Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Geografi Kependudukan dan Demografi

Dosen Pengampu : Dra. Novida Yenny

Kelas : A GEOGRAFI 2018

Disusun Oleh : Kelompok 3

 Abdullah Situmorang (3183131031)


 Farhan Pratama Tanjung (3183331014)
 Marsha Hasibuan (3182131018)
 Siti Nurhalimah (3183131034)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Ekologi dan Pemetaan ini
yaitu Makalah “Pertumbuhan Penduduk Kota Medan” dengan tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini saya banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan
dari berbagai pihak, kami juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas ini tidak lain
berkat bantuan semua rekan sehingga kendala dan hambatan dapat kami hadapi dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penyusun memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
pembuatan tugas selanjutnya. Akhir kata penyusun kami ucapkan terima kasih semoga
bermanfaat dan dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 24 September 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar belakang masalah ................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Dasar hukum ..................................................................................................... 3

2.2 Gambaran umum kota Medan .......................................................................... 4

A. Kondisi geografis ........................................................................................ 4


B. Kondisi demografis .................................................................................... 6
C. Kondisi social ekonomi .............................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 19

3.2 Saran ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, memunculkan konsekuensi adanya kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, dalam rangka meningkatkan implementasi prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta keragaman daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai implikasinya, Pemerintah Daerah juga dituntut untuk
secara terus menerus meningkatkan kemampuannya, guna dapat menyelenggarakan otonomi
yang nyata sekaligus bertanggungjawab.

Dalam rangka mendorong implementasi pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan


dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, serta mampu
menjawab tuntutan perubahan secara nyata, sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang
baik, maka rasional Walikota Medan sebagai Kepala Daerah menyusun dan menyampaikan
laporan keterangan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran 2006 kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja dasar hukum dalam penyusunan dan penyampaian LKPJ ke DPRD?
b. Bagaimana kondisi geografis kota Medan di tahun 2006?
c. Bagaimana kondisi demografis kota Medan di tahun 2006?
d. Bagaimana kondisi social ekonomi kota Medan di tahun 2006?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mendapat jawaban mengenai Apa saja dasar
hukum dalam penyusunan dan penyampaian LKPJ ke DPRD, Bagaimana kondisi geografis
kota Medan di tahun 2006, Bagaimana kondisi demografis kota Medan di tahun 2006,
Bagaimana kondisi social ekonomi kota Medan di tahun 2006.

1.4 Manfaat
Berdasarkan masalah dan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari makalah
ini adalah :
a. Dapat mengetahui dasar hukum dalam penyusunan dan penyampaian LKPJ ke
DPRD?
b. Dapat mengetahui kondisi geografis kota Medan di tahun 2006?
c. Dapat mengetahui kondisi demografis kota Medan di tahun 2006?
d. Dapat mengetahui kondisi social ekonomi kota Medan di tahun 2006?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum


Penyusunan dan penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota
Medan akhir tahun anggaran 2006 kepada DPRD Kota Medan, memiliki dasar hukum
sebagai berikut :

1) Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
2) Undang - Undang Drt Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kota-kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara, jo.Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah Kotamadya Medan;
3) Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang;
4) Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Laporan Penyelengaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;
6) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pokok - Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
7) Peraturan Walikota Medan Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan tahun 2006 - 2010;
8) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun 2006.
9) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (P.APBD) Kota Medan Tahun 2006.
2.2 Gambaran Umum Kota Medan
Deskripsi atau gambaran umum Kota Medan dipandang perlu dalam LKPJ akhir tahun
anggaran 2006 ini, paling tidak untuk 2 (dua) hal pokok yaitu :

a) Sebagai dasar untuk mengamati hubungan – hubungan lingkungan stratejik Kota


Medan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2006.
b) Menjelaskan kinerja makro pembangunan kota selama tahun 2006, secara sosial
ekonomi.

A. Kondisi Geografis
Dilihat dari segi geografis, Kota Medan terletak antara : 2º.27’ - 2º.47’ Lintang
Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar
atau 265,10 Km2 atau sama dengan 3,6% dari total luas wilayah Propinsi Sumatera
Utara. Oleh karena itu, selain memiliki modal dasar pembangunan dengan jumlah
penduduk dan letak geografis serta peranan regional yang relatif besar, Kota Medan
juga memiliki keterbatasan ruang sebagai bagian daya dukung lingkungan.
Luas Kota Medan dapat dikatakan relatif kecil dibandingkan dengan luasan
beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Keterbatasan ruang lebih dirasakan karena
bentuk wilayah administratif Kota Medan yang sangat ramping di tengah, sehingga
secara alami dapat menghambat pengembangan perkotaan ke wilayah utara,
khususnya di bidang penyediaan sarana prasarana kota. Kondisi tersebut juga
menyebabkan kurang seimbang dan terintegrasinya ruang kota di Bagian Utara
dengan Bagian Selatan. Namun demikian, sebagai salah satu pusat perekonomian
regional terpenting di pulau Sumatera dan salah satu dari tiga Kota Metropolitan
terbesar di Indonesia, Kota Medan memiliki posisi dan kedudukan strategis sebagai
pintu gerbang utama bagi kegiatan jasa perdagangan barang dan jasa domestik secara
regional/internasional di kawasan barat Indonesia.
Secara administratif Kota Medan berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Malaka
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Kondisi klimatologi Kota Medan menurut Stasiun BMG Sampali suhu
minimum berkisar antara 23,30 C – 24,10 C dan suhu maksimum berkisar antara
31,00 C – 31,10 C . Kelembaban udara untuk Kota Medan rata-rata berkisar antara 84
– 58 %. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0.48 m/sec sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2003 rata-
rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 299,5 mm.
Berdasarkan ketentuan perundang – undangan, administrasi Kota Medan
dipimpin oleh Walikota/Wakil Walikota yang dipilih secara langsung. Kota Medan
saat ini terdiri dari 21 Kecamatan dengan 151 Kelurahan, yang terbagi atas 2.001
lingkungan seperti yang disajikan dalam Gambar dan Tabel berikut :
Sedangkan luas Kota Medan untuk tiap Kecamatan disajikan dalam table
berikut :

Berdasarkan kondisi dan situasi geografis tersebut di atas, ditambah dengan


dinamika demografis serta sosial ekonomi yang ada sampai saat ini, dapat dikatakan
bahwa untuk beberapa Kecamatan, khususnya di kawasan utara sudah sangat
diperlukan usulan pemekaran Kecamatan, Kelurahan dan Lingkungan yang ada,
dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pelayanan umum yang lebih baik.

B. Kondisi Demografis
Ciri penting dari penduduk Kota Medan adalah kemajemukan serta plural, baik
dilihat dari pengelompokan agama, maupun adat istiadat, seni budaya dan suku. Hal
ini menjadikan karakter menonjol sebahagian besar penduduk Kota Medan adalah
bersifat “ terbuka “.
Di samping itu, ciri kependudukan Kota Medan juga menggambarkan berbagai
dinamika yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya
tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus
perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik
(commuters), juga mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa selama tahun 2004 – 2006
jumlah penduduk Kota Medan cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 2,006
juta jiwa pada tahun 2004 menjadi 2,067 juta jiwa pada tahun 2006. Demikian juga
kepadatan penduduk Kota Medan, meningkat dari 7.567 jiwa/Km2 pada tahun 2004
menjadi 7.798 jiwa/Km2 tahun 2006.
Faktor alami yang mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk
adalah tingkat kelahiran dan kematian, sedang faktor lainnya adalah disebabkan
meningkatnya arus urbanisasi dan commuters serta kaum pencari kerja ke Kota
Medan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, faktor utama yang
menyebabkan komutasi ke Kota Medan adalah adanya pandangan bahwa : (1) bekerja
di kota lebih bergengsi (2) di kota lebih gampang mencari pekerjaan, (3) tidak ada lagi
yang dapat diolah (dikerjakan) di daerah asalnya, dan (4) upaya mencari nafkah yang
lebih baik.
Walaupun selama periode 2004 – 2006, pertumbuhan penduduk Kota Medan
cenderung meningkat, tetapi pertambahannya relatif sedikit yaitu rata-rata 1,22% per
tahun. Agar pertambahan penduduk dapat ditekan menjadi relatif lebih kecil lagi,
upaya-upaya dan kebijakan pengendalian kelahiran, melalui program Keluarga
Berencana (KB) lebih ditingkatkan agar menjadikan angka kelahiran menurun.
Ciri lain kependudukan Kota Medan adalah besarnya arus commuters. Jumlah
penduduk Kota Medan pada siang hari diperkirakan mencapai 2,5 juta jiwa, sedang
pada malam hari diperkirakan 2.067.288 jiwa. Hal ini berpengaruh terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan secara
keseluruhan.
C. Kondisi Sosial Ekonomi
Pembangunan selalu menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Oleh
karena itu diperlukan indikator sebagai tolok ukur kinerja pembangunan. Indikator
sosial ekonomi Kota Medan akan diuraikan melalui indikator-indikator ekonomi
maupun sosial yang dikenal dalam pembangunan.
1. Indikator Makro Pembangunan Kota
Indikator kinerja makro yang digunakan untuk mengukur capaian
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kota selama tahun 2006 di bagi
dalam dua bidang yaitu:
 Indikator Kinerja Makro untuk bidang ekonomi.
 Indikator Kinerja Makro untuk bidang kesejahteraan rakyat.
Salah satu indikator kinerja makro untuk bidang ekonomi yang sering
digunakan secara luas adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB
Kota Medan merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan (nilai barang dan jasa akhir dikurangi biaya untuk menghasilkannya
atau sering disebut dengan biaya antara) oleh berbagai unit produksi di wilayah
Kota Medan, dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut
dikelompokkan ke dalam sembilan lapangan usaha yaitu:

a) Pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan


perikanan);
b) Pertambangan dan penggalian;
c) Industri pengolahan (manufaktur);
d) Listrik, gas dan air bersih;
e) Konstruksi;
f) Perdagangan, hotel dan restoran/rumah makan;
g) Transportasi dan komunikasi;
h) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan;
i) Jasa perorangan dan kemasyarakatan, termasuk jasa pelayanan pemerintah.
Berbeda dengan indikator kinerja makro bidang ekonomi, maka indikator
kinerja makro untuk bidang kesejahteraan rakyat mencakup indikator kinerja
pembangunan Kota Medan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, ditinjau
dari aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan distribusi
pendapatan. Beberapa konsep indikator kinerja makro bidang kesejahteraan
rakyat disajikan pada tabel di bawah ini :
2. Indikator Ekonomi Makro
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku.
Selama periode 2004 – 2006, perkembangan perekonomian Kota Medan
ditandai oleh peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku dari 33,12 trilyun
rupiah pada tahun 2004 menjadi 42,79 trilyun rupiah pada tahun 2005 dan
48,92 triliyun rupiah pada tahun 2006, atau mengalami peningkatan rata-rata
23,87 persen/tahun.

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa penataan kembali


perekonomian kota agar menjadi lebih baik, setelah semenjak pertengahan
tahun 1997 sempat mengalami penurunan yang tajam akibat terjadinya resesi
ekonomi secara nasional, dapat dikatakan cukup berhasil. Hal tersebut
ditandai oleh pertumbuhan positif di berbagai sektor/ subsektor lapangan
usaha ekonomi yang berjalan.
Struktur Ekonomi

Bila diamati lebih rinci, maka pada tahun 2006 masing-masing sector
tersebut memberikan kontribusi sebesar 16,27 persen untuk sector industri
pengolahan, 25,92 persen dari sektor perdagangan/hotel/ restoran, 18,45
persen dari sektor pengangkutan dan telekomunikasi dan 13,64 persen dari
sektor keuangan/persewaan/jasa perusahaan.
Tahun 2004, peranan empat sektor utama ini dalam pembentukan PDRB
sebesar 75,17 persen, dengan rincian : sektor industri pengolahan sebesar
16,92 persen, sektor perdagangan/hotel/restoran sebesar 27,01 persen, sektor
pengangkutan/telekomunikasi sebesar 17,18 persen serta sektor
keuangan/persewaan/jasa perusahaan sebesar 14,06 persen.
b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan
Sejalan dengan perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku, maka
PDRB atas dasar harga konstan 2000, selama periode 2004-2006 juga
mengidentifikasi peningkatan cukup berarti, yang menggambarkan
tumbuhnya sektor dan sub sektor produksi serta perdagangan barang dan jasa
secara riil.

Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan ini rata-rata sebesar 7,38
persen/tahun atau dari Rp 23,62 trilyun tahun 2004, menjadi Rp 27,24 trilyun
tahun 2006. Berdasarkan data tabel tersebut di atas, juga diketahui bahwa
peningkatan PDRB secara riil terjadi hampir di seluruh lapangan usaha
sektoral. Terutama sektor perdagangan/hotel/restoran dan transportasi /
telekomunikasi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Yakni
sektor perdagangan/hotel/restoran dari 6,20 triliyun pada tahun 2004 menjadi
7,27 triliyun pada tahun 2006. Sedangkan sector transportasi/telekomunikasi,
dari 4,31 triliyun pada tahun 2004 menjadi 5,26 triliyun pada tahun 2006.
Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan data tabel tersebut di atas, diketahui perekonomian Kota


Medan selama periode 2004–2006 menunjukkan kinerja yang relative cukup
baik, dalam arti di samping dapat keluar dari situasi krisis multidimensional
yang cukup berat yang dialami sebelumnya, pemulihan ekonomi lokal yang
dilakukan juga cukup berhasil mendorong pertumbuhan positif hampir untuk
semua lapangan usaha ekonomi.

PDRB Perkapita

Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan PDRB


perkapita atas dasar harga konstan lebih kecil dibandingkan pertumbuhan
ekonomi. Berarti proporsi pertambahan jumlah penduduk Kota Medan lebih
tinggi dibanding proporsi pertambahan PDRB atas dasar harga konstan
Inflasi
Bila dilihat dari komoditinya, sumbangan inflasi pada tahun 2006
didorong oleh kelompok komoditi perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar. Hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya komoditi perumahan,
dimana sewa rumah sangat tinggi di Kota Medan, sehingga pendapatan
masyarakat begitu besar proporsinya terserap kepada sewa rumah.
Memperbanyak pembangunan rumuh susun atau yang sejenisnya seperti
Rusunawa, Perumnas, yang sewanya murah, kiranya dapat menjadi solusi
agar supply rumah dapat mengimbangi pertambahan penduduk di Kota
Medan.

Ekspor dan Impor

Sesuai dengan kecenderungan ekonomi terbuka pada saat ini dan masa
yang akan datang, sekaligus untuk mendapatkan keunggulan kompetitif,
maka dapat dipastikan setiap daerah cenderung hanya akan menghasilkan
produk-produk yang memiliki keunggulan kompetitif baik dilihat dari sisi
kualitas maupun harga. Oleh sebab itu, kebutuhan akan produk-produk yang
tidak dihasilkan sendiri biasanya akan didatangkan dari luar atau impor.

Investasi
Lapangan usaha utama yang menjadi tujuan utama berinvestasi di Kota
Medan pada tahun 2006 adalah sektor perdagangan sebesar 1,35 triliyun
Rupiah pertahunnya, kemudian disusul sektor industry pengolahan sebesar
942,63 milyar Rupiah pertahun, sektor listrik, gas dan air sebesar 919,51
milyar Rupiah pertahun dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
814,26 milyar Rupiah pertahun.

3. Indicator Kesejahteraan Rakyat


a. Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Telah diakui bahwa pembangunan sumberdaya manusia
di suatu kota akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan
soaial, karena manusia adalah pelaku aktif yang dapat mengakumulasikan
modal, mengeksploitasi berbagai sumberdaya, serta menjalankan berbagai
kegiatan ekonomi, sosial dan politik yang sangat penting bagi pembangunan
sosial. Dengan demikian, peningkatan pendidikan suatu kota menjadi sangat
penting artinya bagi pembangunan kota tersebut.

Indikasi kemajuan penyelenggaraan pendidikan masyarakat Kota Medan


selama periode 2004 - 2006 juga ditunjukkan oleh Angka Partisipasi Sekolah
(APS) menurut usia sekolah. Jumlah penduduk usia sekolah yang masih
bersekolah mengalami kenaikan pada seluruh kelompok usia sampai tahun
2006, anak usia 07 - 12 tahun yang bersekolah mencapai hampir 100 persen
(99,16%), dan sebanyak 95,01 persen anak usia 13 – 15 tahun masih
bersekolah.
Adanya anak usia sekolah yang putus sekolah, khususnya pada usia 16 -
18 tahun lebih disebabkan alasan – alasan ekonomi. Upaya penting yang
dilakukan Pemerintah Kota Medan untuk menjadikan penduduk usia 7 - 18
tahun untuk tetap bersekolah bagi yang putus sekolah dan mendorong anak
usia sekolah untuk bersekolah adalah menempuh kebijakan pemberian
beasiswa terarah, baik di jenjang pendidikan SD sampai ke tingkat SMP dan
SLTA.
b. Kesehatan
Selain pendidikan, kesehatan merupakan faktor penting bagi
pembangunan suatu kota, karena erat kaitannya dengan mutu sumberdaya
manusia sebagai salah satu modal pembangunan. Jaminan kesehatan yang
semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang
pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, selain
urusan pendidikan, Pemerintah Kota juga sangat berkepentingan atas
peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Medan selama tahun


2004 - 2006 juga dibarengi oleh peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang diberikan. Pelayanan dasar kesehatan ini
diberikan oleh Puskesmas/Puskesmas Pembantu yang saat ini mencapai 39
unit dan 41 unit Puskesmas Pembantu, di samping Puskesmas Keliling 27
unit, Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, Praktek Dokter, dan lain-lain.
Jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah
juga meningkat, seiring dengan adanya pelayanan kesehatan dasar tanpa
bayar di tingkat Puskesmas.
c. Ketenagakerjaan
Dalam membahas aspek ketenagakerjaan, umumnya orang tertarik untuk
mengamati tingkat partisipasi angkatan kerja, pengelompokan tenaga kerja
menurut lapangan kerja, jenis dan status pekerjaan serta masalah
pengangguran. Selama tahun 2004 – 2006, keadaan ketenagakerjaan di Kota
Medan dipengaruhi oleh 2 (dua) sisi, yaitu sisi permintaan yang didorong
oleh dinamika pembangunan ekonomi kota, dan sisi penawaran yang
dipengaruhi oleh perubahan struktur umur penduduk Kota Medan.
 Komposisi Penduduk Usia Kerja

Berdasarkan data tabel tersebut di atas diketahui bahwa pada tahun


2006 Angkatan Kerja mengalami kenaikan dibandingkan keadaan pada
tahun 2005. Sejalan dengan kondisi tersebut, banyaknya orang yang
bekerja juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu dari
668.038 orang pada tahun 2005 menjadi 718.804 orang pada tahun 2006.
Seiring dengan itu, peningkatan juga terjadi pada kelompok “pencari
kerja” yaitu dari 95.906 orang pada tahun 2005 menjadi 96.906 orang
pada tahun 2006. Berdasarkan kondisi tersebut, proporsi penduduk yang
bekerja sedikit meningkat dari 87,54 persen pada tahun 2005, menjadi
88,12 persen pada tahun 2006.
 Penduduk Kerja

Walaupun perkembangan penyerapan tenaga kerja di masing-


masing lapangan pekerjaan tersebut dari tahun ke tahun fluktuatif, tetapi
selama kurun waktu tiga tahun terakhir tidak merubah komposisi
lapangan pekerjaan berdasarkan penyerapan tenaga kerja di
masingmasing sektor.
 Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan

Berdasarkan data Tabel 1.21, diketahui jumlah terbesar angkatan


kerja yang bekerja di Kota Medan pada tahun 2006 adalah tamatan
SLTA umum sebesar 39,99%, yang diikuti kemudian tenaga kerja
tamatan SLTP sebesar 20,15%, SD sebesar 17,48%, dan D3 ke atas
sebesar 11,47%. Hal yang patut juga dikemukakan adalah adanya
kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja
seperti halnya Sarjana, ada kecenderungan semakin sulit mereka masuk
dalam pasar kerja. Hal ini disebabkan pasar kerja tidak hanya sekedar
mempertimbangkan aspek formal pendidikan pencari kerja, tetapi juga
kesesuaian skill dan keterampilan nyata yang dimiliki dengan lapangan
kerja yang tersedia.
 Penduduk yang Mencari Pekerjaan (Pengangguran Terbuka)

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa sepanjang tahun


2004 – 2006 tingkat pengangguran terbuka secara persentase di Kota
Medan mengalami sedikit penurunan yaitu dari 12,46 persen pada tahun
2005, menjadi 11,88 persen pada tahun 2006.
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sesuai dengan paradigma pembangunan manusia, maka
keberhasilan pembangunan Kota Medan selama tahun 2004 – 2006 juga
ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat Kota
Medan. Melalui IPM, diketahui tingkat kemajuan, kemakmuran dan
tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Medan sebagai dampak proses
pembangunan kota yang dilaksanakan. Pengukuran IPM dilakukan
terhadap 4 (empat) dimensi pokok pembangunan manusia, meliputi : (1)
Angka Harapan Hidup, (2) Angka Melek Huruf, (3) Rata-rata Lama
Sekolah, dan (4) Konsumsi Perkapita Pertahun.

 Kemiskinan

Berdasarkan data tabel tersebut di atas, diketahui secara umum


upaya menurunkan angka kemiskinan, terutama yang disebabkan oleh
dampak krisis ekonomi pada dasarnya mulai menunjukkan hasil,
walaupun masih bersifat fluktuatif. Hal itu dapat diketahui dari
persentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 dari 175.519 jiwa
atau 8,62% dapat turun menjadi 160.653 jiwa atau 7,77% pada tahun
2006. Besarnya jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 disebabkan
kenaikan BBM pada Oktober 2005, juga disebabkan kriteria-kriteria
yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk miskin, telah
mempergunakan kriteria baru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Deskripsi atau gambaran umum Kota Medan dipandang perlu dalam LKPJ akhir tahun
anggaran 2006 ini, paling tidak untuk 2 (dua) hal pokok yaitu: Sebagai dasar untuk
mengamati hubungan – hubungan lingkungan stratejik Kota Medan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah selama tahun 2006, menjelaskan kinerja makro pembangunan kota
selama tahun 2006, secara sosial ekonomi.
Dilihat dari segi geografis, Kota Medan terletak antara : 2º.27’ - 2º.47’ Lintang Utara
dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar atau 265,10
Km2 atau sama dengan 3,6% dari total luas wilayah Propinsi Sumatera Utara. Ciri penting
dari penduduk Kota Medan adalah kemajemukan serta plural, baik dilihat dari
pengelompokan agama, maupun adat istiadat, seni budaya dan suku. Hal ini menjadikan
karakter menonjol sebahagian besar penduduk Kota Medan adalah bersifat “ terbuka “.

3.2 Saran
Kita sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah kota Medan harus mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan penduduk melalui berbagai sudut pandang, apalagi kita
sebagai mahasiswa geografi sangat memerluka data – data pertumbuhan penduduk kota
Medan ataupun daerah lain sebagai bahan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

h_1197211827.pdf- LKPJ Tahun 2006 Walikota Medan

Anda mungkin juga menyukai