Geopark kaldera toba pada tahun 2015 gagal menjadi geopark internasional di
karenakan saat itu salah satu penyebabnya, permasalahan lingkungan yang meliputi
penebangan hutan ilegal dan juga kebakaran hutan di sekitar kawasan geopark kaldera danau
toba dan salah satunya hutan tele di kec.harian. Adapun hambatan di dalam proses
pengembangan Guideline and Criteria Geopark (GGN),adalah kurangnya pemahaman
masyarakat dan keikutsertaan masyarakat di dalam kegiatan Geopark ini baik dari pengusulan
maupun manajemen kawasannya sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi
anggota GGN, UNESCO.
Dan untuk menjadi bagian dari geopark internasional, Ada 6 aspek penilaian Geopark
bedasarkan kriteria Guideline and Criteria Geopark (GGN),Unesco,yang harus dimiliki
Geopark Kaldera Toba.
5.Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakat lokal
1. Seluruh sumber daya yang ada di kawasan wisata geopark kaldera Toba harus
terintegrasi untuk tujuan pariwisata.Menindak tegas penebangan ilegal
logging,tambang pasir dan batu liar,pembakar hutan dan pemburu satwa langka yang
ada di kawasan geopark kaldea toba.Geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja,
tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budaya.Keberadaan dan
kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi oleh masyarakat dan pihak
pemerintah.
2. Transportasi atau akses jalan yang baik menuju tempatnya Menyediakan akses yang
memadai baik akses menuju ke destinasi lain maupun internal di dalam kawasan
wisata itu sendiri .Akses baik menuju maupun di dalam kawasan wisata harus
memadai. Selain jalan yang memadai, aspek keselamatan wisatawan juga harus
diperhatikan. Jika pun ada lokasi yang membahayakan, kawasan wisata harus
menyediakan layanan khusus demi keselamatan dan keamanan para pengunjung.agar
sekiranya pengunjung merasa nyaman dalam melakukan kunjungannya.
3. Akomodasi yang Memadai.(rapi, bersih dan memiliki kamar mandi yang sehat).
Selain itu, pemilik rumah dan warga di sekitar akomodasi harus ramah terhadap
pengunjung.
4. Perlu memproteksi dan melestarikan kearifan lokalnya dan menghormati
pendatang.Para wisatawan yang datang juga dituntut untuk menyadari perbedaannya
dengan masyarakat . Mereka yang datang berwisata harus mengikuti kebiasaan dan
budaya setempat.
5. Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan wisata (danau toba). "Masyarakat ini
tentu harus paham hospitality agar dapat menjamu wisatawan dengan baik..Penduduk
desa harus menjadi pelaku penyedia jasa wisata itu sendiri. Jangan sampai keberadaan
wisata di desa justru hanya menjadi tontonan bagi masyarakat desa. Penduduk desa
harus terlatih untuk menjadi penyedia penginapan, pramuwisata, penjual makanan
hingga pekerja di tiap lokasi wisata.
Paidol siringoringo.