Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GEOGRAFI PEDESAAN

Peran Globalisasi Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Masyarakat Desa


Dosen Pengampu : Djoko Soelistijo

Nama : 1. Gading Dita Inda

(150722603511)

2. Uzlifatul Az1lina (150722601964)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2016
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.1.1 Globalisasi .........................................................................
1.1.2 Era Global: Pengertian dan Karakteristik ..........................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................

3
3
3
4
4

BAB II : LANDASAN TEORI


2.1 Globalisasi ............................................................................................
2.1.1 Pengertian Globalisasi ........................................................
2.1.2 Faktor Pendorong Globalisasi ...........................................
2.1.3 Teori-Teori Globalisasi ......................................................
2.2 Pengertian Perdesaan........................................................................
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Peran globalisasi terhadap peningkatan mutu pendidikan masyarakat
desa .......................................................................................................
1. Pengajaran Interaktif Multimedia ..............................................
2. Perubahan kelembagaan pendidikan..........................................
3.2 proses peningkatan mutu pendidikan di era globalisasi ......................
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................
4.2 Saran ..................................................................................................
4.3 Daftar Pustaka ..................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Globalisasi

5
5
5
6
8
9
9
10
10
11
11
12

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak
sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan
globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah
sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa
asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib
sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah
hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional.
1.1.2 Era Global: Pengertian dan Karakteristik
Era global adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambah-nya keterkaitan di
antara masyarakat dan elemen-elemen yang terjadi akibat transkulturasi
perkembangan

teknologi

di

bidang

transportasi

dan

komunikasi

yang

memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Terdapat tiga


Karakteristik masyarakat di abad 21, yaitu:
1. Masyarakat Teknologi
Masyarakat teknologi yang dimaksud adalah suatu masyarakat yang telah melek
teknologi dan menggunakan berbagai aplikasi teknologi, sehingga dapat

mengubah cara berpikir, bertindak bahkan mengubah bentuk dan pola hidup
manusia yang sama sekali berlainan dengan kehidupan sebelumnya.
2. Masyarakat Terbuka
Lahirnya teknologi komunikasi yang demikian maju, membuat dunia menjadi satu
seolah tanpa sekat, sehingga komunikasi antar pribadi menjadi makin dekat dan
hampir tanpa hambatan, yang pada akhirnya melahirkan masyarakat terbuka.
Dalam masyarakat terbuka, antara bangsa satu dengan bangsa lain dapat saling
mempengaruhi dalam berbagai hal, termasuk mempengaruhi budaya bangsa lain.
3. Masyarakat Madani
Masyarakat madani merupakan wujud dari suatu masyarakat terbuka, di mana
setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan menggunakan teknologi, berkarya, berprestasi dan
memberikan sesuatu sesuai dengan kapasitasnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh globalisasi terhadap peningkatan mutu pendidikan
masyarakat desa?
2. Bagaimana proses peningkatan mutu pendidikan di era globalisasi?
1.3 Tujuan
1. Masyarakat

mampu

mengetahui

pengaruh

globalisasi

terhadap

peningkatan mutu pendidikan disuatu desa.


2. Masyarakat mampu mengetahui proses peningkatan mutu pendidikan di
era globalisasi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Globalisasi
2.1.1 Pengertian Globalisasi

Pengertian globalisasi secara harfiah berasal dari Bahasa Inggris, yakni


Globalization. Globalization terdiri dari dua kata, Global yang artinya mendunia
dan Lization yang artinya proses. Berdasarkan pengertian tersebut, globalisasi
adalah suatu proses menyeluruh atau mendunia. Sedangkan pengertian globalisasi
secara luas dan menurut para ahli akan dibahas pada tulisan di bawah ini.
Pengertian globalisasi menurut para ahli :
1. Anthony Giddens
Giddens mengatakan bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan
sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang
terjadi di lokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan
terjadinya perubahan pada keduanya.
2. Malcom Waters
Waters mengatakan globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang
penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
3. Martin Albrow
Albrown mengatakan, globalisasi menyangkut semua sistem di mana
masyarakat dunia tersambung kedalam komunitas dunia tunggal,
komunitas global.
4. Rosabeth Moss Kanter
Kanter mengatakan bahwa globalisasi adalah dunia yang menjadi pusat
perbelanjaan global yang dalam gagasan dan produksinya, tersedia disetiap
tempat ada saat yang sama.

2.1.2 Faktor Pendorong Globalisasi


Perkembangan suatu globalisasi yang cepat pasti terdapat faktor pendorongnya.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang berperan untuk
kemudahan dalam transaksi ekonomi antar negara,
2. Kerja sama ekonomi Internasional yang memudahkan terjadinya
kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat,
3. Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi

yang

mempermudah dalam jasa transport dan pengiriman barang keluar negeri,


4. Semakin terbukanya sistem perekonomian negara - negara di dunia,
5. Mengglobalnya pasar uang yang mengakibatkan kegiatan ekonomi suatu
negara semakin besar.

2.1.3 Teori-Teori Globalisasi


Terdapat beberapa teori globalisasi menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Cochrane dan Pain
Cochrane and Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi,
terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para Globalis
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global
yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat
sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.

Para

globalis

positif

dan

optimistis

menanggapi

dengan

baik

perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan


menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.

Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah


fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan
barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya
dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar
dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok
untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

2. Para Tradisionalis
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme
telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa
yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau
evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3. Para Transformasionalis (transformalis)
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan
6

oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh
jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat
bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan
yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau,
setidaknya, dapat dikendalikan.
George Ritzer (Globalisasi Kehampaan)
Ritzer membuat dua asumsi mengenai globalisasi, yakni:
1. Perkembangan awal komunikasi global berkembang melalui
beragam media, utamanya televisi dan internet. Terbentuknya
kesadaran global sebagai hasil akhir dari globalisasi.

2.2 Pengertian Perdesaan


Kawasan perdesaan adalah suatu wilayah yang mempunyai mata pencaharian
cenderung homogen serta kelembagaan yang terbatas.
Kondisi riil di lapangan menggambarkan masyarakat perdesaan sebagai suatu
kelompok masyarakat yang memiliki kondisi kelembagaan terbatas . Sehingga
keunggulan komparatif (comparative advantage) masyarakat perdesaan tidak serta
merta mampu menempatkan perdesaan tumbuh dan sejajar dengan perkotaan.
Beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perdesaan menyejajarkan posisinya
dengan perkotaan antara lain akibat kualitas sumberdaya manusia, dan
ketersediaan infrastruktur. Kualitas sumberdaya manusia di perdesaan mengalami
perkembangan yang sangat lamban. Terjadi kecenderungan adanya urbanisasi
masyarakat perdesaan yang tidak hanya dilakukan oleh sumberdaya manusia
berkualitas rendah, tetapi juga sumberdaya manusia berkualitas cukup tinggi dari
perdesaan yang terkuras menuju perkotaan. Hal ini terkait erat dengan masalah
infrastruktur perdesaan yang terbatas yang tidak memberikan ruang gerak lebih
bebas bagi sumberdaya manusia perdesaan berkualitas untuk mengekspresikan
kemampuannya. Keterbatasan alternative ruang gerak ini menjadi salah satu daya

dorong kuat bagi sumberdaya manusia berkualitas untuk melakukan mobilitas


menuju perkotaan. (Rustiadi dan Pranoto, 2007).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran globalisasi terhadap peningkatan mutu pendidikan masyarakat


desa
Globalisasi yang dikatakan sebagai proses mendunia, telah menyebabkan banyak
perubahan bagi manusia, salah satunya dibidang pendidikan. Kemajuan teknologi
informasi yang dibawa oleh globalisasi menyebabkan perubahan sosial yang
merupakan gerakan searah (linier), progresif dan berlangsung perlahan-lahan,
yang membawa masyarakat dari tahapan yang primitif kepada keadaan yang lebih
maju. Globalisasi berperan secara tidak langsung dalam kehidupan masyarakat
desa sebagai penyedia informasi publik, sehingga memudahkan masyarakat desa
untuk mengakses informasi sama seperti masyarakat kota pada umumnya.
Salah satu bentuk globalisasi dibidang pendidikan adalah :
1. Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran
pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi
8

pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila
dulu pada masyarakat desa, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali
membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana
lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah
ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat
digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau
pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu,
ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk
sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung
menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi
mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005)
yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus
kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil
belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,
mengingat kembali, dan menghubung hubungkan fakta dengan konsep.
2. Perubahan kelembagaan pendidikan
Dalam suatu desa, kelembagaan pendidikan yang dahulunya bersifat terbatas
pada jenjang formal tertentu (SD,SMP,SMA), kini telah berkembang menjadi
lebih kompleks. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai adanya Play groub ataupun
Sekolah Luar Biasa dalam lingkup desaS. Keberadaan lembaga pendidikan baru
disuatu desa, salah satunya dipengaruhi oleh perubahan pola pikir masyarakat
akan pentingnya lembaga tersebut.
3.2 Proses peningkatan mutu pendidikan di era globalisasi
Proses peningkatan mutu pendidikan di era globalisasi diawali dengan masuknya
teknologi, informasi sebagai bagian dari proses globalisasi, yang mana menjadi
dasar berkembangnya berbagai macam pengetahuan baru dikalangan masyarakat
desa. Kondisi teknologi yang memadai serta mudah dijangkau menyebabkan
informasi bukan lagi menjadi barang mahal, sehingga dengan mudah dapat terjadi
pertukaran informasi yang berlanjut pada proses internalisasi informasi tersebut
demi kemajuan masyarakat desa. Seperti kita ketahui kondisi masyarakat desa
sekitar tahun 90an masih jauh tertinggal, serta mengalami kesenjangan dari segi
pendidikan, karena pada masa tersebut pembangunan pendidikan masih berfokus

pada wilayah perkotaan, namun saat ini masyarakat desa yang bijak terhadap arus
globalisasi mampu memanfaatkan kemudahan dalam memperoleh informasi guna
membangun pendidikan didesa dengan berpedoman pada sistem pendidikan di
wilayah Kota ataupun Negara yang dianggap telah maju dibidang pendidikan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya
terdapat proses yang mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah
pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya, dan
kepribadian .Gloabalisasi dapat membuat perubahan yang membawa pendidikan
masyarakat desa ke arah yang lebih maju, seiring berkembangnya teknologi
informasi. Globalisasi pendidikan ditandai dengan ambivalensi yang apabila kita
mengikuti arus globalisasi tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan sesuai
dengan era saat ini.akan tetapi , pada kenyataannya tidak semua masyarakat
disuatu desa mampu memanfaatkan era globalisasi, sehingga kualitas pendidikan
masyarakat tersebut akan cenderung tertinggal dan menimbulkan

ketidak

pemerataan yang mengakibatkan kesenjangan pendidikan.


4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan mutu pendidikan di pedesaan,
agar mutu pendidikan di wilayah tersebut bisa sejajar dengan wilayah perkotaan,
karena pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu
bangsa.

10

4.3 Daftar Pustaka


Arif, Fikri. 2012. Globalisasi Pendidikan.
Asri B. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan
Idrus, Dr. Ali. 2009. Manajemen Pendidikan Global (Visi, Aksi, dan Adaptasi).
Jakarta: Gaung Persada Press.
Isjoni. 2008. Memajukan Bangsa dengan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani,
Anggota IKPI.
Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas
Terbuka.
Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia,
Prasetyo, Eko. 2005. Orang Miskin Dilarang Sekolah. Yogyakarta : Resist Book.
Rois, Nur. 2012. Kesenjangan Sosial Di Dunia Pendidikan.

11

Anda mungkin juga menyukai