Disusun Oleh :
NIM : E1A020014
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2021
1. Berikan penjelasan komprehensif tentang konsep Pengetahuan dan Keterampilan
Belajar hubungannya dengan tugas guru dan dukungan terhadap keberhasilan
belajar peserta didik
Jawab :
A. Konsep pengetahuan
A. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012).
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan (Ensiklopedia bebas
berbahasa (2011), Budaya .www. Wikipedia. Co.Id). Pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Ensiklopedia bebas
berbahasa (2011), Pengetahuan .www. Wikipedia. Co.Id).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya.
B. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau
tingkatan yang berbeda. menurut Notoatmodjo (2003) Secara garis besar dibagi
menjadi 6 tingkat pengetahuan yakni :
a) Tahu (Know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan
protein pada anak balita.
b) Memahami (comprehension), Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Contoh, menyimpulkan
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application), Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
d) Analisis (Analysis), Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e) Sintesis (synthesis), Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (evaluation), Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.evaluasi
dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
C. Kriteria Pengetahuan
Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.
Menurut Nursalam 2008 kriteria untuk menilai dari tingkatan pengetahuan
menggunakan nilai:
Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 56% (Nursalam, 2008).
Cara Memperoleh Pengetahuan:
Cara tradisional: Cara coba-salah (trial and error), Cara kekuasaan atau
otoritas, Berdasarkan pengalaman pribadi, Melalui jalan pikiran
Cara modern: Metode berfikir induktif, Metode berfikir deduktif
(Notoatmodjo, 2005) .
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan :
Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2003) : Pendidikan, Minat, Pengalaman,
Usia.
Faktor External menurut Notoatmodjo (2003), antara lain : Ekonomi, Informasi,
Kebudayaan/Lingkungan
B. Keterampilan Belajar
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh
seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek
optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun
psikomotorik. Namun demikian komponen utama latihan keterampilan belajar dalam
konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner,
sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya
sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya belajar yang one size fits for all
(satu cara yang sama untuk semua orang).
Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran
untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar.
Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar,
keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim
untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini
membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar
peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang pendidikan selanjutnya.
Merujuk pada pengertian keterampilan belajar itu, maka dapat disimpulkan bahwa
hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:
a) Transformasi persepsi belajar, dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian
belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam
menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih
kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan
psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman
tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.
b) Keterampilan manajemen pribadi, Kemampuan menerapkan pengetahuan
keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk
mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran
sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.
c) Interpersonal dan keterampilan kerjasama tim, Kemampuan mengidentifikasi dan
menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam
hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan
kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan
kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.
d) Kesempatan Eksplorasi, Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan
penilaian diri,penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan
jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.
Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan
dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi
keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga
dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).
Tujuan pembelajaran keterampilan belajar adalah sebagai berikut:
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar
C. Hubungan Konsep Belajar dan Keterampilan Belajar Dengan Tugas Guru dan
Dukungan Terhadap Keberhasilan Belajar Peserta Didik
Salah satu ciri dari mutu pendidikan yang baik adalah terciptanya proses
pembelajaran yang baik dan dukungan terhadap keberhasilan belajar peserta didik
(mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi). Sebagai dampaknya, guru
yang merupakan peran sentral dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya dituntut
untuk lebih profesional dalam menjalankan fungsinya terhadap keberhasilan belajar
peserta didik. Selain hal tersebut, perubahan dan perkembangan masyarakat yang
semakin maju juga menuntut profesi guru menyesuaikan diri dengan perubahan dan
kebutuhan masyarakat. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang
memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah yang seyogyanya paling
menentukan terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, pengetahuan dan keterampilan belajar mengajar tentu
sangat dibutuhkan sebagai modal guru dalam mengerjakan tugas profesionalnya.
Apabila seorang guru mengerjakan tugasnya berdasarkan pengetahuan, tindakan, dan
keterampilan yang dimiliki tersebut dengan sangat baik maka guru tersebut akan dapat
mengembangkan kemampuannya terhadap keberhasilan belajar peserta didik.
Refrensi :
"8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep ...."
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/822/5/Chapter2.doc.pdf. Diakses pada 18 Apr.
2021.
Refrensi :
"Teori Pembelajaran (Pengertian, Kelebihan, Kelemahan, dan Peran ...." 22
Des.2018,http://evielvi.blogspot.com/2014/12/teori-pembelajaran-
pengertian-kelebihan.html. Diakses pada 17 Apr. 2021.
3. Anda diminta menyampaian hasil kajian teoritis tentang Hakekat Belajar dan
kaitannya dengan anda sebagai calon guru biologi dan kebermanfaatanya bagi
calon guru tersebut.
Jawab :
1. Hakikat Belajar
Pengertian belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Pada dasarnya, dalam pengertian yang umum dan sederhana,
belajar seringkali diartikan sebagai akitivitas untuk memperoleh pengetahuan.
Belajar dalam pengertian lain yakni proses perubahan perilaku seseorang. Seperti
James (Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Rineka Cipta,(1999, hlm.6) yang
menuliskan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Akan tetapi, dari pengertian belajar tersebut, tidak
semua proses dalam hidup manusia yang mengalami perubahan dapat dikatakan
belajar, seperti halnya pertumbuhan fisik seseorang yang mengalami perubahan
tidak termasuk dlam kategori belajar.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Slameto (2003:13) menyatakan
“belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Prinsip Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm. 42) prinsip belajar yang dapat
dikembangkan dalam proses belajar, diantaranya:
a) Perhatian dan motivasi, Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gagedan Berlin, 1984, hlm.335)
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan
demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tersebut. Motivasi juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya.
b) Keaktifan, Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum
“law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-
latihan.
c) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman, Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan
bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
d) Pengulangan, Dengan mengadakan pengulangan maka daya tersebut akan
berkembang.
e) Tantangan, bertujuan agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang
dihapadi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
f) Balikan dan Penguatan, Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengalami
dan mendapatkan hasil yang baik. hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
g) Perbedaan Individual, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran karena setiap peserta didik memiliki individual yang berbeda-beda.
Dari beberapa prinsip yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaanya belajar tidak bisa dilakukan dengan sembarang atau tanpa tujuan dan
arah yang baik, agar aktivitas belajar yang dilakukan dalam proses belajar pada upaya
perubahan dapat dilakukan dan berjalan dengan baik, diperlukan prinsipprinsip yang
dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar. Prinsip-prinsip ditujukan pada hal-hal
penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar yang baik. prinsip
belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh para
guru agar para siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Hubungan antara hakikat belajar dengan calon guru serta manfaatnya.
Sebagai calo guru tentunya sangat penting ntuk mengetahui dan mempelajari apa
itu hakikat belajar, karena belajar pada dasarnya adalah aktifitas mental atau psikis
yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya
yang menghasilkan perubahan-perubahan dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat
relatif tetap dalam aspek-aspek berupa kognitif, psikomotor dan afektif yang
disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama
sekali baru atau penyempurnaan atau dengan kata lain dari hasil belajar yang telah
di peroleh sebelumnya. Dengan memahami konsep dari hakikat belajar, maka calon
guru dapat mengetahui bagaimana pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai,
sikap, tingkah laku dan kepribadian dari peserta didiknya nanti.
Refrensi :
"BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Hakikat ... - repo unpas."
http://repository.unpas.ac.id/12961/4/BAB%202.pdf. Diakses pada 18 Apr. 2021.
Refrensi :
"Efektifitas Pembelajaran Daring Dalam Kegiatan Belajar Dan ...." 12 Agu.
2020, https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektifitas-pembelajaran-
daring-dalam-kegiatan-belajar-dan-mengajar-untuk-mencapai-tujuan-
keterampilan-abad-21. Diakses pada 21 Apr. 2021.
"BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Model-Model ...."
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12147/5/BAB%20II.pdf. Diakses pada
21 Apr. 2021.
"PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING DAN LURING DI ...."
23 Agu. 2020, https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/penerapan-sistem-
pembelajaran-daring-dan-luring-di-tengah-pandemi-covid-19/. Diakses
pada 21 Apr. 2021.
6. Bagaimanakah kondisi pembelajaran yang harus dikreasi oleh seorang guru
biologi terkait tagihan pengetahuan, sikap dan keterampilan di abad 21, revolusi
industry 4.0 yang harus dikembangkan guru melalui proses pembelajaran.
Jawab :
Revolusi industri kini telah memasuki babak baru. Yakni telah berada pada revolusi
industri 4.0. Di mana industri adalah proses produksi yang terjadi di seluruh dunia
dengan mengombinasikan tiga unsur penting, yakni manusia, mesin/robot, dan big
data.Kombinasi tiga unsur ini, akan menggerakkan seluruh produksi menjadi lebih
efektif serta lebih cepat dan masif. Tak terkecuali, lembaga pendidikan saat ini juga
menghadapi tantangan yang tak ringan, Menghadapi tantangan yang besar ini, maka
pendidikan, dalam hal ini SMK harus dituntut untuk berubah.
Untuk itu, salah satu cara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah adanya
kesadaran pelajar dalam menguasai keahlian atau skill untuk melahirkan tenaga kerja
yang profesional,Dalam rangka menghasilkan generasi hebat sebagai modal sebagai
antisipasi revolusi industri 4.0 inilah, maka menjadi sangat wajar kalau kemudian
dunia pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21.
Dalam rangka menghasilkan generasi hebat sebagai modal sebagai antisipasi
revolusi industri 4.0 inilah, maka menjadi sangat wajar kalau kemudian dunia
pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21.
Diterapkannya pembelajaran abad 21, diharapkan menghasilkan lulusan dari
generasi produktif yang memiliki kualitas dan skill hebat. Guna menghadapi tantangan
revolusi industri 4.0.
Refrensi :
"Pembelajaran Abad 21 sebagai Solusi Menghadapi Revolusi ...." 2 Agu. 2019,
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/02/149209/pembelajaran-abad-21-
sebagai-solusi-menghadapi-revolusi-industri-40. Diakses pada 21 Apr. 2021.
7. Anda diminta mengkaji bersifat analisis tentang tingkatan hasil Belajar kognitif
(dimensi kognitif dan pengetahuan) menurut Anderson dihubungkan dengan
kondisi peserta didik di tingkat SMA.
Jawab :
Tipe Hasil Belajar bidang Kognitif
Tipe hasil belajar pegetahuan hafalan (Knowledge), Tipe hasil belajar ini temasuk
tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar
lainnya. Namun tipe hasi belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai
dan mempelajari tipe hasil belajar lainnya.
Tipe Hasil Belajar Pemahaman (Comprehention), Tipe hasil belajar pemahaman
lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman
memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep. Untuk itu
diperlukan adanya hubungan atau tautan antara konsep dengan makna yang ada
dalam konsep tersebut.
Tipe Hasil Belajar Penerapan (aplikasi) Tipe hasil belajar ini memerlukan
kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum
dalam situasi baru.
Tipe Hasil Belajar Analisis, Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks,
yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi.
Tipe Hasil Belajar Sintesis Sintesis adalah lawan dari analisis. Analisis ditekankan
pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna
sedangkan sintesis merupakan kesanggupan meyatuhkan unsur atau bagian
menjadi satu integritas. Tipe hasil sintesis memerlukan kemampuan hafalan,
pemahaman, aplikasi, dan analisis.
Tipe Hasil Belajar Evaluasi, Evaluasi merupakan kesanggupan memberikan
keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan
kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, karena
diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni kemampuan hafalan,
pemahanan, aplikasi, analisis, sintesis.
Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu “mengingat”, sampai dengan kemampuan
untuk memecahkan suatu masalah (problem solving) jika dihubungkan dengan
kondisi peserta didik di tingkat SMA maka kemampuan kognitif ini dapat menuntut
peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya tujuan kognitif ini paling sering digunakan dalam proses instruksional.
Refrensi :
"BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Mc ...."
http://digilib.uinsby.ac.id/3967/5/Bab%202.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021.
Refrensi :
"BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Mc ...."
http://digilib.uinsby.ac.id/3967/5/Bab%202.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021.
10. Jawaban :
Level 1: Retrieval
Melibatkan pengakuan sederhana, recall, atau pelaksanaan pengetahuan. Tidak ada
harapan bahwa siswa akan mengetahui pengetahuan secara mendalam, dapat
mengidentifikasi struktur dasar pengetahuan (atau elemen versus yang tidak
beragamnya), atau menggunakannya untuk mencapai tujuan kompleks. Ini semua
adalah harapan untuk tingkat taksonomi baru yang lebih tinggi.
Level 2: Pemahaman
Proses pemahaman memerlukan lebih dari siswa daripada melakukan proses
pengambilan pengetahuan. Dimana pengambilan pengetahuan melibatkan pengakuan,
recall, atau pelaksanaan pengetahuan seperti yang dipelajari, pemahaman melibatkan
integrasi dan representasi simbolis yang lebih penting versus aspek yang kurang
penting dari pengetahuan itu.
Level 3: Analisis
Proses analisis melibatkan pengetahuan yang memeriksa dengan rincian halus dan,
sebagai hasilnya, menghasilkan kesimpulan baru. Ada lima proses analisis: (1)
Pencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) Generalisasi,
dan (5) menentukan.
Level 4: Pemanfaatan Pengetahuan
Bila menggunakan pengetahuan tekanan barometrik untuk membantu membuat
keputusan (proses pemanfaatan pengetahuan) tentang apakah akan melakukan pesta
di dalam rumah atau di luar ruangan, fokusnya adalah pada partai yang bertentangan
dengan tekanan barometrik per se. Ada empat proses aplikasi pengetahuan: (1)
pengambilan keputusan, (2) pemecahan masalah, (3) bereksperimen, dan (4)
menyelidiki.
Level 5: Metakognisi
Ada empat kategori proses metakognitif: (1) menentukan tujuan, (2) pemantauan
proses, (3) penyertaan, dan (4) akurasi pemantauan.
Level 6: Pemikiran diri sendiri
Pemikiran sistem self-probling melibatkan empat aspek: (1) Memeriksa
kepentingan, (2) Memeriksa khasiat, (3) memeriksa respons emosional, dan (4)
memeriksa motivasi.
Refrensi : (Marzano dan Kendall Dalam Buku The New Taxonomy Of
Educationonal Objectives).