melalui proses-S) dan unsur yang lebih
berat dari nikel hingga uranium, akibat supernova nucleosynthesis, proses-R.
Tentu saja, proses alami dari astrofisika ini bukanlah contoh dari teknologi nuklir. Karena daya

dorong energi yang tinggi dari inti atom, fusi sulit untuk dilakukan dalam keadaan terkendali
(contoh: bom hidrogen). Fusi terkontrol bisa dilakukan dalam akselerator partikel, yang
merupakan cara bagaimana unsur sintetis dibuat. Namun fusi nuklir konvensional tidak
menghasilkan energi secara keseluruhan, mempercepat partikel dalam jumlah sedikit
membutuhkan energi lebih banyak dari pada total energi yang dihasilkan dari fusi nuklir.
Kesulitan teknis dan teoritis menghalangi pengembangan teknologi fusi nuklir untuk kepentingan
sipil, meski penelitian mengenai teknologi ini di seluruh dunia terus berlanjut sampai sekarang.
Fusi nuklir mulai diteliti pada tahap teoritis ketika Perang Dunia II, ketika para peneliti Proyek
Manhattan yang dipimpin oleh Edward Teller menelitinya sebagai metode pembuatan bom.
Proyek ini ditinggalkan setelah menyimpulkan bahwa hal ini memerlukan reaksi fisi untuk
menyalakan bom. Hal ini terus terjadi hingga pada tahun 1952, peledakkan bom hidrogen
pertama dilakukan. Disebut bom hidrogen karena memanfaatkan reaksi antara deuterium dan
tritium, isotop dari hidrogen. Reaksi fusi menghasilkan energi lebih besar per satuan massa
material dibandingkan reaksi fisi, namun lebih sulit menjadikannya bereaksi secara berantai.
E. Aplikasi energi nuklir
Perkembangan teknologi nuklir sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
1. Aplikasi medis
Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang
efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk
diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan
oleh ginjal, dan lain-lain.
2. Aplikasi industri
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat
dari bebatuan sekitar seperti porositas danlitografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron
atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan
diperiksa.
Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir
digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137
sebagai sumber energi nuklirnya.
3. Apikasi komersial
Ionisasi dari americium-241 digunakan pada detektor asap dengan memanfaatkan radiasi alfa.
Tritium digunakan bersama fosfor pada rifle untuk meningkatkan akurasi penembakan pada
malam hari. Perpendaran tanda exit menggunakan teknologi yang sama.
4. Aplikasi Proses makanan dan pertanian
Irradiasi makanan adalah proses memaparkan makanan dengan ionisasi radiasi dengan tujuan
menghancurkan mikroorganisme, bakteri, virus, atau serangga yang diperkirakan berada dalam
makanan. Jenis radiasi yang digunakan adalah sinar gamma, sinar X, dan elektron yang
dikeluarkan oleh pemercepat elektron.
Seperti halnya pada pencegahan proses pertunasan, penghambat pemasakan buah, peningkatan
hasil daging buah, dan peningkatan rehidrasi. Secara garis besar, irradiasi adalah pemaparan
suatu bahan ke radiasi untuk mendapatkan manfaat teknis.

Iradiasi makanan saat ini diizinkan di 40 negara dan volumenya diperkirakan melebihi 500.000
metrik ton setiap tahunnya di seluruh dunia. Perlu diperhatikan bahwa iradiasi makanan secara
esensial bukan merupakan teknologi nuklir; hal ini berhubungan dengan radiasi ionisasi yang
dihasilkan oleh pemercepat elektron dan konversi, namun juga mungkin menggunakan sinar
gamma dari peluruhan inti nuklir.
F. Dampak dari pemanfaatan teknologi nuklir.
Tidak dapat dipungkiri lagi kebutuhan energi terus tumbuh sementara minyak dan gas tidak akan
dapat mempertahankan andil mereka dalam memasok begitu jauh di masa depan. Minyak dan
gas alam akan menyumbang secara signifikan paling cepat selama 30 tahun pada laju
penggunaan sekarang namun tidak mempunyai prospek ekspansi jangka panjang.
1. Dampak positif
Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan
perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggung jawab atas 25% konsumsi bahan
bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan
mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat
dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan
neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang
akan diperiksa.
Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir
digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137
sebagai sumber energi nuklirnya.
2. Dampak negatif.
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang
diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi
bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi
tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang
tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya
Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah missalnya dengan diciptakan
bom atom, senjata nuklir dll.
Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia
(human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan
berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Teknologi Nuklir adalah teknologi yang
melibatkan reaksi dari inti atom (inti=nuclei). Teknologi nuklir dapat ditemukan pada bebagai
aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap hingga sesuatu yang besar seperti reaktor

nuklir. Gaya nuklir yang lemah dan gaya nuklir kuat adalah gaya yang bekerja pada range yang
pendek dan tidak bekerja di luar inti atom. Inti atom terdiri dari muatan positif yang
sesungguhnya akan saling menjauhi jika tidak ada suatu gaya yang menahannya. Dengan
demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan sumber dari beberapa masalah ini baik
secara langsung dalam produksi listrik maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar
fosil.
B. Saran
Setelah pembaca membaca makalah ini diharapkan kepada pembaca agar lebih teliti didalam
menggunakan teknologi nuklir karena teknologi tersebut sangat berbahaya dan jangan
disalahgunakan untuk keperluan yang tidak berarti

Anda mungkin juga menyukai