Anda di halaman 1dari 19

FUNGSI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN DAPAT

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi EKT II Mata Kuliah : Administrasi


Pembangunan

Dosen Pengampu : H. AHMAD MURODI, S.Sos.,MM.

Disusun Oleh:
Putri Nayla Sakina 1901010069
Migel Yanuar R 1901010124
Istiqomah Farha Anisa 1901010056
Maulana Tyrta Rukmana 1901010068
Muhamad Arham 1901010077
Rizka Maharani 1901010085
Ahmad Zaidan Arif 1901010090

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E- government dan
E- bussiness” dengan tepat waktu. Tak lupa sholawat dan salam tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Amin ya robbal’alamin.

Sebagai rasa terimakasih atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua
pihak, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak H. AHMAD MURODI, S.Sos.,MM.


2. Seluruh kelompok anggota kelompok II=-‘;/
Semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikan mereka dan selalu
memberikan berkah-Nya. Kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa penyusunan
dari makalah ini masih belum sempurna dan pastinya ada kekurangan. Kesempurnaan
hanya ada pada Allah semata.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi
kebaikan makalah ini kedepannya. Akhir kata, kami seluruh penyusun berharap agar
makalah ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para
pembaca dan di
lingkungan akademis. Amin ya robbal’alamin

Tangerang,1 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
C. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 7
A. Tugas Dan Fungsi Organisasi Bappeda .............................................................................. 7
B. Landasan Hukum ................................................................................................................. 7
BAB III ....................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 9
A. Sumber Daya Manusia ................................................................................................... 9
B. Anggaran ...................................................................................................................... 11
Tabel 2.3 Alokasi Anggaran Bappeda 2019-2022 ............................................................ 11
C. Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Bandung.................................................................. 12
D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda....................................... 14
E. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung .......................................................... 15
BAB IV ..................................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 17
Tujuan yang ingin dicapai adalah :.................................................................................... 17
Sasaran .............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang


melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah daerah terdiri atas Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis SKPD (Renstra-SKPD).
Penyusunan dokumen RPJMD dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA), sedangkan penyusunan Renstra-SKPD disusun oleh SKPD sesuai
dengan tugas dan kewenangannya.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan


daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan
yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui
perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan
mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku bahwa setiap SKPD perlu menyusun
Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka
menengah di setiap SKPD untuk jangka waktu lima tahun. Renstra SKPD disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif. Penyusunan Renstra SKPD terdiri dari tahapan sebagai berikut: persiapan
penyusunan Renstra SKPD, penyusunan rancangan Renstra SKPD, penyusunan rancangan
akhir Renstra SKPD dan penetapan Renstra SKPD.

Pemerintah Kota Bandung saat ini telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025 (Perda No. 08 Tahun 2008) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013 (Perda
No. 09 Tahun 2009) yang telah direvisi menjadi Perda No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Perda No 9 Tahun 2009 tentang RPJMD 2009-2013. Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) melakukan penyusunan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).

Bappeda sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam
perumusan perencanaan pembangunan daerah memiliki peran dan fungsi strategis dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. Untuk mendukung pelaksanaan
tupoksi Bappeda diperlukan suatu dokumen rencana strategis yang memberikan arah
kebijakan dan fokus program dalam lima tahun mendatang. Dokumen Renstra Bappeda
tersebut harus terintegrasi dengan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah
kota yaitu RPJMD Kota Bandung 2019-2021.

Revisi Rencana Strategis Bappeda Kota Bandung 2019-2021 telah memasuki pelaksanaan
tahun ketiga dan memerlukan penyesuaian-penyesuaian seiring dengan adanya perubahan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung 2019-2021.
Oleh karena itu perlu dilakukan revisi terhadap Renstra Bappeda untuk mengakomodasi
berbagai perubahan diatas.

Renstra merupakan komitmen Bappeda yang digunakan sebagai tolok ukur dan alat bantu
bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam kebijakan
perencanaan pembangunan kota Bandung serta sebagai pedoman dan acuan dalam
mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan
fungsi Bappeda dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta
peluang dan ancaman yang dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian visi Kota
Bandung, yaitu ‘Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat’.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Bandung sudah memenuhi kriteria?
2. Apakah anggaran Pemerintah Kota Bandung sudah tepat sasaran?
3. Bagaimana sumber data dan informasi mendukung proses perencanaannya?
C. Maksud dan Tujuan

Maksud dari Rencana Strategis Bappeda adalah melakukan penyesuaian arah dan pedoman
pelaksanaan program dan kegiatan tahunan bagi Bappeda dalam melaksanakan tugas dan
fungsi khususnya dalam kurun waktu 3 tahun mengacu kepada Revisi RPJMD tahun 2019 –
2021. Adapun tujuan penyusunan Renstra Bappeda adalah untuk:
- Mengoptimalkan tugas pokok, fungsi dan peran Bappeda sebagai institusi perencanaan
pembangunan dalam mencapai target pencapaian Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daearah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2019-2021. menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja Tahunan Bappeda Kota Bandung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas Dan Fungsi Organisasi Bappeda

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah lembaga teknis
di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang melaksanakan urusan perencanaan
pembangunan. Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan
pada Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor 24 Tahun 1981. Dalam era
desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06
Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Tingkat Kota Bandung, yang mengubah nama Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung menjadi Bappeda Kota Bandung. Perubahan tugas pokok dan fungsi organisasi
Bappeda kembali mengalami perubahan sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota
Bandung nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga
Teknis Daerah Kota Bandung.

B. Landasan Hukum

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional Program Pembangunan Nasional;
2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah
diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ;
3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan PP
No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan
daerah dan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Bappeda
mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman


modal;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dibidang penanaman
modal;
d. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal
yang meliputi perencanaan tata ruang dan fisik, perencanaan ekonomi dan pembiayaan,
perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, pemerintahan, penelitian
pengembangan dan statistik serta penanaman modal;
e. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif Badan; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diterbitkan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sumber Daya Manusia

Kepemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya


pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-
prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsif, kesetaraan, visi
strategis, efektif dan efisien, profesional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan
kaitan tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya
sumberdaya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam
program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumberdaya aparatur pemerintah
menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah
kemana suatu daerah akan dibawa.

Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan
fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintahan di masa mendatang adalah pemerintahan yang cerdas, yang mampu
menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan
inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang cerdas hanya
bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas.

Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Bappeda Kota Bandung berdasarkan
data dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sampai Bulan Maret Tahun 2021 berjumlah
90 orang. Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Bappeda Kota.

Sekretariat memiliki jumlah pejabat pada eselon IV dan jumlah karyawan yang lebih
banyak daripada bidang yang lain, mengingat beban kerja di sekretariat yang cukup tinggi.
Yang menjadi catatan dalam struktur Bappeda adalah adanya jabatan fungsional peneliti
dan perencana yang bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala Bappeda dan tidak
terikat secara struktur dengan bidang-bidang perencana. Kondisi kepegawaian Bappeda
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2
Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan yang
Ditamatkan

No Uraian S S2 S D SLT SLTP S Juml


3 1 3 A D ah
1 Kepala Bappeda 1 1
2 Sekretariat 3 1 2 4 1 1 25
4
3 Bidang Perencanaan 2 2 1 2 1 8
Pemerintahan
4 Bidang 4 4 1 9
Perencanaan
Sosial Budaya dan
Kesra
5 Bidang 4 2 1 2 9
Perencanaan
Ekonomi dan
Pembiayaan
6 Bidang 1 5 6
Penanaman
Modal
7 Bidang PPS 3 4 2 9
8 Bidang Perencanaan 5 6 1 1 13
Tata Ruang dan
Sarana
Prasarana
9 BEP 15 6
10 Pejabat Fungsional 22 4
JUMLAH 1 2 4 6 11 1 2 90
5 4
% 1 2 4 7 12% 1% 2 100%
% 8 9 % %
% %
Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Bappeda Kota Bandung

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya.


Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.2, tingkat pendidikan karyawan Bappeda
yang paling banyak adalah pendidikan S-1 sebanyak 44 orang (49%). Tingkat pendidikan
bagian terbesar dari karyawan Bappeda yang relatif tinggi ini merupakan modal dasar yang
penting dalam peningkatan kinerja Bappeda secara umum.
Jumlah karyawan Bappeda yang menamatkan pendidikan S-2 cukup besar, tercatat
sebanyak 25 orang. Secara prosentase, jumlah tersebut mencapai 28% dari seluruh
karyawan Bappeda, sebagai lembaga yang memposisikan dirinya menjadi Think Tanknya
Pemerintah Kota Bandung, tentu ini menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagai lembaga perencana secara optimal.
B. Anggaran

Dari sisi anggaran, bappeda Kota Bandung mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat
dari tahun ke tahun, tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 2019-2022
beserta serapannya sebagai berikut :

Tabel 2.3 Alokasi Anggaran Bappeda 2019-2022

N Tahun Jumlah Anggaran Realisasi Persentase


o Anggaran (Rp) (Rp) (%)
1 2019 13,476,416,855 12,325,159,8 91,46
89
2 2020 20,121,066,129,5 16,307,477,2 81,05
93
3 2021 24,123,396,632 21,116,188,3 87,53
44
4 2022 20.911.323.808

Sumber : hasil olahan Perda APBD

Peningkatan alokasi anggaran tidak berbanding lurus dengan serapan anggarannya,


permasalahan penyerapan anggaran seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan
dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu
dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam
menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan
program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan
serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

Permasalahan anggaran di Bappeda juga berkaitan dengan belum di milikinya Analisis


Standar Biaya (ASB) untuk Program/kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tidak ada
standar baku yang dapat diterapkan dalam alokasi anggaran untuk tiap Kegiatan
penyusunan dokumen perencanaan maupun kegiatan kajian, sehingga penentuan alokasi
anggaran untuk kegiatan tersebut tidak memiliki dasar yang secara normatif maupun
akademik dapat dipertanggungjawabkan.
C. Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Bandung

Kinerja pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung yang utama
berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannnya yaitu : (1) urusan perencanaan
pembangunan, (2) Urusan statistik skala kota, (3) sebagaian urusan penataan Ruang dan
(4) urusan penanaman modal dengan fokus pada ; (1) Perumusan kebijakan, (2)
Bimbingan, konsultasi, dan koordinasi (3) Monitoring dan Evaluasi (4) Kebijakan
penanaman modal (5) Kebijakan statistik dasar (6) Koordinasi Statistik Antar sektor (7)
Pengembangan jejaring Statistik Khusus dan (8) Perencanaan Tata Ruang.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah, Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Peraturan Walikota Nomor 410 Tahun
2010 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung maka jenis pelayanan yang dilakukan
oleh Bappeda Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rancangan awal dan rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);
2. Menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah untuk penyusunan
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD);
3. Merumuskan program prioritas dan pagu anggaran sebagai bahan penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
4. Menetapkan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah
skala kota dan Kecamatan;
5. Merumuskan bahan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perencanaan dan
Pengendalian Pembangunan skala Daerah;
6. Merumuskan kebijakan pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah, antara
daerah dengan swasta dalam dan luar negeri;
7. Merumuskan kebijakan pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan
daerah skala Daerah:
8. Merumuskan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan skala kota yang meliputi
keserasian pengembangan perkotaan, manajemen dan kelembagaan pengembangan
wilayah, pengembangan pembangunan perwilayahan, serta pengembangan kawasan
prioritas cepat tumbuh dan andalan kota;
9. Merumuskan kebijakan pedoman standar pelayanan perkotaan skala Daerah;
10. Merumuskan perencanaan tata ruang yang meliputi penyusunan dan Penetapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK), Penyusunan dan penetapan Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis;
11. Merumuskan bahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah di Daerah dan kawasan
strategis kota;
12. Mengendalikan pelaksanaan dan sosialisasi Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
(NSPK) bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan;
13. Merumuskan kebijakan strategis operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
(RTRWK) dan Rencana Tata Ruang Strategis Kota;
14. Merumuskan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan
ruang wilayah kota dan kawasan strategis kota;
15. Mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis kota;
16. Merumuskan kebijakan penetapan dan pelaksanan petunjuk pelaksanaan pengembangan
pembangunan perwilayahan skala kota;
17. Merumuskan kebijakan pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan andalan
skala kota;
18. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan daerah skala kota;
19. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi kerjasama pembangunan antardaerah, dan antara
daerah dengan swasta, dalam dan luar negeri skala kota;
20. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi pelayanan perkotaan skala kota dan Kecamatan;
21. Bimbingan, konsultasi dan koordinasi pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan,
keserasian pengembangan perkotaan, pengembangan kawasan prioritas, kawasan cepat
tumbuh dan kawasan andalan, perencanaan kelembagaan dan manajemen
pengembangan wilayah dan kawasan skala kota dan kecamatan;
22. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah skala kota
dan Kecamatan;
23. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan
pengembangan wilayah tertinggal, pengembangan kawasan prioritas, cepat tumbuh dan
andalan skala kota, keserasian pengembangan perkotaan, kelembagaan dan manajemen
pengembangan wilayah dan kawasan skala kota;
24. Mengordinasikan perencanaan kerjasama pembangunan antar daerah, antara daerah
dengan swasta dalam dan luar negeri;
25. Mengordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan yang bersumber
dari APBDaerah Provinsi maupun APBN;
26. Merumuskan bahan perencanaan kerjasama pembangunan antar Kab/Kota, kerjasama
pembangunan dengan swasta, kerjasama pembangunan dalam dan luar negeri;
27. Menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD
se-Kota Bandung;
28. Merumuskan kebijakan pengelolaan data dan informasi serta pengembangan penanaman
modal dan promosi daerah skala kota;
29. Merumuskan pedoman, pembinaan, pengawasan, pengembangan potensi dan kerjasama
investasi dengan dunia usaha di tingkat kota;
30. Mengendalikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
skala kota;
31. Merumuskan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota;
32. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kerjasama
pembangunan antar daerah dalam dan luar negeri;
33. Menetapkan bahan kebijakan pemberian dukungan penyelenggaraan statistik dasar,
survey dan sensus skala kota.

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda

Berdasarkan kinerja pelayanan yang disampaikan pada Sub bab sebelumnya, dapat
diidentifikasi tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bappeda Kota Bandung
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi utamanya berkaitan dengan penyusunan dokumen
perencanaan, kebijakan penanaman modal, perencanaan tataruang dan penyediaan statistik
skala kota.
1. Belum optimalnya aplikasi Dokumen Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun
Bappeda baik oleh internal Bappeda maupun oleh Dinas Teknis terkait;
2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas
penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,
sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses
penganggaran;
3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan
kewajiban utama-nya;
4. Belum adanya sistem pengelolaan knowledge yang dapat menghimpun seluruh produk
Bappeda secara terintegrasi sehingga informasi mengenai dokumen hasil kajian maupun
dokumen perencanaan tidak mudah didapatkan, implikasi lebih jauhnya kemungkinan
duplikasi kajian atau dokumen perencanan menjadi lebih besar.
5. Beragamnya sumber data sebagai bahan penyusunan dokumen perencanaan;
6. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun
fungsional serta pelaksana di lingkungan Bappeda;
7. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM.
8. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan
daerah antara Bappeda dengan SKPD lain;
9. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan
kurang efektifnya proses perencanaan Bottom Up;
10. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang tersusun
secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, serta pengendalian
perencanaan pembangunan.
11. Belum adanya unit cost sehingga standar biaya dokumen perencanaan belum tersedia.
Hal tersebut menyebabkan, kedalaman/substansi output kegiatan tidak bisa diukur.
E. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Bappeda yang berkaitan
dengan penyusunan dokumen perencanaan, perencanaan tata ruang, penyediaan support
berupa statistik skala kota dan pelayanan bidang penanaman modal dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :

1. Belum optimalnya aplikasi Dokumen Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun
Bappeda baik oleh internal Bappeda maupun oleh Dinas Teknis terkait;
2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas
penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,
sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses
penganggaran;
3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan
kewajiban utama-nya;
4. Belum adanya sistem pengelolaan knowledge yang dapat menghimpun seluruh produk
Bappeda secara terintegrasi sehingga informasi mengenai dokumen hasil kajian maupun
dokumen perencanaan tidak mudah didapatkan, implikasi lebih jauhnya kemungkinan
duplikasi kajian atau dokumen perencanan menjadi lebih besar;
5. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses perencanaan
sehingga sumber data masih bergam;
6. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan struktural maupun
fungsional serta pelaksana di lingkungan Bappeda;
7. Kebijakan Pemerintah yang belum mendukung terbentuknya jabatan fungsional
Perencana dan Peneliti di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
8. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM;
9. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan daerah
antara Bappeda dengan SKPD lain;
10. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan
kurang efektifnya proses perencanaan Bottom Up;
11. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang tersusun secara
sistematis dan akurat, teknologi informasi dan komunikasi, serta pengendalian
perencanaan pembangunan;
12. Belum adanya unit cost sehingga standar biaya dokumen perencanaan belum tersedia. Hal
tersebut menyebabkan, kedalaman output kegiatan tidak bisa diukur;
13. Informasi tentang potensi penanaman modal dan peluang investasi di Kota Bandung
belum akurat dan tersedia secara optimal;
14. Iklim investasi di Kota Bandung yang masih belum kondusif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Rencana Strategisnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat menetapkan Visi Bappeda Provinsi Jawa Barat, yaitu: “Tercapainya Kualitas dan
Akuntabilitas Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat”.

Misi yang dijalankan untuk mencapai Visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan aparatur Bappeda yang profesional dan memiliki integritas;

2. Meningkatkan pelayanan prima di bidang perencanaan, penelitian, pengembangan,


pengendalian dan evaluasi;
3. Mewujudkan siklus dan kualitas perencanaan pembangunan daerah berdasarkan prinsip
shewhart cycle dan SMART Planning;
4. Meningkatkan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan daerah;

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi Bapeda Provinsi Jawa Barat tersebut,
maka dirumuskan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam kurun waktu lima tahun ke
depan. Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan yang dirumuskan
merupakan gambaran tentang keadaan yang diinginkan oleh Bappeda selama kurun waktu
lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kompetensi dan kapabilitas aparatur Bappeda;

2. Meningkatnya manajemen pelayanan perencanaan pembangunan daerah;

3. Meningkatnya efektivitas dan efesiensi proses penyusunan perencanaan;


4. Meningkatnya sistem pengelolaan data dan informasi
perencanaan pembangunan;
Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai pada periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya peningkatan kinerja aparatur Bappeda

2. Tersedianya sarana dan prasarana serta SOP pelayanan Bappeda

3. Tercapainya koordinasi dan sinergitas perencanaan

4. Tercapainya satu data dan informasi pembangunan Jawa Barat

Dengan melihat Rencana Strategis Bappeda Propinsi Jawa Barat, adanya penekanan
terhadap ketersediaan data Jawa Barat menempatakan penyediaan data di Bappeda Kota
Bandung pun menjadi prioritas, penyediaan data sebagai basis pegambilan kebijakan dan
dukungan terhadap penyusunan dokumen perencanaan juga menjadi issu strategis di
Bappeda Kota Bandung, beragamnya sumber menyebabkan akurasi dan validitas data
menjadi permasalahan krusial yang dihadapi Bappeda Kota Bandung.

Kebijakan Bappeda Propinsi Jawa Barat yang dituangkan dalam Renstra dan memberikan
pengaruh terhadap Bappeda Kota Bandung adalah yang berkaitan dengan koordinasi dan
sinergitas perencanaan pembangunan. Koordinasi perencanaan pembangunan berkaitan
dengan permasalahan perencanaan yang melibatkan Kabupaten/Kota lain terutama yang
secara geografis posisinya berbatasan dengan Kota Bandung. Penyelesaian masalah
penanggulangan sampah menjadi contoh dimana mantapnya koordinasi dengan Kab/Kota
yang berbatasan menjadi kata kunci dalam penyelesaian masalah. Sinergitas perencanaan
pembangunan yang dikoordinasikan oleh Bappeda Propinsi Jawa Barat menjadi faktor
pendorong dalam mendukung keberhasilan perencanaan pembangunan di Kota Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
https://ppid.bandung.go.id/knowledgebase/renstra-bappelitbang-tahun-2018-2023/
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/136686/perwali-kota-bandung-no-16-tahun-2019

Anda mungkin juga menyukai