Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HIDROLOGI

INSTRUSI AIR LAUT

OLEH :KELOMPOK 1
KELAS A

NAMA : CINDY RIZKI ANANDA


NIM: 3183331022

NAMA : JESICA NOVITA SARI BARUS


NIM: 3183331013
NAMA : PAIDOL SIRINGO RINGO
NIM : 318

DOSEN PENGAMPU : Anik Juli Dwi Astuti, S.Si., M.Sc

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A.2019

i
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa. Sehingga makalah ini
dapat berhasil untuk disusun.

Adapun pembahasan makalah ini berisi tentang Instrusi Air Laut.Adapun tugas ini dibuat
untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah Hidrologi. Penulis berharap makalah ini menjadi
bahan referensi dan juga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin membahas mengenai topik
yang sama dengan penulis bahas berikut.

Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan saya tahu banyak kelemahan
dari pembuatan makalah ini, sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikin
makalah ini selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Medan,Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar belakang ...................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Instrusi air laut ..................................................................................................................... 6
B. Faktor Penyebab Intrusi Air Laut ...................................................................................... 10
C. Ada beberapa cara untuk mengendalikan intrusi laut ........................................................ 11
D. Cara untuk mencagah instrusi air laut ................................................................................ 12
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Air merupakan sumber daya alam yang paling dasar dan komponen penting
bagi kehidupan. Air digunakan untuk berbagai macam keperluan hidup seperti untuk
pertanian, industri dan kebutuhan rumah tangga. Air merupakan sumber daya penting
dalam penyediaan air di seluruh dunia. Jumlah air yang berada di laut sekitar 97%,
1,7% berada di kutub bumi yakni berupa es, 1,7% berupa airtanah dan 0,1% berada
sebagai air pemukaan (Indarto, 46: 2007).
Menurut Soemarto (1995: 162) yang dimaksud dengan airtanah adalah air
yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Airtanah berada dalam
formasi geologi yang tembus air (permeable) yang disebut akuifer. Lapisan inilah
yang akan mengalirkan airtanah untuk berbagai kebutuhan manusia.
Saat sekarang ini semakin berkembangnya peradaban manusia mengakibatkan
kebutuhan air juga semakin meningkat, akan tetapi cara pengambilan airtanah sering
kali tidak sesuai dengan prinsip hidrologi, terlebih di daerah pantai. Daerah pantai di
suatu kota merupakan daerah di mana populasi penduduk cukup padat. Segala
aktivitas terkonsentrasi di daerah pantai (Kodoatie, 1996: 242). Pengambilan lebih
(over-exploitation) airtanah di daerah sekitar pantai dapat mengakibatkan
melengkungnya tinggi permukaan airtanah (atas dan bawah) di sekitar sumur.
Perkembangan lebih lanjut dari kegiatan pengambilan airtanah secara berlebih akan
mengakibatkan terjadinya intrusi air laut ke arah sumur (Asdak, 251: 1995).
Dampak negatif pemanfaatan airtanah yang berlebihan dapat dibedakan
menjadi dampak kualitatif (kualitas airtanah) dan kuantitif (pasokan airtanah) (Asdak,
229: 1995). Untuk mengetahui kualitas airtanah dapat dilakukan dengan cara analisis
fisik, meliputi warna, bau, rasa, kekeruhan, suhu, DHL dan analisis kimia meliputi
kandungan ion-ion yang banyak terlarut dan kesadahannya (Murtianto, 2010). Air
minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima

4
secara estettis serta tidak korosif dan tidak meninggalkan endapan pada seluruh
jaringan distribusinya. (Slamet, 2002, 110).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu intrusi air laut?
2. Dampak intrusi air laut
3. Faktor Penyebab Intrusi Air Laut?

C. Tujuan
1. Ada beberapa cara untuk mengendalikan intrusi laut
2. Cara - cara untuk mencegah terjadinya intrusi air laut

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Instrusi air laut

A. Pengertian Intrusi Air Laut


intrusi air laut Dengan bahasa yang mudah, dapat dikatakan bahwa intrusi air laut berarti masuknya
air laut ke daratan. Penyebab intrusi air laut adalah berkurangnya air di daratan, sehingga konsentrasi
air menurun. Air yang semakin berkurang menimbulkan ruang di dalam tanah, akhirnya pori-pori atau
lubang tersebut terisi oleh air laut. Itulah proses singkat terjadinya intrusi air laut.

B. Bagan Proses Terjadinya Intrusi Air laut

6
Gambar 1. Kondisi yang alami dan kondisi sudah terjadi intrusi

Gambar 2. Pertemuan air tanah dan air laut

C. Proses Terjadinya Intrusi Air Laut


Proses masuknya air laut ini berlangsung dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan
merembes ke dalam pori-pori tanah, sedangkan yang kedua adalah dengan naiknya permukaan air laut
sehingga air tersebut mengalir ke daratan.

Pada kondisi alami, airtanah akan mengalir secara terus menerus ke laut. Berat jenis air asin
sedikit lebih besar daripada berat jenis air tawar, maka air laut akan mendesak air tawar di dalam
tanah lebih ke hulu. Tetapi karena tinggi tekanan piezometric airtanah lebih tinggi daripada muka air
laut, desakan tersebut dapat dinetralisir dan aliran air yang terjadi adalah dari daratan kelautan,
sehingga terjadi keseimbangan antara air laut dan airtanah, sehingga tidak terjadi intrusi air laut.
Intrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan intrusi air laut
diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan airtanah
ke laut, serta fluktuasi airtanah di daerah pantai. Proses intrusi makin panjang bisa dilakukan
pengambilan airtanah dalam jumlah berlebihan. Bila intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur
akan menjadi asing sehingga tidak dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Upconning adalah proses kenaikan interface secara lokal akibat adanya pemompaan pada
sumur yang terletak sedikit di atas interface. Pada saat pemompaan dimulai, interface dalam keadaan
horisontal. Makin lama interface makin naik hingga mencapai sumur. Bila pemompaan dihentikan
sebelum interface mencapai sumur, air laut akan cenderung tetap berada di posisi tersebut daripada
kembali ke keadaan semula.
Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan dilihat
secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran umumnya berupa
endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan
di bagian hulu sungai. Umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak, sehingga potensi

7
airtanahnya cukup baik. Akuifer di dataran pantai yang baik umumnya berupa akuifer tertekan, tetapi
akuifer bebas pun dapat menjadi sumber airtanah yang baik terutama pada daerah-daerah pematang
pantai/gosong pantai. Permasalahan pokok pada kawasan pantai adalah keragaman sistem akuifer,
posisi dan penyebaran penyusupan/intrusi air laut baik secara alami maupun secara buatan yang
diakibatkan adanya pengambilan airtanah untuk kebutuhan domestik, nelayan, dan industri. Oleh
karena itu, kondisi hidrogeologi di kawasan ini perlu diketahui dengan baik, terutama perbandingan
antara kondisi alami dan kondisi setelah ada pengaruh eksploitasi.

D. Persamaan Intrusi Air Laut


Menurut konsep Ghyben – Herzberg, air asin dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi muka
airtanah di atas muka air laut. Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat jenis antara air laut
(1,025 g/cm3) dan berat jenis air tawar (1,000 g/cm3).sehingga didapat nilai
z = 40 hf
keterangan:
hf = elevasi muka airtanah di atas muka air laut (m)
z = kedalaman interface di bawah muka air laut (m)
ρs = berat jenis air laut (g/cm3)
ρf = berat jenis air tawar (g/cm3)

Intrusi air laut adalah masuk atau menyusupnya air laut kedalam pori-pori batuan dan
mencemari air tanah yang terkandung didalamnya, Proses masuknya air laut mengganti
air tawar disebut sebagai intrusi air laut. Masuknya air laut ke sistem akuifer melalui dua
proses, yaitu intrusi air laut dan upconning. Intrusi air laut telah terjadi di beberapa tempat,
terutama daerah pantai.
Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air tawar akibatnya air laut
akan mudah mendesak airtanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk
jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada
air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara airtanah dengan air laut.
Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan airtanah.
Intrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan
intrusi air laut diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan batuan
penyusun, kekuatan airtanah ke laut, serta fluktuasi airtanah di daerah pantai. Proses
intrusi makin panjang bisa dilakukan pengambilan airtanah dalam jumlah berlebihan. Bila

8
intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur akan menjadi asing sehingga tidak dapat
lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari.

Menurut konsep Ghyben – Herzberg, air asin dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi
muka airtanah di atas muka air laut. Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat
jenis antara air laut (1,025 g/cm3) dan berat jenis air tawar (1,000 g/cm3).

𝑝𝑓
Z=𝑝𝑠−𝑝𝑓-hf sehingga didapat nilai z = 40 hf

keterangan:

hf = elevasi muka airtanah di atas muka air laut (m)

z = kedalaman interface di bawah muka air laut (m)

ρs = berat jenis air laut (g/cm3)

ρf = berat jenis air tawar (g/cm3)

Upconning adalah proses kenaikan interface secara lokal akibat adanya pemompaan pada
sumur yang terletak sedikit di atas interface. Pada saat pemompaan dimulai, interface dalam
keadaan horisontal. Makin lama interface makin naik hingga mencapai sumur. Bila

9
pemompaan dihentikan sebelum interface mencapai sumur, air laut akan cenderung tetap
berada di posisi tersebut daripada kembali ke keadaan semula.

B. Faktor Penyebab Intrusi Air Laut

Intrusi air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia terhadap lahan maupun sumber daya air tanpa mempertimbangkan
kelestarian alam tentunya dapat menimbulkan banyak dampak lingkungan. Bentuk aktivitas
manusia yang berdampak pada sumberdaya air terutama intrusi air laut adalah pemompaan
air tanah (pumping well) yang berlebihan dan keberadaannya dekat dengan pantai.
2. Faktor batuan
Batuan penyusun akuifer pada suatu tempat berbeda dengan tempat yang lain, apabila
batuan penyusun berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah masuk ke dalam
airtanah. Kondisi ini diimbangai dengan kemudahan pengendalian intrusi air laut dengan
banyak metode. Sifat yang sulit untuk melepas air adalah lempung sehingga intrusi air laut
yang telah terjadi akan sulit untuk dikendalikan atau diatasi
3. Karakteristik pantai
Pantai berbatu memiliki pori-pori antar batuan yang lebih besar dan bervariatif sehingga
mempermudah air laut masuk ke dalam airtanah. Pengendalian air laut membutuhkan biaya
yang besar sebab beberapa metode sulit dilakukan pada pantai berbatu. Metode yang
mungkin dilakukan hanya Injection Well pada pesisir yang letaknya agak jauh dari pantai,
dan tentunya materialnya berupa pasiran.
4. Fluktuasi airtanah di daerah pantai
Apabila fluktuasi air tanah tinggi maka kemungkinan intrusi air laut lebih mudah terjadi
pada kondisi air tanah berkurang. Rongga yang terbentuk akibat air tanah rendah maka air
laut akan mudah untuk menekan airtanah dan mengisi cekungan/rongga air tanah. Apabila
fluktuasinya tetap maka secara alami akan membentuk interface yang keberadaannya tetap.
Intrusi air laut merupakan bentuk degradasi sumberdaya air terutama oleh aktivitas manusia
pada kawasan pantai. Hal ini perlu diperhatikan sehingga segala bentuk aktivitas manusia
pada daerah tersebut perlu dibatasi dan dikendalikan sebagai wujud kepedulian terhadap
lingkungan.

10
C. Ada beberapa cara untuk mengendalikan intrusi laut

1. Mengubah Pola Pemompaan Memindah lokasi pemompaan dari pantai ke arah


hulu akan menambah kemiringan landaian hidrolika ke arah laut, sehingga tekanan
airtanah akan bertambah besar.

2. Pengisian Airtanah Buatan Muka airtanah dinaikkan dengan melakukan pengisian


airtanah buatan. Untuk akuifer bebas dapat dilakukan dengan menyebarkan air
dipermukaan tanah, sedangkan pada akuifer tertekan dapat dilakukan pada sumur
pengisian yang menembus akuifer tersebut.

3. Extraction Barrier dapat dibuat dengan melakukan pemompaan air asin secara
terus menerus pada sumur yang terletak di dekat garis pantai. Pemompaan ini akan
menyebabkan terjadinya cekungan air asin serta air tawar akan mengalir ke
cekungan tersebut. Akibatnya terjadi baji air laut ke daratan.

11
4. Injection barrier dapat dibuat dengan melakukan pengisian air tawar pada sumur
yang terletak di dekat garis pantai. Pengisian air akan menaikkan muka air tanah
di sumur tersebut, akan berfungsi sebagai penghalang masuknya air laut ke
daratan.

5. Penghalang di bawah tanah sebagai pembatas antara air asin dan air tawar dapat
dibuat semacam dam dari lempung, beton, bentonit maupun aspal.

D. Cara untuk mencagah instrusi air laut

 Memberi batasan pengambilan air tanah kepada penduduk sekitar pesisir pantai
sesuai ketentuan yang berlaku.
 Menjaga dan melestarikan kembali hutan mangrove di pesisir pantai.
 Membuat bendungan atau penampungan air bersih.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya berat jenis air laut lebih berat daripada air tawar, sehingga air laut
memiliki kecenderungan untuk “mendesak” airtanah. Tetapi karena besarnya TMA Iebih
tinggi daripada muka air laut maka airtanah akan terus rnengalir ke laut. Oleh karena itu,
terjadinya intrusi terletak pada kedalaman tertentu. Pada kondisi normal terdapat interface
sebagai batas antara airtanah dan air laut. Intrusi air laut dapat terjadi jika kesetimbangan
terganggu, yang biasanya diakibatkan oleh aktivitas manusia, berupa overpumping di pantai.
Meskipun demikian, faktor alam juga dapat mempermudah terjadinya intrusi air laut, seperti
karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan aliran airtanah ke laut serta fluktuasi
airtanah di daerah pantai. Dan dampaknya itu juga pun Banyaknya pembangunan di wilayah
pesisir pantai tentunya berdampak pada naiknya tingkat populasi penduduk di wilayah pesisir
pantai tersebut. Itu berarti bahwa kebutuhan air tanah di wilayah tersebut juga meningkat
tentunya.Oleh karena itu di wilayah pesisir pantai dengan tingkat kebutuhan air tanah yang
tinggi rawan terjadinya "intrusi air laut".

B.SARAN
Air adalah kebutuan utama kita mahluk hidup di bumi ini,jadi kehidupan di bumi
sangat bergantung dengan air,tapi bukan berarti air tidak bisa menjadi musibah bagi manusia
tergantung kita memperlakukan alam ini.jadi sebaiknya kita bisa merawat dan
memperlakukan alam ini dengan baik agar sumberdaya yang tersedia salah satunya air tetap
dapat terjaga kesinambungannya dan bukan menjadi bagi musibah bagi kehidupan mahluk
hidup.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://vienastra.wordpress.com/2010/07/06/intrusi-air-laut/
http://geoenviron.blogspot.co.id/2014/05/intrusi-air-laut.html
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016997338/dampak-intrusi-
air-laut

14

Anda mungkin juga menyukai